Anda di halaman 1dari 4

OUTLINE PENELITIAN TESIS

Nama : Hasriyanti Romadhoni F


NIM : P1337424718017

Topik Tesis : Inovasi metode Antenatal Breast Expression (ABE) pada ibu hamil
aterm sebagai upaya pencegahan stunting pada balita.
Segmentasi Topik :  Laktasi
Laktasi merupakan rangkaian menyeluruh mekanisme tubuh
dalam proses menyusui berawal dari produksi air susu sampai
proses bayi menghisap dan menelan air susu ibu yang
dipengaruhi oleh sistem saraf dan hormonal. Laktasi harus
dipersiapkan seawal mungkin pada saat kehamlan agar tdak
menimbulkan penyulit pada masa menyusui

Kolostrum
makanan terbaik bayi karena memiliki kandungan yang
dibutuhkan dan sesuai dengan tubuh bayi, juga mengandung
antibodi sebagai pertahanan tubuh dan memperkuat sistem
imunitas bayi.

 Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi
badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar
usianya.

 Antenatal Breast Expression (ABE)


ABE adalah metode pengeluaran kolostrum pada saat kehamilan.
ABE dilakukan ketika ibu hamil memasuki usia kehamilan 37
minggu hingga hari persalinan. ABE bertujuan untuk
menyiapkan fisik (payudara) dan psikologis ibu dalam
menghadapi masa menyusui.

Latar belakang : Mengapa penelitian menarik, hubungkan daya dukung masing –


masing elemen terhadap topik dan masing-masing diberi
literature jurnal internasional:
Proses menyusui dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas
bayi serta meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi(1).
Kolostrum mengandung komponen imunologi utama sebagai
benteng pertahanan bayi seperti hepatocyte growth factor (HGF);
transforming growth factor- (TGF-) 1, 2, dan 3; dan
immunoglobulin A (IgA) yang berperan penting dalam stimulasi
perkembangan sistem pencernaan dan imunitas bayi(2)
Kolustrum merupakan ASI terbaik yang keluar pada hari ke 0-5
setelah bayi lahir yang mengandung antibodi (zat kekebalan) yang
melindungi bayi dari zat yang dapat menimbulkan alergi atau infeksi
(Handy, 2010).
Kendala pemberian kolostrum adalah kurangnya pengetahuan atau
karena kepercayaan yang salah, banyak ibu yang baru melahirkan
tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Di berbagai daerah,
air susu ibu pertama (kolostrum) sengaja diperah dengan tangan dan
dibuang. Mereka percaya dan berpendapat bahwa kolostrum akan
berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak. Ada angggapan bahwa
pemberian kolostrum perlu dihindarkan karena mereka percaya
keluarnya air susu yang sebenarnya hanya mulai pada hari ketiga
(Proverawati, 2010).

Di Indonesia, cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar


61,33%, angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2017
sebesar 44%(3). Namun, Riskesdas (2013) melaporkan pemberian
makanan pralakteal masih tinggi yaitu sebesar 79,8%(4). Salah satu
makanan pralakteal yang sering diberikan kepada bayi yaitu susu
formula. Susu formula memiliki komponen nutrisi dan imunologi
lebih sedikit dibandingkan ASI serta menghilangkan faktor-faktor
pelindung penting, hormon, dan bakteri baik yang dibutuhkan bayi.
Susu formula menyebabkan bayi rentan terkena infeksi dan
mengganggu proses bayi menyusu ASI(5–10). Salah satu penyebab
tingginya pemberian susu formula pada bayi 0-6 bulan adalah karena
ASI belum keluar(11).
Antenatal Breast Expression (ABE) merupakan salah satu metode
untuk pengeluaran kolostrum pada masa kehamilan. Kolostrum yang
dikeluarkan pada saat hamil dapat disimpan dan digunakan ketika
bayi lahir(12). Kolostrum yang disimpan ini sebagai makanan yang
tersedia ketika bayi membutuhkan nutrisi segera namun ibu belum
mampu mengeluarkan ASI.
Gap : Uraikan kondisi terkini dan apa solusi yang diinginkan dari
tesis

Penelitian mengenai ABE menyatakan kebermanfaatan bagi ibu


hamil namun dibutuhkan penelitian skala besar (RCT) untuk
membuktikan manfaat yang lebih besar dan keefektivitasan ABE.

Beberapa ibu hamil yang melakukan ABE mengatakan bahwa


metode ABE terkadang menimbulkan rasa nyeri, sehingga
dibutuhkan metode yang lebih nyaman bagi ibu.

Tujuan : Menganalisis inovasi metode ABE pada ibu dengan kehamilan aterm
sebagai persiapan laktasi
Manfaat : 1. Manfaat bagi keilmuan
Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi bagi
pengembangan ilmu kebidanan aplikatif, khususnya dalam
persiapan laktasi dalam kehamilan menjelang persalinan dalam
upaya pencegahan stunting
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan praktik
ABE yang lebih nyaman dan aman pada ibu hamil dalam upaya
pencegahan stunting
3. Manfaat bagi dasar penelitian berikutnya
Sebagai pengembangan penelitian mengenai inovasi metode
ABE dalam persiapan laktasi.
LandasanTeori : Konsep Kehamilan, Konsep laktasi, Konsep ABE, stunting
Metode : Desain
Randomized Control Trial dengan rancangan post test only with
control group design

Teknik Sampling
nonprobability sampling dengan consecutive sampling, yaitu metode
pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu
yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah
sampel yang diinginkan terpenuhi.

Variabel
Variable Independen: Antenatal Breast Expression
Variable Dependen: jumlah kolostrum, usia kehamilan saat
persalinan, lama persalinan (?)
Alur Penelitian  Menetukan populasi, sampel dan besar sampel
 Menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria Inklusi dan
Eksklusi
 Membagi sampel dalam 2 kelompok, kelompok intervensi dan
kelompok kontrol
 Pada kelompok intervensi, melakukan ABE setiap hari setelah
mandi selama 5-20 menit dan ditampung dalam wadah pengumpul
ASI. ABE dihentikan ketika ibu mengalami kontraksi dan
dilanjutkan ketika kontraksi hilang.
 Pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi
 Posttest dilakukan saat ibu bersalin
DAFTAR PUSTAKA
1. Victoria CG, Bahrl R, Barros AJD, França GV., Horton S, Krasevec J. Breastfeeding
in the 21st century: Epidemiology, mechanisms, and lifelong effect. The Lancet.
Lancet [Internet]. 2016;387(10017):475–90. Available from:
https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(15)01024-7/fulltext
2. Munblit D, Abrol P, Sheth S, Chow LY, Khaleva E, Asmanov A, et al. Levels of
growth factors and iga in the colostrum of women from Burundi and Italy. Nutrients.
2018;10(9):1–13.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan RI 2017. Jakarta; 2018.
4. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis ASI
Eksklusif. Jakarta; 2014.
5. Khanal V, Adhikari M, Sauer K, Zhao Y. Factors associated with the introduction of
prelacteal feeds in Nepal : findings from the Nepal Demographic and Health Survey
2011. Int Breastfeed J [Internet]. 2013;8(1):1. Available from: International
Breastfeeding Journal
6. Legesse M, Demena M, Mesfin F, Haile D. Prelacteal feeding practices and associated
factors among mothers of children aged less than 24 months in Raya Kobo district ,
North Eastern Ethiopia : a cross-sectional study. Int Breastfeed J. 2014;9(189):1–8.
7. Moore ER, Anderson GC, Bergman N, Dowswell T. Early skin-to-skin contact for
mothers and their healthy newborn infants. Eur PMC Funders Gr. 2014;
8. Rogers NL, Abdi J, Moore D, Nd S, Smith LJ, Carlson AJ, et al. Colostrum avoidance
, prelacteal feeding and late breast-feeding initiation in rural Northern Ethiopia.
2011;14(11):2029–36.
9. Pãšrez-escamilla R, N SS, Canahãœati J, Allen H. Community and International
Nutrition Prelacteal Feeds Are Negatively Associated with Breast-Feeding Outcomes
in Honduras. Am Inst Nutr. 1996;(May):2765–73.
10. Pearson-Glaze P. Expressing Colostrum Antenatally [Internet]. breastfeeding support.
2018. Available from: https://breastfeeding.support/expressing-colostrum-antenatally/
11. Ida N, Achadi nugraheni sri, Apoina K. Faktor Determinan Pemberian Susu Formula
pada Bayi Usia 0-6 Bulan(Studi pada ibu Bayi Usia 7-12 Bulan di Wilayah
Puskesmas Kabupaten demak). Manaj Kesehat Indones. 2015;03(01):83–90.
12. Brisbane JM, Giglia RC. Experiences of expressing and storing colostrum
antenatally : A qualitative study of mothers in regional Western Australia. J Child
Heal Care. 2015;19(2):206–15.

Anda mungkin juga menyukai