Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Balita merupakan anak usia di bawah lima tahun (0-5 tahun). Usia
tersebut merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan
perhatian khusus dari orangtua, khususnya ibu, terutama dalam hal makanan
agarmemperoleh asupan gizi yang seimbang. Pertumbuhan dan perkembangan
tubuh balita dipengaruhi status gizi. Status gizi yang optimal pada balita
merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia pada suatu negara.
Status gizi yang baik pada awal pertumbuhan akan mencegah gangguan gizi
yang dapat muncul saat dewasa, baik itu kelebihan gizi maupun kekurangan
gizi. Kekurangan gizi pada balita disebabkan oleh kemiskinan, ketidaktahuan
orang tua karena pendidikan rendah, kurangnya pengetahuan orang tua tentang
gizi, dan penyakit (Proverawati & Asfuah, 2009: 136).
Seseorang perlu memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan dan zat
gizi, kebutuhan gizi, serta pengetahuan hidangan dan pengolahannya agar dapat
menyusun menu yang seimbang. Pendidikan memegang peranan penting
terhadap pengetahuan tentang gizi untuk perbaikan gizi seseorang. Semakin
tinggi pendidikan maka semakin mudah menerima hal-hal baru dan lebih
mudah menyesuaikan sehingga dapat menerima informasi tentang pengetahuan
gizi dengan baik dan dapat memperbaiki gizi keluarga (Suhardjo, 2002: 8).
Penyediaan makanan di tingkat keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap,
dan perilaku terutama ibu baik itu tentang gizi maupun tentang kesehatan.
Pengetahuan ibu yang baik tentang gizi seimbang diharapkan mampu
menyediakan dan mendistribusikan makanan bergizi seimbang dalam keluarga
khususnya pada anak balita. Hal ini dapat mempengaruhi konsumsi makanan
sehari-hari dan dampak lebih lanjutnya adalah pada status gizi, khususnya
golongan rawan gizi seperti balita (Saragi, 2004: 33). Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan ibu adalah pendidikan, persepsi atau tindakan,
motivasi, dan pengalaman. Pengetahuan ibu dapat mempengaruhi penyusunan
menu balita, contohnya pendidikan ibu yang tidak tinggi cenderung memiliki

2
pengetahuan yang minim sehingga ibu tidak dapat menyusun menu makanan
yang tepat untuk balita, oleh karena itu asupan gizi balita tidak terpenuhi
(Saragi, 2004: 41).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, diketahui bahwa di
seluruh Indonesia prevalensi balita dengan gizi buruk sebesar 5,7%, gizi kurang
sebesar 19,6%, dan stunting sebesar 35,6% (Riskesdas, 2013). Di samping itu,
diperkirakan 14,9% balita mengalami berat badan lebih (overweight) dan
kegemukan (obesitas). Keadaan ini berpengaruh pada masih tingginya angka
kematian bayi dan balita. Menurut WHO (2010) lebih dari 50% kematian bayi
dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi
perlu ditangani secara cepat dan tepat (Mahdiah, 2013).
Masalah pada penyusunan menu balita antara lain bahan makanan yang
dipergunakan tidak mengandung gizi seimbang, cara pengolahan bahan
makanan tidak tepat sehingga bahan makanan menjadi rusak, dan jadwal makan
balita juga tidak teratur (Saragi, 2004). Penerapan jadwal makan yang teratur
penting karena akan membuat tubuh balita mengalami penyesuaian kapan balita
akan makan. Membiasakan balita makan sesuai jadual akan membuat
pencernaan lebih siap dalam mengeluarkan hormon dan enzim yang dibutuhkan
untuk mencerna makanan yang masuk. Idealnya pemberian makan balita yaitu
3 kali makan utama yaitu sarapan, makan siang, makan malam, ditambah 2 kali
makanan selingan.
Sehingga, pada praktikum ini kami akan menyusun menu dalam sehari
sesuai dengan kebutuhan bayi. Tidak hanya itu hal-hal mengenai bahan
makanan yang kurang baik atau dihindari untuk bayi, juga akan dibahas pada
laporan ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana cara membuat menu yang tepat untuk bayi 10 bulan
1.2.2 Bagaimana kandungan gizi pada tiap menu yang diberikan ke bayi 10
bulan

3
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu menghitung angka kecukupan gizi pada bayi
1.3.2 Mahasiswa mampu menyusun menu dalam sehari sesuai dengan
kebutuhan gizinya

1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat menghitung angka kecukupan gizi pada bayi
1.4.2 Dapat menyusun menu dalam sehari sesuai dengan kebutuhan gizinya

