Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bawah garis merah (BGM) merupakan keadaan kekurangan gizi

disebabakan kurangnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari-hari

dalam jangka waktu yang lama1. Indikator awal bahwa balita mengalami

masalah gizi dengan berat badan menurut umur (BB/U) dibawah garis merah

pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Balita dengan berat badan dibawah garis

merah mengalami gangguan pertumbuhann sehingga diperlukan perhatian

khusus. KMS merupakan kartu kurva pemantau pertumbuhan balita yang

diukur berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U)

atau sebagai alat bantu menentukan status gizi balita2.

Balita BGM bukan merupakan keadaan gizi buruk, tetapi peringatan

untuk konfirmasi dan tindak lanjut agar balita BGM segera ditangani sebelum

menjadi gizi buruk. Bila balita tersebut tidak segera ditangani akan

menyebabkan kematian pada balita. Balita dengan berat badan kurang (BB/U)

pada tahun 2018 Indonesia mengalami kejadian gizi buruk sebanyak 17,7%

yang terdiri dari 3,9%% gizi buruk dan 13,8% gizi kurang. Jika dibandingkan

dengan prevalensi nasional tahun 2007 dengan 18,4% dan 2010 sebanyak

17,9% dimana terjadi peningkatan. Perubahan pada prevalensi gizi buruk

pada tahun 2007, 2013 dan 2018 yaitu berturut-turut sebanyak 5,4%, 5,7%

dan 3,9%. Sedangakan prevalensi gizi kurang sebesar 13%, 13,9% dan 13,8%

pada tahun 2007, 2013 dan 20183.


Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017

terjadi angka kematian dalam 5 tahun terakhir yaitu angka kematian neonatal

(AKN) sebanyak 15 per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi (AKB)

sebanyak 24 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian anak di bawah 5

tahun (AKBA) sebanyak 24 per 1.000 angka kelahiran hidup4.

SDGs (Sustaunable Development Goals) mempunyai salah satu target

pada tahun 2030 sistem kesehatan nasional berupaya menurunkan angka

kematian balita sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup. Selain itu juga target

tahun 2030 dimana seluruh negara merupaya mengatasi masalalah segala

bentuk malnutrisi termasuk pencapaian target 2025 untuk menurunkan

stunting dan wasting pada balita dan remaja, wanita hamil, menyusui, lansia

dapat mengatasi masalah kebutuhan gizinya5. kejadian di indonesia Provinsi

yang mengalami presentase gizi buruk tertinggi dengan persentase tertinggi gizi

buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-23 bulan tahun 2018 adalah Nusa Tenggara

Timur6. Angka kejadian balita dengan gizi buruk di Provinsi Nusa Tenggara

Timur pada tahun 2014-2017 mengaami perubahan yang sangat signifikan,

dimana dari 21 kabupaten melaporkan bahwa tahun 2014 kejadian balita gizi

buruk sebanyak 3.351 balita, tahun 2015 sebanyak 3.357 balita 2016 sebnyak

3.072 dan pada tahun 2017 balita dengan gizi buruk sebanyak 3.017 balita7.

Gizi mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, maka itu sangat

berperan penting dalam kesehatan. Gizi juga dapat memelihara kesehatan

tubuh, mendukung aktivitas sehari-hari dan melindungi dari penyakit.

Keseimbangan asupan gizi merupakan status gizi yang baik jika sesuai
dengan kebutuhan8. Gizi buruk terjadi pada semua semua golongan umur

tetapi yang lebih rentan terhadap kondisi gizi buruk yaitu pada kelompok bayi

dan balita. Status gizi balita dapat di ukur berdasarkan standar yang telah

ditetapkan yaitu mengukur berat badan menurut umur, mengukur tinggi

badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan6.

Masalah tentang gizi yang terjadi di indonesia disebabkan hidangan

makanan yang dikonsumsi tidak seimbang dan tidak mencakupi kebutuhan.

Kelompok umur yang sering mengalami kurang gizi akibat kekurangan

asupan Energi dan Protein (KEP) yaitu anak balita usia (0-5 tahun) dan

termasuk dalam golongan yang rentan terhadap gizi. Masalah gizi bisa

berdampak pada meningkatnya angka kematian bayi dan anak, terganggunya

pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak serta dapat mengakibatkan

rentan terkena penyakit akibat dari kurangnya asupan gizi9. faktor masalah

lain yang mengakibatkan anak menderita gizi buruk yaitu tidak adanya

ketersediaan makanan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat

setempat, perilaku budaya setempat dalam pengelolahan makanan dan

perawatan dan pengolahan kesehatan yang tidak memadai7.

Pemerintah telah mengupayakan kebijakan dan strategi dengan

pendekatan keluarga dalam menggatasi masalah stunting pada balita meliputi

pemantauan tumbuh kembang balita dengan membawa balita ke posyandu,

kegiatan penyelenggaraan makanan tambahan (PMT) untuk balita,

menyelenggarakan simulasi dini perkembangan anak dan memberikan

pelayanan kesehatan yang optimal10.


Pemenuhan zat gizi dapat diperoleh dari beberapa makanan yang

diantaranya zat gizi mikro dan makro seperti . Zat gizi mikro berfungsi

menghasilkan energi dan protein sedangkan zat mkaro merupakan zat yang

diperlukan dalam jumlah yang banyak berperan sebagai penyediaan energi 11.

status gizi balita dipengaruhi oleh tingkat konsumsi zat makro. Dimana

pernyataan diatas dukung penelitian sebelumnya yang mengatakan ada

hubungan tingkat konsmsi energi dan protein terhadap status gizi balita.

Status gizi pada balita akan baik apabila tingkat konsumsi energi dan protein

yang seimbang serta memenuhi kebutuhan tubuh12. Penelitian yang lain juga

mnengatakakan bahwa rendahnya asupan zat ennergi dan protein juga

menyebabkan balita mengalami masalah kekurangan gizi energi kronis dan

kekurangan energi protein, selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan

dan perkembangan kognitif balita. Asupan lemak juga berperan penting

dalam pertumbuhan dimana kurangnya asupan lemak dapat terjadi penurunan

massa tubuh balita dan juga menggagu penyerapan vitamin dalam tubuh11.

Albumin merupakan protein dalam darah dimana terdapat plasma

darah yang mencapi 60%. Dalam ilmu kedokteran menjelaskan bahwa

albumin berfungsi untuk membantu menumbuhkan sel jaringan baru dan

dapat membantu proses pemulihan sel jaringan yang terbelah atau rusak. zat

gizi dalam makanan yang mengandung protein dan zat besi dapat membantu

menyusun terbentuknya albumin dalam tubuh.13 malnurtisi dapat dilihat

melalui parameter biomarker14,15. Albumin merupakan penanda secara klinis

terhadap penilaian status gizi secara stabil, kadar albumin yang rendah dapat
mengalami kehilangan massa otot16 dan albumin juga merupakan penanda

untuk menilai status gizi malnutrisi kekurangan energi dan protein dalam

tubuh17. fungsi albumin dapat mempertahankan osmotik plasma

dalammenjaga keseimbangan distribusi air yang akan membawa beberapa

komponen darah selain itu juga albumin berfungs sebagai pengangkut

kalsium, logam dan hormon lainnya dalam darah18.

Penelitian yang dilakukan tahun 2013 di Mesir mengenai asupan zat

mikro dan makro pada anak prasekolah terhadap status gizi dimana terdapat

perbedaan asupan zat mikro dan makro pada anak yang stunting dan tidak

stunting. Pemeriksaan kadar albumin pada anak prasekolah, didapatkan

sebesar 4,27 g/dl kadar albumin pada anak yang stunting dibandingkan

dengan anak yang tidak stunting yaitu sebanyak 5,00 g/dl. Dari penelitian ini

terlihat bahwa kadar albumin anak yang stunting lebih rendah dibangdingkan

dengan anak non stunting19.

Sebagai upaya dalam meningkatkan status gizi balita dengan

memberikan makanan tambahan yang mengandung zat gizi berupa asupan

kalori dan protein. Modisco merupakan jenis minuman yang dapat

meningkatnkan saus gizi dimana minuman Modisco mengandung nilai gizi

yang tinggi, mudah dicerna, mengandung kaya akan protein dan kalori.

Modisco merupakan singkatan dari “Modified Disco” dalam 100 cc Modisco

memiliki kandung Energi sebanyak 130 kalk, protein 3 gram dan lemak

sebanyak 7,5 gram. Formula Modisco terdiri dari susu krim 7,85 gram, gula

7,85 gram dan minyak 5,93 gram. Minuman Modisco diberikan pada orang
dengan keadaan membutuhkan tambahan asupan kalori dan protein yang

dikarenakan infeksi menahun, masa penyembuhan dari penyakit yang berat,

kesulitan makan karna kelainan bawaan, makann untuk anak sehat yang kurus

dan orang yang melalukan olah raga berat. Balita BGM dapat mengkonsumsi

Modisco karena kaya akan zat energi dan protein yang baik untuk

pertumbuhan20,21.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Annisa Fillaeli, Susila

Kristianingrum dan Dyah Puraningsih pada tahun 2013 dilihat dari tingkat

kesukaan responden terhadap pemberian Modisco dan Modisco subsitusi.

Pemberian Modisco dan Modisco subsitusi dengan bahan dasar Modisco

yaitu susu skim, gula pasir dan minyak sedangakan Modisco subsitusi

mengguanakan bahan ganti seperti susu skim dengan susu kedelai dan gula

pasir dengan gula kelapa. Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa Modisco

substiitusi dapat di terima dengan baik di masyarakat dibandingkan dengan

Modisco22.

Penelitian yang dilakukan oleh tahun 2018 dengan tujuan

menganalisis kandungan protein dan daya terima Modisco, dimana

didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaankadar protein modico dengan

penambahan edamame dan dari segi rasa dan aroma dapat di terima

sedangkan dari segi warna dan tekstur tidak mengalami perubahan23.

Selain Modisco, pemberian kacang merah juga merupakan upaya

alternatif pemulihan gizi balita. Kacang merupakan sumber protein nabati

maka dari itu perannya dlam memperbaiki status gizi sangat penting. Kacang
merah selain memiliki kandungn protein yang tinggi juga sumber karbohidrat,

mineral, vitamin24. dari beberapa jenis kacang-kacangan, kacng merah

mempunyai kandungan energi yang sangat tinggi dibandingkan dengan

kacang yang lain yaitu kacang merah sebnayak 350,00 kalk, kacang hijau

316,00 kal, kacang kedelai 286,00 kal sedangkan kacang polong sebnayak

349,00 kal25. kacang merah memiliki kandungan vitamin per 100 gram yaitu

vitamin A 30 SI, thiamin/vitamin B1 sebnayk 0,5 mg, ribofaltin/vitamin B2

0,22 mg serta niasin 2,2 mg. Kandungan protein pada kacang merah kering

mencapai 22,3 g per 100 g yang setara dengan kacang hijau24.

Penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Tiva Aviandari tahun 2017

dengan pemberian modisco kacang merah dan modisco kacang hijau 2 kali

sehari dalam 2 minggu sebnayk 100 gram, dapat meningkatkan berat badan

balita Loss of Growth di wilayah Puskesmas Banyuwondo II Boyolali,

dimana terjadi peningkatan berat badan yang diberikan modisco kacang

merah (12,29±3,03) dibandingkan dengan modisco kacang hijau (11,47±2,37)

maka disimpulkan dahwa pemberian modisco kacang merah dapat

meningkatkan berat badan balita dibandingkan dengan modisco kacang

hijau26.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah tahun 2018 untuk

mengetahui perbedaan efektifitas es krim modisco kacang merah dan es krim

modisco daun kelor terhadap peningkatan berat badan balita bawah garis

merah di Puskesmas Karanganyer Pekalongan, dimana dengan pemberian

100 gram selama 14 hari, diketahui bahwa es krim modisco daun kelor dapat
meningkatkan berat badan anak sebanyak (0,56%) dibandingkan dengan

pemberian es krim modisco kacang merah (0,21%)27.

Berdasarkan beragam uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui

“Potensi Modisco Kacang Merah terhadap perubahan kadar albumin dan

pertumbuhan balita bawah garis merah.

B. Perumusan Masalah

Bawah garis merah (BGM) merupakan keadaan kekurangan gizi

disebabakan kurangnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari-hari

dalam jangka waktu yang lama1. Balita dengan berat badan dibawah garis

merah mengalami gangguan pertumbuhan sehingga diperlukan perhatian

khusus. KMS merupakan kartu kurva pemantau pertumbuhan balita yang

diukur berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U)

atau sebagai alat bantu menentukan status gizi balita 2. Balita bawah garis

merah harus segera ditangani sebelum menjadi gizi buruk dan apabila tidak

segera ditangani akan berdampak kematian pada balita3.

Masalah tentang gizi yang terjadi di indonesia disebabkan hidangan

makanan yang dikonsumsi tidak seimbang dan tidak mencakupi kebutuhan.

Masalah gizi bisa berdampak pada meningkatnya angka kematian bayi dan

anak, terganggunya pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak serta

dapat mengakibatkan rentan terkena penyakit akibat dari kurangnya asupan

gizi9.

