Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ARTIKEL ETIKA PROFESI

PENTINGNYA SARAPAN PAGI DEMI MENINGKATNYA PRESTATIF SISWA DI


SEKOLAH

Dosen Pengampu :
Ihwan Huda Al Mujib, S.I.Kom.,M.I.Kom

Disusun oleh :
Rizka Oktaviana (G42171384)

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
Prestasi belajar sudah sejak lama menjadi kajian yang sangat penting dan menarik dalam
berbagai penelitian. Ini dikarenakan prestasi belajar menjadikan salah satu tolok ukur dari
keberhasilan seseorang didalam dunia akademik Setiap jenjang pendidikan mempunyai tujuan
manfaat dalam proses belajar mengajarnya. Setiap orang tua pasti akan mengharapkan anaknya
mampu berprestasi dalam belajarnya. Namun demikian terkadang jauh berbeda dengan harapan
orang tua. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa berbeda – beda yaitu dengan kategori sangat baik
10,1%, kategori baik 46,8%, kategori cukup baik 41,8%, kurang 1,3%, dan gagal 0% (Ratnasari,
2015). Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, diantaranya pola makan,
status gizi dan kebiasaan sarapan pagi. Kekurangan zat gizi akan mengurangi konsentrasi belajar
dari siswa di sekolah. Kekurangan zat gizi masa remaja akan berdampak pada aktifitas siswa di
sekolah seperti mudah letih/lelah, hambatan pertumbuhan ,lesu, kurang gizi pada masa dewasa
dan akan menurunkan prestasi.

Masalah gizi yang terjadi di Indonesia masih sangat banyak salah satu diantaranya adalah
Kekurangan Energi Protein (KEP) dimana sangat mempengaruhi konsentrasi dan kemampuan
belajar para siswa. Berdasarkan gejalanya, KEP bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu KEP ringan
dan KEP berat. Kejadian KEP ringan lebih banyak terjadi pada masyarakat, KEP ringan sering
terjadi pada anak-anak biasanya pada masa pertumbuhan. Gejala klinis yang sering muncul
diantaranya adalah kenaikan berat badan berkurang atau terhenti, maturasi tulang terhambat
ukuran lingkar lengan atas (LILA) menurun, dan pertumbuhan linier terganggu atau terhenti,.
Nilai z-skor indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) juga bisa menunjukkan nilai yang
normal atau menurun, tebal lipatan kulit normal atau berkurang seseorang, dan biasanya disertai
anemia ringan. Selain itu, aktivitas dan konsentrasi berkurang juga terkadang disertai dengan
kelainan kulit kering dan rambut (Par’i, 2016).

Sarapan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswadi
sekolah. Anak yang tidak sarapan di pagi hari maka akan mengalami gangguan dalam aktivitas
sehari-hari, bahkan bisa berdampak pada penurunan status gizinya. Bagi anak sekolah, makan
pagi juga dapat meningkatkan konsentrasi dan memudahkan dalam menyerap pelajaran sehingga
meningkatkan konsentrasi belajar di sekolah. Dapat dikatakan bahwa dengan sarapan, maka anak
akan lebih mudah dalam menyerap pelajaran dan akan berdampak pada prestasi belajar yang
baik pula. Nutrisi berperan dalam meningkatkan kemampuan belajar. Sisi lain dari akibat tidak
sarapan pada anak sekolah yakni adalah rendahnya prestasi belajar. Rendahnya prestasi belajar
anak jika dibiarkan dalam waktu yang lama akan berdampak pada terhambatnya karier akademis
di jenjang pendidikan selanjutnya. Anak akan kesulitan di dalam meraih tempat pendidikan
favorit. Juga berdampak terhadap kesulitan dalam mencari pekerjaan. Dampak makro adalah
menyebabkan siswa sulit untuk meraih masa depan yang lebih baik dan output proses pendidikan
dengan kualitas yang lebih rendah. Meningkatkan prestasi belajar anak harus dilakukan dan hal
tersebut dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara. Peningkatan mutu pendidikan merupakan
cara yang tidak boleh ditinggalkan. Namun demikian hal kecil yang tidak boleh dilupakan adalah
penggalian penyebab dari rendahnya prestasi belajar yakni melalui perbaikan kebiasaan sarapan,
pengaturan pola makan yang sehat dan upaya mempertahankan status gizi dalam keadaan gizi
baik. Meningkatkan gizi anak merupakan suatu dasar pembentukan manusia yang berkualitas.
Upaya peningkatan gizi untuk membangun sumber daya yang berkualitas pada hakekatnya harus
dimulai sedini mungkin. Untuk itu perbaikan gizi memegang peranan penting dan harus
ditempatkan sebagai bagian integral daripada upaya pembangunan nasional (Suhardjo, 2013).
Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 6 Maret 2017 di SMK Kota Kediri
terhadap 10 siswa dengan nilai raport 10 terbawah menunjukkan bahwa 3 siswa (30%) kurang
motivasi dalam belajar; sebanyak 6 siswa (60%) mempunyai konsumsi energi kurang, dan 1
siswa(10%) orang karena faktor sosial ekonomi yang rendah. Dari 6 siswa yang memiliki
konsumsi energi kurang(IMT< 18,5) diketahui bahwa 4 orang tidak pernah sarapan dan 2 orang
jarang sarapan pagi. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa dapat
disebabkan karena faktor gizi

Dalam peningkatan konsentrasi belajar dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya
adalah makan pagi atau biasa disebut dengan sarapan. Makan pagi atau sarapan mempunyai
peranan sangat penting bagi anak sekolah usia 6-14 tahun, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi
hari, dapat berupa berangkat kesekolah dan mempunyai aktivitas yang sangat padat di sekolah.
Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak,
terutama daya ingat anak dan sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak ke arah yang lebih
baik. Sarapan pagi merupakan pemasok energi untuk otak yang paling baik agar dapat
berkonsentrasi di sekolah. Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita akan rendah karena
semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan merasa sulit berkonsentrasi di
sekolah. Sekarang ini, banyak orang tua yang bekerja yang tak memiliki waktu untuk
menyiapkan sarapan pagi untuk anaknya ke sekolah sehingga banyak anak sekolah yang idak
terbiasa makan pagi atau sarapan. Bagi anak yang mempunyai kebiasaan sarapan pagi bisa
membantu memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk sarapan pagi bisa
dapat dipilih dan disusun sesuai berbagai keadaan. Namun akan lebih baik jika terdiri dari
makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.

Membentuk pola makan yang baik untuk seorang anak menuntut kesabaran orang tua
pada usia sekolah, anak-anak seringkali mengalami fase sulit atau bahkan tidak mau makan.
Kalau problema ini berkepanjangan, maka dapat menganggu tumbuh kembang anak, karena
jumlah dan jenis gizi yang masuk dalam tubuhnya akan berkurang. Dalam jangka panjang dapat
mengakibatkan kurang gizi, hambatan pertumbuhan tinggi badan, dan akhirnya akan berdampak
buruk bagi perkembangan mental intelektual individu. Ini jelas akan semakin menurunkan
kualitas anak bangsa Indonesia. Masa sekolah juga sangat memerlukan perhatian terutama dalam
hal membiasakan anak sarapan pagi sebelum sekolah, kewajiban kita sebagai orang tua adalah
menjamin hak anak-anak untuk memperoleh makanan secara jelas dan berkualitas. Disertai pola
asuh yang baik, maka anak-anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal akan menjadi
SDM yang tangguh.
DAFTAR PUSTAKA

Par`I, H.M. (2016). Penilaian Status Gizi: Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar. Jakarta:
EGC

Ratnasari. (2015). Kelimpahan Dan Keanekaragaman Arthropoda Di Hutan Cagar Alam


Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Skripsi Universitas Pasundan Bandung: Tidak
Diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai