HASIL DAN PEMBAHASAN pada umumnya berbentuk silika
(silikon dioksida) atau silikat (silikon, Pengujian alkalinitas gelas oksigen dan satu atau lebih atom dilakukan untuk mengetahui netral). ketahanan gelas terhadap pengaruh kimiawi preparat farmasi yang Batas yang perlu diuji untuk uji disimpan dalam botol gelas. alkalinitas gelas yaitu uji serbuk kaca dan uji Memahami berbagai macam ketahanan kaca pada air pada suhu 121 C. pengujian kualitas gelas agar diperoleh gelas yang berkualitas dan Untuk uji serbuk kaca, gelas terlebih daulu memenuhi persyaratan. Setelah diserbukkan hingga melewati ayakan no 12, pengujian alkalinitas gelas, dapat setelah itu serbuk ditumbuk lagi hingga diketahui tipe-tipe gelas yang cocok melewati ayakan no 14 dan diperoleh serbuk digunakan untuk berbagai macam sebanyak dari 20 gr. Setelah itu serbuk bentuk sediaan steril produk dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan dicuci farmasi. Uji alkalinitas sangat 6x selama 30 detik/cuci menggunakan aseton penting dilakukan, karena gelas hingga pelarut benar-benar bersih, yang dipakai sebagai wadah untuk penggunaan aseton dimaksudkan agar larutan
injeksi harus dapat menjaga pH jernih, bersih dan steril, kemudian
larutan, sehingga tidak menaikkan dikeringkan pada suhu 140 C selama 60
pH yang disebabkan oleh gelas mengeluarkan alkali. menit, setelah itu dibilas dengan WFI (water for injection) sebanyak 4 x 15 ml.,kumpulkan Pengemas primer sediaan hasil bilasan lalu tambahkan 5 tetes larutan seteril yang terbuat dari gelas metal merah dan titrasi segera dengan umumnya dalam bentuk vial dan H2SO4 0,02N, penambahan larutan metal ampul. Pengemas tidak boleh merah berfungsi sebagai indicator dan berinteraksi dengan sediaan baik H2SO4 0,02N sebagai pentitran. secara fisik maupun secara kimia Sedangkan uji pada gelas no II adalah karena akan mengubah kekuatan uji ketahanan kaca terhadap air pada suhu 121 dan efektivitasnya. Wadah yang C, pada pengujian kali ini dipilih wadah terbuat dari gelas harus dapat dilihat isi dalamnya untuk ampul dan botol kaca yang telah dibilas 2x pemeriksaan sediaan, sehingga menggunakan WFI, kemudian wadah tersebut gelas harus bersifat jernih. Gelas diisi dengan WFI (WFI hingga 90% terisi), Plat kaca V1= 0,45mL V1= 0,6mL V2= 0,2mL V2= 0,6mL kemudian dilakukan perlakuakn seperti pada V3= 0,5mL V3= 0,5mL uji serbuk kaca kecuali ketika autoclave, pada Vrata-rata= 0,38mL Vrata-rata= 0,57mL Vial bening V1= 0,45mL V1= 0,4mL uji ketahanan kaca, autoclave berlangsung V2= 0,45mL V2= 0,4mL V3= 0,20mL V3= 0,4mL selama 60 menit (pensterilan), setelah itu Vrata-rata= 0,37mL Vrata-rata= 0,4mL tuangkan isi wadah kedalam Erlenmeyer Vial gelap V1= 0,30mL V1= 0,3mL V2= 0,20mL V2= 0,35mL hingga memperoleh volume 100 ml. Setelah V3= 0,35mL V3= 0,35mL Vrata-rata= 0,28mL Vrata-rata= 0,33mL itu diteteskan larutan metal merah 5 tetes sebagai indicator kemudian dititrasi dalam Tabel 3.1.2 Data Hasil Titrasi Uji Water Attack keadaan hangat menggunakan H2SO4 0,02N Sampel Volume H2SO4 Volume H2SO4 sebagai pentitran. Disamping melakukan Kelompok 1 Kelompok 2 titrasi tersebut, dilakukan titrasi blangko Ampul V1= 0,30mL V1= 0,35mL V2= 0,35mL V2= 0,45mL menggunakan 100 ml WFI pada suhu yang V3= 0,3mL V3= 0,45mL sama menggunakan indicator yang sama. Vrata-rata= 0,32mL Vrata-rata= 0,42mL Vial V1= 0,35mL V1= 0,5mL Titrasi blangko adalah titrasi yang bening V2= 0,40mL V2= 0,35mL V3= 0,35mL V3= 0,4mL berisi larutan tidak berisi analit. Larutan Vrata-rata= 0,37mL Vrata-rata= 0,42mL blanko biasanya digunakan untuk tujuan Vial gelap V1= 0,30mL V1= 0,35mL V2= 0,20mL V2= 0,45mL kalibrasi sebagai larutan pembanding dalam V3= 0,20mL V3= 0,3mL analisis fotometri. Vrata-rata= 0,23mL Vrata-rata= 0,37mL
Perbedaan dan batasan uji serbuk
KESIMPULAN kaca dan uji ketahanan kaca adalah uji serbuk kaca hanya dilakukan pada gelas tipe I,III dan Uji serbuk kaca hanya dapat dilakukan IV sedangkan uji ketahanan kaca pada gelas pada gelas tipe I,III dan IV, hal ini dilihat dari tipe II. bahan pembuatan kaca gelas, yaitu 3.1 Data Hasil Pengamatan boroksisilat yang tidak terlalu keras, sehingga
Tabel 3.1.1 Data Hasil Titrasi Uji Serbuk Kaca
ditakutkan akan meleleh ketika peng autoclave an pada waktu lama, sedangkan uji Sampel Volume H2SO4 Volume H2SO4 Kelompok 1 Kelompok 2 ketahanan air dilakukan pada gelas tipe II Kaca piring V1= 0,6mL V1= 1,1mL yang berbahan lebih kuat. V2= 0,65mL V2= 1,0mL V3= 0,75 mL V3= 1,0mL Vrata-rata= 0,67mL Vrata-rata= 1,03mL Pada setiap uji tipe kaca berbeda Botol You V1= 0,65mL V1= 0,5mL berdasarkan tipe kaca karena, sifat, kualitas, C-1000 V2= 0,55mL V2=0,8mL V3= 0,45mL V3= 0,6mL dan ketahanan kaca sendiri berbeda-beda. Vrata-rata= 0,55mL Vrata-rata= 0,63mL Botol V1= 0,55mL V1= 1,1mL Pada tipe II diuji dengan ketahanan terhadap kratingdeng V2= 0,50mL V2= 0,9mL air, pada kaca tipe II sendiri dapat terjadi V3= 0,70mL V3= 0,8mL Vrata-rata= 0,60mL Vrata-rata= 0,93mL leachables yang sifatnya alkali, dapat diatasi dengan dealkalizers seperti sulfur dioksida. IV, dilakukan uji serbuk kaca saja. Ditakutkan Pemaparan kaca terhadap proses sterilisasi penyusun dari kaca tipe ini akan meleleh, yang berulang serta senyawa dtergen yang karena sidatnya yang tidak tahan panas. bersifat alkali dapat merusak lapisan dealkalisasi. Sedangkan pada kaca tipe I, III,