OLEH :
NAMA : FASRIANTI
Preceptor Instusi
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi dengan
memperhatikan baik bentuk maupun jumlahnya. Pengembangan produk
MP-ASI dilakukan melalui pengembangan formula makanan tambahan
yang sesuai dengan standar gizi anak berupa bahan makanan campuran
(BMC). Bahan makanan campuran berbasis tepung keledai, tepung beras
merah, dan tepung pisang kapok yang memiliki nilai kalori dan protein
yang memenuhi kebutuhan gizi pada anak berusia diatas 6 bulan
[ CITATION Azn19 \l 2057 ].
Masa bayi merupakan periode pertama kehidupan anak dari lahir
hingga 12 bulan. Masa bayi sering di anggap sebagai masa yang
membutuhkan peran orang tua terutama ibu untuk memantau pertumbuhan
anak. Selain itu, masa bayi juga merupakan masa yang paling rentang
terjadi masalah gizi, baik masalah gizi kurang atau lebih. Kekurangan gizi
dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan
kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan menurunkan daya tahan
tubuh yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian
[ CITATION Her16 \l 2057 ].
Kelompok umur yang rentang terkena masalah gizi adalah bayi
umur 6-12 bulan. Masalah gizi secara langsung dapat dipengaruhi oleh
pemberian makanan pendamping asi (MP-ASI) sedangkan tidak langsung
dapat dipengaruhi oleh sanitasi rumah. Pemberian makanan pendamping
asi (MP-ASI) sangat dibutuhkan oleh bayi karena asupan nutrisi yang
lebih akan memperbaiki tubuh kembang bayi [ CITATION Her16 \l 2057 ].
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami konseling tentang pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI).
2. Untuk mengetahui dan memahami informasi mengenai makanan
pendamping ASI setelah lepas ASI eksklusif sampai usia 24 bulan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konseling tentang pemberian MP-ASI
Konseling pemberian MP-ASI:
1. Age : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 buln berdasarkan kesiapan
pencernaan bayi. Resiko pemberian MP-ASI dini sebelum usia 6 bulan
sudah dibahas sebelumnya, pemberian MP-ASI telat bulan dapat
menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi sehingga mengalami
defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang terlambat.
2. Frekunsi : frekunsi pemberian makan pada awal MP-ASI diberikan 1-2
kali, usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan sehari ditambah 1-2 kali
cemilan, usia 9-12 bulan 3kali makan dan 2 kali cemilan
3. Jumlah : banyaknya pemberian makanan diawal MP-ASi berikan
sebanyak 2-3 sdm dewasa perporsi makan usia 6-9 bulan bertahap mulai
dari 3 sdm dewasa hingga 125 mil perporsimakan usia 9-12 bulan
bertahap dari 125mil hingga 250 mil perporsi makan
4. Teksture : tekstur makanan berdasarkan panduan WHO terbaru bayi
langsung diberi pure atau bubur halur (lembut), tetapi semi kental
patokan kekentalan makanan yang tepat dilihat dari makanan tidak
langsung tumpah mengucur, tetapi jatuh perlahan. Kekentalan
berbanding lurus dengan banyaknya asupan kalori dan nutrisi setelah
mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental
berupa bubur saring yang lebih bertekstur dibandingkan bubur halus atau
lembut (makanan lumat). Mulai usia 9 bulan, anak sudah bisa makan
yang dicincang halus, tidak kasar, tidak keras dan mudah dijumput oleh
anak (makanan lembek). Diharapkan mulai usia 1 tahun, anak sudah bisa
makan makanan kelurga
DAFTAR PUSTAKA
Azni, I. N. (2019). Formulasi Bahan Makanan Campuran Berbahan Dasar
Kedelai, Beras Merah, dan Pisang Kepok untuk Makanan Pendaping ASI.
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (jurnal Of Food Technology and
Health), 1-7.
Yuliarti, K., Nasar, S. S., Sjarif, D. R., Sugiyono, Egayanti, Y., Wahyuni, L., . . .
Hendarto, A. (2015). Buku Acara Simposium & Workshop Ilmu Nutrisi
Anak. Jakarta: ciprime.