STUNTING
PENDAHULUAN
APA STUNTING
SITUASI STUNTING
PENUTUP
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN STUNTING
INDIKATOR DAN TARGET
PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RPJMN DAN
RENSTRA TAHUN 2020-2024
PP: Peningkatan Angka kematian ibu (AKI) 230 217 205 194 183
Akses dan Mutu (per 100.000 kelahiran
Pelayanan hidup)
Kesehatan Angka kematian bayi 20.6 19.5 18.6 17.6 16
(AKB) (per 1000 kelahiran
hidup)
Angka kematian neonatal 12.9 12.2 11.6 11 10
(per 1.000 kelahiran
hidup)
TARGET NASIONAL
SSGI • ANGKA
2021 STUNTING :
17,21%
EPPGBM • ANGKA
STUNTING : 4,5%
2021
2022 • 4,3%
DISTRIBUSI KASUS STUNTING
KABUPATEN KUDUS
Penyakit infeksi 5%
Ibu menyusui dan anak 0-23 Promosi dan konseling menyusui Suplementasi kapsul vitamin A Pencegahan kecacingan
bulan Promosi dan konseling pemberian Suplementasi taburia
makan bayi dan anak (PMBA) Imunisasi
Tata laksana gizi buruk akut Suplementasi zinc untuk
Pemberian makanan tambahan pengobatan diare
pemulihan bagi anak gizi kurang akut Manajemen terpadu balita
Pemantauan pertumbuhan sakit (MTBS)
Anak 24-59 bulan Tata laksana gizi buruk akut Suplementasi kapsul vitamin A Pencegahan kecacingan
Pemberian makanan tambahan Suplementasi taburia
pemulihan bagi anak gizi kurang akut Suplementasi zinc untuk
Pemantauan pertumbuhan pengobatan diare
Manajemen terpadu balita
sakit (MTBS)
Upaya Cegah Stunting
INTERVENSI SENSITIF
1. Orientasi Kader pemantuan pertumbuhan dalam penggunaan antropometri
2. Orientasi kader dalam mengunakan BUKU KIA
3. Orientasi kader dalam Komunikasi antar personal
4. Orientasi kader dalam Praktek Pemberian Makanan bayi dan anak
CONTOH PRAKTIK BAIK
RUMAH GIZI
TEMAN BINTANGKU
Pasien rumah gizi yang telah
mengalami perbaikan status gizinya
TEMAN BINTANGKU BERSAMA
KOMUNITAS PEDULI STUNTING
ACS (AKSI CEGAH STUNTING )DESA
GLAGAH WARU
1.Tumbang
terpantau setiap
minggu
2. Ketrampilan
kader dalam
pengukuran
antropometri
meningkat
KENDALA
1. Penanganan stunting butuh waktu lama dan dukungan dan
pendampingan
2. Balita dengan masalah gizi tidak punya jaminan kesehatan
3. Balita gizi buruk, stunting tidak jarang kambuh kembali ---
kurangnya pemahaman orangtua balita mengenai akibat daari
malnutrisi
4. Kurangnya dukungan kegiatan sensitive lintas program/lintas
sector (perlu dukungan linsek terutama kader, PKK, dasawisma,
RT, RW, kepala Desa, PLKB, KPM, organisasi masyarakat, CSR
dll)
5. Ketrampilan dan pengetahuan kader dalam pengukuran
antropometri, ploting dan intervensi masih kurang
REKOMENDASI