PENDAHULUAN
2
mempercepat pemulihan (Silalahi, 2006, Winarti, 2010).
BMC dapat dikatakan sebagai suplemen bagi tubuh manusia dalam
memenuhi kebutuhan gizinya. Bahan makanan campuran merupakan perpaduan
bahan makanan yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan anak dalam hal
kecukupan gizi pada umumnya (Winarno, 2002). Bahan makanan campuran sudah
dikenal sejak tahun 1950, di Guatemala berhasil mengembangkan campuran jagung
dan tepung biji kapas yang dihasilkan oleh masyarakat setempat, hal ini dilakukan
untuk mencegah ketergantungan terhadap susu dan meningkatkan kondisi balita saat
itu. Di Amerika serikat, BMC yang sudah dikembangkan adalah Corn-Soy-Milk
(CSM) atau tepung jagung-kedelai-susu.
BMC yang berbasis tepung kacang hijau ini, dapat digunakan sebagai bahan
baku untuk produk KEP karena mengandung protein yang tinggi yakni 22,9%, dan
sebagai sumber protein nabati yang berkualitas baik serta sumber vitamin dan
mineral. Susu skim juga dapat digunakan sebagai bahan campuran untuk makanan
formula penderita KEP karena merupakan sumber protein hewani. Bahan campuran
lainnya yaitu tepung pisang dan tepung beras merah sebagai sumber karbohidrat,
sumber vitamin dan mineral. Tepung pisang mengandung enzim amilase yang dapat
membantu dalam penyerapan zat gizi dalam tubuh sedangkan menurut (Tripoli dkk,
2005) minyak zaitun banyak digunakan dalam bidang kesehatan karena kandungan
asam lemak tak jenuhnya yang tinggi, khususnya asam lemak tak jenuh dengan ikatan
rangkap tunggal yang di dalamnya terdapat asam oleat (Omega 9) dan juga asam
linoleat (Omega 6) dengan kadar 65-85%. Berdasarkan penjelasan diatas maka
makanan formula dibuat sesuai dengan kebutuhan zat gizi dan memanfaatkan
kandungan gizi yang terdapat pada tepung kacang hijau dengan tambahan pangan
lainnya seperti tepung beras merah, susu skim, tepung pisang, gula, dan minyak
zaitun.
Penelitian bahan makanan campuran berbasis tepung kacang hijau, tepung
beras merah, susu skim, tepung pisang, gula dan minyak zaitun ini sangat penting,
karena selain kandungan dan protein yang tinggi, dapat juga digunakan untuk
memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi kurang yang diharapkan dapat
dikembangkan sebagai bahan makanan potensial, dan dijadikan formula terstandar
yang akan digunakan untuk program penanggulangan gizi kurang dan program
diversifikasi pangan yang berbasis bahan makanan lokal.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiman perbandingan nilai gizi energi dan protein di antara bahan makanan
campuran berbasis tepung kacang hijau tersebut ?
2. Bagaimanakah daya terima atau kesan hedonik para ibu balita selaku panelis
terhadap bahan makanan campuran tersebut?
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan bahan makanan campuran berbasis tepung kacang hijau
yang memiliki nilai dan protein yang tinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan formula BMC yang menghasilkan nilai dan protein tinggi.
b. Menghitung nilai zat gizi makanan formula terpilih.
c. Untuk mengetahui sifat fisik dan organoleptik (daya terima) pada
formula terpilih
Bagi peneliti:
Bagi institusi:
Manfaat penelitian ini bagi institusi meliputi: menambah referensi
penelitian di fakultas kesehatan dan ilmu gizi di Universitas MH Thamrin tentang
bahan makanan campuran dan menambah informasi mengenai
penganekaragaman bahan pangan lokal yang memiliki potensi peningkatan status
gizi balita dan sebagai penelitian pendahuluan untuk dapat dikembangkan
4
menjadi formula terstandar yang akan digunakan untuk program penanggulangan
gizi kurang.
Bagi pemerintah:
Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif dalam pembuatan produk
formula BMC yang tinggi dan protein bagi balita gizi kurang. Membantu
pemerintah dalam peningkatan status gizi balita dengan pemanfaatan pangan
lokal.
1. Formula BMC yang terdiri dari tepung kacang hijau, tepung beras merah,
tepung pisang, susu skim dan gula diformulasikan terlebih dahulu sesuai
standar Protein Advisory Group ( PAG) dan WHO yang hasil akhirnya dalam
bentuk tepung. Pada saat akan disajikan, formula BMC tersebut dimasak
terlebih dahulu dengan 200 ml air dan minyak zaitun diatas api kecil hingga
matang selama kurang lebih 15 menit. Formula siap disajikan kepada panelis.
2. Formula BMC di ujikan kepada 60 orang panelis tidak terlatih. Panelis yang
terpilih dalam penelitian ini adalah ibu balita sebanyak 60 orang. Uji daya
terima makanan formula meliputi pada aspek rasa, aroma, warna, dan
konsistensi.