Anda di halaman 1dari 6

Gerakan Nyata Berdasar 7 Star Dokter Dalam Pelayanan Kesehatan

Cahya Ramadhan
201710330311177

7 Stars Doctor adalah tujuh keahlian atau bisa dibilang kecakapan yang
harus dimiliki oleh seorang dokter. Mahasiswa kedokteran yang kelak akan
menjadi dokter harus bisa mengimplementasikan tujuh bintang yang ada itu. 7
STARS DOCTOR itu anatara lain adalah

1. Care Provider ( Penyedia Pelayanan Kesehatan dan Perawatan )


2. Decision Maker ( Pengambil Keputusan )
3. Communicator ( Komunikasi yang Baik )
4. Community Leader ( Pemimpin Masyarakat )
5. Manager ( Pengelola Manajemen )
6. Researcher (Peneliti)
7. Iman dan Taqwa

Seven Star Doctor sebenarnya merupakan bagian yang telah ditetapkan


oleh WHO, yang dikenal dengan Five Star Doctor. Karena dirasa kurang, ada dua
poin penting yang kemudian ditambahkan hingga terlahirlah Seven Star Doctor.
Dua poin penting tersebut ialah ‘researcher’ serta ‘iman dan takwa’.

Bagi seorang dokter, syarat pertama adalah ia harus peduli (care


provider), sehingga setiap hal yang dilakukan dan keputusan yang diambil benar-
benar bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Pasien yang
sudah sakit, apalagi sakit parah, tentu merasa khawatir dan mentalnya sedang
ambruk. Jika ia ditangani oleh dokter yang tak acuh, maka bisa dipastikan sang
pasien tidak akan sembuh. Seseorang yang sakit itu harus mendapat perawatan
yang layak agar proses penyembuhannya berjalan optimal sehingga pasien bisa
terbebas atau sembuh total dari sakitnya. Pelaksana pelayanan kedokteran harus
terpadu, berkesinambungan. Penanganan yang meliputi pengobatan, pencegahan,
perawatan dan rehabilitasi semuanya dilakukan secara menyeluruh, berkelanjutan
dan terintegrasi. Dalam proses recovery pasien, peran seorang dokter sangat vital
sehingga seorang dokter harus benar-benar peduli. Care provider, artinya dalam
mengobati dokter juga perlu memenuhi kebutuhan mental dan sosial dari pasien.
Karena sakit bukan hanya masalah fisik, tetapi juga mental dan psikologi. Maka,
dokter sebagai care provider juga perlu menjangkau aspek mental dan psikologoi
tersebut.

Selain peduli, seorang dokter yang baik haruslah bisa mengambil


keputusan (decision maker) dengan cepat. Tak hanya itu, keputusan yang ia
ambil haruslah tepat dan terbaik bagi pasien, bukan bagi dirinya. Terlebih jika
sang dokter dihadapkan dengan situasi yang genting, dimana waktu satu detik pun
sangat berharga. Tentu akan fatal akibatnya apabila seorang dokter tidak bisa
membuat keputusan dengan cepat dan tepat. Seorang dokter dituntut untuk bisa
berpikir dan bertindak cepat serta tepat karena dokter bertanggung jawab terhadap
nyawa seseorang terlebih di situasi gawat darurat. Waktu sedetikpun sangat
berharga bagi dokter karena keadaan pasien tiap detik, menitnya bisa berubah.
Dokter sebagai decision maker adalah penentu pada setiap tindakan kedokteran,
dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut mempengaruhinya seperti
teknologi yang sedang berkembang dan juga biaya yang harus dikeluarkan oleh
pasiennya. Seorang dokter harus mampu mengambil keputusan terbaik untuk
pasiennya, baik dalam mendiagnosis dan seterusnya. Dalam memutuskan
pengobatan untuk pasien, misalnya, walaupun keputusan berada di pasien, namun
terkadang pasien mengembalikannya ke dokter, untuk memutuskan. Pada kondisi
seperti ini, dokter perlu memutuskan pengobatan yang tepat untuk pasien. Yang
tepat untuk penyakitnya, juga tepat untuk kondisi mental dan sosialnya, serta
dapat mempertanggungjawabkannya.

Faktor ketiga yang menandakan seorang dokter berkualitas adalah mampu


berkomunikasi (communicator) dengan baik. Hal ini sangat penting mengingat
seorang dokter tak hanya bekerja sendirian. Di banyak kesempatan, ia harus
bekerja sama dengan dokter lain, para staff laboratorium, atau bahkan dengan
masyarakat setempat. Maka dari itu, kemampuan berkomunikasi sangat
diperlukan oleh seorang dokter. Untuk dapat menemukan penyakit dan
menyembuhkan pasien, seorang dokter juga memerlukan komunikasi. Mungkin
terlihat sepele, tapi dampaknya akan luar biasa besar. Misalnya, seorang dokter
memberi resep ke pasien, tapi dokter tersebut tidak memberi tahu pasien cara
pemakaian obatnya, harus diminum berapa kali sehari, karena pasien tidak tahu,
dia overdosis dan malah meninggal karena salah cara pemakaian obatnya.
Hubungan dokter dan pasien telah disadari merupakan bagian penting dalam
aspek mutu pelayanan kesehatan. Komunikasi dokter dan pasien telah terbukti
membawa pengaruh pada kepatuhan pengobatan, meningkatkan kepuasan pasien
dan akhirnya akan membawa manfaat bagi keluaran pengobatan. pengaruh latihan
keahlian berkomunikasi terhadap proses dan outcome perawatan yang berkaitan
dengan distress emosi pasien, adalah semakin baik keahlian dokter dalam
berkomunikasi berhubungan dengan penurunan distress emosional pasien.

Faktor keempat yang harus dimiliki oleh seorang dokter yang berkualitas
adalah pemimpin masyarakat (community leader). Seumur hidupnya, seorang
dokter tidak mungkin bekerja sendiri. Seorang dokter akan lebih banyak bekerja
dalam tim dibandingkan bekerja sendiri, misalnya waktu mengoperasi pasien, saat
proses diagnosis penyakit, seorang dokter akan memerlukan dokter lain, staf
laboratorium, bahkan kerjasama dari pasien sendiri untuk bisa dimintai keterangan
agar penyakitnya bisa ditemukan. Karena itu kemampuan bekerja sama dan sifat
kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh dokter. Sebagai “community leader”
dokter membantu mengambil keputusan dalan ikhwal kemasyarakatan, yang
paling utama adalah kesehatan dan kedokteran keluarga, sebagai pemantau,
penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga. Pengaruh atau influence
yang diberikan seorang dokter di masyarakat secara tidak langsung menjadikan
seorang dokter community leader di wilayahnya. Secara umum, seorang dokter
akan terjun langsung dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Keterlibatan
langsung seorang dokter di masyarakat ini memunculkan sosok pemimpin di
masyarakat.

Kemampuan kelima yaitu kemampuan mengorganisasikan dan mengelola


(management) juga mutlak harus dikuasai. Hal ini sangat penting mengingat
seorang dokter harus bisa mengatur dan mengkondisikan keadaan sehingga
terbentuklah suatu sistem yang efektif. Hal tersebut sering dianggap sepele, tapi
bila tidak ditangani dengan baik malah akan menyulitkan pekerjaan dokter.
seorang dokter harus mampu mengatur. Mengatur apa? Mengatur keadaan agar
terbentuk sistem yang efektif dan tidak ruwet. Misalnya, mengatur administrasi
pasien, penebusan obat, dll. Kelihatannya sepele, tapi bila tidak dilakukan akan
menyulitkan pekerjaan si dokter. Dalam menyelesaikan masalah kesehatan,
seorang dokter memerlukan keahlian dalam mengatur segala sesuatunya. Tidak
jarang pula dokter bekerja sebagai tim. Dalam sebuah tim, dokter-dokter tersebut
perlu menentukan dan membagi perannya masing-masing, agar kinerja dari tim
tersebut efektif. Sosok mengatur tersebut menjadikan dokter membutuhkan
kemampuan manajerial. Seorang dokter juga harus berkemampuan untuk
berkolaborasi dalam kemitraan pada penanganan kesehatan dan kedokteran
keluarga.

Faktor keenam yang wajib dimiliki dokter adalah peneliti (researcher).


Dunia yang berkembang setiap waktu serta dinamis adalah tantangan yang harus
dihadapi oleh seorang dokter sebagai tenaga kesehatan. Suka atau tidak suka,
fakta menunjukan bahwa dari masa ke masa semakin banyak muncul virus dan
penyakit baru. Dengan demikian, dokter dituntut untuk terus mengembangkan diri
dan tidak stagnan. Tentu bisa dibayangkan apabila tidak ada yang namanya
penelitian. Bahkan penyakit flu pun akan menjadi penyakit yang serius dan
mematikan. Ilmu kedokteran itu selalu berkembang dan up to date karena yang
namanya virus, bakteri, parasit penyebab penyakit itu berkembang terus.
Contohnya, dulu, antibiotik itu dianggap obat dewa saat Alexander Flaming
pertama kali menemukan antibiotik penisilin. Antibiotik dianggap bisa
menyembuhkan banyak penyakit, terutama penyakit infeksi virus, bakteri. Tapi,
sekarang, antibiotik banyak yang resisten. Virus, bakteri, parasit sudah mampu
melawan antibiotik sehingga diperlukan penemuan obat baru lagi yang lebih
mujarab dari penisilin. Kalau tidak dilakukan penelitian dan tidak ada dokter yang
meneliti, mana mungkin ada obat baru.
Semua kemampuan diatas tak cukup apabila tidak disertai dengan iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai seorang dokter, tak jarang
mucul sifat “mampu meramal”, sehingga terkadang tanpa berpikir panjang
menentukan sisa hidup manusia. Hal ini tentu harus dihindari mengingat seorang
dokter hanyalah alat dari yang mahakuasa untuk membantu orang-orang yang
kesulitan. Sebagai seorang dokter muslim, kita memerlukan modal utama dalam
setiap aktivitas kita, yakni ‘iman dan taqwa’. Karakter ini tak boleh lepas dan
wajib menjadi target utama bagi kita, sebagai mahasiswa muslim. Dengan iman
yang kuat, serta atas dasar takwa kita kepada Allah, segala hal yang nantinya akan
kita lalui akan menjadi berkah dan bernilai lebih mulia. Selain itu dengan iman
dan taqwa kita bisa terhindar dari sifat sombong, mencari keuntungan semata dari
pasien, rakus harta dan kehormatan dan yang lainnya. Sepanjang hidupnya, dokter
akan menjadi seorang pembelajar sejati –life long learner-, sehingga akan lebih
baik jika segala sesuatu dilandaskan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada
Penciptanya.
Daftar Pustaka

 Azwar, Azrul.2004. Pengantar Materi Seven Star Doctors. IDI : Jakarta


 Anwar, Zain.2002. Profil Seven Star Doctor (Dokter yang Baik): Wacana
Abadi Bagi Para Dokter.Jakarta
 Kusnadi.2010. Pelaksanaan Seven Star Doctor Dalam Pelayanan
Kesehatan.Semarang

Anda mungkin juga menyukai