Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN ASUHAN GIZI

TERSTANDAR PADA BALITA


GIZI KURANG,GIZI BURUK,
KURUS DAN SANGAT KURUS
Ruang Lingkup
PROSES ASUHAN GIZI PADA :

Balita
Anak
Gizi
Sekola Dewasa
Kurang Ibu Hamil Dewasa
h dan dan
dan Remaja Ibu Hamil Kurang dan
Remaj Lansia
Gizi Putri Anemia Energi Lansia
a dengan
Buruk, Anemia Kronik dengan
Gizi PTM
Kurus (KEK) Malnutrisi
Lebih
dan
dan
Sangat
Gemu
Kurus
k
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 2
1.Balita Gizi Kurang dan Gizi
Buruk, Kurus dan Sangat
Kurus

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 3


PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

Mengikuti pertumbuhan balita Status pertumbuhan


Definisi secara terus menerus dan seorang anak dapat
teratur melalui pengukuran diketahui dengan cara
antropometri. melihat kenaikan BB
pada
grafik pertumbuhan yang
Mengetahui status pertumbuhan terdapat pada KMS atau
Tujuan dan mendeteksi secara dini bila Buku KIA
terjadi gangguan pertumbuhan

PP pada balita dilakukan melalui


Cara penimbangan Berat Badan (BB)
setiap bulan di Posyandu atau
Fasyankes
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 4
Grafik Berat Badan Mengikuti Garis
Pertumbuhan

Tidak Naik

Naik

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 5


INDEKS ANTROPOMETRI BALITA
(KEPMENKES RI NO 1995/ MENKES/ SK/ XII/ 2010)

Ambang Batas BB/U TB/U BB/TB IMT/U

< - 3 SD Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus Sangat Kurus


- 3 SD sd < - 2 Gizi Kurang Pendek Kurus Kurus
SD Gizi Baik Normal Normal Normal
- 2 SD sd + 2
SD Gizi Lebih Tinggi Gemuk Gemuk

> + 2 SD
Bila ditemukan balita gizi kurang, gizi buruk, kurus dan sangat kurus yang
dirujuk ke Puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perorangan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 7
Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Berdasarkan Indikator BB/U

Nilai batas prevalensi untuk Kategori


signifikansi masalah kesehatan
masyarakat
< 10 % Prevalensi rendah

10 - 19 % Prevalensi sedang
20 - 29 % Prevalensi tinggi
> 30 % Prevalensi sangat tinggi
Sumber : WHO, 1995

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 8


Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita Kurus dan Sangat Kurus (Wasting)
Berdasarkan Indikator BB/TB

Nilai batas prevalensi untuk Kategori


signifikansi masalah kesehatan
masyarakat
<5% Dapat diterima (Acceptable)

5-9 % Buruk (Poor)


10-14 % Serius (Serious)
> 15 % Bahaya/kritis (Critical)
Sumber : WHO, 1995

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 9


Balita Pendek / Stunting
Ketika ditemukan
• Balita dengan status gizi berdasarkan indikator
TB/U dengan kategori pendek dan sangat balita dengan
pendek merupakan salah satu prioritas masalah gizi lebih
masalah gizi untuk diatasi di Indonesia.
dan atau pendek
• Penanggulangan stunting melalui pendekatan
sensitif dan spesifik sesuai dengan Konsep maka perlu
Rencana Aksi Menangani Masalah Stunting dirujuk ke fasilitas
(Sumber: Ratas Menteri yang dipimpin oleh
Wapres, 9 Agustus 2017) pelayanan
kesehatan yang
lebih tinggi
Balita Gemuk / Obes
10
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta Kurus dan
Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Prevalensi/ proporsi balita gizi kurang, gizi buruk, balita
Antropometri kurus, balita sangat kurus, BGM, 2T, N/D
Sumber data: laporan rutin dan data indikator keluarga sehat

-
Laboratorium
Fisik/ Klinis -

P Riwayat Gizi
 Hasil survei konsumsi (Jika ada), gambaran food recall 10 RT
 Akses ketersediaan dan keamanan pangan
 Cakupan balita mendapat PMT dan kapsul vitamin A
 Pola asuh/budaya/keyakinan (cth: pantangan makanan)
 Pengetahuan dan perilaku ibu dalam PMBA
 Cakupan D/S, imunisasi balita, PHBS, SDIDTK
 Prevalensi penyakit , wabah
Riwayat Klien
 Daya beli masyarakat
 Geografis, akses ke Posyandu dan pelayanan kesehata1n2
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan GUnitzuik Bmuelirhuatkbessearaan
d a pat m e rujuk pada cut off point masalah
Sangat Kurus di Tingkat Masy a r a t m a sa l ah k es e
K u ru s d a n
hatan
Prevalensi/ proporsi balita gizi kurang, gizi buruk, balita
kesmas

