Anda di halaman 1dari 9

PRINSIP DASAR BIOTEKNOLOGI

A. Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti makhuk hidup
dan teknologi yang berarti cara untuk memproduksi barang. Dengan definisi
tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang baru. Nenek moyang
kita telah memanfaatkan mikroba untuk membuat produk-produk berguna
seperti tempe, oncom, tape, arak, terasi, kecap, yogurt, dan nata de coco .
Hampir semua antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzim-enzim
yang dipakai untuk membuat sirop fruktosa hingga pencuci pakaian.
Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa
genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme.
Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari
satu organisme ke organisme lain.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi,virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari padabiologi semata, tetapi juga
pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang
ilmu dalam proses produksi barang dan jasa (Sumber : Wikipedia).

Menurut Jujun Ratnasari, S.Si., M.Si., bioteknologi adalah manipulasi


organisme atau komponen organisme tersebut untuk melakukan tugas

praktis, menghasilkan produk yang bermanfaat. Sejak berabad-abad


bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme telah berlangsung secara
tradisional, seperti pada proses pembuatan anggur, bir, keju, sake, dan lainlain. Proses tradisional ini hanya menggunakan dan mengandalkan proses
genetik alami dari mikroba.
Bioteknologi merupakan suatu usaha terpadu dari berbagain disiplin ilmu
untuk mengolah bahan baku dengan memanfaatkan mikroorganisme dan
komponen-komponen lainnyauntuk menghasilkan barang dan jasa. Disiplin
ilmu yang terlibat dalam bioteknologi, di antaranya Kimia, Biokimia, Rekayasa
Biokimia, Teknik Kimia, Mikrobiologi, dan tentunya Biologi.
Menurut Yuwono (2006 : 1), bioteknologi memiliki pengertian penerapan
prinsip-prinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan
dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponennya
untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan melihat pengertian tersebut,
semua produk atau jasa yang berasal dari jasad hidup atau komponennya
dan yang dihasilkan dari penerapan teknik biologi, biokimia, dan rekayasa
adalah produk atau jasa bioteknologi.
Dalam batasan pengertian bioteknologi, ada beberapa ciri dari suatu
proses bioteknologi. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut.
Adanya agen biologi yang dipergunakan. Agen biologi yang
dipergunakan ini tidak hanya dalam bentuk fisik yang dipanen, namun juga
termasuk di dalamnya adalah hasil metabolit sekunder atau enzim yang
dihasilkan.
2.
Penggunaan agen biologi dilakukan dengan suatu cara atau metode
tertentu.
3.
Adanya produk turunan atau jasa yang dipakai dari proses pengguaan
agen biologi tersebut.
1.

Suatu proses industri bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme untuk


menghasilkan suatu produk, pada dasarnya terdiri dari tiga tahap utama yaitu:
1. Proses hulu dimana melibatkan serangkaian perlakuan pada bahan mentah
sehingga dapat digunakan sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme sasaran.
2.

Fermentasi dan transformasi adalah pertumbuhan mikroorganisme sasaran dalam


bioreaktor besar yang diikuti dengan produksi bahan yang diinginkan, misalnya
antibiotik, asam amino, enzim, atau asam-asam organik

3.

Proses hilir adalah proses pemurnian senyawa atau bahan yang diinginkan dari
medium fermentasi atau dari massa sel.

B.

Prinsip-prinsip Dasar Bioteknologi

Ada beberapa proses yang merupakan prinsip dasar dari bioteknologi, yaitu
fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa genetik, kultur jaringan, rekombinasi
DNA, dan analisa DNA.

1. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan
tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi merupakan proses dasar untuk mengubah suatu bahan menjadi
bahan lain dengan cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme. Proses
fermentasi ini merupakan bioteknologi sederhana dan sudah dikenal sejak jaman
dahulu. Contohnya pembutan roti, minuman anggur, yoghurt, tuak dan sake.

2. Seleksi dan Persilangan


Proses seleksi dilakukan dengan memenipulasi DNA yang ada pada mikroba,
tanaman, atau hewan agar menjadi mikroba, tanaman, atau hewan dengan sifat
yang lebih baik sehingga apabila disilangkan akan menjadi bibit unggul yang baik
untuk masa depan. Contohnya, ayam Leghorn, sapi ayrshire, padi Cisadane kedelai
Muria, dan jagung Metro.

3. Analisa Genetik
Proses ini mempelajari cirri atau sifat dan gen makhluk hidup dari generasi ke
generasi untuk mendapatkan sifat atau ciri yang unggul serta interaksi antara gen
dan lingkungan agr menghasilkan keturunan yang baik.

4. Kultur Jaringan

Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik


pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang
dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena
itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo.
Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di
dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kaca atau material tembus pandang
lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik
dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan
memerlukan komposisi media tertentu.
Selain itu, kultur jaringan diartikan juga sebagai proses menumbuhkan atau
memperbanyak jaringan hewan dan tanaman dari jaringan atau selnya di dalam
laboratorium tanpa mendapat gangguan dari organisme lain. Proses ini dimanfaatkan
untuk perbanyakan, produksi bahan-bahan kimia, dan riset di bidang pengobatan.
Contohnya kultur jaringan anggrek dan pisang.
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung
kehidupan jaringan yang dibiakkan. Yang paling esensial adalah wadah dan media
tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan
mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan
berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.
Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat
pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada agar.
Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau
dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.Teori ini mempercayai bahwa
setiap bagian tanaman dapat berkebang biak, karena seluruh bagian tanaman terdiri
atas jaringan - jaringan hidup.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik


kultur jaringan adalah

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pembuatan media
Inisiasi
Sterilisasi
Multiplikasi
Pengakaran
Aklimatisasi

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.


Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin,
dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan
lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik
jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang
dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol
kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya
dengan autoklaf.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur
jaringan adalah tunas.
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alatalat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu
menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang
digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk
menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan
eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak
dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari
untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat
adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi
akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan
jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan
aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap,
yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi
bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur
jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara

bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara


yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

5. Rekombinasi DNA

Proses transfer segmen DNA dari satu organisme ke DNA organisme lain
dinamakan rekombinasi DNA. Kedua organisme itu dapat saja tidak memiliki
hubungan atau kekerabatan. Contohnya, penyisipan gen manusia pada bakteri
Bacillus thuringiensis sehingga bakteri tersebut dapat memproduksi insulin.
Rekombinasi merupakan hasil teknologi atau rekombinasi DNA di laboratorium.
Dengan teknologi DNA dapat diproduksi atau dibuat fragmen DNA tertentu. Enzim
digunakan untuk memotong fragmen DNA dan menempelkan fragmen DNA ke

tempat yang diinginkan. Enzim restriksi digunakan untuk memotong fragmen DNA
menjadi fragmen-fragmen. Sementara enzim DNA ligase menyambungkan antar
fragmen DNA. Dengan pemotongan dan penyambungan kembali bagian yang
diinginkan dapat didesain urutan DNA sesuai kode yang diinginkan atau gen yang
diinginkan.
Gen dapat diklon dalam plasmid rekombinan, plasmid buatan hasil
rekombinasi. Plasmid adalah DNA sirkuler yang dimiliki bakteri dapat bereplikasi dan
diturunkan ketika sel bakteri membelah. Plasmid diartikan juga sebagai salah satu
vektor atau pembawa rekombinan gen atau rekombinan DNA. Gen yang telah diklon
dapat disimpan dalam pustaka genom berupa plasmid rekombinan atau virus DNA

rekombinan. Enzim reverse transcriptase dapat membuat DNA dari RNA dan
kemudian DNA hasilnya dapat diklon. Molekul probe atau molekul penanda dapat
digunakan untuk mengidentifikasi gen khusus yang dibawa suatu DNA (gen)
klon. Ada alat otomatik untuk membuat proses sintesa DNA yang cepat dan
mensekuens urutan DNA.
Metoda untuk menganalisa fragmen DNA hasil kerja enzim restriksi dan
mendeteksi perbedaan fragmen yang dihasilkan telah ada Metode PCR dapat
memperbanyak sampel DNA yang dituju.Rekayasa genetika pada sel bakteria, yeast,
tanaman, hewan digunakan untuk menghasilkan produk gen secara
massal. Kelebihan teknologi DNA atau rekayasa genetika menjadi penyebab revolusi
pada industri farmasi dan pengobatan manusia, bidang pertanian, dan rekayasa
genetika sudah sangat akrab, hewan transgenik dan pengembangan riset masa
kini. Kekurangan teknologi DNA membawa risiko, menimbulkan pertanyaan etika
yang penting.

6. Analisis DNA

Proses reaksi rantai polymerase sehingga dapat membuat kopi (salinan) dari DNA.
Proses ini berguna untuk memetakan DNA sehingga dapat diketahui dengan pasti
DNA dari satu organisme untuk menentukan genetik keturunannya. Teknik ini
biasanya digunakan untuk mendapatkan atau mengenali DNA dari korban korban
kecelakaan yang sulit diidentifikasi oleh tim forensik.Bioteknologi adalah cabang ilmu
yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,fungi, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya

didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer,biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang
ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Beberapa teknologi yang mendasari Bioteknologi adalah:


1.

Teknologi Antibodi Monoklonal (TAM)


TAM menggunakan sel-sel sistem imunitas yang disebut antibodi. Dengan
mengetahui cara kerja antibodi, maka kita dapat memanfaatkannya untuk keperluan
deteksi, kuantitasi dan lokalisasi. TAM saat ini telah digunakan untuk deteksi
kehamilan, alat diagnosis berbagai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker.

2.

Teknologi Bioproses
Teknologi bioproses menggunakan sel-sel hidup atau komponen mekanisme biokimia
untuk mensintesis, menguraikan atau membebaskan energi. Termasuk teknologi
bioproses adalah fermentasi dan biodegradasi.

3.

Teknologi Sel dan Kultur Jaringan


Teknologi sel dan kultur jaringan adalah teknologi yang memungkinkan kita
menumbuhkan sel atau jaringan dalam nutrien yang sesuai di laboratorium.
Teknologi ini dapat dilakukan pada tanaman maupun hewan.

4.

Teknologi Biosensor
Teknologi biosensor merupakan gabungan antara biologi molekuler dan
mikroelektronika. Teknologi biosensor dapat digunakan dalam berbagai bidang
seperti pengukuran derajat kesegaran suatu bahan pangan, memonitor suatu proses
industri, atau mendeteksi senyawa yang terdapat dalam jumlah kecil di dalam
darah.

5.

Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika atau teknologi DNA rekombinan merupakan tulang punggung dan
pemicu lahirnya bioteknologi molekuler. DNA rekombinan dikonstruksi dengan
menggabungkan materi genetik dari dua atau lebih sumber yang berbeda atau
melakukan perubahan secara terarah pada suatu materi genetik tertentu. Rekayasa
genetik merupakan usaha manusia mencari varietas atau galur yang paling sesuai.

6.

Teknologi Rekayasa Protein

Teknologi rekayasa protein sering digunakan bersamaan dengan rekayasa genetika


untuk meningkatkan profil atau kinerja suatu protein dan untuk mengkonstruksi
protein baru yang secara alami tidak ada. Dengan teknologi rekayasa protein kita
dapat meningkatkan daya katalisis suatu enzim, sehingga dapat lebih produktif pada
kondisi proses-proses industri.

Anda mungkin juga menyukai