Anda di halaman 1dari 4

Judul

Mengetahui Area Titik-Titik Panas, Dingin, Tekan, dan Nyeri di Kulit

Tujuan Percobaan

Mengetahui letak reseptor-reseptor panas, dingin, tekan, dan nyeri pada kulit telapak
tangan.

Alat dan Bahan

(copas aja soalnya sama smua)

Cara Kerja

1. Telapak tangan OP diletakkan di ats sehelai kertas polos dengan telapak tangan
mengahdap ke kertas, tarik garis pada pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat
lukisan tangan
2. Telapak tangan OP digambarkan suatu daerah seluas 3x3 cm. kotak 3x3 cm tersebut
dbikecilkan lagi menjadi 12x12 kotak, sehingga kita mendapatkan 120 kotak kecil pada
telapak tangan OP. Gambarkan pula pada sehelai kertas yang sudah ada cetakan tangan
OP dengan bangun yg sama dan posisi tempat bangunan yg sama seperti pada tangan OP
3. Mata OP ditutup dan telapak tangan OP diletakkan santai di atas meja dengan telapak
tangan menghadap ke atas.
4. Selidikilah secara teratur menurut kotak-kotak yang telah digambar, lakukanlah
percobaan ini memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan
menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara memanaskan kerucut kuningan
yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam air
panas bersuhu 50C. Tandai pada kertas yang sudah digambar, titik-titik dimana OP
merasakan panas.
5. Mengulangi penyelidikan yang serupa pada no.4 derngan kerucut kuningan yang telah
didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam
bejana berisi kukutan kuningan yang dierndam dalam air es. Menandai titik-titik dingan
yang diperoleh dengan tinta.
6. Menyelidiki pula menurut cara di atas titik-titik yang memberikan kesan tekan dengan
menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang memberikan kesan nyeri
7. Menggambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisang
tangan di kertas.

Hasil Pemeriksaan (lampiran 1)

Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat terlihat bahwa reseptor-reseptor yang
terdapat di kulit tidak menyebar ke semua bagian kulit dengan merata. Hal ini disebabkan
kepadatan titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidak sama. Hasil yang kami peroleh
menunjukkan bahwa tidak semua bagian telapak tangan OP yang telah digambar kotak-
kotak mengandung reseptor panas, dingin, tekan, dan nyeri. Ada beberapa bagian tangan
yang memiliki reseptor panas dan ada juga yang tidak memiliki reseptor panas. Begitupun
dengan reseptor-reseptor lainnya. Bahkan ada beberapa titik di tangan OP yang tidak
merasakan sensasi apapun.

Ketika dilakukan percobaan pada bagian tangan OP yang mengandung reseptor,


maka OP akan memberikan reaksi yang positif terhadap rangsangan yang kita berikan.
Sedangkan bila tidak terdapat reseptor pada bagian telapak tangan tersebut maka OP tidak
akan memberikan respon atau seolah-olah tidak merasakan rangsangan yang kita berikan.
Pada bagian tangan tertentu bisa saja mengandung lebih dari satu reseptor untuk
rangsangan yang berbeda.

Hasil percobaan kedua ini juga menunjukkan bahwa reseptor panas banyak terdapat
pada pinggir tangan OP, sedangkan reseptor tekan hampir di semua area telapak tangan OP.
Hal ini juga dipengaruhi oleh ketebalan kulit. Bagian kulit telapak tangan yang tipis
mengandung lebih banyak reseptor dibandingkan bagian kulit telapak tangan yang tebal.
Selain itu, hasil percobaan ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kepadatan reseptor
pada suatu bagian tubuh maka semakin sensitif bagian tubuh tersebut. Hal ini dibuktikan
dengan tingginya sensitifitas OP di bagian tengah telapak tangannya.

Landasan Teori

Reseptor sensorik

Reseptor sensorik berperan untuk mentransduksi stimulus lingkungan menjadi impuls


saraf. Reseptor ini dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber stimulus yang mempengaruhi
ujung reseptor. Jenis sensasi yang terdeteksi reseptor, distribusi reseptor, atau ada tidaknya
lapisan pada ujung reseptor.

1. Sumber Sensasi
Eksteroseptor sensitive terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak
pada atau di dekat permukaan tubuh; misalnya sentuhan, tekanan, nyeri pada
kulit dan suhu, penciuman, penglihatan, serta pendengaran.
Propioseptor terletak pada tubuh dalam otot, tendon, dan persendian, juga
mencakup reseptor ekuilibrium pada area telinga dalam. Jika distimulasi,
bagian tersebut akan menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh,
besarnya tonus otot, dan ekulibrium.
Interoseptor dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ visceral dan
pembuluh darah yang memiliki inervasi motorik dari SSO. Contohnya adalah
stimulus yang terjadi akibat perubahan selama proses digesti, eksresi, dan
sirkulasi.
2. Ujung Reseptor Sensorik
Ujung saraf bebas tidak memiliki lapisan selular dan terdapat dalam kulit,
jaringan ikat, dan pembuluh darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan
dan suhu.
Ujung saraf berkapsul, terbungkus dalam berbagai jenis kapsul dan terletak di
kulit, otot, tendon, persendian, dan organ tubuh. Reseptor-reseptor yang
berkapsul antara lain: badan Meisner, badan Ruffini, badan Krause, dan badan
Paccini. Badan Meisner merupakan reseptor terhadap sentuhan ringan, badan
Ruffini reseptor panas, badan Krause reseptor dingin, dan badan Paccini
reseptor tekanan. Sedangkan rasa nyeri terdapat pada permukaan kulit.
Jumlah reseptor pada permukaan tubuh bervarisasi, letaknya pun juga berada di berbagai
macam tempat di bawah permukaan kulit. Namun perbedaan tempat reseptor tersebut jaraknya
hanya sedikit sekali, kurang ,ebih 1mm.

Kesimpulan

Reseptor-reseptor yang terdapat di bawah permukaan kulit, seperti reseptor panas, dingin, tekan,
dan nyeri, terdapat menyebar di bawah permukaan kulit. Ketebalan kulit juga akan
mempengaruhi kesensitifan penerimaan rangsang oleh reseptor-reseptor tersebut.

Dirckx JH. Kamus ringkas kedokteran Stedman. Jakarta: EGC; 2001.h.648.

Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2008.h.373-4.

Sloane E. anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.182-4.

Anda mungkin juga menyukai