Antropometri kurus, balita sangat kurus, BGM, 2T, N/D


Sumber data: laporan rutin dan data indikator keluarga sehat

- Bila setelah dikonfirmasi didapatkan hasil statu


status
Laboratorium
gizinya normal, maka intervensi  promotif
Fisik/ Klinis - preventif  berfokus pada edukasi dan konseling .

P Riwayat Gizi
 Hasil survei konsumsi (Jika ada), gambaran food recall 10 RT
 Akses ketersediaan dan keamanan pangan
 Cakupan balita mendapat PMT dan kapsul vitamin A
 Pola asuh/budaya/keyakinan (cth: pantangan makanan)
 Pengetahuan dan perilaku ibu dalam PMBA
 Cakupan D/S, imunisasi balita, PHBS, SDIDTK
 Prevalensi penyakit , wabah
Riwayat Klien
 Daya beli masyarakat
 Geografis, akses ke Posyandu dan pelayanan kesehata1n3
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Tingginya prevalensi / proporsi balita kurus dan sangat kurus di
Problem wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017

 Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak


 Kurangnya akses terhadap fasyankes termasuk keterbatasan PMT
Etiologi  Kondisi sosial ekonomi dan budaya, rendahnya daya beli
 Kurangnya penerapan PHBS

D
 Kurang dukungan kebijakan pemerintah setempat
Asupan energi dan protein < 70% AKG, Praktek PMBA tidak sesuai,
Rendahnya cakupan D/S dan N/D , tingginya angka kesakitan pada
Sign/ Symptom balita, Rendahnya cakupan pemberian Vitamin A dan Imunisasi, Tidak
ada sumber air bersih / sanitasi buruk terkait pengolahan makanan

Contoh diagnosis gizi:


Tingginya proporsi balita kurus di wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017 (P)
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak dan rendahnya
daya beli (E) ditandai dengan asupan energi pada balita <70% AKG sebesar 60 % (S).
14
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
 Menurunkan proporsi balita kurus dari 21 % menjadi
Tujuan
16 % selama 1 tahun

 Balita kurus : Pemberian PMT pemulihan selama 90

I
hari (pangan lokal/pabrikan), pemberian
multimikronutrien (taburia) jika tersedia
Pemberian  Balita sangat kurus dengan komplikasi, rawat inap di
Makan TFC pemberian F75, F100 sesuai TAGB
 Balita sangat kurus tanpa komplikasi, rawat jalan di
Pos PGBM, pemberian RUTF (jika tersedia)
 Pemberian kapsul vitamin A bagi kasus gizi buruk

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 15


Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Penyuluhan kepada ibu balita tentang PMBA,
manfaat PMT, vitamin A, PHBS, Pemantauan
Edukasi pertumbuhan balita secara rutin di Posyandu,
Gizi PAUD/TK (diusulkan dalam RPK)
Penyediaan sarana dan media KIE

I Melakukan koordinasi:
 Lintas program (Dokter, Tim Asuhan Gizi, Pengelola
Program KIA, Kesling, Imunisasi)
Koordinasi  Lintas sektor (Kepala Desa, Camat, PKK, Kemendes,
Asuhan Gizi Pertanian, Perindustrian, Perikanan, Perternakan, dll)
 Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 16
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Monitoring dan Evaluasi secara berkala untuk memantau:
 Terselenggaranya penyuluhan PMBA, dll
 Tersedianya PMT, Vitamin A, sarana dan media KIE
 Pemantauan kenaikan berat badan selama diberikan PMT,
laporan asupan makan

ME  Cakupan balita kurus yang mendapat PMT (lokal/pabrikan)


 Cakupan balita sangat kurus dengan komplikasi mendapat
perawatan TAGB
 Cakupan balita sangat kurus tanpa komplikasi mendapat
perawatan di Pos PGBM
 Turunnya proporsi balita kurus dan sangat kurus

