Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

“MAKANAN PENDAMPING ASI”

OLEH :

NAMA : FASRIANTI

STAMBUK : 142 2016 0003

Preceptor Instusi

(Ns Fatma Jama S.Kep., M.kes)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi dengan
memperhatikan baik bentuk maupun jumlahnya. Pengembangan produk
MP-ASI dilakukan melalui pengembangan formula makanan tambahan
yang sesuai dengan standar gizi anak berupa bahan makanan campuran
(BMC). Bahan makanan campuran berbasis tepung keledai, tepung beras
merah, dan tepung pisang kapok yang memiliki nilai kalori dan protein
yang memenuhi kebutuhan gizi pada anak berusia diatas 6 bulan
[ CITATION Azn19 \l 2057 ].
Masa bayi merupakan periode pertama kehidupan anak dari lahir
hingga 12 bulan. Masa bayi sering di anggap sebagai masa yang
membutuhkan peran orang tua terutama ibu untuk memantau pertumbuhan
anak. Selain itu, masa bayi juga merupakan masa yang paling rentang
terjadi masalah gizi, baik masalah gizi kurang atau lebih. Kekurangan gizi
dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan
kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan menurunkan daya tahan
tubuh yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian
[ CITATION Her16 \l 2057 ].
Kelompok umur yang rentang terkena masalah gizi adalah bayi
umur 6-12 bulan. Masalah gizi secara langsung dapat dipengaruhi oleh
pemberian makanan pendamping asi (MP-ASI) sedangkan tidak langsung
dapat dipengaruhi oleh sanitasi rumah. Pemberian makanan pendamping
asi (MP-ASI) sangat dibutuhkan oleh bayi karena asupan nutrisi yang
lebih akan memperbaiki tubuh kembang bayi [ CITATION Her16 \l 2057 ].
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami konseling tentang pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI).
2. Untuk mengetahui dan memahami informasi mengenai makanan
pendamping ASI setelah lepas ASI eksklusif sampai usia 24 bulan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konseling tentang pemberian MP-ASI
Konseling pemberian MP-ASI:
1. Age : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 buln berdasarkan kesiapan
pencernaan bayi. Resiko pemberian MP-ASI dini sebelum usia 6 bulan
sudah dibahas sebelumnya, pemberian MP-ASI telat bulan dapat
menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi sehingga mengalami
defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang terlambat.
2. Frekunsi : frekunsi pemberian makan pada awal MP-ASI diberikan 1-2
kali, usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan sehari ditambah 1-2 kali
cemilan, usia 9-12 bulan 3kali makan dan 2 kali cemilan
3. Jumlah : banyaknya pemberian makanan diawal MP-ASi berikan
sebanyak 2-3 sdm dewasa perporsi makan usia 6-9 bulan bertahap mulai
dari 3 sdm dewasa hingga 125 mil perporsimakan usia 9-12 bulan
bertahap dari 125mil hingga 250 mil perporsi makan
4. Teksture : tekstur makanan berdasarkan panduan WHO terbaru bayi
langsung diberi pure atau bubur halur (lembut), tetapi semi kental
patokan kekentalan makanan yang tepat dilihat dari makanan tidak
langsung tumpah mengucur, tetapi jatuh perlahan. Kekentalan
berbanding lurus dengan banyaknya asupan kalori dan nutrisi setelah
mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental
berupa bubur saring yang lebih bertekstur dibandingkan bubur halus atau
lembut (makanan lumat). Mulai usia 9 bulan, anak sudah bisa makan
yang dicincang halus, tidak kasar, tidak keras dan mudah dijumput oleh
anak (makanan lembek). Diharapkan mulai usia 1 tahun, anak sudah bisa
makan makanan kelurga

5. Variasi : variasi keberagaman makanan yang dianjurkan


Diberikan sejak awal pemberian MP-ASI adalah bahan makanan
yang kaya zat besi, terdiri dari sumber karbohidrat, protein nabati
(kacang-kacangan), protein hewani, sayuran dan buah, serta sumber
lemak tambahan seperti minyak, mrgarin, mentega, santan dan kaldu.
Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan antara masukan
dan kebutuhan gizi karena tidak ada satu jenis makanan yang memiliki
semua unsur gizi yang dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang
beranekaragam, kekuragan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan
dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan lainnya sehingga diperoleh
masukkan zat gizi seimbang
Untuk perkenalan awal MP-ASI, paling lama 2 minggu pertama
disarankan, dikenalkan bubur kental atau pure tunggal dengan frekuensi
makan 1-2 kali sehari. Tunggal artinya hanya terdiri dari satu jenis tanpa
campur. Masa perkenalan ini digunakan untuk pengenalan variasi sumber
karbohidrat, protein, sayuran, dan buah paling lambat minggu ke 3 sudah
harus dikenalkan bubur halus atau saring dengan menu lengkap
mengandung karbo+sayur+protein hewani+protein nabati kacang-
kacangan atau olahanya)+sumber lemak tambahan (santan, mentega,
minyak, margarin). Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau
panduan menyususn menu harian.
6. Aktif/responsive : saat memberi makan, respon anak dengan senyum,
jaga kontak mata, dan beri kata-kata positif yang menyemangati.
Berimakanan lunak yang bisa dipegang untuk merangsang anak aktif
makan sendiri.
7. Hygiene : menyiapkan dan memasak makanan secara hygienis pastikan
makanan bebas pathogen, tidak mengandung racun atau bahan kimia
berbahaya, cuci bersih, masak, dan simpan dengan baik, cuci tangan ibu
dan bayi sebelum makan.
[ CITATION Tim16 \l 2057 ].

B. Makanan Pendamping ASI Setelah Lepas ASI Ekslusif Sampai Usia 24


Bulan
MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung
nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan
peralihan (complementary feeding yaitu pada saat makanan/minuman lain
diberikan bersama pemberian ASI. MP-ASI harus memenuhi syarat berikut
ini :
1. Tepat waktu (Timely) : MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energy
dan nutrient melebihi yang didapat dari ASI.
2. Adekuat (Adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energy,
protein dan mikronutrien.
3. Aman (safe) : penyimpanan, penyiapan dan sewaktu diberikan, MP-ASI
harus higienis.
4. Tepat cara pemberian (Property) : MP-ASI diberikan sejalan dengan
tanda lapar dan nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi dan
cara pemberiannya sesuai dengan usia bayi, [ CITATION Yul15 \l 1033 ].
Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak
lagi terpenuhi oleh ASI semata khususnya energi, protein dan beberapa
mikronutrien terutama zat besi (Fe), seng (Zn) dan vitamin A.
Kesenjangan ini haruslah dipenuhi melalui pemberian MP-ASI yang
sesuai, adekuat, aman serta cara pemberian yang tepat, [ CITATION Yul15 \l
1033 ].
Kapan saat yang tepat pemberian MP-ASI?
1. Kebutuhan nutrisi selain dari ASI: tidak diperlukan sebelum usia 6
bulan karena ASI masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi,
kecuali bayi sudah menunjukkan adanya gagal tumbuh dan dibuktikan
bahwa memang ASI tidak mencukupi.
2. Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur: sejalan dengan
perkembangan oromotornya, dalam 1 tahun pertama bayi perlu
dikenalkan dengan berbagai variasi rasa, aroma, tekstur dan konsistensi.
Selain untuk pembinaan selera, juga untuk melatih keterampilan makan
(mengunyah) yang mulai timbul pada usia 6 bulan. Usia 6-9 bulan
merupakan periode kritis dalam perkembangan keterampilan makan.
Bila pada periode ini bayi tidak dilatih untuk makan yang semakin
padat dan kasar, maka di usia selanjutnya bayi hanya dapat makan yang
cair atau lembut saja dan tidak mampu menerima makanan keluarga
sehingga timbul masalah makan.
Makanan apa yang sebaiknya diberikan kepada bayi sebagai MP-
ASI? Mengingat nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah
usia 6 bulan adalah zat besi (Fe), maka pilihan utama adalah memberikan
makanan yang kaya akan zat besi (Tabel 4). Selain itu, makanan padat
pertama yang terbaik adalah yang terbuat dariberas karena beras
merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik, sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling kurang. Gandum dan
campuran serealia lainnya sebaiknya ditunda hingga usia 8 bulan untuk
menghindari timbulnya reaksi alergi dan masalah pencernaan. Bahan
makanan sumber zat besi :
1. Besi heme : hati sapi/ayam, daging sapi/daging merah lainnya, daging
unggas bagian yang berwarna gelap, tuna, ikan cod, udang, tiram,
kuning telur.
2. Besi non heme : sayuran hijau (brokoli, bayam, sawi hijau, asparagus),
kacang-kacangan (kacang koro, kedelai, kacang ijo), biji-bijian
(almond), buah yang dikeringkan (apel, aprinot, prune).
Pengenalan jenis, tekstur dan konsistensi makanan harus secara
bertahap, demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang
diberikan.Tepung beras yang diperkaya zat besi merupakan makanan yang
dianjurkan sebagai makanan pertama yang diberikan kepada bayi.
Pada usia 1 tahun, setiap bayi seyogyanya sudah mulai mendapat
makanan keluarga walaupun masih dalam bentuk lunak dengan bumbu
yang tidak pedas dan tidak merangsang. Pada umumnya, kemampuan
untuk menerima makanan keluarga ini tercapai pada usia 2-3 tahun.
Karena kapasitas lambungnya masih terbatas (kira-kira 30 gram
makanan/kg berat badan) atau sekitar 200 ml, maka makanan sebaiknya
diberikan dalam porsi yang sesuai, dengan frekuensi lebih sering yang
terbagi atas makan utama (pagi, siang dan malam) serta makan selingan di
antaranya, disertai ASI atau susu 2-3 kali sehari.Pedoman pemberian
makanan pada bayi/anak usia 6-23 bulan :

Umur Tekstur Frekuensi Jumlah rata-


rata/kali makan*
6 – 8 bulan Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI Mulai dengan
halus, lembut, cukup tetap sering sdm/kali
kental, dilanjutkan diberikan. ditingkatkan
bertahap menjadi lebih Tergantung nafsu bertahap sampai
kasar. makannya dapat ½ mangkok (=125
diberikan 1-2x ml). lama makan
selingan. maksimal 30
menit.
9 – 11 bulan Makanan yang 3-4x/hari, ASI ½ - ¾ mangkok
dicincang halus atau tetap diberikan. (=125-175 ml).
disaring kasar, Tergantung nafsu lama makan
ditingkatkan semakin makannya dapat maksimal 30
kasar sampai makanan diberikan 1-2x menit.
bias di pegang/diambil selingan.
dengan tangan.
12 – 23 Makanan keluarga, 3-4x/hari, ASI ¾ sampai 1
bulan bila perlu masih tetap diberikan. mangkok (175-
dicincang atau Tergantung nafsu 250 ml). lama
disaring kasar. makannya dapat makan maksimal
diberikan 1-2x 30 menit.
selingan.
*makan paling lama 30 menit, walaupun belum habis hentikan pemberian makan,
[ CITATION Yul15 \l 1033 ].

DAFTAR PUSTAKA
Azni, I. N. (2019). Formulasi Bahan Makanan Campuran Berbahan Dasar
Kedelai, Beras Merah, dan Pisang Kepok untuk Makanan Pendaping ASI.
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (jurnal Of Food Technology and
Health), 1-7.

Herlistia, B. R., & Muniroh, L. (2016). Hubungan Pemberian Makanan


Pendamping ASI (MP-ASI) dan Sanitasi Rumah dengan Status Gizi Bayi
Keluarga Miskin Perkotaan . Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Airlangga , 76-77.

Tim Admin HHBF. (2016). Ensiklopedia MP-ASI Sehat . Jakarta : Pandamedia.

Yuliarti, K., Nasar, S. S., Sjarif, D. R., Sugiyono, Egayanti, Y., Wahyuni, L., . . .
Hendarto, A. (2015). Buku Acara Simposium & Workshop Ilmu Nutrisi
Anak. Jakarta: ciprime.

Anda mungkin juga menyukai