Pemerintah telah mengupayakan kebijakan dan strategi dengan

pendekatan keluarga dalam menggatasi masalah stunting pada balita meliputi


pemantauan tumbuh kembang balita dengan membawa balita ke posyandu,

kegiatan penyelenggaraan makanan tambahan (PMT) untuk balita,

menyelenggarakan simulasi dini perkembangan anak dan memberikan

pelayanan kesehatan yang optimal10. Namun terlihat masih banyak kejadian

balita dengan gizi kurang , di Indonesia kejadian tertinggi salah satunya

terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2018 dimana sebanyak

33% kejadian status gizi kurang dan gizi buruk, masih jauh dari standar

Riskesdas yaitu 17,7%3.

Modisco merupakan jenis minuman yang dapat meningkatkan status

gizi dimana minuman Modisco mengandung nilai gizi yang tinggi, mudah

dicerna, mengandung kaya akan protein dan kalori. Kandungan 100 cc

Modisco memiliki kandung Energi sebanyak 130 kalk, protein 3 gram dan

lemak sebanyak 7,5 gram. Balita BGM dapat mengkonsumsi Modisco karena

kaya akan zat energi dan protein yang baik untuk pertumbuhan20,21.

Pemberian kacang merah juga sumber protein nabati selain memiliki

kandungn protein yang tinggi juga sumber karbohidrat, mineral, vitamin 24.

kacang merah mempunyai kandungan energi yang sangat tinggi dibandingkan

dengan kacang yang lain yaitu kacang merah sebnayak 350,00 kalk, dan

juga memiliki kandungan vitamin per 100 gram yaitu vitamin A 30 SI,

thiamin/vitamin B1 sebnayk 0,5 mg, ribofaltin/vitamin B2 0,22 mg serta

niasin 2,2 mg. Kandungan protein pada kacang merah kering mencapai 22,3 g
24,25
per 100 g . Berdasarkan uraian yang sudah di jelaskanmaka peneliti

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:


1. Rumusan Masalah Umum

Apakah kandungan senyawa dari modisco kacang merah

dapat berpotensi meningkatkan status gizi balita bawah garis

merah (BGM)?

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Apakah kandungan Modisco Kacang Merah mampu

meningkatkan kadar albumin balita Bawah Garis Merah

BGM)?

b. Apakah kandungan Modisco Kacang Merah mampu

meningkatkan pertumbuhan balita Bawah Garis Merah

(BGM)?

C. Tujuan Penelitain

1. Tujuan Umum

Membuktikan apakah pemberian modisco kacang merah dapat

meningkatkan status gizi balita Bawah Garis Merah (BGM)

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusu dari penelitan ini yaitu:

a. Menganalisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam

peningkatan kadar albumin balita Bawah Garis Merah (BGM)

b. Mengananlisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam

peningkatan berat badan balita Bawah Garis Merah (BGM)

c. Menganalisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam

peningkatan tinggi badan balita Bawah Garis Merah (BGM)


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menjadikan referensi yang relevan tentang potensi dari pemberian

modisco kacang merah terhadap perubahan status gizi balita

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat menjadi alternatif dalam memanfaatkan potensi

kacang merah mengatasi kekurangan gizi pada balita berbasis kearifan

lokal

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya pencegahan dan

penanganan pada balita Bawah Garis Merah (BGM) dalam

meningkatkan status gizi dalam mencakupi kebutuhan akan energi dan

protein pada anak.

6. Tifa Afiandari Perbedaan Variabel Quasy Nilai p-value


(2017) pemberian Independen: eksperimen 0,000 < 0,05.
modisco kacang modisco menggunaka Kenaikan
merah dan kacang merah n berat badan
modisco kacang dan modisco pendekatan modisco
hijau terhadap kacang hijau pre-test post- kacang merah
berat badan balita dan Variabel test non = 12,92 ±3,03
loss of growth di Dependen: equivalent > modisco
wilayah berat badan design kacang hijau
puskesmas balita loss of = 11,47
Banyudono II growth ±2,37. Dapat
Boyolali disimpulkan
bahwa
kenaikan
berat badan
balita lebih
banyak pada
pemberian
modisco
kacang merah
dibandingkan
dengan
pemberian
modisco
kacang hijau
6. Nur Hidayah Evektifitas Variabel Pre Menunjukan
(2018) pemberian es Independen: es Eksperimen perbedaan
krim modisco krim modisco Design with berat badan
kacang merah dan kacang merah one group balita yang
es krim modisko dan es krim pre-test post- diberikan es
daun kelor modisco daun test krim modisco
terhadap kelor dan kacang merah
peningkatan berat Variabel (0,21%)
badan balita Dependen: sedangkan
bawah garis Berat badan yang
merah (BGM) di balita bawah diberikan es
Wilayah Kerja garis merah krim modisco
Puskesmas (BGM) daun kelor
Karanganyar sebanyak
Kabupaten (0,56%) maka
Pekalongan dapat
disimpulkan
bahwa
pemberian es
krim modisco
daun kelor
lebih evektif
menaikan
berat badan
balita BGM
di bandingkan
dengan
pemberian es
krim modisco
kacang
merah.

1. S.M. H. BGM Pada Anak Balita.; 2015.


2. Sulisttyoningsih H. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu; 2011.
3. 1 KKBP dan PK. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat
Republik Indones. 2018:1-100. doi:1 Desember 2013
4. Profil_Kesehatan_Indonesia. Profile Kesehatan Indonesia Tahun 2017.;
2018. doi:10.1002/qj
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kesehatan Dalam Kerangka
Sustainable Develovment Goals (SDGs). Rakorpop Kementeri Kesehat RI.
2015;(97):24.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
ibu.pdf.
6. Ministry of Health Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia
Health Profile 2018].; 2019.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf.
7. DINAS KESEHATAN PROV.NTT. Profil Kesehatan NTT tahun 2017.
Kementrian Kesehat Republik Indones. 2017:40.
8. Kemenkes RI. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). 2014.
9. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI.
Rencana Strategis Program Tahun 2015-2019. Kementeri Kesehat RI. 2015.
10. In Reply: BEHAVIOUR THERAPY. In: The British Journal of Psychiatry.
Vol 111. ; 1965:1009-1010. doi:10.1192/bjp.111.479.1009-a
11. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2010.
12. Dan P, Kejadian D, Kurang G, Balita P. Prevalensi dan Determinan
Kejadian Gizi Kurang pada Balita. KEMAS J Kesehat Masy.
2010;5(2):138-144. doi:10.15294/kemas.v5i2.1872
13. Ans TWE V. <Biological effects of albumin unrelated to oncotic
pressure.pdf>. 2002;16:6-11. doi:10.1046/j.1365-2036.2002.00190.x
14. Beghetto MG, Luft VC, Mello ED, Polanczyk CA. Accuracy of nutritional
assessment tools for predicting adverse hospital outcomes. Nutr Hosp.
2009;24(1):56-62.
15. Basu I, Subramanian P, Prime M, Jowett C, Levack B. The Use of
Biochemical Parameters as Nutritional Screening Tools in Surgical
Patients. Surg Sci. 2011;02(02):89-94. doi:10.4236/ss.2011.22019
16. Cabrerizo S, Cuadras D, Gomez-Busto F, Artaza-Artabe I, Marín-Ciancas
F, Malafarina V. Serum albumin and health in older people: Review and
meta analysis. Maturitas. 2015;81(1):17-27.
doi:10.1016/j.maturitas.2015.02.009
17. Malafarina V, Reginster JY, Cabrerizo S, et al. Nutritional status and
nutritional treatment are related to outcomes and mortality in older adults
with hip fracture. Nutrients. 2018;10(5):1-26. doi:10.3390/nu10050555
18. Murray RK, Granner DK dan RV. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2014.
19. Salem YHA, Mikhail WZA, Sobhy HM, et al. Effect of Nutritional Status
on Growth Pattern of Stunted Preschool Children in Egypt. Acad J Nutr.
2013;2(1):1-09. doi:10.5829/idosi.ajn.2013.2.1.7466
20. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Dalam Ranuh IGNG. 1st ed.
Jakarta: Balai Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995.
21. catur AA. Modisco Makanan Penambah Berat Badan. Jakarta: Puspa
Swara; 2011.
22. Fillaeli A, Kristianingrum S, Purwaningsih D. Nilai Gizi Modisco Dengan
Dua Subtitusi Bahan Dasar. Fak MIPA UNY. 2013:K16.
23. Protein K, Daya DAN, Modisco T, Edamame DP. Digital Digital
Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember
( MODIFIED DRIED SKIMMED MILK AND COCONUT OIL ) Digital
Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember.;
2018.
24. Astawan M. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-Bijian. Jakarta:
Penebar Swadya; 2009.
25. Depkes RI. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. (Departemen Kesehatan, Ed.).
Jakarta: GAVI; 2009.
26. Aviandari T. Perbedaan Pemberian Modisco Kacang Merah dan Modisco
Kacang Hijau terhadap Berat Badan Balita Loss of Growth di Wilayah
Puskesmas Banyudono II. Presented at the: 2017.
27. Hidayah Nur. 2EFEKTIVITAS PEMBERIAN ES KRIM MODISCO
KACANG MERAH DAN ES KRIM MODISCO DAUN KELOR
TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BAWAH
GARIS MERAH (BGM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN. Presented at the:
2018.

Anda mungkin juga menyukai