Jika setelah intervensi tidak terjadi perbaikan status gizi, dilakukan pengkajian
ulang dan bila perlu balita dirujuk kembali ke puskesmas/fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi. 17
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 18
Bila ditemukan balita gizi buruk dan kurus yang dirujuk ke
puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perseorangan
sebagai berikut:
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus
(BB/TB) di Tingkat Individu
Hasil pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan dan
Antropometri Lingkar Lengan Atas merujuk pada Standar Antropometri
yang berlaku

P Laboratorium
Hb, darah lengkap, faeces, urin untuk mengetahui apakah
balita mengalami anemia serta kemungkinan adanya
penyakit penyerta lainnya
Wajah pucat, badan kurus, terlihat letih dan lesu, hilang
Fisik/ Klinis nafsu makan, batuk kronik, demam, diare, dll
19
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus
(BB/TB) di Tingkat Individu
Pola makan balita, kebiasaan makan sehari-hari,
melakukan food recall untuk melihat asupan zat gizi
Riwayat Gizi
sehari,termasuk PMT dan Vit A, pola asuh, kepercayaan,

P
dukungan keluarga, ketersediaan dan keamanan pangan.

Usia, jenis kelamin, etnis, cacat, riwayat penyakit


Riwayat pada pasien/keluarga, sosial ekonomi, PHBS,
Klien riwayat kelahiran , akses ke fasyankes, dukungan
sosio budaya, spiritual, kebijakan
Formulir asuhan gizi yang dilakukan pada anak dapat dilihat
pada Lampiran 3.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 20


Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu

Balita Gizi Buruk


Problem
Balita Kurus
 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan keluarga
 Pemberian makan yang kurang tepat,
 Pola asuh kurang optimal : orangtua tunggal, ibu bekerja,

D
 Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
Etiologi  Kurangnya akses terhadap fasyankes
 Keterbatasan akses pemenuhan makanan (termasuk PMT)
 Kurangnya dukungan nakes, keluarga, kebijakan pemerintah
 Riwayat kehamilan, persalinan ibu, riwayat penyakit balita
 Kondisi sosial ekonomi dan budaya yang tidak mendukung

Sign/ Sesuai data dari pengkajian yang menjadi tanda dan gejala
Symptom 21
CONTOH DIAGNOSIS GIZI PADA BALITA
No. Problem (P) Etiologi (E) Sign/Symptom (S)

1. Balita kurus berkaitan dengan kurangnya yang ditandai oleh BB/TB <
pengetahuan ibu tentang pola - 2 SD, asupan makanan
asuh yang baik serta hanya 50% dari kebutuhan,
keterbatasan daya beli variasi makanan kurang,
makanan anak terlihat lesu
2. Gizi Buruk berkaitan dengan kurangnya yang ditandai oleh BB/U <
pengetahuan ibu tentang pola - 3 SD, kurang mendapat
asuh yang baik serta asupan makanan dengan
keterbatasan daya beli frekuensi dan jumlah yang
makanan adekuat

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 22


CONTOH DIAGNOSIS GIZI PADA BALITA

No. Problem (P) Etiologi (E) Sign/Symptom (S)

3. Pertumbuhan berkaitan dengan yang ditandai oleh BB/TB


yang kurang peningkatan kebutuhan gizi atau BB/U - 2 SD sampai
optimal karena gangguan dengan - 3 SD, kurang
pencernaan (malabsorbsi) mendapat asupan makanan
dengan frekuensi dan
jumlah yang adekuat

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 23


Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan di Tingkat Individu
Kurus (BB/TB)
Memberikan asupan zat gizi sesuai kebutuhan untuk
Tujuan
meningkatkan BB sesuai BB Ideal
 Preskripsi Gizi
BBI = BB berdasarkan PB/TB aktual pada median WHO 2005

Kebutuhan energi anak (kkal) berdasarkan rumus:

I
• Usia 0-12 bulan = BBI x 110 sampai 120 kkal
• Usia 1-3 tahun = BBI x 100 kkal
• Usia 4-5 tahun = BBI x 90 kkal

Pemberian Kebutuhan energi tersebut dijabarkan :


Makan • Karbohidrat (55-65%),
• Protein (10-15%),
• Lemak: bayi (45-50% mengacu pada ASI), batita (30-35%), dan
> 3 tahun (25-30%).