4
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi MP-ASI


MP ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang
diberikan pada bayi atau anak berumur 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. tujuan pengenalan MP ASI bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi tapi juga untuk memperkenalkan pola makan keluarga kepada bayi.
Makanan pendamping ASI (MP ASI) dini adalah makanan atau minuman yang
diberikan pada bayi sebelum berusia 6 bulan (Rosidah, 2004).
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi berusia 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan gizinya. Sebelum bayi berusia 24 bulan, sebaiknya ASI tetap
diberikan dengan memberikan ASI terlebih dahulu baru kemudian memberikan
MP-ASI.
Salah satu peran pemerintah untuk menjamin kesehatan warganya adalah
dengan mengeluarkan kebijakan yang mengatur mengenai pemberian ASI
Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Misalnya Per-menkes
No.450/Menkes/SK/IV/2004 dan PP No.33/2012 mengenai pemberian ASI
Ekslusif dan PP No.237/1997, mengenai Makanan Pendamping ASI. MP-ASI
adalah Makanan Pendamping ASI bukanlah Makanan Pengganti ASI.
Perannya hanyalah mendampingi pemberian ASI saja, ASI tetaplah dilanjutkan
hingga usia 2 tahun atau lebih.

2.2 Tujuan Pemberian MP–ASI


Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk melengkapi
zat gizi ASI yang sudah berkurang, Mengembangkan kemampuan bayi untuk
menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk,
Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan, Mencoba
adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya

5
kekurangan gizi, mencegah risiko malnutrisi, defisiensi mikronutrien. Anak
mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan energi
dengan nutrien, memelihara kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan bila
sakit, membantu perkembangan jasmani, rohani, psikomotor, mendidik
kebiasaan yang baik tentang makanan dan memperkenalkan bermacam-macam
bahan makanan yang sesuai dengan keadaan fisiologis bayi (Husaini, 2001).

2.3 Manfaat Pemberian MP–ASI


Manfaat MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat gizi yang
diperlukan bayi karena ASI tidak dapat mencukup kebutuhan bayi secara terus-
menerus.Pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dapat diketahui
dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badan seorang anak, jika anak
tidak mengalami peningkatan maka menunjukkan bahwa kebutuhan energi
bayi tidak terpenuhi (Diah, 2000).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI


Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indriyawati (2010) faktor yang
mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI antara lain pengetahuan
gizi ibu dan pendidikan ibu, sedangkan status pekerjaan ibu dan sikap ibu tidak
mempengaruhi faktor pemberian MP ASI. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Simandjuntak (2001) antara lain pengetahuan ibu tentang
dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi dan pemberian ASI pertama kali
atau inisiasi menyusui merupakan faktor yang dominan pengaruhnyaterhadap
pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dini.

2.5 Jenis MP ASI


Peningkatan tekstur, frekuensi dan porsi makanan secara bertahap seiring
dengan pertumbuhan anak antara 6 sampai 24 bulan, maka sesuaikan tekstur.
Kebutuhan gizi tersebut terdiri dari:
a. Jenis MP-ASI Usia 6–9 bulan
Jenis makanan yang tepat untuk usia ini adalah:

6
1. Sumber karbohidrat bermanfaat sebagai penghasil energi. Misalnya
beras, berasmerah, kentang dapat diberikan sebagai makanan pokok.
Sebaiknya tidak memberikan ubi jalar karena proses penguraian ubi di
dalam saluran pencernaan akan menghasilkan gas.
2. Sumber Protein, misalnya daging, ikan, telur, tahu, tempe, atau kacang.
Pilihlah daging ternak yang mengandung lemak, daging ikan tanpa duri,
serta daging ayam tanpa tulang dan kulit. Berikan dalam bentuk cincang
atau giling. Kebutuhan protein juga dapat dipenuhi dari tumbuh-
tumbuhan seperti kacang, tahu, tempe.
3. Sumber lemak, misalnya minyak sayur, santan, margarin atau mentega.
Pilih jenis lemak atau minyak yang banyak mengandung asam lemak
tak jenuh, misalnya minyak jagung, minyak wijen dan minyak bunga
matahari.
4. Sumber vitamin dan mineral, misalnya sayuran dan buah. Sayuran yang
bisa di berikan antara lain bayam, brokoli, labu kuning,buncis, jagung
manis.

b. Jenis MP-ASI Usia 9–12 bulan


Berikan makanan selingan 1 kali sehari, pilihlah makanan selingan yang
bernilai gizi tinggi seperti bubur kacang ijo, buah. Usahakan agar makanan
selingan dibuat sendiri agar kebersihan terjamin. Berikan jenis makanan
yang bervariasi guna memenuhi kebutuhan gizi, yaitu:
1. Sumber karbohidrat, misalnya bubur, nasi tim, kentang, biskuit aneka
jenis bubur serealia khusus bayi, aneka jenis roti gandum.
2. Sumber protein dapat berupa pure alam tekstur yang lebih kasar.
Berbagai sumber protein misalnya daging sapi tanpa lemak, daging
ayam, ikan, telur, tahu, tempe atau kacang-kacangan.

2.6 Hubungan Pola Pemberian MP– ASI dengan Status Gizi


Gangguan gizi pada usia bayi dan anak anak pada umumnya disebabkan
oleh mutu dan pola pemberian makanan yang kurang baik. Gangguan gizi yang
berkibat pada gangguan pertumbuhan anak disebabkan karena kekurangan gizi

7
pada masa janin, tidak taat terhadap pemberian ASI ekslusif, terlalu dini
memberikan makanan pendamping ASI (MP–ASI) dan umumnya tidak cukup
mengandung energi dan zat gizi lainnya. Disamping itu ditinjau dari pola
pengasuhan makanan anak oleh ibu, masih banyak ditemukan ibu-ibu anak
yang memberikan makanan prelaktal atau memberikan MP–ASI terlalu dini
dan bahkan ada yang terlalu lambat, serta jumlah dan kualitas zat gizi MP–ASI
yang diberikan sering tidak memadai (Khomsan 2004).
Status gizi yang kurang pada saat anak berusia dua tahun berkontribusi
44% terhadap terjadinya prestasi verbal yang rendah dan berkontribusi 80%
terhadap prestasi numeric yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa usia
dua tahun merupakan usia yang sangat krusial dalam perkembangan jaringan
otak manusia langsung oleh mutu dan jumlah asupan gizi (Muchtadi 2002).
Seorang anak masih sangat tergantung pada pengasuhnya, karena itu
pengasuh harus mempunyai pengetahuan, informasi, dan keterampilan yang
tepat tentang pemberian makanan sehingga mampu menggunakan sumber daya
yang tersedia disekitarnya. Status gizi yang kurang pada saat anak berusia dua
tahun berkontribusi 44% terhadap terjadinya prestasi verbal yang rendah dan
berkontribusi 80% terhadap prestasi numeric yang rendah. Hal ini
mengindikasikan bahwa usia dua tahun merupakan usia yang sangat krusial
dalam perkembangan jaringan otak manusia. Pemberian MP–ASI dini terbukti
berpengaruh pada gangguan pertambahan berat bayi walaupun setelah
dikontrol oleh faktor lainnya. Gangguan pertumbuhan berat bayi akibat
pengaruhi pemberian MP–ASI dini terjadi sejak bayi berumur 2 tahun dan
berlanjut pada interval umur berikutnya. Beberapa penelitian menyatakan
bahwa kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena pemberian MP–ASI
yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya penyediaan
pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan
tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu, umur pertama kali
pemberian ASI sangat penting dalam menentukan status gizi bayi. Makanan
prelaktal maupun MP–ASI dini mengakibatkan kesehatan bayi menjadi rapuh.
Secara nyata, hal ini terbukti dengan terjadinya gagal tumbuh (growth

8
faltering) yang terus kontinyu terjadi sejak umur 3 bulan sampai anak umur 18
bulan (Muljati, S. 2009 ).

9
BAB III.
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan
Waktu : Kamis, 29 Maret 2018
Tempat : Laboratorium Pendidikan Gizi, Jurusan Kesehatan,
Politeknik Negeri Jember

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah wajan, panci, pisau,
piring, kompor, sendok, spatula, talenan,dandang, baskom kecil dan
baskom besar.

b. Bahan
Bahan- bahan yang digunakan selama praktikum adalah
1. Mashed Potato dan Tongkol Kuah :
Tempe, ikan tongkol, wortel, kentang, kunyit, bawang merah,
bawang putih, margarin,daun bawang, air secukupnya.
2. Nasi Rambo dan Biskuit :
Biskuit, beras, daging ayam, tempe, bunga kol, margarin, bawang
putih, bawang merah, kecap
3. Sup Buah :
Buah apel, melon, semangka
4. Vegetable Soup
Beras, brokoli, wortel, jagung muda, daging, tahu, minyak, bawang
putih, bawang prei.

10
3.3 BAGAN PROSEDUR
1. Mashed Potato dan Tongkol Kuah

Penyiapan Penyiapan dandang di atas kompor dengan api sedang untuk


alat dan pengukusuan kentang
bahan

Pencucian bahan-bahan yang perlu untuk dicuci

Pengukusan kentang hingga matang atau teksturnya agak


lembek

pencincangan kasar bumbu untuk tongkol kuah seperti


bawang putih,kunyit, bawang merah,bawang prei

Pemisahan daging dari duri ikan tongkol kemudian


penyuwiran ikan menjadi bentuk yang lebih kecil

Penyiapan wajan diatas kompor api sedang. Lalu


penambahan margarin pada kedalam wajan

Penumisan semua bumbu yang sudah dicincang hingga


aroma wangi.

Penambahan sedikit air kedalam wajan kemudian


penambahan wortel yang sudah dicincang lalu aduk

Penambahan suwiran daging tongkol ke dalam wajan

Tunggu sampai benar-benar matang dengan kuah

Kentang yang sudah matang ,dilakukan pengupasan


kulitnya kemudian penghalusan kentang agar tekstur lebih
mudah dicerna bayi
Kentang yang sudah matang ,dilakukan pengupasan
kulitnya kemudian
Penyajian mashed penghalusan kentang
kentang dengan laukagar
ikantekstur lebih
tongkol kuah
mudah11 dicerna bayi
2. Nasi Rambo

Penyiapan air dan bawang putih 1 siung yang sudah halus


Penyiapan
alat dan
bahan Perebusan daging ayam menggunakan air bawang putih tadi

Tunggu hingga daging ayam matang. Kemudian suwir


daging ayam matang menjadi bentuk kecil

Pemotongan tempe menjadi bentuk dadu, dan penghalusan


bawang putih dan bawang merah

Penumisan bumbu yang sudah halus tadi dengan margarin di


dalam wajan lalu penambahan kecap

Penambahan tempe dadu dan ayam suwir ke dalam wajan,


aduk hingga merata

Tunggu hingga matang dan bumbu meresap,kemudian


sajikan

Penyisihan air kaldu sisa perebusan daging ayam tadi

Perebusan kembang kol dengan air kaldu ayam selama 10


menit

Tunggu sampai setengah matang

Pemasakan beras menjadi nasi tim dengan air kaldu ayam

Penambahan kembang kol yang sudah masak tadi ke dalam


nasi setengah matang. Lalu masak bersamaan hingga
matang

Penyajian nasi rambo bersama ayam kecap

12
3. Sop Buah

Penyiapan
alat dan
Pengupasan kulit buah : apel,melon,semangka
bahan

Pemotongan buah menjadi bentuk kecil-kecil yang cocok


untuk bayi

Pengenceran susu kental manis

Pencampuran buah dan susu

Penyajian sup buah

2. Vegetable Soup

Penyiapan Pemasakan nasi sampai tekstur agak lembek


alat dan
bahan
Pemotongan sayur brokoli,wortel dan laguna muda menjadi
ukuran kecil

Pemotongan tahu menjadi bentuk dadu , lalu lakukan


pengukusan selama 2-3 menit

Pemotongan daging menjadi bentuk kecil-kecil

Penghalusan bawang putih dan pengirisan bawang prei

Penumisan bumbu dengan sedikit minyak,sampai aromanya


harum

13
Penambahan air pada bumbu tadi

Penambahan daging, lalu masak hingga matang selama 5-10


menit

Pencampuaran semua bahan (brokoli,wortel,jagung


manis,dan tahu)ke dalam wajan

Tunggu sampai setengah matang

Penyajian vegetable soup bersama nasi tim

14
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Penyusunan Menu Dalam Sehari Untuk Bayi Umur 10 Bulan
Jumlah Kandungan gizi
Bahan Ber Prot Lem Karb
Waktu Menu UR Energi
makanan at ein ak ohidr
T (kkal)
(g) (g) (g) at (g)
Mashe
d
1
Makan potato bj
6
kentang 15 13,125 0,3 -
pagi tongk sdg 3
ol
kuah
1
ptg
3
Ikan segar 15 28,5 3 1,8 -
sdg
1
ptg
2
Tempe 10 16 1,2 0,6 1,6
sdg
1
10
wortel 10 5 0,3 - 1
gls
1,5
Margarin 14,5 130,5 - 14.5 -
sdm
Bawang
putih
Bawang
merah
Kunyit
Daun
bawang

15
1
Biskuit 22
Selingan biskuit 30 105 2,4 - 24
meja bh
1,5
Makan Nasi 2
Nasi 50 87,5 2 - 40
siang rambo gls
1
Daging ptg
2
25 47,5 5 3 -
ayam sdg
1 ptg
Tempe 25 40 3 1,5 4
sdg
2,5
Bunga kol 40 20 1,2 - 4
gls
1
Margarine 10 90 - 10 -
sdm
Bawang
putih
Bawang
merah
Kecap
1
Sop bh
4
Selingan Apel 32,5 17,5 - - 4,3
buah sdg
1
ptg
2
Melon 40 10,6 - - 2,6
sdg
1
ptg
3
Semangka 50 13,3 - - 3,3
sdg
Veget 1,5
Makan 2
able nasi 50 87,5 2 - 20
mlam gls
soup
1
Brokoli gls 40 20 0,6 - 2
3
1
Wortel gls 40 20 0,6 - 2
3

16
Jagung 1
gls 40 20 0,6 - 2
3
muda
1
ptg
2
Daging 15 28,5 3 1,8 -
sdg
1
bj
6
Tahu 30 24 1,8 2,4 0,9
bsr
1
Minyak 10 90 - 10 -
sdm
Bawang
putih
Bawang
prei

Bayi umur 10 bulan


1. BB ideal bayi
(10/2) + 4 = 9 kg
2. Kebutuhan energi dan zat gizi
 Energi (105-110 kkal)
E = 110 kkal x 9 = 990 kkal
 Protein (2g/kg BB/hari)
P = 2 x 9 kg = 18 gr
18gr x 4 = 72 kkal
 Lemak (20% dari kebutuhan energi)
L = 20% x 990 kkal = 198 kkal
198/9 = 22 gr
 Karbohidrat (kebutuhan energi – (protein=lemak))
990 kkal – (72 kkal- 198 kkal) = 720 kkal
720 kkal / 4 = 180 g
3. Taksiran volume konsumsi ASI
6 kali x 10 menit = 60 menit
60 menit / 24jamx 60 menit 700 ml = 29,1 ml/hari

17
4. Nilai gizi yang dikonsumsi ASI sehari
 E = 29,1 ml / 100 x 62 kkal = 18,04 kkal
 P = 29,1 ml / 100 x 1,5 gr = 0,43 gr
 L = 29,1 ml / 100 x 3,3 gr = 0,96 gr
 KH = 29,1 ml / 100 x 7 gr = 2,03 gr
5. Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi dari MPASI
E = kebutuhan energi total – energi dari ASI
990 kkal – 18,04 = 971,96 kkal
P = kebutuhan protein total – protein dari ASI
18 gr – 0,43 gr = 17,57 gr
17,57 gr x 4 = 70,28 kkal
L = kebutuhan lemak total – lemak dari ASI
22gr – 0,96 gr = 21,04 gr
21,04 gr x 9 = 189,36 kkal
KH = kebutuhan energi - (protein+ lemak)
971,96 kkal – (70,28 kkal – 189,36 kkal) = 712,32 kkal
712,32 kkal / 4 = 178,08 gr
6. Merencanakan menu
Makan pagi = 20 % dari kebutuhan energi total
= 20% x 971,96 kkal = 194,39 kkal
Makan siang = 10% dari kebutuhan energi total
= 10% x 971,96 kkal = 97,196 kkal
Makan malam = 30% dari kebutuhan energi total
=30% x 971,96 kkal = 291,588 kkal
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang kami lakukan, kami menyusun menu untuk makan
pagi sebanyak 20% dari kebutuhan energi total, makan siang 10% dari
kebutuhan energi total, makan malam sebanyak 30% dari kebutuhan energi
total, dan selingan 10% dari kebutuhan energi total. Untuk makan pagi menu
yang di buat yaitu mashed potato tongkol kuah dengan bahan-bahan yang
digunakan yaitu kentang, ikan segar, tempe wortel, margarin, bawang putih,
bawang merah, kunyit, dan daun bawang. Kentang sebagai sumber karbohidrat

18
pengganti nasi, kentang dimasak dengan cara dikukus hingga tekstur kentang
menjadi matang dan lunak, agar anak tidak kesulitan untuk memakannya. Kita
juga menggunakan bawang merah dan bawang putih sebagai bumbu. Bunmbu
tersebut di tumis dengan menggunakan margarin. Ikan tongkol sebelum di
masak sebaiknya di pisahkan dengan durinya, dan di cuci terlebih dahulu lalu
tongkol dapat di suwir kecil-kecil agar si bayi dapat menelannya. Tempe dan
wortel sebaiknya di cuci terlebih dahulu dan dipotong kecil-kecil agar si bayi
tidak kesulitan untuk menelannya. Untuk pengolahan ikan segar tempe dan
wortel, dimasukkan ke dalam bumbu yang sudah ditumis dan menambahkan
air agar tekstur wortel dan tempe agak lunak. Untuk selingan pertama kita
menggunakan biskuit yang diberikan kepada anak. Untuk bayi berusia 10 bulan
boleh di berikan biskuit karena tekstur biskuit tidak terlalu keras. Sedangkan
untuk makan siang kita memilih nasi rambo. Pengolahan nasi pada nasi rambo
seperti masak nasi pada umumnya namun penggunaan air untuk memasak nasi
lebih di tambah agar tekstur nasi lebih lunak. Daging ayam, tempe dan bunga
kol juga sebaiknya dimasak dengan waktu yang agak lama, untuk memperoleh
tekstur yang lebih lunak. Untuk selingan yang kedua kita memilih sop buah.
Buah dipilih yaitu melon, semangka, dan apel. Buah dipilih untuk makan
malam agar si bayi memperoleh kandungan gizi yang terdapat pada buah. Buah
dijdikan sop dengan cara buah dipotong kecil-kecil agar si bayi mudah
menelannya dan tekstur pada buah tersebut sedikit layu setelah dijadikan sop.
Tujuannya agar si bayi tidak kesulitan untuk memakannya. Untuk makan
malam kita memilih vegetable soup. Karena selain ikan dan buah, gizi pada
sayur juga baik untuk si bayi. Bahan yang digunakan yaitu nasi, brokoli, wortel,
jagung muda, daging, tahu, minyak, bawang putih, dan bawang prei. Untuk
mengolahnya kita harus memasak bahan makanan tersebut sehingga teksturnya
menjadi sedikit lebih lunak. Secara umum menurut literatur, Pemberian MP-
ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan
fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode
ini. Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya, maka takaran
susunya pun harus ditambah, agar bayi mendapat energi untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. ASI hanya memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak

19
60% pada bayi usia 6-12 bulan. Sisanya harus dipebuhi dengan makanan lain
yang cukup jumlahnya dan baik gizinya (Bennu, 2012). Oleh sebab itu pada
usia 6 bulan keatas bayi membutuhkan tambahan gizi lain yang berasal dari
MP-ASI, namun MP-ASI yang diberikan juga harus berkualitas. (Depkes RI)
Bayi yang berumur 9-12 bulan mempunyai fekuensi tiga kali makan lebik, dua
kali selingan, dan masih di tambah dengan ASI. Bayi juga diperkenalkan
dengan makanan keluarga, jumlah setiap kali makan yaitu ¾ mangkuk ukuran
250 ml.
Pada praktikum ini makan pagi menu yang dimasak yaitu mashed potato
tongkol kuah yang memiliki energi total 194,39 kkal. Porsi mashed potato
tongkol kuah yang digunakan untuk usia bayi 10 bulan yaitu berat kentang 15
gram dengan URT 1/6 bagian sedang mengandung 3 gram karbohidrat, 0,3
protein, energi 13, 125 kkal. Berat ikan tongkol segar 15 gram dengan URT 1/3
potong sedang mengandung energi 28,5 kkal, 3 gram protein, 1,8 gram lemak.
Berat tempe 10 gram dengan URT ½ potong sedang mengandung energi 16
kkal, 1,2 gram protein, 0,6 gram lemak dan 1,6 gram karbohidrat. Berat wortel
10 gram dengan URT 1/10 gelas mengandung energi 5 kkal, protein 0,3 gram,
1 gram karbohidrat. Serta menggunakan bawang merah secukupnya,bawang
putih secukupnya, kunyit secukupnya, daun bawang secukupnya, dan berat
margarin 14,5 gram dengan URT 1,5 sdm mengandung energi 130,5 kkal dan
14,5 gram lemak. Hasil praktikum porsi yang digunakan mashed potato
tongkol kuah sudah benar karena ukuran porsi yang digunakan tidak terlalu
banyak dan energi yang dikandung juga sudah tepat. Bahan-bahan yang
digunakan untuk memasak mashed potato tongkol kuah juga sudah tepat untuk
bayi usia 10 bulan karena dalam pembuatan mashed potato tongkol kuah ini
tidak menggunakan bahan tambahan seperti garam,gula dan lain sebagainya.
Pada praktikum ini makan siang yang dimasak yaitu nasi rambo yang
memiliki energi total 97,196 kkal. Porsi nasi rambo yang digunakan untuk usia
bayi 10 bulan yaitu berat nasi 50 gram dengan URT 1,5/2 gelas mengandung
energi 87,5 kkal, 2 gram protein, dan 40 gram karbohidrat. Berat daging ayam
25 gram dengan URT 1/2 potong sedang mengandung energi 47,5 kkal, 5 gram
protein dan 3 gram lemak. Berat tempe 25 gram dengn URT 1 potong sedang

20
mengandung energi 40 kkal, 3 gram protein, 1,5 gram lemak, dan 4 gram
karbohidrat. Berat bunga kol 40 gram dengan URT 2,5 gelas mengandung
energi 20 kkal, 1,2 gram protein, dan 4 gram karbohidrat. Berat margarin 10
gram denganURT 1 sdm mengandung energi 90 kkal dan 10 gram lemak. Serta
menggunakan bawang putih, bawang merah, dan kecap secukupnya. Hasil
praktikum porsi yang digunakan nasi rambo belum tepat karena porsi nasi yang
digunakan kebanyakan untuk bayi usia 10 bulan, serta daging ayam yang
digunkana terlalu banyak untuk bayi usia 10 bulan, dan porsi tempe yang
digunakan juga terlalu banyak untuk usia bayi 10 bulan. Bahan-bahan yang
digunakan untuk memasak nasi rambo juga belum tepat karena menggunakan
kecap, sedangkan bayi usia 10 bulan masih belum diperbolehkan mengonsumsi
kecap.
Pada praktikum ini makan malam yang dimasak yaitu vegetable soup yang
memiliki energi total 291,588 kkal. Porsi vegetable soup yang digunakan untuk
usia bayi 10 bulan yaitu berat nasi 50 gram dengan URT 1,5/2 gelas yang
mengandung energi 87,5 kkal, 2 gram protein, dan 40 gram karbohidrat. Berat
brokoli 40 gram dengan URT 1/3 gelas mengandung energi 20 kkal, 0,6 gram
protein, dan 2 gram karbohidrat. Berat wortel 40 gram dengan URT 1/3 gelas
mengandung energi 20 kkal, 0,6 gram protein, dan 2 gram karbohidrat. Berat
jagung muda 40 gram dengan URT 1/3 gelas mengandung energi 20 kkal, 0,6
gram protein, dan 2 gram karbohidrat. Berat daging 15 gram dengan URT 1/2
potong sedang mengandung energi 28,5 kkal, 3 gram protein, dan 1,8 gram
lemak. Berat tahu 30 gram dengan URT 1/6 bagian besar mengandung energi
24 kkal, 1,8 gram protein, 2,4 gram lemak dan 0,9 gram karbohidrat. Berat
minyak 10 gram dengan URT 1 sdm mengandung energi 90 kkal dan 10 gram
lemak. Serta menggunakan bawang putih dan daun bawang secukupnya. Hasil
praktikum porsi yang digunakan vegetable soup belum tepat karena porsi nasi
yang digunakan terlalu banyak dan porsi sayur sop yang digunakan juga terlalu
banyak untuk bayi usia 10 bulan. Bahan-bahan yang digunakan untuk memasak
vegetable soup sudah tepat untuk bayi usia 10 bulan karena dalam pembuatan
vegetable soup ini tidak menggunakan bahan tambahan seperti garam,gula dan
lain sebagainya.

21
Pada praktikum ini selingan yang dimasak ada dua yaitu biskuit dan sop
buah. Biskuit yang memiliki berat 30 gram dengan URT 2 ½ buah mengandung
energi 105 kkal, 2,4 gram protein dan 24 gram karbohidrat. Hasil praktikum
porsi yang digunakan biskuit sudah tepat untuk usia 10 bulan dan bahan-bahan
yang digunakan juga sudah tepat untuk bayi usia 10 bulan. Soup buah yang
terbuat dari apel,melon, semangka,sari buah apel dan susu. Berat apel 32,5
gram dengan URT ¼ buah sedang mengandung energi 17,5 kkal dan 4,3 gram
karbohidrat. Berat melon 40 gram dengan URT 1/3 potong besar mengandung
energi 10,6 kkal dan 2,6 gram karbohidrat. Berat semangka 50 gram dengan
URT 1/3 potong besar mengandung energi 13,2 kkal dan 2,2 gram karbohidrat.
Hasil praktikum porsi yang digunakan sop buah belum tepat untuk bayi usia 10
bulan karena porsinya yang terlalu banyak dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan sop buah belum tepat untuk bayi usia 10 bulan karena adanya
tambahan susu yang masih belum boleh untuk bayi usia 10 bulan.
Pada praktikum kali ini kebutuhan gizi total dari MPASI yaitu energi yang
diperlukan adalah 971,96 kkal, protein yang diperlukan adalah 17, 57 gram,
lemak yang dibutuhkan adalah 21,04 gram, dan karbohidrat yang dibutuhkan
adalah 178, 08 gram. Menurut hasil praktikum kebutuhan MPASI usia 10 bulan
sudah tepat jumlah kebutuhan gizi total dari MPASI diatas. Menurut literatur
pemberian MP-ASI untuk bayi ketika bayi berusia lebih dari 6 bulan. MP-ASI
yang diberikan harus bertahap sesuai dengan umurnya. MP-ASI harus
bervariasi, padat gizi, sanitasi dan hygienitas harus diperhatikan supaya bayi
tidak terinfeksi bakteri (Brown, KH., Dewey, K., Allen, L. 1998). Menurut
pedoman umum pemberian makanan pendamping air susu ibu (mp-asi) lokal
tahun (2006) Kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 Kalori dan 16
gram protein. Kandungan gizi Air Susu Ibu (ASI) adalah 400 Kalori dan 10
gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah 250 Kalori
dan 6 gram protein. Kebutuhan gizi bayi usia 12 – 24 bulan adalah sekitar 850
Kalori dan 20 gram protein.

22
BAB V.
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bayi
yang berumur 10 bulan dalam mengonsumsi makanan pendamping ASI tidak
boleh menggunakan bahan yang kasar dan berukuran besar atau dianjurkan
dengan menggunakan tekstur yang lembut, porsi yang digunakan dalam MP-
ASI harus sesuai dengan porsi yang dianjurkan tidak kurang dan tidak berlebih
agar bayi mendapat gizi yang cukup. Proses pemberian MP-ASI harus sesuai
dengan gizi yang dibutuhkan bayi, penggunaaan bahan yang tidak dianjurkan
untuk kesehatan bayi untuk dihindari agar bayi dapat tumbuh dengan baik dan
sehat.

5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pemilihan bahan makanan, diperhatikan dalam
penggunaan apakah sudah tepat apa belum untuk bayi umur 10 bulan.
2. Sebaiknya ukuran bahan makanan yang dipakai, disesuaikan dengan bayi
umur 10 bulan (tidak terlalu besar).
3. Sebaiknya porsi yang disajikan sesuai dengan porsi makanan bayi umur
10 bulan

23
DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia,


(Yogyakarta : Graha Ilmu). 2009.

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI

Bennu, Martini., Fatimah, Susilawati, Eka. 2012. Hubungan Pemberian Makanan


Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan Di Posyandu
Kurusumange Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Poltekkes Kesehatan
Kemenkes Makassar. Volume 1 No 4 Tahun 2012. ISSN: 2302-1721

Depkes RI. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Direktorat
Gizi Masyarakat. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Husaini, M, 2001. Makanan Bayi Bergizi. Cetakan VIII. Gadjah Mada, Yogyakarta

Khomsan A. 2004. Pengantar pangan dan gizi. Jakarta. Penebar Swadaya

Muchtadi, Deddy 2002. GIZI UNTUK BAYI : Asi, Susu Formula dan
MakananTambahan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Muljati,S. 2009 Pencapaian pertumbuhan pada balita gizi buruk Dan kurangselama
mengikuti pemulihan di klinik gizi Bogor. Puslitbang Gizi dan Makanan.
(http://dilib.p3gizi.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkpgm-gdl-res-2009-
srimuljati-17).

Proverawati, Asfuah S., 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta:Nuha
Medika.

Suhardjo. 2002. Pemberian makanan pada bayi dan anak. Yogyakarta. Kanisius

Suhardjo. 2002. Perencanaan pangan dan gizi. Jakarta. Bumi Aksara

WHO. 2010. Infant mortality. World HealthOrganization

24
LAMPIRAN KELOMPOK 1

Dipersiapkan
bahan

Pisahkan antara daging ikan dan


Kupas bawang dan tulang ikan. Kemudian suwir Potong halus
cincang halus daging ikan
wortel dan tempe

Tuang margarin, dan Tumis bawang putih Masukkan sedikit air


panaskan dan bawang merah

25
Selanjutnya Masukkan tempe Masukkan suwiran
masukkan wortel ikan tongkol

Tambahkan sedikit air, dan Hasil akhir dari mashed Kentang yang sudah direbus,
tunggu sampai bumbu meresap kemudian haluskan
potato

Makanan Pendamping ASI untuk bayi umur


10 bulan

26
LAMPIRAN KELOMPOK 2

Penyiapan bahan Penimbangan Penimbangan melon


sebelum diolah semangka

Penyiapan bahan-bahan sebelum


Penimbangan apel
disajikan

Penyajian makanan

27
LAMPIRAN KELOMPOK 3

Bahan Pemotongan bahan

Pemotongan brokoli Perebusan mengetim nasi


ayam/mengambil kaldu.

28
Porsi tempe Porsi ayam Porsi nasi

Penyajian

29
LAMPIRAN KELOMPOK 4

30
31

Anda mungkin juga menyukai