Anda di halaman 1dari 74

Reseptor dan fungsi

neural retina
Dr. Yandri Naldi
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati
Cirebon
2011

Pembahasan
Unsur

penyusun retina
Fotokimiawi penglihatan
Penglihatan warna
Fungsi saraf retina

Anatomi mata

ANATOMI MATA

ANATOMI & FUNGSI UNSUR


PENYUSUN RETINA
Retina

merupakan reseptor permukaan


untuk informasi visual.
Komponen yang paling utama dari retina
adalah sel-sel reseptor sensoris atau
fotoreseptor dan beberapa jenis neuron
dari jaras penglihatan.
Di bagian tengah dari retina terdapat makula
yang berfungsi untuk penglihatan akut.
Di bagian tengah dari makula terdapat fovea
yang seluruhnya tdd sel kerucut untuk
mendeteksi lebih rinci bayangan visual.

ANATOMI & FUNGSI UNSUR


PENYUSUN RETINA

ANATOMI & FUNGSI UNSUR


PENYUSUN RETINA
Lapisan-lapisan

retina:

1. Lapisan pigmen
2. Lapisan fotoreseptor

sel batang
sel kerucut

3. Membran pembatas luar


4. Lapisan inti luar
5. Lapisan pleksiform luar
6. Lapisan inti dalam
7. Lapisan pleksiform dalam
8. Lapisan serabut saraf optik
9. Membran pembatas dalam

ANATOMI & FUNGSI UNSUR


PENYUSUN RETINA

ANATOMI & FUNGSI UNSUR


PENYUSUN RETINA

ANATOMI & FUNGSI UNSUR


PENYUSUN RETINA
Dlm

segmen luar ditemukan


fotokimia peka cahaya/warna :
rodopsin Sel batang
iodopsin Sel kerucut

Struktur hampir sama tapi


kepekaan terhadap spektrum
cahaya berbeda.

ANATOMI & FUNGSI UNSUR


PENYUSUN RETINA
Sel

kerucut
terutama untuk penglihatan
warna yang berbeda-beda pada
cahaya yang terang
(penglihatan fototopik).
Sel batang
Untuk penglihatan (hitam dan
putih) di tempat gelap
(penglihatan

Rangsang fotokimiawi
jatuh pd pigmen pigmen terurai
isyarat saraf terbangkit, agar efektif
cahaya dgn panjang gelombang tertentu
harus diserap
Penglihatan skotopik : penglihatan di
tempat gelap molekul rodopsin menyerap
sejumlah cahaya, perubahan
stereoisometrik pd all trans retinal + opsin
(rodopsin terurai), tdk dpt membedakan
warna, ketajaman penglihatan rendah
Penglihatan fotopik : penglihatan di tempat
terang, ketajaman penglihatan tinggi, dapat
membedakan warna
Cahaya

Fotokimiawi Penglihatan
Sel

batang
Segmen luar sel batang mengandung 40 %
pigmen peka cahaya Rodopsin.
protein scotopsin
Rodopsin
protein retinal (11-cisretinal)
Hanya btk 11-cisretinal saja yg dpt berikatan
dengan skotopsin agar dapat mensintesa
rodopsin.

Fotokimiawi Penglihatan
Sel

kerucut
Fotokimiawi penglihatan warna
Fotokimiawi dalam sel kerucut
hampir sama persis dengan sel
batang, perbedaannya pada
protein OPSIN

Sel kerucut
Sel Batang

fotopsin
skotopsin

Fotokimiawi Penglihatan
Pigmen

peka warna sel kerucut


(iodopsin) merupakan kombinasi
antara RETINAL dg FOTOPSIN.

Tiga tipe fotokimiawi sel Kerucut


1. Pigmen peka warna biru
2. Pigmen peka warna hijau
3. Pigmen peka warna merah

Fotokimiawi Penglihatan
Pigmen

peka warna sel kerucut


(iodopsin) merupakan kombinasi
antara RETINAL dg FOTOPSIN.

Tiga tipe fotokimiawi sel Kerucut


1. Pigmen peka warna biru
2. Pigmen peka warna hijau
3. Pigmen peka warna merah

Adaptasi gelap
Peningkatan

kepekaan mata di
tempat remang
Penurunan ambang penglihatan
mak dlm 20 menit
Ada dua fase :
1. Fase pertama : sedikit
beradaptasi, sel krucut berperan
dan terbatas di fovea
2. Fase kedua : adaptasi luas, sel
batang berperan, regenerasi

Adaptasi Gelap

PENGLIHATAN REMANG-REMANG

Rodopsin dari protein & retinen


- Ditempat gelap rhodopsin tidak dipecah shg ditimbun di conus
- Ditempat terang rhodopsin dipecah

PENGLIHATANTIGADIMENSI
Diperlukan
a. PENGLIHATAN BINOKULER

(Bayangan sangat jelas pada


kedua FOVEA CENTRALIS)
b. TITIK DISPARAT (titik yg tdk sejajar -> buat bayangan)
c. TITIK IDENTIK (titik sejajar yg hasilkan penglihatan sama)

Melihat PANJANG, TINGGI DAN JARAK


Titik disparat bisa sebabakan DIPLOPIA (pembenetukan bayangan
Dobel/kembar) karena
1. Disparsi
2. Aniseikonea
3. Ambliopia
4. Supresi

Penglihatan Warna
Ada 3 macam sel kerucut yang peka
terhadap cahaya:
1. Menyerap warna biru-ungu.
2. Menyerap warna hijau.
3.
Menyerap warna kuning-merah.
Ketiga macam kerucut ini dirangsang
oleh warna masingmasing,menyebabkan retina peka
terhadap warna tersebut.

Penglihatan Warna
Teori

penglihatan warna trikomatik dari


Young dan Helmholtz.

Cahaya

interpretasimonokromatik
tertangkap o/ sel kerucut sesuai
panj.gelombang warnanya.
bila ada cahaya merah & cahaya hijau
yg dipancarkan ke mata scr bersamaan
merangsang sel kerucut merah &
timbul sensasi warna kuning .

Penglihatan Warna
Buta

warna : Terjadi bila mata tidak punya


sekelompok sel kerucut.
Sel kerucut dapat dibagi dalam tiga sistem
penglihatan yaitu:
normal
buta warna
1. Trichromat Protanopia
penglihatan
Deuteranopia
buta warna
2. Dichromat merah
:
hijau

3. Monochromat

buta warna total


Hanya memiliki satu sistem (terang-gelap). kelainan
yang terjadi hanya pada fungsi warna dan bukan pada
ketajaman penglihatan.
Bila hanya terjadi kelemahan warna disebut anomali

MELIHAT
WARNA

TEORI YOUNG & HELMHOLTZ


(Trichromatic Theory)
TIGA PIGMEN DALAM SEL KERUCUT YG
PEKA TERHADAP :
WARNA HIJAU
WARNA MERAH
WARNA BIRU

Kandungan zat photokhemis yang dapat dipecah oleh matahari


(jika terangsang secara bersamaan maka akan terlihat warna putih
(proses adittive, menggabungkan gelombang cahaya)
Proses substractive menggabungkan
pigmen warna sehingga yang terlihat
warna hitam

WARNA LAIN YANG DILIHAT MANUSIA ADALAH


KOMBINASI 3 WARNA DASAR

ndisi indv. tdk dapat melihat warna


BUTA WARNA AKROMATOSME/AKROMATOPSIA
BUTA WARNA DIAKROMATISME
a. Deutrinophia (no hijau)
b. Protanophia (no merah)
c. Tritanophia (no biru, some kuning)

TEORI HERING, 3 substansi photokhemis (putih/hitam, merah/hijau, kuning/biru)

TES BUTA WARNA (HOLMGREN & ISHIHARA-STILLING)

Penglihatan Warna
Untuk

mengetahui adanya buta


warna dengan cara:
1. Spektroskopik dengan
anomaloskop.
2. Benang-benang Holmgram.
3. Gambaran psedo isokromatis
dari Shilling Ishihara.

Pemeriksaan warna
Alat

alat:

Ishihara (merah hijau, b.w


kongenital)
D-15/PV-16 (kuantitatif)
Matching /mencocokkan
(potongan kain/kertas warna, pinsil
warna)

Neurofisiologi penglihatan
sentral
Jaras

penglihatan
Organisasi dan fungsi korteks
penglihatan
Pola neuronal dan perangsangan
selama analisis bayangan
penglihatan
Lapang pandangan : perimetri
Pergerakan mata dan
pengaruhnya
Pengaturan otonomik dan

Jaras Penglihatan
Bagian

nasal lapangan penglihatan tiap


mata dicatat pada bagian temporal
retina yang sesuai, bagian temporal
lapangan penglihatan dicatat pada
bagian nasal retina.
Serabut saraf penglihatan yang datang
dari retina bagian temporal, berjalan
pada sisi yang sama.
Yang datang dari retina bagian nasal,
menyilang pada sisi yang lain pada
ciasma optikum.

Jaras Penglihatan

Jaras Penglihatan
Kolateral

serabut traktus optikus


diteruskan pada:
1. Korpus genikulatum lateral.
2. Pusat motorik penglihatan di batang
otak.
3. Kolikulus superior (mengatur sakade).
4. Hipotalamus.
5. Pretektum (mengatur lebar pupil)
6. Nukleus traktus optikus.

Jaras Penglihatan

Jaras Penglihatan
1.

Kerusakan N.optikus kanan


skotoma mata kanan
(anopsia )

2.

Kerusakan Ciasma optikum


skotoma temporal kedua
mata (hemianopsia
bitemporal )

3.

Kerusakan Traktus optikus


kanan
skotoma separuh
bag.kiri kedua mata
(hemianopsia homonim
kontralateral)

Jaras Penglihatan

Jaras Penglihatan

Simulasi penglihatan
terganggu

Tunnel vision

skotoma

Pergerakan Mata
Bila

otot mata luar menggerakan


kedua mata kearah yang sama
gerakan konjugasi.
Mata bergerak pada arah yang
berlawanan
Konvergensi (melihat objek
dekat)

gerakan vergensi
Divergensi( melihat objek
jauh)

Pergerakan Mata
Untuk

penyesuaian penglihatan dekat


selain terjadi konvergensi kedua
sumbu optik juga disertai reflek
pengecilan pupil dan akomodasi.
Hiperopia : konvergensi yang
berlebihan dan akomodasinya lebih
besar
juling.
Sumbu mata menyimpang terlalu
jauh satu sama lain
strabismus .

Pergerakan Mata
Gerakan

mata yang cepat dan


menyentak-nyentak
gerakan
sakade.
Kombinasi gerakan mata yang lambat
diikuti gerakan cepat dengan arah yang
berlawanan
nistagmus.
Nistagmus optokinetik
normal.
Nistagmus patologis dapat terjadi
karena:
- gangguan organ vestibular.
- gangguan serebelum.

Pergerakan mata

Pergerakan mata

Pergerakan Mata

Pergerakan mata

Lapangan Penglihatan
Adalah

: Segmen dunia luar


yang dapat dilihat dengan mata
yang terfiksasi pada kepala
yang juga terfiksasi.
Lapangan Penglihatan diukur
dengan alat:
1. Perimetri.
2. Kampimetri.
Gangguan pada sebagian Lapangan
Penglihatan disebut skotoma

Lapangan Penglihatan
Lapangan

penglihatan normal
mempunyai skotoma yang
disebut
bintik buta.
Pada penglihatan binokular,
masing-masing bintik buta
dikompensasi oleh mata yang
lain.
Lapangan penglihatan untuk
rangsang sinar berwarna lebih
kecil dari pada lapangan

Memeriksa lapang pandang (perimetri)

Faktor-faktor yang mempengaruhi


ketajaman penglihatan
Kedudukan benda di lapang
pandang : paling tajam di titik
fiksasi (bayangan jatuh di fovea
sentralis), paling tidak tajam di
bagian tepi lapang pandang
Derajat pencahayaan
Kontras
Faktor-faktor optis : aberasi sferik
dan kromatik, diameter unsurunsur penyusun retina

Pembentukkan bayangan pada


mata
Pada

mata normal yang tidak


berakomodasi, sinar sejajar
terfokus di retina
Akomodasi, terdiri atas tiga
peristiwa yg saling berkaitan,
yaitu : konvergensi sumbu optis,
kontriksi pupil dan akomodasi
lensa terjadi bila pandangan
beralih dari benda yang jauh ke
benda yang dekat

Pupil
Diameternya

ditentukan oleh : kuat


cahaya dan akomodasi
Pupil mengecil : mengurangi aberasi
sferik dan kromatik, memperkuat
fokus,mengurangi kekuatan cahaya
Efek cahaya pd retina :
Cahaya jatuh pada satu mata :
a. Kontriksi pupil setempat refleks
cahaya langsung
b. Kontriksi pupil kontralateral refleks
cahaya konsensual

akomodasi
=

proses meningkatnya kelengkungan lensa


Pd kondisi istirahat berkas sinar pararel pd orang
normal akan difokuskan di retina ketegangan
lensa dipertahankan oleh tarikan ligamentum
lensa
Untuk melihat dekat diperlukan daya akomodasi
agar berkas sinar yg masuk tetap difokuskan di
retina

Kelainan refraksi :
Normal
Abnormal

: Emetropia
: Ametropia

Miopia
Hipermetropia
Astigmatisma
Presbiopia

Emetropia :
Kondisi

dimana sinar sejajar


difokuskan tepat di retina pada
mata yang tidak berakomodasi
tajam penglihatan maksimum.

Ametropia :
Kondisi

dimana sinar sejajar


pada mata yang tidak
berakomodasi, difokuskan tidak
pada retina.
Titik fokus bisa di depan atau di
belakang retina.

Miopia :
Adalah

suatu kondisi dimana


pada mata tidak berakomodasi,
sinar sejajar difokuskan di depan
retina.

Faktor penyebab & klasifikasi


miopia
Faktor penyebab :
Aksial :
Aksis antero-posterior bola mata lebih panjang dari
ukuran normal.
Kurvatura/kelengkungan

Ukuran bola mata normal, tapi kornea atau lensa lebih


cembung.
Contoh : perubahan lensa (katarak intumesens)
Klasifikasi miopia :
<

3.00 D : miopia ringan


3.00 6.00 D: miopia sedang
> 6.00 D : miopia berat/gravior

Gambaran klinis Miopia:


Buram

bila melihat jauh, dapat


melihat dekat dengan baik.
Astenopia (kelelahan mata)
Miopia tinggi : hemeralopia terjadi
karena degenerasi retina perifer.
Seperti ada titik yang berterbangan
(floaters) akibat degenerasi vitreus.
Memicingkan mata sebagai usaha
untuk mendapatkan penglihatan
yang lebih jelas.

Penatalaksanaan miopia :
Pada

miopia ringan dan sedang :

Koreksi maksimal dengan lensa


sferis terkecil yang memberikan
tajam penglihatan terbaik.
Contoh :
VOD : 5/60

S
S
S
S

-2.50
-2.75
-3.00
-3.25

D = 6/7
D = 6/6
D = 6/6
= 6/7

Maka diberikan lensa S -2.75 D

Hipermetropia :
Adalah

suatu kelainan refraksi


dimana pada mata yang tidak
berakomodasi, sinar sejajar
difokuskan di belakang retina.

Etiologi Hipermetropia:
diameter bola mata
kurang dari normal
Kurvatura kornea/lensa yang
kelengkungannya lebih datar
Penurunan indeks refraksi
Perubahan posisi lensa
Aksial

Gambaran klinis
Hipermetropia
Buram

bila melihat jauh dan

dekat
Hipermetropia berat pada orang
tua : penglihatan jauh juga
terganggu
Akomodatif astenopia (eye
strain)
Pada anak-anak : hipermetropia
berat biasanya menimbulkan
strabismus konvergen

Penatalaksanaan Hipermetropia
Jika

tidak ada foria/tropia, berikan


lensa sferis positif terbesar yang
menghasilkan tajam penglihatan
terbaik.

Jika

terdapat foria/tropia, berikan


koreksi hipermetrop total :
kacamata bifokal.

Astigmatisma :
Suatu

keadaan dimana pada mata yang


tidak berakomodasi, sinar sejajar
difokuskan pada lebih dari 1 titik fokus.

Manifestasi klinis & etiologi


Astigmatisma
Manifestasi klinis :
Astigmatisma

regular :

Perbedaan derajat refraksi pada meridian yang saling


tegak lurus

Astigmatisma

ireguler

Perbedaan refraksi bukan hanya pada meridian


yang berbeda, tapi juga pada bagian yang
berbeda pada meridian yang sama.
Etiologi :

kurvatura kornea 90%


Gangguan kurvatura lensa 10%
Gangguan

Presbiopia :
Suatu

perubahan fisiologis akibat


penurunan fungsi akomodasi
pada usia tua.

Accommodation
16

10
6

2
Age
10

20

40

50

60

Koreksi

40
45
50
55
60

presbiopia secara empirik:

tahun
tahun
tahun
tahun
tahun

S
S
S
S
S

+
+
+
+
+

1.00
1.50
2.00
2.50
3.00

Pertimbangkan

Penjahit
Arsitek
engineer

D
D
D
D
D

pekerjaannya

Teknik pemeriksaan
refraksi
Objektif

Retinoskopi
Refraktometer
Oftalmoskopi
Subjektif

Kartu/projektor Snellen, kartu E, gambar


ring Landolt
Trial lens
Trial frame

Gangguan refraksi

Gangguan refraksi dan


pengkoreksiannya

TERIMA KASIH
DAN
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai