DINAS KESEHATAN
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
Jl. Lettu Rohani No. 14B Kalianda Telp. (0727) 35515
KALIANDA
PANDUAN PELAYANAN
PRORGAM PENURUNAN PREVALENSI STUNTING
DAN WASTING RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
1.1 PENGERTIAN
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang dengan
ditandai panjang atau tinggi badan berada di bawah standar dan
berdampak pada kesehatan fisik serta perkembangan anak. Anak
yang mengalami stunting Balita (dibawah 5 tahun). Anak yang
mengalami stunting akan terlihat pada saat menginjak usia 2
tahun. Stunting terjadi akibat kurangnya asupan gizi pada anak
dalam 1000 hari pertama kehidupannya yaitu semenjak anak masih
didalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Jika tidak segera
diatasi stunting berpotensi menyebabkan anak memiliki tingkat
kecerdasan yang rendah dan mempengaruhi produktivitas serta
kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.
Stunting kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding
tinggi badan orang lain pada umunya (yang seusia). atau tinggi /
panjang badan terhadap umur yang rendah digunakan sebagai
indikator malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang
gizi balita dalam jangka waktu lama.
Stunting merupakan bagian dari perawakan pendek namun,
tidak semua perawakan pendek adalah stunting. Stunting
perawakan pendek terbanyak.
1. Pendekatan diagnosis
Kriteria awal untuk mendiagnosis anak dengan perawakan
pendek adalah:
a. Tinggi Badan
Pemantauan tinggi badan dilakukan secara berkala dan
kontinyu, sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tentang pemantauan
tumbuh-kembang anak
- Rekomendasi jadwal pemantauan tinggi badan.
Usia 0-12 bulan Setiap 1 bulan
Usia 1-3 tahun Setiap 3 bulan
Usia 3-6 tahun Setiap 6 bulan
Usia 6-18 tahun Setiap 1 tahun
b. Kecepatan Tumbuh
- Perkiraan Tinggi Akhir Dibawah Tinggi Potensi Genetik.
Kecepatan pertumbuhan
Intrauterin : 60 – 100 cm/tahun
0 - 12 bulan : 23 - 27 cm/tahun
1 - 2 tahun : 10 - 14 cm/tahun
2 - 5 tahun : 6 – 7 cm/tahun
Prapubertas : 5 - 5,5 cm/tahun
- Pubertas
Perempuan : 8-12 cm/tahun
Laki-laki: : 10-14 cm/tahun
Penyebab stunting pada anak :
1. Faktor keluarga dan rumah tangga
Faktor maternal
a. Nutrisi yang buruk selama prekonsepsi, kehamilan, dan laktasi.
b. Perawakan ibu yang pendek, infeksi, kehamilan muda,
kesehatan jiwa, IUGR dan persalinan prematur, jarak persalinan
yang dekat, dan hipertensi
Lingkungan rumah
stimulasi dan aktivitas yang tidak adekuat, penerapan asuhan yang
buruk, ketidakamanan pangan, alokasi pangan yang tidak tepat,
rendahnya edukasi pengasuh.
2. Complementary feeding yang tidak adekuat
Kualitas makanan yang buruk
a. kualitas micronutrient / Zat gizi Mikro yang buruk
b. kurangnya keragaman dan asupan pangan yang bersumber
dari pangan hewani
c. kandungan tidak bergizi
d. rendahnya kandungan energi pada complementary foods /
makanan pelengkap.
2. Beberapa masalah dalam pemberian ASI
- Masalah-masalah terkait praktik pemberian ASI meliputi :
a. Delayed initiation / inisiasi tertunda
b. Tidak menerapkan ASI eksklusif
c. Penghentian dini konsumsi ASI
3. Infeksi
Penyebab langsung malnutrisi adalah diet yang tidak adekuat dan
penyakit.
4. Kelainan endokrin
Beberapa penyebab perawakan pendek : Berupa variasi normal,
penyakit endokrin, displasia skeletal, sindrom tertentu.
Kondisi yang mempengaruhi faktor penyebab stunting.
Asupan energi
Asupan protein
Jenis kelamin
Berat lahir
Jumlah anggota rumah tangga
Pendidikan ibu
Pendidikan ayah
Pekerjaan ibu
Pekerjaan ayah
Wilayah tempat tinggal
Status ekonomi keluarga
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting :
1. Jangka pendek
- terganggunya perkembangan otak dan kecerdasan.
- pertumbuhan fisik
- gangguan metabolisme dalam tubuh
2. Jangka Panjang
- kemampuan kognitif dan prestasi belajar.
- kekebalan tubuh sehingga mudah sakit.
- resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan
disabilitas pada usia tua.
Sasaran :
1. Ibu Hamil
2. Ibu Menyusui
3. Bayi dan Balita
BAB II
RUANG LINGKUP
D.Tabel berat dan tinggi badan ideal anak perempuan dan laki laki usia
1-5 tahun, dan usia 6-12 tahun, dan 13-18 tahun.
1. Tabel berat dan tinggi badan ideal anak perempuan dan laki laki usia 1-5 tahun
Usia Berat badan ideal Tinggi badan ideal
1 tahun Perempuan (8,9 kg) Perempuan (74,0 cm)
Laki-laki (9,6 kg) Laki-laki (75,7 cm)
2 tahun Perempuan (11,5 kg) Perempuan (86,4 cm)
Laki-laki (12,2 kg) Laki-laki (87,8 cm)
3 tahun Perempuan (13,9 kg) Perempuan (95,1 cm)
Laki-laki (14,3 kg) Laki-laki ( 96,1 cm)
4 tahun Perempuan (16,1 kg) Perempuan (102,7cm)
Laki-laki (16,3 kg) Laki-laki (103,3cm)
5 tahun Perempuan (18,2kg) Perempuan (109,4 cm)
Laki-laki (18,3) Laki-laki (110 cm)
2. Tabel berat dan tinggi badan ideal anak perempuan dan laki laki
usia 6-12 tahun
3. Tabel berat dan tinggi badan ideal anak perempuan dan laki laki
usia 13-18 tahun
a. Tinggi badan anak perempuan dan laki – laki sesuai usia
b. Berat Badan rata-rata anak perempuan dan laki – laki sesuai usia
Ada juga indikator lain seperti lingkar lengan, indeks massa tubuh,
dan lain sebagainya yang dapat digunakan bila dianggap perlu.
Penggunaan grafik juga memperhatikan jenis kelamin serta usia. Anak
laki – laki dan perempuan dipantau menggunakan jenis grafik yang
berbeda. Begitu pula anak usia 0-2 tahun dengan anak berusia diatas 2
tahun.
Cara membaca Grafik Pertumbuhan
Grafik berat menurut panjang (BB/PB). Temukan panjang badan
(cm) anak pada garis mendatar dan tarik garis ke atas. Temukan
berat badan (kg) anak pada garis vertikal dan tarik garis ke kanan.
Liat pertemuan keduu garis dan tanda dengan titik.
7. Grafik berat menurut umur anak laki – laki usia 0- 6 bulan. Sumber :
WHO, 2022
8. Grafik berat menurut umur anak laki – laki usia 6 - 24 bulan. Sumber :
WHO, 2022
Grafik lingkar kepala menurut umur (LK/U). Temukan umur (bulan) anak
pada garis mendarat dan tarik garis ke atas. Temukan lingkar kepala (cm)
anak pada garis vertikal dan tarik garis ke kanan. Lihat pertemuan kedua
garis dan tandai dengan titik.
PASIEN
PENDAFTARAN
IGD
RUJUK
DILAKUKAN
PEMERIKASAAN DOKTER
JAGA IGD
KONSUL DOKTER
(ANAMNESA, SPESIALIS
PENGUKURAN
ANAK BB, Lingkar Lengan
PB/TB, KONSUL DOKTER SPESIALIS
(BILA(LILA)
Atas DIPERLUKAN CEK
ANAK
LABORATORIUN/PENUNJANG)
(BILA DIPERLUKAN CEK
LABORATORIUN/PENUNJANG)
RAWAT INAP
RAWAT JALAN
RAWAT JALAN
BLPL
APS
MENINGGAL PASIEN BLPL
APS
PUSKESMAS
PENDAFTAR
AN
POLI ANAK
ALUR RUJUKAN INTERNAL RAWAT JALAN RSUD DR.H. BOB BAZAR, SKM
PASIEN DENGAN STUNTING DAN WASTING
FISIOTERA
RADIOLOGI FARMASI GIZI
PI
LABORATORI
UM BLPL
ALUR PASIEN STUNTING DAN WASTING
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediaan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang
akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari
karangan/tulisan, wasiat, buku, undang-undang dan sebagainya.
Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian,
penyelidikan, pengumpulam, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan
penyediaan dokumen. Dokumentasi biasanya juga digunakan dalam
sebuah laporan pertangguang jawaban dari sebuah acara.
Laporan setiap pelaksanaan kegiatan Penurunan Prevelensi
Stunting dan Wasting dilakukan setiap 3 bulan kepada ketua
PROGNAS. Demikian buku panduan ini dibuat sebagai panduan
pelayanan PROGNAS Penurunan Prevelensi Stunting Dan Wasting
sehingga berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Ditetapkan di : Kalianda
Pada tanggal : 5 Juni 2023
DIREKTUR
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM