BINAAN
STUDI KASUS
GIZI BURUK DAN STUNTING
DI PUSKESMAS KUTA MAKMUR TAHUN 2021
Preseptor:
dr. Sari Hardiana
dr. Noviana Zara, M.KM
04/24/2021 1
Latar Belakang
Jumlah balita gizi buruk dan kurang menurut hasil Riskesdas 2018
masih sebesar 17,7%.
04/24/2021 2
Jumlah balita gizi buruk
dan kurang Nasional Provinsi Aceh merupakan provinsi ke tujuh
sebesar 17,7%. sebagai penyumbang kasus gizi buruk dan
kurang terbanyak
Tahun 2017, Pidie Jaya (17,5%), Aceh Utara (15,9%), dan Aceh
Barat Daya (15,8%).
04/24/2021 3
Gizi buruk menurut World Health Organization (WHO) ditentukan
berdasarkan indikator antropometri berat badan menurut tinggi atau panjang
badan (BB/TB) dengan z-skor BB/TB <-3 SD dan ada atau tidaknya odema
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan banyak factor
seperti kondisi social ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan
kurangnya asupan gizi pada bayi.
04/24/2021 4
Tinjauan Pustaka
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight
(gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk).
04/24/2021 5
KLASIFIKAS
I GIZI
BURUK
Marasmus-
Marasmus Kwashiorkor
kwashiorkor
Sanitasi
Pendapatan
lingkungan
Jumlah
Pengetahua
anggota
n ibu
keluarga
FAKTOR Infeksi
Pola asuh RESIKO GIZI berat/berula
BURUK ng
DIAGNOSA GIZI BURUK
04/24/2021 8
Penatalaksanaan gizi buruk yang dilakukan di puskesmas
berupa 10 langkah penting yaitu:
4. Koreksi gangguan
1. Atasi/cegah 2. Atasi/cegah 3. Atasi/cegah
keseimbangan
hipoglikemia hipotermia dehidrasi
elektrolit
7. Fasilitasi tumbuh-
8. Koreksi defisiensi 6. Mulai pemberian 5. Obati/cegah
kejar (catch up
nutrien mikro makanan infeksi
growth)
9. Lakukan stimulasi
10. Siapkan dan
sensorik dan
rencanakan tindak
dukungan
lanjut setelah sembuh
emosi/mental
PENATALAKSANAAN GIZI BURUK
04/24/2021 10
PENCEGAHAN GIZI BURUK
04/24/2021 11
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi Gizi Buruk
04/24/2021 12
DEFINISI STUNTING
■Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal
04/24/2021 13
EPIDEMIOLOGI STUNTING
■Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukkan tidak
tahun 2013, namun angka stunting tetap tinggi dan masih ada 2 (dua)
provinsi dengan prevalensi di atas 40% yaitu Sulawesi Barat dan Nusa
Tenggara Timur.
04/24/2021 14
FAKTOR RESIKO STUNTING
a. Status gizi
b. Kebersihan lingkungan
c. MPASI
d. ASI Eksklusif
04/24/2021 15
TANDA DAN GEJALA STUNTING
1. Berat badan dan panjang badan lahir bisa normal,atau BBLR (berat bayi
desimal.
3. Pada kecepatan tumbuh tinggi badan < 4cm/ tahun kemungkinan ada
kelainan hormonal.
4. Umur tulang (bone age) bisa normal atau terlambat untuk umurnya.
04/24/2021 16
TATALAKSANA STUNTING
Pengobatan pada stunting antara lain :
1. Kalsium
2. Yodium
3. Zink
4. Zat Besi
5. Asam Folat
04/24/2021 17
Identitas Pasien
• Nama : An. KA
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal lahir/Umur : 15 Oktober 2019 (16 bulan)
• Anak ke : Enam
• Agama : Islam
• Warga Negara : Indonesia
• Suku Bangsa : Suku Aceh
• Pendidikan terakhir : Belum Sekolah
04/24/2021 18
Anamnesis Pasien
Keluhan Utama : Berat Badan Kurang
04/24/2021 19
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat malnutrisi dalam keluarga disangkal
04/24/2021 20
Riwayat Makanan
Pasien mendapat ASI sejak mulai lahir hingga usia 6 bulan disertai makanan
tambahan.Selanjutnya ibu pasien juga memberikan susu formula, dan sering mengganti-
ganti susu formula tersebut jika ibu pasien menganggap susu tersebut tidak sesuai. Ibu
pasien juga memberikan makanan lunak seperti pisang, wortel dan kentang yang
dihaluskan dalam jumlah yang sedikit.
04/24/2021 21
Profil keluarga
Rumah keluarga pasien dihuni oleh 7 orang terdiri dari Ayah pasein (Tn. M) usia 42 t
h, ibu pasien (Ny. S) usia 39 th, anak kedua (An. MF) berusia 16 th, anak ketiga (An. EL)
berusia 14 th,anak keempat (An.SA) berusia 8 th, anak kelima (An.Z) berusia 5 th dan Pa
sien (An. KA) laki-laki usia 16 bulan.
04/24/2021 22
Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
Status kepemilikan rumah : Bantuan
(Rumah Bantuan direnovasi oleh anggaran dana gampong)
Jumlah penghuni dalam satu rumah : AZ tinggal dalam rumah dengan lingkungan rumah
04/24/2021 23
Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
• Jenis tempat berobat : Bidan
• Asuransi / Jaminan Kesehatan : BPJS
Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Keluarga menggunakan Dikarenakan jarak antara Puskesmas
dengan rumah pasien ± 10 Km,
kendaraan pribadi
tetapi kelurga pasien lebih memilih
berobat di Bidan. Untuk biaya
pengobatan keluarga pasien
Tarif pelayanan kesehatan Keluarga dikenai
membayar setiap kali datang berobat
biaya saat berobat
dan pelayanan yang dirasakan
ke Bidan
keluarga pasien cukup memuaskan.
04/24/2021 24
04/24/2021 25
04/24/2021 26
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM : Tampak Sakit
KESAN SAKIT : SEDANG
KESADARAN : KOMPOSMENTIS
- Tidak
Dilakukan 37,2C
04/24/2021 27
Antropometri Khusus
• Lingkar lengan : 11,8 cm
• Lingkar kepala : 42,5 cm
• Lingkar dada : 40,5cm
• Lingkar perut : 41,2cm
• Berat badan : 6,4 kg
• Panjang badan : 69,5 cm
04/24/2021 28
KEPALA : Simetris, normosefali,
rambut putih tipis mudah KULIT :
dicabut Edema (-), kulit putih
1. Gizi Buruk
Gizi Buruk +
2. Stunting
Stunting + Scabies
3. Scabies
04/24/2021 30
Tatalaksana
PROMOTIF
PREVENTIF
Edukasi
KURATIF
Menerapkan PHBS
REHABILITATIF
Scabimite zalf
Hidrokortison zalf
Pemberian F.100
Zink syrup
Monitoring tumbang
Amoxicilin syrup
Makan gizi seimbang
Pembasmian kutu
scabies
04/24/2021 31
Rekomendasi Pemberian F WHO
04/24/2021 32
Prognosis
Baik
04/24/2021 33
04/24/2021 34
04/24/2021 35
Kriteria rumah sehat
04/24/2021 36
Fish Bone
04/24/2021 37
Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus keluarga binaan tentang Gizi Buruk dan Stunting anak usia 16
bulan di Puskesmas Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara tahun 2021 di dapatkan bahwa:
a. Faktor risiko terjadinya Gizi Kurang pada pasien An. KA adalah usia pasien, tingkat
pengetahuan & pola asuh ibu, dan sanitasi yang kurang memadai.
b. An. KA didiagnosa Gizi Buruk dan Stunting berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan antropometri. Pada anamnesis diketahui bahwa An. KA dengan keluhan
berat badan tidak naik dan susah makan. Pemeriksaan status gizi pasien berdasarkan Z- score
yaitu gizi buruk menurut pengukuran BB/U, sangat pendek menurut pengukuran TB/U dan
sangat kurus menurut pengukuran BB/TB.
c. Pada kasus ini An. KA diberikan terapi edukasi dan pemberian F-100.
04/24/2021 38
Saran
1. Bagi puskesmas
Diharapkan kepada seluruh tenaga kerja kesehatan terutama bagian promosi kesehatan dan
Posyandu Desa MC Bahagia serta di Puskesmas Kuta Makmur agar lebih aktif melakukan
penyuluhan dan edukasi mengenai malnutrisi baik secara konseling maupun melalui media
seperti leaflet.
Diharapkan agar petugas dan kader di Puskesmas Kuta Makmur untuk lebih memperhatikan
lagi bagian pencatatan pasien agar kedepannya dapat dilakukan follow up dengan baik.
Diharapkan kepada petugas kader agar diberikan pelatihan khusus tentang pola asuh dan cara
makan anak dengan baik agar dapat mencari alternative dalam memberikan makanan.
Diharapkan hasil dari kegiatan keluarga binaan ini dapat menjadi masukan bagi Puskesmas
Kuta Makmur untuk perubahan yang lebih baik.
04/24/2021 39
Saran
2. Bagi keluarga
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi keluarga dalam merubah pola hidup sehari–hari dan dapat lebih
mengerti tentang pengobatan dan pencegahan komplikasi yang dapat timbul dari malnutrisi.
Mendorong keluarga untuk selalu memberikan dukungan dan pengobatan terhadap pasien hingga tuntas.
Mendorong keluarga untuk menjaga pola makan sesuai menu gizi seimbang dengan selalu mengkonsumsi
buah dan sayur.
Diharapkan dengan adanya kegiatan home visit ini dapat menjadi acuan dalam proses pembelajaran
selanjutnya.
Diharapkan hasil kegiatan home visit ini dapat dijadikan masukan data penelitian penyakit menular
maupun tidak menular lainnya .
04/24/2021 40
TERIMAKASIH