 PMT bagi balita kurus minimal 90 hari (PMT pemulihan), berupa


PMT lokal padat kalori yang diolah di rumah tangga atau pa2b4 rikan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 25
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu

Memberikan pengetahuan dan melatih ketrampilan


pada orang tua tentang:
Menyusui dan Gizi Ibu Menyusui (lihat PAG pada
Edukasi PMBA)
Gizi PMBA yang sesuai usia (jumlah porsi dan

I tekstur), serta penyiapan/pengolahan makanan


lokal yang tersedia
PMT bagi balita kurus

Meningkatkan motivasi dan kepatuhan terhadap


Konseling
Gizi
anjuran pemberian makan bayi dan anak serta
konsumsi PMT
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 26
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu
 Merujuk balita ke dokter bila ditemukan tanda / gejala
penyakit penyerta

I
 Berkoordinasi dengan bidan PJ wilayah : kelas ibu balita, dll.
Koordinasi  Bila pada ibu menyusui terjadi masalah, rujuk ke konselor
Asuhan Gizi
menyusui.
 Kerjasama dengan lintas sektor dalam pemberdayaan
keluarga kurang mampu
Kunjungan rumah 1 bulan setelah balita ke Puskesmas untuk:

ME  Melihat perubahan pengetahuan dan perilaku ibu balita


 Melihat perubahan jumlah asupan makanan balita
 Melihat kenaikan berat ba dan balita

Balita yang telah mencapai kenaikan berat Sedangkan bila tidak terjadi kenaikan BB
badan yang sesuai diharapkan memantau sesuai harapan, balita dapat dirujuk ke
pertumbuhan secara rutin di Posyandu fasyankes yang lebih tinggi 27
Bila ditemukan kasus balita gizi buruk (sangat kurus) maka penanganan
Proses Asuhan Gizi perseorangan di puskesmas adalah sebagai berikut:
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di
Tingkat Individu
Hasil pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB < -3
Antropometri SD) dan LiLA < 11,5 cm, disertai dengan atau tanpa gejala
klinis

P
Hb, darah lengkap, faeces, urin untuk mengetahui apakah
Laboratorium balita mengalami anemia serta kemungkinan adanya
penyakit penyerta lainnya
Wajah pucat, badan kurus, terlihat letih dan lesu, hilang
Fisik/ Klinis nafsu makan, edema, iga gambang, batuk kronik, demam,
diare, dll

Selanjutnya dapat dilihat pada pedoman


Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di
Tingkat Individu
Pola makan balita, kebiasaan makan sehari-hari,
melakukan food recall untuk melihat asupan zat gizi sehari,
Riwayat Gizi
Vit A, pola asuh, budaya, akses ketersediaan dan

P
keamanan pangan.

Usia, jenis kelamin, etnis, cacat, riwayat imunisasi,


Riwayat riwayat penyakit pada pasien/keluarga, sosial
Klien ekonomi, PHBS, riwayat kelahiran, budaya,
geografis, akses ke fasyankes,
Formulir asuhan gizi yang dilakukan pada anak dapat dilihat
pada Lampiran 3.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 29


Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB)
di Tingkat Individu
Problem Balita Gizi Buruk (BB/TB)
 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan keluarga
 Pemberian makan yang kurang tepat,
 Pola asuh kurang optimal : orang tua tunggal, ibu bekerja,

D Etiologi
 Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
 Kurangnya akses terhadap fasyankes
 Keterbatasan akses pemenuhan makanan (termasuk PMT)
 Kurangnya dukungan nakes, keluarga, kebijakan
pemerintah
 Riwayat kehamilan, persalinan ibu, riwayat penyakit balita
 Kondisi sosial ekonomi dan budaya yang tidak mendukung
30
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB)
di Tingkat Individu
Sesuai data dari pengkajian yang menjadi tanda dan gejala
Contoh :
• BB/TB <-3 SD, LiLA < 11,5 cm
Sign/
• Asupan energi pada balita (recall ) < 60% kebutuhan
Symptom
• Praktek PMBA tidak sesuai (jumlah, porsi, frekuensi,

D tekstur, variasi)
• Riwayat penyakit berulang pada balita
Contoh diagnosis gizi (1) :
• Kasus Balita Gizi Buruk (P) berkaitan dengan kurangnya asupan
makanan, rendahnya tingkat ekonomi dan pengetahuan ibu (E) yang
ditandai BB/TB < - 3 SD, LiLA < 11,5 cm, jarang mengonsumsi sumber
protein hewani (kurang dari 1 x/minggu), serta lebih sering memberi
bubur/nasi dengan kuah sayuran, tahu, tempe (3-4 x/minggu) (S). 31
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB)
di Tingkat Individu
Sesuai data dari pengkajian yang menjadi tanda dan gejala
Contoh :
• BB/TB <-3 SD, LiLA < 11,5 cm
Sign/
• Asupan energi pada balita (recall ) < 60% kebutuhan
Symptom
• Praktek PMBA tidak sesuai (jumlah, porsi, frekuensi,

D Contoh
tekstur, variasi)
• Riwayat penyakit berulang pada balita
Contoh diagnosis
diagnosis gizi
gizi (2)
(1) ::
• Kasus
Kasus
BalitaBalita Gizi(P)Buruk
Gizi Buruk (P) dengan
berkaitan berkaitan dengan
riwayat kurangnya
berat badan lahir
asupan
rendahmakanan, rendahnya
dan penyakit tingkat
TB (E) yang ekonomi
ditandai danBB/TB-PB
dengan pengetahuan
< -3 ibu
SD, (E)
yang ditandai
asupan hanyaBB/TB
40% <dari - 3kebutuhan,
SD, LiLA <adanya
11,5 cm, jarang pertumbuhan
gangguan mengonsumsi
sumber protein
dan batuk lama (S).hewani (kurang dari 1 x/minggu), serta lebih sering
memberi bubur/nasi dengan kuah sayuran, tahu, tempe (3-4 x/minggu)32 (S).
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB)
dimakanan
Memberikan asupan Tingkat Individu
yang adekuat secara bertahap
Tujuan
untuk mencapai Berat Badan Ideal.
 Kasus Balita Gizi Buruk Tanpa Komplikasi (Rawat
Jalan)
Mendapat formula 100, Ready to Use Therapeutic Food (RUTF) (jika

I
tersedia) atau berbasis pangan lokal hingga status gizinya menjadi
gizi kurang (BB/TB antara -3 SD s.d. < -2 SD).
Pemberian 1) F100 diberikan bertahap : fase rehab awal(150
Makan kkal/kgBB/hari), fase rehab lanjutan 200-220 kkal/kgBB/hari
Jika tanpa tanda klinis langsung fase rehab lanjutan
2) Makanan Lokal : 200 kkal/kgBB/hari dikombinasikan dengan
formula
F100/RUTF : Setelah ASI, sebelum makanan keluarga
33
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB)
di Tingkat
 Kasus Balita Gizi Buruk Individu
dengan Komplikasi (Rawat Inap)
Perlu mendapatkan perawatan sesuai TAGB baik di Puskesmas rawat
inap maupun Rumah Sakit.
Tahapan pemberian makan kasus gizi buruk:
Pemberian Fase stabilisasi : F 75 (80-100 kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hr
Makan Fase transisi : F 100 (100-150 kkal/kgBB/har, protein 2-3 g/kgBB/hari

I
Fase rehabilitasi : F100 + makanan. Asupan 150-220 kkal/kgBB/hari,
protein 4-6 g/kgBB/hari
Fase tindak lanjut : pemulihan dirumah, kontrol teratur

 Memberi pengetahuan dan keterampilan ortu tentang :


Edukasi Cara membuat F100, PMBA, memantau berat badan, manfaat
Gizi vitamin A, makanan tinggi kalori dan protein, gizi seimbang
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 34
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB)
di Tingkat Individu
Meningkatkan motivasi kepada
Konseling
orangtua/pengasuh untuk pemberian makanan
Gizi (formula 75, 100, dan gizi seimbang).

 Merujuk balita ke dokter bila ditemukan tanda /

I Koordinasi
gejala penyakit penyerta
 Berkoordinasi dengan lintas program, misalnya:
bidan PJ wilayah : kelas ibu balita, dll, kesling,
Asuhan Gizi imunisasi
 Kerjasama dengan lintas sektor dalam
pemberdayaan keluarga kurang mampu
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 35
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB)
di Tingkat Individu
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melihat:
• Ada atau tidak adanya tanda-tanda komplikasi

ME • Kenaikan berat badan balita dengan target sekitar 50


gram/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut
• Kesehatan anak (keaktifan, selera makan anak
serta apakah makanan yang diberikan dapat
dihabiskan)

Selanjutnya dapat dilihat pada pedoman TAGB.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 36


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai