2
Malnutrisi
Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu kondisi dimana dimana terjadi kekurangan,
kelebihan atau ketidakseimbangan asupan kalori dan/atau zat gizi.
MALNUTRISI
3
UNICEF, 2013
Jenis-jenis Kurang Gizi
1. Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk)
Wasting adalah kondisi dimana BB rendah terhadap
PB/TB. Kondisi ini dapat terjadi dengan cepat dan
merefleksikan kondisi kekurangan gizi saat ini atau
kurang gizi akut.
2. Stunting (Pendek dan Sangat Pendek)
Stunting adalah kondisi dimana PB atau TB rendah
menurut umur. Terjadi dalam periode waktu yang lama
dan merefleksikan kurang gizi kronis.
3. Underweight (BB Kurang)
Underweight adalah kondisi dimana BB kurang menurut
umur yang. Dapat terjadi karena kurang gizi akut
dan/atau kronis. Anak dengan underweight bisa kurus
dan/atau pendek.
Tinggi/panjang badan normal
1 2
3 4
Gizi Buruk
8
Jenis malnutrisi apakah ini?
Kwashiorkor
(Gizi Buruk)
90%
80%
70%
60%
23 to 59 50%
40%
12 to 24
30%
6 to 11 20%
0 to 5 10%
0%
10
Quiz
Apa dampak gizi buruk pada balita? (jawaban dapat lebih dari satu)
a. Kematian.
b. Kemampuan belajar atau prestasi sekolah rendah.
c. Perkembangan otak terganggu.
d. Berisiko lebih tinggi menderita penyakit tidak menular pada saat
dewasa.
e. Mudah menderita sakit infeksi karena daya tahan tubuh rendah.
Dampak Kurang Gizi Akut (Wasting)
• Balita gizi buruk berisiko 11.6 kali lebih tinggi untuk meninggal dari
balita gizi baik.
• Balita gizi buruk juga berisiko lebih tinggi untuk:
• Menderita penyakit infeksi → sistem imun rendah
• Gangguan perkembangan otak
• Jangka panjang:
• Kemampuan belajar kurang → prestasi sekolah rendah
• Produktifitas kerja rendah
• Berisiko lebih tinggi menderita penyakit tidak menular saat dewasa
Kurang gizi akut merupakan penyebab kematian dan kesakitan pada balita
yang dapat dicegah dan diobati → penting adanya mekanisme
• Deteksi dini hambatan pertumbuhan (growth faltering)
• Penemuan kasus secara aktif
• Tindakan pencegahan dan tata laksana sebelum menjadi parah
12
Hubungan antara kurang gizi akut
dan kurang gizi kronis
• Pendek/gangguan pertumbuhan linear merupakan bagian
respon biologi dari episode kekurangan gizi akut sebelumnya.
• Balita pendek bukan hanya TB kurang menurut umur → balita
mengalami beberapa kali kekurangan gizi akut sebelumnya.
• Perlambatan pertumbuhan linear menggambarkan penyesuaian
internal tubuh balita untuk mengatasi kekurangan gizi akut
dengan mengalihkan energi dan zat gizi lain untuk penambahan
jaringan, tidak untuk penambahan ukuran secara keseluruhan.
13
Risiko kematian tinggi, terutama pada balita
gizi kurang dan pendek
ACC/SCN,2000
16
INDONESIA – Prevalensi Kurang Gizi Akut
Tertinggi ke-3 di Asia Pasifik
4
Gizi Buruk %
3.5
0
2007 2010 2013 2018
20,152
Balita Gizi Buruk yang
Children received
diterapi treatment National burden (2018)
(2017)
23
Kurang Gizi
Akut
Gizi Buruk + Gizi Kurang
= (Global acute
Malnutrition
/GAM)
3%
+ 7%
= 10%
24
DAMPAK PANDEMI COVID-19
Pandemi COVID-19 berdampak pada:
• Terjadinya peningkatan kasus gizi kurang dan gizi buruk, yang
dapat disebabkan oleh:
• Berkurang atau terhentinya pemberian ASI eksklusif pada
bayi <6 bulan.
