Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul (Konsep Timbulnya Masalah Gizi)
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada bidang studi Penilaian Status Gizi.
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak. oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan penulis. oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Proses pada bagan terjadi akibat dari faktor lingkungan dan faktor manusia (host) yang didukung oleh
kekurangan asupan zat-zat gizi. maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya
terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang sudah bisa dikatakan kekurangan gizi, walaupun hanya
ditandai dengan penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat.
Dengan meningkatnya difisiensi zat gizi, maka muncul perubahan biokimia dan rendahnya zat-zat gizi
dalam darah, berupa rendahnya hemoglobin, serum vit A dan karoten. Dapat pula meningkatnya beberapa
hasil metabolisme seperti asam laktat dan pirufat pada kekurangan Tiamin.
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebut dalam UU no 36 th 2009 ttg Kesehatan, bertujuan
untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta
kesehatan.Berbagai program perbaikan gizi dilaksanakan utk pencapaian tujuan tersebut.
PEMBAHASAN
Faktor sumber penyakit dapat dibagi menjadi delapan unsur, yaitu unsur gizi, kimia dari luar, kimia dari
dalam, faktor faali/fisiologis, genetik, psikis, tengaga dan kekuatan fisik, dan biologi/parasite
2. PENJAMU (HOST)
Faktor-faktor penjamu yang mempengaruhi kondisi manusia hingga menimbulkan penyakit yaitu faktor
genetik, Umur, Jenis kelamin, kelompok etnik, fisiologis, imonologik, kebiasaan seseorang dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan
Faktor ini cukup berpengaruh dalam timbulnya penyakit, khususnya di negara berkembang yaitu
kebiasaan buruk, seperti membuang sampah sembarangan, tabu, cara penyiapan makanan yang kurang
baik, higiene yang tidak mendapat perhatian
3. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
2. Lingkungan biologis :
a. Kependudukan
b. Tumbuh-tumbuhan
c. Hewan
a. Pekerjaan
b. Urbanisasi
c. Perkembangan ekonomi
d. Bencana alam, peperangan, banjir, gunung meletus dll.
Proses alamiah terjadinya penyakit di mulai dari masa pra-patogenesis (sebelum sakit), yaitu jika terjadi
ketidakseimbangan kondisi antara penjamu, agens dan lingkungan, sehingga menimbulkan rangsangan
penyakit (stimulus) yang mengakibatkan terjadinya proses patogenesis dini adalah memasuki garis
ambang klinis. Keadaan penyakit yang terjadi bisa bersifat ringan dan berat, yang berakhir dengan
keadaan sembuh, cacat, timbulnya penyakit kronis atau bisa berakhir dengan kematian.
Apabila keadaan ini berlangsung lama, maka akan terjadi perubahan fungsi tubuh seperti tanda-tanda
syaraf yaitu kelemahan, pusing, kelelahan, nafas pendek dll. Kebanyakan penderita malnutrisi sampai
tahap ini. Keadaan ini akan berkembang diikuti dengan tanda-tanda klasik dari kekurangan zat gizi seperti
kebutaan, nyeri lidah pada penderita kekurangan riboflafin, kaku pada kaki pada defisiensi thiamin.
Keadaan ini akan segera diikuti luka pada anatomi seperti xeroftalmia dan keratomalaisia pada
kekurangan Vitamin A, Anfular stomatis pada kekurangan riboflafin, edema dan luka kulit pada penderita
kwasiokor.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan menjadi besar, jumlah ukuran dan fungsi sel, organ
maupun individu, yg diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, m), umur
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan (development)
adalah bertambahnya kemampuan skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : Faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah : biologis, termasuk genetik dan faktor eksternal seperti status gizi
1. Faktor Internal Genetik antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis
kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinterksi dalam
lingkungan yang baik dan otimal maka akan menghasilkan oertumbuhan yang optimal pula.
2. Faktor Eksternal (lingkungan) Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang
optimal. Apabila kondisi lingkungan kurang mendukung atau jelek, maka potensi genetik yang optimal
tidak akan tercapai. Lingkungan ini meliputi bio-fisik-psikososial yang akan mempengaruhi setiap
individu mulai dari masa konsepsi sampai akhir hayatnya.
Lingkungan pranatal yang mempengaruhi pertumbuhan janin mulai konsepsi sampai lahir, antara lain :
Pada masa pranatal, merupakan msa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya pertumbuhan
otak. Masa perinatal adalah msa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan.
Faktor lingkungan pascanatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan antara lain : lingkungan biologis,
lingkungn fisik, faktor psikologi, faktor keluarga dan adat istiadat.
Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah ras, jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme yang
terkait satu dengan yang lainnya,
Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah : cuaca, keadaan geografis,
sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi.
Faktor psikolsosial yang bberpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah stimulasi (ransangan),
motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stres, lingkungan sekolah, cinta dan kasih
sayang serta kualitas interaksi keluarga.
Faktor keluarga dan adat istiadat yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak antara lain :
pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat dll.
