Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FITOKIMIA II

GAHARU

KELOMPOK I :

1. ROLY RAHMAH UTARI (F1F115025)


2. ANGGUN SRI MULYANI (F1F116009)
3. ANGGUN TRI FISESA (F1F116020)
4. OVI AMELIA AGUSTIN (F1F116030)
5. LIDDINI TIRSA FATWA (F1F116043)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
GAHARU

1. DEFINISI GAHARU
Gaharu adalah hasil hutan bukan kayu berupa resin yang telah
digunakan sebagai pewangi dengan nilai komersial tinggi, yang
terbentuk akibat pohon terinfeksi oleh fungi yang masuk ke dalam
pohon atau akibat perlukaan (Adelina dkk., 2004).

2. KLASIFIKASI TANAMAN GAHARU


Nama imiah atau nama latin Gaharu adalah Aquilaria malaccensis.
Klasifikasi tumbuhan Gaharu adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Rosanae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Aquilaria Lam
Spesies : Aquilaria malaccensis Lam

3. MORFOLOGI TANAMAN GAHARU


Pohon Gaharu memiiki tinggi yang mencapai antara 40 meter dan
diameter batangnya sekitar 80 cm. Kulit batang bagian luar Gaharu
berwarna abu-abu keputihan, dan jika sudah tua, terasa rapuh dan
mudah mengelupas. Bagian dalam kulit batang Gaharu berwarna putih
krem. Ranting muda Gaharu berwarna cokelat terang dan memiliki bulu
yang halus.

a. Morofologi Daun Gaharu


Daun tanaman Gaharu merupakan daun tunggal yang berbentuk
lonjong memangjang dan berukuran panjang 5-8 cm serta lebar kira-kira
3-4 cm. Ujung daun Tanaman Gaharu meruncing dan kadang berekor
dengan panjang sampai 1 cm. Daun Gaharu berwarna hijau dan
terkadang ada bintik bintik berwarna putih.
Tepi daunnya bergelombang, pangkal daun membaji atau menirus, urat
daun tidak beraturan dan kadang bercabang. Tangkai daun gaharu
berbulu dan panjangnya 3-5 mm.

b. Morfologi Bunga Gaharu


Perbungaan tanaman gaharu muncul diujung ranting, ketiak atas dan
ketiak tangkai. Warna bunganya yaitu putih, kuning terang, atau kuning
dan panjangnya mencapai 5 mm serta memiliki bulu yang halus.
Kelopak bunga Gaharu berbentuk bulat oval sampai lonjong, menumpul
dan berbulu tebal dikedua sisi permukaannya.
Bagian mahkota bunga biasanya lebih panjang dari benangsari,
berbentuk bulat oval sampai lonjong dan berambut tebal. Panjang
benang sarinya sendiri sekitar 1-1,5 mm, kepala sari berukuran 0,5 mm.
bakal buahnya memiliki bulu tebal dengan kepala putik memento.
c. Morfologi Buah Gaharu
Buah Gaharu berada dalam polongan, berbentuk bulat oval atau
lonjong. Ukuran buahnya sekitar 5 cm dengan lebar 3 cm. terdapat 1-2
biji pada setiap buah, bijinya sendiri berbentuk bulat oval yang tertutup
oleh bulu-bulu berwarna kemerahan.

4. TEMPAT TUMBUH DAN PENYEBARANNYA


Menurut Surata (2001) dalam Fajeriani (2007), pohon Gaharu
tumbuh di daerah tropis dengan penyebarannya di Asia, mulai dari
India, Pakistan, Myanmar, Srilanka, Laos, Kamboja, Thailand, Cina
Selatan, Malaysia dan Indonesia. Adapun di Indonesia pohon Gaharu
banyak tumbuh di wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Maluku,
Sulawesi, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara.
Pohon penghasil Gaharu dapat tumbuh dengan baik pada kondisi
curah hujan rata-rata 1500-2500 mm per tahun, temperatur berkisar
27-32ºC, kelembaban relatif berkisar 60-70% (Surata dan Wedana, 2001
dalam Fajeriani, 2007).
Tempat tumbuh untuk tanaman Gaharu adalah pada ketinggian
antara 50- 400 m di atas permukaan laut, struktur tanah liat berpasir
dengan ratio berkisar 60 liat/30 pasir. Pohon penghasil Gaharu bisa
hidup hampir di semua jenis tanah, namun tanah yang berforous yang
palig disukai. Intensitas cahaya yang dibutuhkan oleh pohon inti sekitar
40-60% (Citra Alam Bastari, 2003 dalam Fajeriani, 2007).

Pertumbuhan
Aquilaria malaccensis termasuk ke dalam pohon yang tidak
berbanir dan pertumbuhan pada masa dewasa bisa mencapai tinggi
pohon ± 25 m dengan diameter ± 50 cm. Pohon Gaharu dapat mencapai
40 m dengan diameter batang mencapai 60 cm.
Di daerah potensial, tinggi pohon spesies ini dapat mencapai 40 m
dengan diameter batang 80 cm. Iklim daerah tumbuh tersebut panas
dengan suhu rata-rata 32°C dan kelembaban sekitar 70%. Curah
hujannya kurang dari 2.000 mm/tahun.

Nama Daerah
Aquilaria malaccensis yang juga dikenal sebagai pohon karas,
mempunyai banyak sekali nama daerah antara lain di Sumatra disebut :
Ahir, Gaharu, Garu, Halim, Karas, Kereh, Mengkaras, Seringgak. Di
Kalimantan disebut Baru, Gambil, Sigi-sigi. Di Malaysia disebut Ching
keras, Gaharu, Gloop, Garu, Kekeras dan Kepang.

Species Aquilaria
Terdapat 16 species dari genus Aquilaria yang mempunyai nilai
komersial yang tinggi. 16 species tersebut beserta penyebarannya di
negara lain adalah :

No. Nama Species Negara Penyebaran

Aquilaria subintegra Thailand


1.
Aquilaria crassna Thailand, Kamboja, Laos,
2.
Aquilaria malaccensis Vietnam
3.
Aquilaria apiculata Thailand, India, Indonesia
4.
Aquilaria baillonil Philipina
5.
Aquilaria baneosis Thailand, Kamboja, Laos,
6.
Aquilaria beccariana Vietnam
7.
Aquilaria brachyantha Vietnam
8.
Aquilaria cumingiana Indonesia
9.
Aquilaria filarial Malaysia
10.
Aquilaria grandiflora Indonesia, Philipina
11.
Aquilaria hirata Papua Nugini, Cina
12.
Aquilaria khasiana Cina
13.
Aquilaria microcarpa Indonesia, Malaysia
14.
Aquilaria rostrata India
15.
Aquilaria sinensis Indonesia, Malaysia
16.
Malaysia
Cina

5. BAGIAN TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI


Bagian dari gaharu yang dapat menghasilkan minyak atsiri
adalah pada bagian kayu atau batang pohon gaharu itu sendiri. Kayu
gaharu merupakan salah satu bahan baku untuk menghasilkan minyak
gaharu yang termasuk salah satu jenis minyak atsiri,salah satu
prosesnya yaitu dengan destilasi uap. Inti gaharu atau gubal gaharu
atau aloeswood atau eaglewood atau agarwood yang merupakan inti
gaharu, damarwangi atau resin. gubal gaharu ini merupakan substansi
aromatic (resin aromatic/berbau harum) yang termasuk dalam golongan
sesquiterpen dan memiliki struktur kimia yang spesifik. Gubal pada
batang kayu gaharu inilah yang banyak mengandung minyak atsiri.
(Mega dan Oka A.P,2015)

6. KANDUNGAN KIMIA DAN CARA MEMPEROLEHNYA


Dari analisis kandungan kimia yang telah dilakukan gaharu
memiliki enam komponen utama berupa furanoid sesquiterpen
diantaranya a-agarofuran,b-agarofuran dan agarospirol. Selain itu gaharu
juga mengandung minyak berupa chromone. Chromone biasanya dapat
menyebabkan bau harum dari gaharu ketika dibakar. Sementara
kandungan minyak atsiri yang banyak dikandung gaharu adalah
sequiterpenoida, cudesmana dan paleman.
Minyak gaharu diperoleh dari gaharu dengan metode destilasi uap
tradisional. Proses manufaktur mencakup tiga langkah berikut:
(1) Perendaman daya gaharu dalam air selama sekitar 30 hari
(2) Uap daya gaharu difermentasi selama 24 jam
(3) mengumpulkan solusi yang dihasilkan dan memisahkan zat
ringan dalam minyak
Minyak Gaharu biasanya warna kuning atau coklat gelap, dan
membawa bau asam. Minyak gaharu dihasilkan manis dan murni, yang
idential untuk chip kayu gaharu asli.
Minyak gaharu esensial adalah produk yang berbeda dari minyak
gaharu. Minyak atsiri gaharu juga diperoleh melalui metode air distilasi,
tapi kekuatan gaharu yang distilasi tidak difermentasi. Hanya zat
aromatik yang sangat volatile yang menguap. Biasanya hanya 1 gram
minyak atsiri gaharu dapat diperoleh dari 1 kilogram gaharu. Minyak
atsiri gaharu yang dihasilkan biasanya berwarna kuning pucat, yang
sangat manis dan kuat. Karena tingkat yield yang rendah, minyak atsiri
gaharu sangat mahal.
Metode pemurnian minyak gaharu ada 3 proses.
1. Distilasi menggunakan air
2. Penyulingan dengan uap
3. Penyulingan uap-air
Distilasi dengan menggunakan air sebagai ekstraksi bahan baku
dimasukkan ke dalam campuran dengan air. Boiler gas untuk
memanaskan bahan dibawa keluar. Kemuduian air jatuh ke proses
kondensasi menjadi cairan. Ini adalah pemisahan yang jelas antara air
dan minyak. Metode distilasi dianggap kurang mendesak dibandingkan
dengan investasi cara lain. Metode Destilasi biasanya membutuhkan
waktu 5-10 hari. Tetapi ada kekurangan. Untuk mengontrol
keseragaman pemanasan mungkin tidak didistribusikan dengan baik,
waktu yang dihabiskan lebih lama dari biasanya, dan efisiensi ekstraksi.
Untuk menyuling gaharu, harus dilakukan pemotongan bahan
sekitar 1 inch. Kemudian dijemur dibawah matahari hingga kering.
Setelah kering, kemudian kayu digrinding dengan ukuran 1-2 mm,
untuk meningkatkan luas permukaan untuk memungkinkan minyak
mudah keluar. Kemudian direndam selama sekitar 7-15 hari. Serbuk
gaharu ditaruh dalam wadah penyuling. Kemudian akan dikemas ke
dalam wadah penyulingan, sesuai ukuran dan jumlah yang diinginkan.
Biasanya sebesar 10-15 kg per wadah, kemudian tambahkan air
kedalam boiler di semua tingkatan untuk sekitar 5-6 inci dari bubuk
kayu, kemudian tutup rapat. Ketika wadah destilasi mendidih,
kemudian panas sampai menguap dan uap melewati pipa sepanjang.
Keluaran minyak gaharu dalam keadaan uap perlu diembunkan menjadi
cair. Dengan membiarkan aliran kondensat melalui air dingin ke dalam
pipa. Kemudian minyak gaharu keluar dengan air. Setelah pemisahan
distilasi akan mengapung bersama dalam sebuah tabung. Kemudian
pisahkan air untuk penyimpanan minyak.
Distilasi uap air yang dimasukkan dengan uap panas atau uap
jenuh dan tekanan atmosfer selama sekitar 2-3 kali dari boiler ke ketel
distilasi, yang berisi bahan. Oleh karena itu terjadi kontak langsung
antara uap dengan bahan dan menghasilkan perpindahan panas yang
cepat. Kemudian ambil uap dan material akan diteruskan ke unit
kondensasi. Didinginkan menjadi cair, sehingga air dan minyak adalah
zat yang jelas terpisah, metode ini memungkinkan kilang untuk menjadi
efisien dan efektif. Biasanya berlangsung sekitar 12-15 jam dan kerugian
dari pendekatan ini adalah, desain sistem harus mempertimbangkan
keselamatan dan biaya investasi yang cukup tinggi, untuk membuat
kontak langsung dengan uap, dan konvektif panas dengan cepat dapat
menyebabkan bau hangus minyak atsiri.
Proses penyulingan minyak dengan uap kemudian dikembangkan
dari waktu ke waktu. Dengan prinsip umum transfer massa diterapkan
pada prinsip konveksi, massa udara bergerak dengan menggunakan
tekanan uap untuk membuat efisiensi yang lebih baik dalam pemurnian.
Dan mengurangi kehilangan energi pada penyulingan. Sistem ini dapat
mengontrol tekanan dan aliran bahan secara teratur, yang dapat
dijelaskan sebagai berikut. Ketika memasuki ketel, serbuk kecil
kemudian melalui penggiling dalam tekanan uap sekitar 2 psig atau
lebih, maka terjadi kontak antara serbuk gaharu dan uap yang mengalir
lebih dari 30 detik antara masing-masing. Beberapa cairan dalam kayu
gaharu merupakan transisi dari cair menjadi uap. Dengan proses ini.
Harus berulang-ulang untuk sirkulasi lebih dari 2 kali ekstraksi sel
gaharu untuk menjadi yang paling efektif setelah substansi dalam uap
akan mengalir melalui filter yang terperangkap oleh kotoran dari bahan
baku dicampur dengan uap untuk menghilangkan residu. Proses untuk
uap dan minyak dilewatkan ke tahap kondensasi untuk senyawa
kondensasi uap dan cairan minyak.

7. PERSYARATAN MUTU
Berdasarkan Ketentuan Standar Nasional Indonesia (2011),
Gaharu dibagi menjadi tiga sortimen, yaitu gubal gaharu, kemedangan,
dan serbuk gaharu.

a. Gubal gaharu
Adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian dari pohon penghasil
gaharu, memiliiki kandungan resin wangi dengan aroma yang sangat
kuat,ditandai oleh warnanya yang hitam-kehitaman.
No Mutu warna bobot aroma

Hitam merata dan


Tengelam Wangi halus
Double super mengkilat

Super A Hitam mengkilat


tidak Tengelam Wangi lembut
1Gubal Gaharu merata

Super B Hitam,tidak
Melayang Wangi
mengkilat

Super Tanggung AHitam Melayang Wangi


(under Water)

Super Tanggung A (up


Hitam Terapung Wangi
Water)

b. Kemedangan
Adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian dari pohon penghasil
gaharu, memiliiki kandungan resin wangi dengan aroma yang
lemah,ditandai oleh warnya yang putih keabu-abuan sampai coklat-
kecoklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.

No Mutu warna bobot aroma

Coklat kehitam Melayang Wangi


Sabah

kemedangan ACoklat bergaris


Melayang Wangi
hitam

kemedangan BCoklat bergaris


Melayang Wangi
putih tipis

Kecoklatan
1 kemedangan T.GC bergaris Terapung Wangi
putuh lebar

Kecoklatan
Kemedangan Hijau bergaris Melayang Wangi
hijau

Putih keabu-
Kemedangan Putih abuan garisTerapungWangi pedas
hitam tipis

c. Serbuk Gaharu
Serbuk yang diperoleh dari pengilingan atau penghancuran kayu gaharu
sisa pembersihan atau pengerokan.

No Mutu Warna Aroma

Hitam
Serbuk gubal Wangi
1 Serbuk Gaharu kecoklatan
Serbuk Outih Agak wangi
kemedangan kecoklatan

8. MANFAAT DAN APLIKASI MINYAK ATSIRI YANG


TERKANDUNG PADA BAHAN
Gaharu merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat di negara-
negara Timur Tengah yang digunakan sebagai dupa untuk ritual
keagamaan. Selain itu gaharu memberikan berbagai macam manfaat
yang sangat baik. Masyarakat di Asia Timur juga menggunakannya
sebagai hio. Minyak gaharu merupakan bahan baku yang sangat mahal
dan terkenal untuk industri kosmetika seperti parfum, sabun, lotions,
pembersih muka serta obat-obatan seperti obat hepatitis, liver,
antialergi, obat batuk, penenang sakit perut, rhematik, malaria, asma,
TBC, kanker, tonikum, dan aroma terapi.

Manfaat minyak gaharu:

● Aktivitas Kebudayaan – Islam, Budha, Hindu


● Perayaan Keagamaan – Kebanyakan di Negara Islam dan Arab
● Wangi Parfum – Wanginya Tahan Lama Banyak Diminati di
Negara Eropa Seperti Daerah Yves Saint Laurent, Zeenat dan
Amourage
● Aroma Terapi – Menyegarkan Tubuh, Perayaan dan Undangan
● Obat & Kesehatan – Biasa Digunakan di Pengobatan Tradisional
Khususnya Dinegara China dan Jepang
Meningkatnya penggunaan obat-obatan dari bahan organik
seperti tumbuhan (herbal), membuat gaharu semakin diminati
sebagai bahan baku obat-obatan untuk berbagai macam
penyakit,diantaranya :
➢ Melegakan dan merawat sistem pernafasan – bagi
penderita lelah, letih dan batuk dan kronik
➢ Merawat kanker tumor dan kanker paru-paru
➢ Melegakan insomnia (susah tidur) dan tidur yang kurang
pulas
➢ Mengontrol kandungan gula dalam darah bagi penderita
diabetes
➢ Merawat sistem limfa – sistem pertahanan badan
➢ Mengawal dan menstabilkan tekanan darah tinggi
➢ Mengurangi masalah sembelit, angin, cirit-birit dan IBS
(perut sensitif)
➢ Merawat masalah Ginjal
➢ Tonik untuk menguatkan fungsi jantung
➢ Merawat penyakit hati
● Koleksi Pribadi – Untuk Ruangan Besar Khusus Eksklusif
● Kecantikan – Sabun, Shampo Yang Harum Semerbak
Bahkan kini fungsi gaharu juga merambah untuk bahan
berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh. Sebagai
kosmetik gaharu bisa dijual seharga Rp 2-5 juta per kilogram,
bahkan untuk jenis super dan dobel super harganya mencapai
Rp18 juta per kilogram. (Rohadi et al,2001)
DAFTAR PUSTAKA

Fajeriani, 2007. Pengaruh Pemberian Ektomikoriza dan Endomikoriza


Terhadap Peertumbuhan Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria
malaccensis) di Bawah Trubusan Accasia mangium di Desa Sabuhur,
Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan.
Banjarbaru;

Kosmiatin, M. Husni, A. Mariska, I, 2005. Perkecambahan dan


Perbanyakan Gaharu Secara In Vitro. Bogor.

Mega I.M dan I.M Oka A.P, 2015. Screening Fitokimia Dan Aktivitas
Antiradikal Bebas Ekstrak Metanol Batang Gaharu Dan Minyak Atsiri
Batang Gaharu (Gyrinops versteegii). Fakultas Pertanian Universitas
Udayana. Denpasar.

Rohadi, Dede dan Suwardi S.2001. Prospek dan Tantangan


Pengembangan Gaharu di Indonesia: Suatu Tinjauan dari Perspektif
Penelitian dan Pengembangan, Disampaikan pada Lokakarya
Pengembangan Tanaman Gaharu di Mataram, 4 – 5 September 2001.

Standar Nasional Indonesia (BSN), 1999. Gaharu. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia (BSN).2011.Gaharu.Jakarta

Senu, 2008. Perkembangan Gaharu dan Prospeknya di Indonesia.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai