Profesi kedokteran memiliki ciri yang khusus. Pengertian khusus disini yakni, bahwa
profesi kedokteran memiliki cirri atau karakteristik unik,yakni bersifat keilmuan, ketrampilan,
perilaku dan juga bersifat seni. Tugas dokter adalah melayani orang yang membutuhkan
bantuannya. Dokter yang nantinya akan berhubungan langsung dengan manusia yang tentunya
adalah orang yang sedang sakit. Orang yang sedang sakit itu dating ke dokter untuk
mengharapkan kesembuhan bagi dirinya. Keputusan dan perkataan dokter sangatlah
menentukan dalam proses penyembuhannya.
Dalam menjalani profesi, bukanlah hanya sekedar ilmunya saja yang dipergunakan
namun prilaku dokter juga sangat memengaruhi karena dokter berhubungan langsung dengan
pasien. Dalam pendidikan kedokteran terdiri atas tiga ranah, yaitu ranah pengetahuan
(knowledge), ranah keterampilan (skill), dan ranah perilaku (attitude). (5)
Pendidikan Kedokteran
Sayangnya pada saat ini perilaku dokter di Indonesia masih dianggap kurang sekali. Oleh karena
itu, sifat dan sikap saat menjadi dokter haru sangat diperhatikan. Beberapa factor yang dapat
memengaruhi perilaku seorang dokter adalah etika, empati, komunikasi, dan personalitas
dokter. (5)
1. Dokter harus berempati kepada pasiennya. Sebagai contoh, ketika ada seorang pasien
yang datang dengan tulang yang patah , dokter juga harus merasakan bahagimana rasa
sakitnya seorang pasien tersebut.
2. Empati terhadap emosi dan perasaan pasien, misalnya ada seorang pasien TBC datang,
dokter harus meyakinkan pasien tersebut bahwa sakitnya nanti insyaAllah akan sembuh.
3. Berkomunikasi dengan baik terhadap pasien, melakukan anamnesa(tanya jawab)
dengan pasien.
Menjadi dokter adalah profesi yang sangat mulia. Dokter adalah pelayan yang harus siap
siaga 24 jam untuk pasiennya. Dokter berfikir, dokter bekerja, dan dokter menampilkan diri
dengan personalitasnya masing-masing. Siap melayani pasien kapanpun, entah saat siang atau
bahkan tengah malam. Dokter harus siap berfikir dan berkonsentrasi saat transaksi terapeutik.
Sikap dokter harus selalu siaga dengan penampilan fisiknya. Misalnya berpakaian rapi atau
memakai jas dokter.
Dalam era globalisasi ini, tantangan seorang dokter (terutama dokter di Indonesia)
mendapat tantangan multi dimensi, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dengan
semakin dekatnya sistem perdagangan bebas (termasuk untuk kedokteran yang dimulai tahun
2007). Oleh karena itu sistem yang ada dan yang akan berlaku memang mempunyai nilai
ekspektasi yang begitu tinggi terhadap peran dokter masa depan.
Peran dokter diharapkan tidak hanya sekedar mengobati pasien sakit, tetapi lebih dari
itu dokter harus mampu memberikan warna tersendiri baik dalam merubah paradigma
mengenai kesehatan yang salah dimata masyarakat, selain itu juga mampu secara terus
menerus mengikuti kemajuan teknologi kedokteran yang senantiasa berkembang. (1)
Dokter dalam kiprah menerapkan trias peran dokter sebagai agent of treatment, agent of
change dan agent of development. WHO tahun 1994 baru mengidentifikasi kiprah ini dan
menyebutnya sebagai “The Five Star Doctors” yaitu Community leader, Communicator,
Manager, Decision Maker dan Care Provider.”
1. Agent of change
Menurut PERSI, dokter yang memiliki kriteria sebagai “The Five Star Doctors” harus mampu
dan berfungsi sebagai “care provider” (sebagai bagian dari keluarga, pelaksana pealyanan
kedokteran komprehensif, terpadu, berkesinambungan, pada pelayanan dokter tingkat
pertama, sebagai pelapis menuju ke pelayanan kedokteran tingkat kedua).(2)
2. Agent of treatment
Sebagai agent of treatment seorang dokter harus bisa mengamalkan ilmu kedokteran pada
derajat yang tinggi, yakni konsisten dengan isi sumpah kedokteran dan selalu melakukan
update ilmu kedokteran. Seorang dokter di dalam menjalankan tugas keseharian nya kedepan,
tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien nya saja. Dokter dalam
kapasitasnya sebagai The Five Star Doctor harus mengambil peran lebih yang meliputi fisik,
mental dan sosial sesuai dengan kebutuhan pasien. Mengingat bahwa sistem kesehatan tidak
hanya meliputi aspek pengobatan saja, maka dalam setiap menangani pasien seorang dokter
sudah harus memastikan bahwa penanganan yang mereka berikan adalah penanganan yang
total. Penanganan yang meliputi pengobatan, pencegahan, perawatan dan rehabilitasi
kesemuanya dilakukan secara menyeluruh, berkelanjutan dan terintegrasi. (3)
Pelayanan tersebut juga harus dipastikan bahwa benar-benar pada kualitas yang tertinggi Di
indonesia. “The Five Star Doctors” harus dapat menjadi “decicion maker” (sebagai penentu
pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut
mempengaruhinya). Dokter sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran dengan
memperhatikan semua kondisi yang ikut mempengaruhinya. Karena kesehatan tidak hanya
meliputi aspek pengobatan saja, maka dokter sebagai penyelenggara kesehatan tidak bisa lepas
dari aspek pembiayaan dan efisiensi yang optimal bagi pasien. Selain itu, seorang dokter yang
baik juga harus mempunyai kemampuan untuk memilih teknologi kedokteran yang akan
digunakan serta harus bisa memilihkan teknologi yang seperti apa yang akan digunakan sesuai
dengan kondisi pasien secara efektif. Oleh karena itu, Five Star Doctor di tuntut untuk mampu
secara terus menerus mengikuti kemajuan teknologi kedokteran yang senantiasa berkembang.
Selain itu, dokter juga harus dapat menjadi seorang “communicator” (sebagai pendidik,
penyuluh, teman, mediator dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan masalah:
gizi, narkoba, keluarga berencana, seks, HIV, AIDS, sters, kebersihan, pola hidup sehat, olah
raga, olah jiwa, kesehatan lingkungan).
Selain itu, seorang dokter yang baik harus dapat mengkomunikasikan tindakan medis
yang akan dilakukan terhadap pasien. Oleh sebab itu, dalam pratik nya, seorang dokter akan
melakukan diskusi dengan pasien nya tentang tindakan medis yang akan diberikan. Contoh
dalam pengambilan keputusan sebuah tindakan medis oleh seorang dokter kepada pasiennya,
tidak sepenuhnya menjadi keinginan dokter, perlu juga diperhatikan apakah pasien tersebut
akan ikut berpartisipasi dalam tindakan medis tersebut atau tidak. Keputusan pasien bisa ikut
maupun tidak. Namun hal ini tidak menjadi sesuatu keputusan yang mutlak bagi respon pasien
terhadap tindakan medis pasien bagi dokter untuk tidak melanjutkan tindakan medis tersebut,
walaupun pasien menolak dokter harus tetap menginformasikan dengan jelas tindakan medis
yang akan dilakukan sebab penolakan sebuah tindakan medis dokter oleh seorang pasien dapat
terjadi karena ketidaktahuan pasien terhadap tindakan medis yang akan dilakukan
terhadapnya. (1)
3. Agent of development
Seorang dokter harus berperan menjadi agent of development dengan membuka jalan
bagi kesejahteraan rakyat. Oleh karena paradigma kesehatan saat ini sudah bergeser dari
paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Yang dimaksud dengan Paradima Sehat yaitu
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat
lintas sektor upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Namun
paradigma sehat hanya sebatas fisik saja dan penekanannya masih pendidikan biologi dan
kedokteran, belum pada pola makan dan hidup sehat,” ungkap dr Puti dalam acara ”One Day
training ’Health Secret” beberapa waktu lalu.(4)
Dokter masa depan harus mampu menjadi komunikator yang baik untuk mempengaruhi
individu, keluarga dan masyarakat agar mampu mengadopsi perilaku gaya hidup sehat dan
menjadi partner dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan masyarakat. Kemudian,
seorang dokter juga harus mampu menjadi seorang “community leader” (membantu
mengambil keputusan dalan ikhwal kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan kedokteran
keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga). Seorang
dokter harus dapat membantu mengambil keputusan dalam hal ikhwal kemasyarakatan,
utamanya kesehatan keluarga dan juga sebagai pemantau dan penelaah kesehatan keluarga.
Tiap Daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, mengutip Hipokrates yang pernah berkata
“Barang siapa yang ingin melakukan pelayanan dan penelitian kedokteran dengan baik dan
seksama, pertama-tama ia harus memperhatikan musim, (cuaca) pada tahun itu. Apabila ia
sebagai orang asing yang sedang mendatangi sebuah kota, perhatikanlah tentang situasi, air
yang digunakan penduduknya, cara hidupnya, dan apa yang mereka kerjakan”.
Kebutuhan dan permasalahan seluruh masyarakat baik yang ada di kota maupun di
desa, tidaklah sama. Dengan memahami ketergantungan mereka pada fisik dan lingkungan
sosial serta memahami luasnya dari tiap masalah atau resiko kesehatan yang ada, maka
seorang dokter tidak akan secara mudah merawat pasien yang meminta bantuan tanpa
memiliki ketertarikan terhadap apa-apa yang terjadi dikomunitas masyarakat tersebut.
Sehingga dengan demikian dokter itu akan bisa melakukan tindakan yang memberikan manfaat
bagi masyarakat luas.
Terakhir, seorang dokter harus bisa menjadi “manager” (ia berkemampuan untuk
berkolaborasi dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan kesehatan dan kedokteran
keluarga). Seorang dokter berkemampuan untuk berkolaborasi dalam kemitraan pada
penanganan kesehatan dan kedokteran keluarga.
2) PERSI, 13 Agustus 2002, Profil Five Star Doctor (Dokter yang Baik): Wacana Abadi Bagi Para
Dokter, Jakarta. http://www.pdpersi.co.id/
4) Puti. Saatnya Merubah Paradigma Sehat. Tanjung Jabung Barat. 2006
5) Daldiyono. Menuju Seni Ilmu Kedokteran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2006