Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMBERIAN COOKIES KEDELAI MOCAF

TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA


GIZI KURANG

PROPOSAL SKRIPSI

diajukan untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan pendidikan


Program Diploma 4 Kesehatan Jurusan Gizi

oleh

Hanifa Zakiah Muslimah


P17331118512

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG


JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA 4
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Balita merupakan kelompok dengan rentang usia 12 - 59 bulan
dimana pada masa ini pertumbuhan tubuh dan otak sangat pesat dalam
pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah
masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan
memengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa,
kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya (1).

Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu


keberhasilan pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian
yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan.
Balita merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang sangat perlu
mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan
apabila menderita kekurangan gizi (2).

Status gizi kurang (BB/U) pada kelompok balita masih menjadi


persoalan serius di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013 dan 2018 memperlihatkan adanya penurunan prevalensi penderita
gizi kurang pada kelompok balita dari 19,6% (5,7% gizi buruk dan 13,9%
gizi kurang) menjadi 17,7% (3,9% gizi buruk dan 13,8% gizi kurang) (3),
namun angka prevalensi ini masih berada diatas angka target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Kementerian
Kesehatan RI mengenai prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada
anak balita tahun 2019 adalah 17% (4).

1
2

Data hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Provinsi Jawa Barat


Tahun 2017 menunjukan prevalensi gizi kurang pada anak balita usia 0-59
bulan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 12,1%
menjadi 12,2% (5)(6). Berdasarkan data Bulan Penimbangan Balita Kota
Cimahi Tahun 2017 menunjukan prevalensi balita gizi kurang berdasarkan
indeks BB/U adalah sebesar 6,12%.

Menurut UNICEF, keadaan gizi kurang merupakan efek yang


disebabkan oleh adanya penyakit penyerta serta asupan makanan
inadekuat (7). Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014
diketahui bahwa lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai asupan
energi yang kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan.
Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan
merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi
(2).

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita adalah kegiatan


suplementasi yang bertujuan untuk memenuhi kecukupan gizi agar
mencapai berat badan sesuai umur. PMT yang dibuat harus memenuhi
kualitas dan kuantitas, yang mana PMT harus bergizi tinggi, tidak hanya
mengandung energi dan protein, tetapi harus mengandung vitamin dan
mineral seperti vitamin B kompleks, vitamin C, asam folat, vitamin A, zat
besi serta vitamin dan mineral lainnya (8).

Hasil penelitian Iskandar pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten


Aceh Besar menunjukkan pengaruh yang bermakna dari pemberian
makanan tambahan terhadap perubahan berat badan dan perubahan
status gizi, dimana terdapat perubahan rata-rata status gizi balita dari -
2,712 SD menjadi -2,493 SD (p = 0,007) (9).

Hasil penelitian Fatmah tahun 2013 di wilayah Jakarta Timur


menunjukkan pemberian makanan tambahan kepada balita gizi kurang
dengan tuberculosis (TB) selama 1,5 bulan menyebabkan perubahan
3

signifikan terhadap berat badan, tinggi badan, Z-score (BB/U) dan kadar
serum albumin pada tiga kelompok sampel. Peningkatan berat badan
terbesar terdapat pada kelompok yang diberikan biskuit tempe dengan rata-
rata berat badan sebelum yaitu 11,0 kg dan berat badan sesudah 12,0 kg.
Kelompok kontrol lainnya yaitu kelompok yang diberikan biskuit tempe
kurma (berat badan sebelum 10,4 kg dan berat badan sesudah 10,8 kg)
dan kelompok yang diberikan biskuit placebo (berat badan sebelum 9,7 kg
dan berat badan sesudah 10,4 kg) (10).

Salah satu bentuk makanan tambahan balita yang digemari adalah


cookies. Cookies dipilih sebagai makanan tambahan balita karena bentuk
serta formulanya yang mudah untuk dimodifikasi dan produk cookies sering
dijumpai di masyarakat luas. Tepung kedelai dan tepung mocaf dipilih
sebagai bahan dasar karena merupakan salah satu bahan pangan lokal
yang kaya akan zat gizi dan dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan cookies. Selain itu, penggunaan tepung kedelai bertujuan untuk
meningkatkan kandungan protein dalam cookies sehingga dapat
membantu meningkatkan asupan protein balita. Penelitian Mariyam tahun
2017 menunjukkan pemberian makanan tambahan berupa nugget tempe
kedelai selama 14 hari dapat meningkatkan berat badan balita gizi kurang
dengan rata-rata kenaikan berat badan sebesar 0,19 kg (11).

Penelitian ini, produk cookies kedelai mocaf dibuat dengan bahan


dasar tepung kedelai, tepung mocaf, margarin, gula, bubuk coklat, serta
sumber protein berupa telur dan susu. Nilai gizi produk cookies kedelai
mocaf per porsi memiliki kandungan energi 164 kkal disesuaikan dengan
kebutuhan makanan selingan balita berdasarkan AKG 2013. Pemberian
makanan tambahan berupa cookies diharapkan mampu meningkatkan
asupan makanan sehingga dapat meningkatkan berat badan balita gizi
kurang.
4

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan


penelitian mengenai Pengaruh Pemberian Cookies Kedelai Mocaf terhadap
Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Kurang yang akan dilaksanakan di
Kelurahan Leuwigajah, Cimahi Selatan yang disertai dengan pemberian
edukasi gizi seimbang kepada ibu balita.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada pengaruh pemberian cookies kedelai mocaf terhadap
peningkatan berat badan balita gizi kurang?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian cookies kedelai mocaf
terhadap peningkatan berat badan balita gizi kurang.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui berat badan balita sebelum pemberian cookies
kedelai mocaf
b. Mengetahui berat badan balita setelah pemberian cookies
kedelai mocaf
c. Menganalisis pengaruh pemberian cookies kedelai mocaf
terhadap berat badan balita gizi kurang

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Leuwigajah, Cimahi Selatan
dengan memberikan cookies kedelai mocaf sebagai intervensi kepada
balita dengan status gizi kurang yaitu balita dengan BB/U -3 sd < -2 SD .

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas


pengetahuan tentang makanan tambahan balita berupa cookies dan
pengaruhnya terhadap berat badan balita gizi kurang.
5

1.5.2 Bagi Lokasi Penelitian

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran


bagi warga di lokasi penelitian khususnya ibu balita dalam
memodifikasi makanan tambahan balita.

1.5.3 Bagi Sampel

Penelitian ini dapat membantu sampel dalam memilih


makanan tambahan yang tepat untuk meningkatkan berat badan dan
memperbaiki status gizi dengan harga terjangkau.

1.5.4 Bagi Jurusan Gizi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi


bagi mahasiswa mengenai modifikasi PMT balita dan perubahan
berat badan pada balita.

Anda mungkin juga menyukai