• Menurunnya kuantitas dan/atau kualitas makanan
pendamping ASI atau makanan anak karena
• berkurangnya ketersediaan makanan bergizi akibat
adanya gangguan pasokan dan/atau
• berkurangnya akses ke makanan bergizi, terutama pada
kelompok ekonomi menengah dan rendah.
• Meningkatnya konsumsi makanan/minuman yang rendah
kandungan zat gizinya.
DAMPAK PANDEMI COVID-19
Strategi pemberian makan bayi dan anak yang dilakukan dengan praktik
“Standar Emas Makanan Bayi dan Anak” serta Pemantauan Tumbuh
Kembang dan Pola Asuh yang tepat.
02 (preterm/prematur)
DIBANDINGKAN
ASAL NAIK
Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan.
- pertumbuhan terjadi pembesaran dan penambahan jumlah sel,
- perkembangan terjadi perubahan fungsi menjadi lebih sempurna
Faktor ekonomi
• Akses ke fasilitas kesehatan yang sulit
• Kesehatan lingkungan dan praktek kebersihan diri yang tidak optimal.
51
ORIENTASI PGBT RAWAT JALAN
Klasifikasi Kurang Gizi Akut
https://youtu.be/id68KWUPRHM
MEDIA
Skor-Z ditampilkan dalam bentuk: N
- Grafik (seperti grafik-grafik yang
ada di buku KIA)
- Tabel (biasanya dalam bentuk
range)
- Nilai absolut hasil perhitungan
(misalnya menggunakan
aplikasi WHO Antro)
Menentukan Skor-Z BB/PB atau BB/TB
Yang dibutuhkan: Tabel standar pertumbuhan WHO
2006
Demo 1
Perempuan
Berat = 7.7 kg
Panjang = 76.0 cm
Umur = 21 bulan
63
Menentukan Skor-Z BB/PB atau BB/TB
Perempuan, Berat = 7.7 kg, panjang =
76.0 cm
• Lihat tabel Berat-menurut-Panjang anak perempuan < 2
tahun, seorang anak dengan panjang 76.0 cm
• Pada baris itu (untuk anak perempuan dengan panjang
76.0 cm) cari Berat terdekat ke 7.7 kg
64
Menentukan Skor-Z BB/PB atau BB/TB
Perempuan, Berat = 7.7 kg, panjang =
76.0 cm
Perempuan
Laki-laki
Berat = 11.1 kg
Tinggi = 96.5 cm
Umur = 30 bulan
66
Menentukan Skor-Z BB/PB atau BB/TB
Laki-laki, Berat = 11.1 kg, Tinggi=
96.5 cm
Lihat tabel Berat-menurut-Tinggi anak laki-laki >2 tahun,
seorang anak dengan tinggi badan 96.5 cm
Pada baris itu (untuk anak laki-laki dengan tinggi 96.5 cm) cari
berat yang paling dekat ke 11.1 kg
67
Menentukan Skor-Z BB/PB atau BB/TB
Laki-laki, Berat = 11.1 kg, Tinggi=
96.5 cm
Angka 11.1 kg
adalah kurang dari
11.4 kg (11.4 kg = -3
SD)
Perempuan
Berat = 9,9 kg
Tinggi = 88,2 cm
Umur = 25 bulan
69
Quiz
Skor-Z balita ini adalah
a. <-3,0 SD.
b. Antara -3,0 SD dan <-2,0 SD.
c. Antara -2,0 SD dan <-1,0 SD
d. ≥-1,0 SD
Menentukan Skor-Z BB/PB atau BB/TB
Perempuan, Berat = 9,9 kg, Tinggi= 88,2 cm
71
Menentukan Skor-Z BB/PB atau BB/TB
Laki-laki, Berat = 11.1 kg, Tinggi=
96.5 cm
Angka 9,9 kg
adalah antara
9,4 kg dan 10,2
kg (9,9 kg =
antara -3,0
dan <-2,0 SD)
Skor Z BB/TB antara -3,0 SD dan <-2,0 SD→
Status gizi balita ini
Gizi Kurang
72
PITTING EDEMA BILATERAL
76
Pemeriksaan Pitting Edema Bilateral
Derajat Deskripsi
(+) Ringan: hanya pada kedua telapak kaki
(++) Sedang: pada kedua telapak kaki, kedua tungkai,
dan/atau kedua tangan dan kedua lengan bawah
(+++) Berat: seluruh badan, termasuk kaki, tungkai, tangan,
lengan bawah, lengan atas dan muka
77
Pemeriksaan Pitting Edema Bilateral
Perlengkapan:
• PENA → UNTUK MEMBERI TANDA TITIK TENGAH LENGAN
ATAS
82
Pengukuran LiLA
84
Pengukuran LiLA
85
Pengukuran LiLA
INTEPRETASI HASIL PENGUKURAN LilA
Gizi Kurang
11,5 – 12,4 cm
Gizi Baik
Gizi Buruk 12,5 cm atau
<11,5 cm lebih
86
Apa yang dimaksud
penemuan dini
kasus?
Foto diatas menunjukkan anak laki-laki usia 4 tahun dengan LiLA hijau (gizi
baik), namun BB/TB <-3 SD
Rujukan Mandiri
(Self-referral)
Gizi Baik
12,5 cm dan
diatasnya
Gizi Kurang
11,5 - 12,4
cm
Gizi Buruk <11.5
cm
• Konseling
• Menunjukkan
garis
pertumbuhan
panjang badan
menurut umur
(PB/U) yang
E
D menyimpang/
C
B keluar dari jalur
A pertumbuhan dan
memotong
standar deviasi
dibawahnya
Bila bukan karena tumbuh kejar, maka tidak diharapkan adanya kenaikan
berat badan yang tajam. Kenaikan tajam dari jalur pertumbuhan dapat
disebabkan karena perubahan pola pemberian makan yang akan
meningkatkan risiko balita gemuk
Pada balita dengan kenaikan berat badan yang tajam, perlu dilihat juga
tinggi badannya. Jika kenaikan hanya terjadi pada berat badan tanpa disertai
kenaikan tinggi badan, maka ini menjadi masalah pertumbuhan.
Contoh:
Gambar ini memberikan ilustrasi balita
yang mengalami penurunan berat
badan drastis karena diare pada umur
antara 2 – 3 bulan, sehingga pada
saat pemantauan berat badan pada
umur 3 bulan, arah garis pertumbuhan
berat badan menurun tajam (Titik A).
Setelah proses pemulihan dan
pemberian makan sesuai untuk balita
sakit, maka terjadi tumbuh kejar (catch
up growth) yang ditandai dengan arah
garis pertumbuhan yang naik tajam
(Titik B).
A
B walaupun BB/U balita masih
berada di antara median dan -
C
1 SD, bayi ini tetapi
mengalami masalah
pertumbuhan dan harus dicari
penyebab masalahnya dan
Umur (Bln)
melakukan penanganan yang
tepat.
ORIENTASI PGBT RAWAT JALAN 118
Penemuan kasus melalui
Pemantauan Pertumbuhan Bulanan
Nama ibu :
Desa:
Dusun/Posyandu:
Konseling PMBA
Rawat Inap Rawat Jalan menurut umur
dan PMT (bila
tersedia)
*Komplikasi: anorexia atau tidak ada nafsu makan, muntah terus menerus, kejang, letargi,
penurunan kesadaran, infeksi saluran pernafasan bawah, demam tinggi, dehidrasi berat, diare
persiten, anemia berat, hipoglikemia, hipotermia, tanda kekurangan vitamin A pada mata, dan lesi
kulit berat.