Anda di halaman 1dari 5

Patologi Somatosensorik

Gejala sensorik dapat diklasifikasikan menjadi 5,


yaitu
a) Hilangnya perasaan (anestesia)
b) Perasaan berlebihan jika dirangsang
(hiperestesia),
c) Perasaan yang timbul spontan tanda adanya
perangsangan (parestesia),
d) Nyeri
e) Gerakan canggung atau simpang siur
Patologi Somatosensorik
Korteks cerebri merupakan bagian otak yang
berhubungan dengan fungsi intelektual. Korteks
cerebri terdiri dari 4 lobus yaitu : lobus frontalis,
lobus parietalis, lobus temporalis, dan lobus
oksipitalis.
Patologi Somatomotorik
Jaras untuk sistem motorik ada 2 yaitu : traktus
piramidal dan ekstrapiramidal.
Jaras Piramidalis
Kerusakan korteks motorik primer atau traktus
piramidal dapat menyebabkan paralysis
(kelumpuhan) ataupun parese (kelemahan
gerakan).
Patologi Somatomotorik
Jaras Ektrapiramidalis
Jaras ini melibatkan ganglia basalis dan cerebellum
(otak kecil).
Ganglia basalis berfungsi untuk mengatur
gerakan volunter kasar dan tidak terampil, seperti
mengendalikan posisi berdiri, gerakan tangan
pada waktu berjalan, gerak lambaian tungkai dan
Cerebellum sangat penting untuk mengatur
ketepatan dan kelancaran koordinasi aktivitas
motorik volunter
Sumber Referensi
Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis
Dasar: Patofisiologi Somestesia. Jakarta: Dian
Rakyat. P. 81-94,104-105.
Frotscher M, Baehr M. Diagnosis Topik
Neurologi DUUS. Edisi ke 4. Jakarta: EGC.
2010. h.17-46

Anda mungkin juga menyukai