Unicef dan johson (1992) Membuat mosdel iterelasi tumbuh kembang anak dengan melihat penyebab
dasar, sebab langsung dan tidak langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan
kesehatan. Sedangkan penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan bagi ibu
dan anak dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan
Penyebab yang paling mendasar dari tumbuh kembang anak adalah msalah struktur politik dan ideologi
serta struktur ekonomi yang dilandasi oleh potensi sumber daya. Serta berbagai faktor sosial ekonomi ikut
mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain : pendidikan, pekerjaan,
teknologi, budaya dan pendapat keluarga.
Jenis-jenis Pertumbuhan
1. Pertumbuhan linier
Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contoh ukuran linier adalah
Panjang Badan (PB), Lingkar dada dan Lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukkan
keadaab gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran
linier yang paling sering digunakan adalah Tinggi badan (TB) atan Panjang Badan.
Bentuk dan ukuran masa jaringan adalah masa tubuh. Contoh ukuran masa jaringan adalah Berat badan
(BB), Lingkar lengan Atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah atau
kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi protein yang diderita pada waktu
pengukuran dilakukan. Untuk masa jaringan yang paling sering digunakan adalah Berat Badan.
Rujukan Satu set ukuran anak sehat, A sama/lebih baik dari rujukan
Standar Satu set ukuran anak sehat dengan memasukkan target, norma tertentu.
Z-skor standar
Pertumbuhan nasional untuk suatu populasi dinyatakaan dalam positif dan negatif 2 SD unit (Z-
Score) dari median, yang termasuk hampir 98% dari orang-orang yang diukur berasal dari
referensi populasi.
Contoh Kasus
Anak Laki-laki umur 36 bulan dengan TB=97 cm dan BB=15.2 kg, dan anak laki-laki umur 10 bulan
dengan PB=75 cm dan BB=5.8 kg.
Simpangan baku ketiga indeks untuk kedua anak tsb masing2 sbb:
Indeks TB,PB/U
Untuk menghitung z-score dari satu titik yang diamati memerlukan serangkaian perhitungan matematis
yang mempertimbangkan distribusi tidak normal dalam populasi referensi. Rumus berikut dapat
digunakan:
L×S
a) M adalah nilai angka median referensi yang diperoleh dari estimasi rata-rata populasi.
b) L adalah nilai angka yang diperlukan untuk mentransformasikan data dalam rangka untuk
mengurangi kemencengan kurva (misalnya untuk membuat data menjadi normal).
c) S adalah koefisien variasi.
Rumus ini juga disebut rumus LMS yang digunakan untuk menghitung z-score untuk BB/U, BB/PB,
BB/TB dan IMT/U.
Contoh Kasus
Sam anak laki-laki berumur 2 tahun 4 bulan mempunyai berat badan 11.9 kg.
Untuk menghitung z-score BB/U, kita perlu mengetahui faktor M, L dan S nilai referensi BB/U untuk
anak laki-laki umur 2 tahun 4 bulan.
Nilainya adalah sebagai berikut:
Tidak sakit
Keunggulan Antropometri
a. Prosedur sederhana, aman dan dapat digunakan pada sampel yang besar
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetrapi cukup dilakukan oleh tenaga yg sudah dilatih
c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan atau dibuat sendiri (lokal) kecuali alat
Skin Fold Caliper.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan gizi buruk, karena sdh ada
ambang batasnya.
g. Metode antropometri dapat menevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari
satu generasi ke generasi berikutnya
h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.
Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Disamping itu
tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe
b. Faktor di luar gizi (genetik, penyakit dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan
spesifikasi dan sensivitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas
pengukuran antropometri gizi
d. Kesalahan ini terjadi karena pengukuran, dan perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun
komposisi jaringan, Analisa dan asumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat
atau alat tidak ditera, kesulitan pengukuran.
JENIS PARAMETER
- UMUR (U)
1. BB/U
2.TB/U
3. BB/TB
4. IMT
5. LLA/U
6. LLA/TB
Berat Badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Dalam keadaan
normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi
terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang
abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih
lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut
umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi
a) Dapat mengakibatkan intepretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites
b) Dipedesaan yg masih tradisional kadang umur tdk diketahui (pencatan kurang baik)
c) Memerlukan data umur yang akurat terutama balita
d) Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian, atau gerakan anak pada
saat penimbangan
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan sketsal. Pada keadaan
normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan
berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
Lingkar lengan atas berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar lengan atas merupakan
parameter yang dapat berubah-ubah dengan cepat. Karena itu, lingkar lengan atas merupakan indeks
status gizi saat kini.
Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai Under wight atau kekurusan, dan
berat badan di atas maximum dinyatakan sebagai Over Weight atau kegemukan. Penggunaan IMT hanya
berlaku untuk orang dewasa berumur di atas 18 tahun, IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
remaja, ibu hamil dan olah ragawan. Disamping itu IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus
(penyakit) lainnya seperti ada edema acites dll.
BB (kg)
IMT = -------------------------
TB (m) X TB (m)
atau : Berat Badan (dalam kg) dibagi kuadrat Tinggi Badan (dalam meter)
Kategori IMT
KURUS Kekurangan BB Tingkat Berat <17,0
Kekurangan BB Tingkat Ringan 17,0 – 18,5
NORMAL 18,5 – 25,0
GEMUK Kelebihan BB Tingkat Ringan 25,0 – 27,0
Kelebihan BB Tingkat Berat >27,0
Lemak tubuh dapat diukur dan dinyatakan dalam kilogram atau dinyatakan dalam persen terhadap
berat badan tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi tergantung dari jenis kelamin dan
umur, Umumnya lemak bawah kulit untuk pria 3,1 kg dan pada wanita 5,1 kg
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme termasuk daya tahan
terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak
bawah kulit atau pada kaki dan tangan. Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh
tenaga yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat.
Persiapan:
2. Pasang baterai pada bagian bawah alat timbang (PERHATIKAN POSISI BATERAI)
4. Responden yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki, jaket, serta mengeluarkan isi
kantong yang berat seperti kunci
Prosedur Penimbangan:
1. Mintalah ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos kaki atau asesoris yg digunakan
ANAK MAUPUN IBU
5. Catat angka yg terakhir (atau muncul huruf “OK” pd bagian kiri kaca display)
6. Minta ibu turun dr alat timbang & tunggu sampai alat timbang OFF secara otomatis
9. Angka statis yg terakhir muncul dicatat pada samping kanan kotak berat badan di kuesioner
Berat Badan “Ibu dan Anak” dikurangi berat badan “ibu tanpa anak”
11. Isikan pada kolom: Berat Badan pada formulir RKD13.IND K01b
1.Pasangkan batang alat ukur pertama (batang terpanjang) dengan alas alat ukur
2.Kencangkan kunci pada lubang yang terdapat pada alas alat ukur
3. Masukkan alat geser, ke batang alat ukur. Posisi kaca baca harus pada skala baca
4. Pasang batang lainnya berurutan sesuai dengan angka yang ditunjukkan pada skala batang ukur
Posisi Kepala, Punggung, Pantat, Betis, Tumit Menempel pada batang alat ukur Sedikitnya tiga bagian
tubuh (punggung, pantat, dan betis)
Pemasangan Alat Ukur Panjang Badan
3. Gabungkan panel bagian kepala dg batang skala terpanjang & kencangkan penguncinya
4. Pasang panel geser dan baringkan alat ukur di meja & lantai yg keras & rata
5. Pasang pipa penahan, atur agar sejajar panel bagian kepala dan kencangkan
6. Hasil pengukuran ditunjukkan oleh garis pada jendela baca dan pembacaannya dari angka yang
kecil kearah angka yang lebih besar
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) dimaksudkan untuk memperoleh prevalensi Risiko Kurang
Energi Kronis pada wanita usia 15 – 49 tahun (termasuk ibu hamil)
2. Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan pita ukur
4. Lingkarkan pita ukur mengelilingi lengan pada tanda yang telah dibuat
5. Baca angka hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh bagian ujung (posisi 0) pada pita ukur
6. Simpan pita ukur dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau sobek
2. Beri tanda titik batas tepi tulang rusuk paling bawah dengan menggunakan spidol/ pulpen
3. Tetapkan titik batas atas ujung lengkung tulang pangkal panggul
4. Beri tanda titik batas atas ujung lengkung tulang pangkal panggul
5. Tetapkan & beri tanda titik tengah antara batas tepi tulang rusuk paling bawah dengan titik batas atas
ujung lengkung tulang pangkal panggul
7. Minta responden untuk berdiri tegak & bernafas normal (pengukuran saat bernafas normal)
8. Lakukan pengukuran lingkar perut mulai dari Titik Tengah bagian kanan, secara sejajar horizontal
melingkari pinggang dan titik tengah bagian kiri melewati bagian perut dan kembali menuju ke titik
tengah bagian kanan perut responden
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Status Gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara zat gizi yang dikonsumsi
dengan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk berbagai proses biologis (pertumbuhan, perkembangan,
pemeliharaan kesehatan, aktivitas, metabolisme), adapun Indikator status gizi (antropometri, klinis,
biokimia)
Di negara berkembang pada umumnya, masalah gizi utama masih berupa Kekurangan Energi Protein
(KEP), Anemia Defisiensi Besi (ADB), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI), Kekurangan
Vitamin A (KVA), dan Obesitas. Jadi tubuh menggunakan nutrisi yang disimpan untuk memenuhi
kebutuhannya. Jika situasi ini berlangsung lama, nutrisi yang disimpan akan habis dan akhirnya tubuh
akan mulai membuangnya. Pada titik ini, orang bisa dikatakan kurang gizi, meski hanya menunjukkan
tanda-tanda penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat.
Ditinjau dari sudut pandang epidemologi masalah gizi sangat dipengaruhi oleh faktor penjamu, agens dan
lingkungan.
3.2. Saran
Dihimbau untuk meningkatkan penyuluhan tentang pengetahuan gizi yang berkaitan dengan zat – zat gizi,
pola pemberian makanan tambahan, menu seimbang, pengasuhan dan perawatan agar mencegah
terjadinya kurang gizi serta mendeteksi adanya masalah gizi sejak dini.