Anda di halaman 1dari 6

BAB III terdiri dari komponen silikon yang

HASIL DAN PEMBAHASAN pada umumnya berbentuk silika


(silikon dioksida) atau silikat (silikon,
Pengujian alkalinitas gelas
oksigen dan satu atau lebih atom
dilakukan untuk mengetahui
netral).
ketahanan gelas terhadap pengaruh
kimiawi preparat farmasi yang Batas yang perlu diuji untuk uji
disimpan dalam botol gelas. alkalinitas gelas yaitu uji serbuk kaca dan uji
Memahami berbagai macam
ketahanan kaca pada air pada suhu 121 C.
pengujian kualitas gelas agar
diperoleh gelas yang berkualitas dan Untuk uji serbuk kaca, gelas terlebih daulu
memenuhi persyaratan. Setelah diserbukkan hingga melewati ayakan no 12,
pengujian alkalinitas gelas, dapat setelah itu serbuk ditumbuk lagi hingga
diketahui tipe-tipe gelas yang cocok melewati ayakan no 14 dan diperoleh serbuk
digunakan untuk berbagai macam sebanyak dari 20 gr. Setelah itu serbuk
bentuk sediaan steril produk dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan dicuci
farmasi. Uji alkalinitas sangat 6x selama 30 detik/cuci menggunakan aseton
penting dilakukan, karena gelas hingga pelarut benar-benar bersih,
yang dipakai sebagai wadah untuk penggunaan aseton dimaksudkan agar larutan

injeksi harus dapat menjaga pH jernih, bersih dan steril, kemudian

larutan, sehingga tidak menaikkan dikeringkan pada suhu 140 C selama 60


pH yang disebabkan oleh gelas
mengeluarkan alkali. menit, setelah itu dibilas dengan WFI (water
for injection) sebanyak 4 x 15 ml.,kumpulkan
Pengemas primer sediaan
hasil bilasan lalu tambahkan 5 tetes larutan
seteril yang terbuat dari gelas metal merah dan titrasi segera dengan
umumnya dalam bentuk vial dan H2SO4 0,02N, penambahan larutan metal
ampul. Pengemas tidak boleh merah berfungsi sebagai indicator dan
berinteraksi dengan sediaan baik H2SO4 0,02N sebagai pentitran.
secara fisik maupun secara kimia Sedangkan uji pada gelas no II adalah
karena akan mengubah kekuatan uji ketahanan kaca terhadap air pada suhu 121
dan efektivitasnya. Wadah yang
C, pada pengujian kali ini dipilih wadah
terbuat dari gelas harus dapat
dilihat isi dalamnya untuk ampul dan botol kaca yang telah dibilas 2x
pemeriksaan sediaan, sehingga menggunakan WFI, kemudian wadah tersebut
gelas harus bersifat jernih. Gelas
diisi dengan WFI (WFI hingga 90% terisi), Plat kaca V1= 0,45mL V1= 0,6mL
V2= 0,2mL V2= 0,6mL
kemudian dilakukan perlakuakn seperti pada V3= 0,5mL V3= 0,5mL
uji serbuk kaca kecuali ketika autoclave, pada Vrata-rata= 0,38mL Vrata-rata= 0,57mL
Vial bening V1= 0,45mL V1= 0,4mL
uji ketahanan kaca, autoclave berlangsung V2= 0,45mL V2= 0,4mL
V3= 0,20mL V3= 0,4mL
selama 60 menit (pensterilan), setelah itu Vrata-rata= 0,37mL Vrata-rata= 0,4mL
tuangkan isi wadah kedalam Erlenmeyer Vial gelap V1= 0,30mL V1= 0,3mL
V2= 0,20mL V2= 0,35mL
hingga memperoleh volume 100 ml. Setelah V3= 0,35mL V3= 0,35mL
Vrata-rata= 0,28mL Vrata-rata= 0,33mL
itu diteteskan larutan metal merah 5 tetes
sebagai indicator kemudian dititrasi dalam
Tabel 3.1.2 Data Hasil Titrasi Uji Water Attack
keadaan hangat menggunakan H2SO4 0,02N
Sampel Volume H2SO4 Volume H2SO4
sebagai pentitran. Disamping melakukan
Kelompok 1 Kelompok 2
titrasi tersebut, dilakukan titrasi blangko Ampul V1= 0,30mL V1= 0,35mL
V2= 0,35mL V2= 0,45mL
menggunakan 100 ml WFI pada suhu yang V3= 0,3mL V3= 0,45mL
sama menggunakan indicator yang sama. Vrata-rata= 0,32mL Vrata-rata= 0,42mL
Vial V1= 0,35mL V1= 0,5mL
Titrasi blangko adalah titrasi yang bening V2= 0,40mL V2= 0,35mL
V3= 0,35mL V3= 0,4mL
berisi larutan tidak berisi analit. Larutan
Vrata-rata= 0,37mL Vrata-rata= 0,42mL
blanko biasanya digunakan untuk tujuan Vial gelap V1= 0,30mL V1= 0,35mL
V2= 0,20mL V2= 0,45mL
kalibrasi sebagai larutan pembanding dalam V3= 0,20mL V3= 0,3mL
analisis fotometri. Vrata-rata= 0,23mL Vrata-rata= 0,37mL

Perbedaan dan batasan uji serbuk


KESIMPULAN
kaca dan uji ketahanan kaca adalah uji serbuk
kaca hanya dilakukan pada gelas tipe I,III dan Uji serbuk kaca hanya dapat dilakukan
IV sedangkan uji ketahanan kaca pada gelas pada gelas tipe I,III dan IV, hal ini dilihat dari
tipe II. bahan pembuatan kaca gelas, yaitu
3.1 Data Hasil Pengamatan boroksisilat yang tidak terlalu keras, sehingga

Tabel 3.1.1 Data Hasil Titrasi Uji Serbuk Kaca


ditakutkan akan meleleh ketika peng
autoclave an pada waktu lama, sedangkan uji
Sampel Volume H2SO4 Volume H2SO4
Kelompok 1 Kelompok 2 ketahanan air dilakukan pada gelas tipe II
Kaca piring V1= 0,6mL V1= 1,1mL
yang berbahan lebih kuat.
V2= 0,65mL V2= 1,0mL
V3= 0,75 mL V3= 1,0mL
Vrata-rata= 0,67mL Vrata-rata= 1,03mL Pada setiap uji tipe kaca berbeda
Botol You V1= 0,65mL V1= 0,5mL
berdasarkan tipe kaca karena, sifat, kualitas,
C-1000 V2= 0,55mL V2=0,8mL
V3= 0,45mL V3= 0,6mL dan ketahanan kaca sendiri berbeda-beda.
Vrata-rata= 0,55mL Vrata-rata= 0,63mL
Botol V1= 0,55mL V1= 1,1mL Pada tipe II diuji dengan ketahanan terhadap
kratingdeng V2= 0,50mL V2= 0,9mL air, pada kaca tipe II sendiri dapat terjadi
V3= 0,70mL V3= 0,8mL
Vrata-rata= 0,60mL Vrata-rata= 0,93mL leachables yang sifatnya alkali, dapat diatasi
dengan dealkalizers seperti sulfur dioksida. IV, dilakukan uji serbuk kaca saja. Ditakutkan
Pemaparan kaca terhadap proses sterilisasi penyusun dari kaca tipe ini akan meleleh,
yang berulang serta senyawa dtergen yang karena sidatnya yang tidak tahan panas.
bersifat alkali dapat merusak lapisan
dealkalisasi. Sedangkan pada kaca tipe I, III,

3.2 Data Hasil SPSS

A. Titrasi Uji Serbuk Kaca

1. Kaca Piring

2. Botol YouC-1000
3. Botol kratingdeng

4. plat kaca
5. Vial bening

6. Vial Gelap

B. Analisis Data Hasil Titrasi Uji Water Attack

1. ampul
2. Vial Bening

3. Vial gelap

Anda mungkin juga menyukai