Anda di halaman 1dari 40

PERAN PESANTREN DALAM

PENANGGULANGAN TBC
Sekilas Tentang Tuberkulosis
Merupakan penyakit menular langsung manusia ke manusia
yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis udara bebas

Bukan disebabkan oleh guna-guna atau


kutukan. Bukan penyakit keturunan.
Dapat disembuhkan dengan berobat Mycobacterium
terhirup
tuberculosis
teratur sampai selesai, selama 6 bulan.
Sebagian besar kuman TBC menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ
atau bagian tubuh lainnya
(misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll).
TBC dapat menyerang siapa saja, terutama usia
produktif dan bisa menyebabkan kematian bila tidak diobati
BAGAIMANA CARA PENULARAN TBC?
ORANG YANG BERISIKO
TINGGI TERKENA TBC

Bayi dsn anak-anak


Orang
Orang-orang yang dengan
yang
Orang
Orang-orang
kontak kontak
daya erat
tahan
dengan
erat
yang
dengan dengan
tubuh
HIV/AIDS
status
pasien
gizinya
TBCpasien
rendah
rendah TB BTA
yang belum positif
diobati
Gejala Utama Gejala Tambahan

zzzz
Demam meriang Sesak nafas dan
nyeri dada Berat badan menurun
berkepanjangan

Batuk Terus Kadang dahak Nafsu makan


Berkeringat di malam
hari meski tanpa
Menerus bercampur darah menurun melakukan kegiatan
BATUK
SELAMA 2
MINGGU
ATAU LEBIH
DIAGNOSIS TBC

TB Paru
 Diagnosis TB ditegakkan dgn pemeriksaan bakteriologis, yaitu
pemeriksaan dahak dengan:
• Tes Cepat Molekuler (TCM) TB, Paling UTAMA
• Mikroskopis (untuk yang tidak akses TCM)
Pemeriksaan dahak 2 kali, yaitu: SP
atau SS (kondisi khusus) atau PP (bila mungkin)
S (Sewaktu): dahak ditampung di fasyankes.
P (Pagi) : dahak ditampung pagi setelah
bangun tidur.
• Biakan/Kultur
PENGUMPULAN DAHAK TERDUGA TBC
(DAHAK: PAGI & SEWAKTU (PS/SP))
BERSIHKAN MULUT DENGAN KUMUR-KUMUR

Kumur-kumur dengan air minum

TARIK NAFAS DALAM-DALAM MELALUI HIDUNG, KELUARKAN DARI MULUT (LAKUKAN BEBERAPA KALI)
Jenis Penyakit
TBC
TBC Paru
Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru

TBC Ekstra Paru


Tuberkulosis yang menyerang organ
tubuh lain selain paru, misalnya:
selaput otak, selaput jantung, kelenjar
getah bening, tulang, persendian, kulit,
usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin, dll
BAGAIMANA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT TBC

 Minumlah OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh.


 Pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu bersin dan batuk.
 Tidak membuang dahak di sembarang tempat, tetapi dibuang pada tempat khusus
dan tertutup.
 Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain:
 Menjemur alat tidur,
 Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara
(ventilasi) yang baik dalam ruangan dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar
matahari langsung dapat mematikan kuman,
 Makan makanan bergizi,
 Tidak merokok dan minum minuman keras.
ETIKA BATUK YANG BENAR

1. Palingkan muka dari orang lain atau makanan


2. Tutup hidung & mulut dengan tisu/saputangan/ lengan
baju ketika batuk dan bersin
3. Setelah batuk atau bersin segera cuci tangan dengan air
bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol
4. Hindari batuk di tempat keramaian
5. Gunakan masker atau penutup mulut dan hidung bila
sedang batuk/flu
6. Jangan bertukar saputangan atau masker dengan orang
lain
TERAPI PENCEGAHAN
TBC
(TPT)
• Infeksi laten TB adalah:
• Suatu keadaan di mana seseorang terinfeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis /TBC akan tetapi tidak ditemukan adanya tanda dan gejala
penyakit tuberkulosis (TBC). Dengan kata lain: orang tersebut TIDAK SAKIT.
• Orang dengan infeksi laten TBC, TIDAK akan menularkan kuman TBC karena
kuman TBC yang ada di paru-paru tidak aktif atau tidur (dormant).
• Namun, Kuman TBC yang dormant itu sewaktu-waktu bisa menjadi aktif jika
kekebalan tubuh orang tersebut menurun. Orang dengan TB paru aktif akan
menunjukkan gejala-gejala penyakit TB seperti batuk (orang tersebut menjadi
sakit TB).
• Untuk mencegah ILTB berkembang menjadi TBC aktif maka perlu diberikan
terapi pencegahan TBC (TPT).
PRIORITAS
SASARAN
1.
PEMBERIAN
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
TPT
2. Kontak serumah dengan pasien TB paru yang terkonfirmasi bakteriologis
a) Anak umur di bawah 5 tahun
b) Anak usia 5-14 tahun
c) Remaja dan dewasa (usia di atas 15 tahun)
3. Kelompok risiko tinggi lainnya dengan HIV negatif
a) Pasien immunokompremais lainnya (Pasien yang menjalani pengobatan anti-TNF
(tumor necrosis factor), pasien yang mendapatkan perawatan dialisis, pasien yang
mendapat kortikosteroid jangka panjang, pasien yang sedang persiapan transplantasi
organ, dll).
b) Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), petugas kesehatan, sekolah berasrama,
barak militer, pengguna narkoba suntik.
PENGOBATAN TBC DEWASA
Tahap Awal (2 atau 3 bln)

 Dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang


lengkap/standar

 Lama pengobatan 6 s/d 8 bulan, yang di bagi


dalam 2 tahap: Obat diminum setiap hari
 Tahap Awal (2 atau 3 bulan) dengan minum obat
setiap hari
Tahap Lanjutan (4 atau 5 bln)
 Tahap Lanjutan (4 atau 5 bulan) dengan minum
obat 3 x seminggu

 Minum obat di depan Pengawas Menelan


Obat (PMO)

Obat diminum 3 kali seminggu


PENGOBATAN TBC ANAK
(Usia < 15
Tahun)
Dengan pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Anak
Lama Pengobatan 6 bulan, yang dibagi dalam 2 tahap:
 Tahap Awal (RHZ) : selama 2 bulan (tiap hari)
 Tahap Lanjutan (RH): selama 4 bulan (tiap hari)

Minum obat di depan Pengawas Menelan Obat (PMO).

T
A
H
A
P

A
W
A
L

TAHAP LANJUTAN
BAHAYA PENGOBATAN
TBC
TIDAK TUNTAS
Pengobatan TBC harus lengkap dan teratur sesuai petunjuk
sampai dinyatakan sembuh. Bila pasien berhenti menelan obat
sebelum selesai pengobatan akan berisiko:
1. Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain
2. Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3. Kuman menjadi kebal/tidak mempan terhadap obat anti
tuberkulosis lini pertama. Pasien ini disebut TBC RO
(Resisten Obat) Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini pertama
yang disediakan saat ini tidak dapat membunuh kuman yang
telah kebal terhadap obat tersebut, sehingga pasien
membutuhkan penanganan yang lebih mahal dan waktu yang
lebih lama.
SITUASI TBC DI DUNIA & DI INDONESIA

− Berdasar Global TB report tahun 2020, total estimasi - Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh
insidensi kasus TB adalah 10 juta, dengan rincian 8,8 juta dunia, menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000
kasus dewasa >15 tahun dan 1,2 juta kasus anak <15 tahun. dengan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam
− Berdasarkan gender 10 juta kasus itu terdiri 6,2 juta laki-
laki dan 3,8 juta perempuan. - Kasus TB terjadi di 34 provinsi di Indonesia, dengan kasus terbesar pada 2019
− Insiden TB di SEARO sebanyak 4,3 juta kasus terjadi di provinsi Jawa Barat, disusul provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI
Jakarta, dan Sumatera Utara.
STRATEGI 2
PENINGKATAN AKSES LAYANAN
TBC YANG BERMUTU DAN
BERPIHAK KEPADA PASIEN
PENEMUAN KASUS TBC

AKTIF PASIF
(Petugas mendatangi pasien) (Pasien datang berobat)

PEMERIKSAAN KONTAK
(Investigasi Kontak)

SKRINING

SKRINING PADA KELOMPOK PUSKESMAS , RUMAH SAKIT,


KHUSUS (PESANTREN, KLINIK, DOKTER PRAKTIK
MANDIRI
PENJARA,ASRAMA)
Pemberdayaan Masyarakat Pesantren
Proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan
masyarakat pesantren untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan TBC yang
dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan
partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensial dan sosial budaya setempat.
MELALUI KEGIATAN-KEGIATAN:

Menjadi Pengawas Minum


Edukasi dan KIE TBC
Obat (PMO)
bagi warga ponpes

Pelatihan Kader TB Menjadi agent of


bagi santri change bagi warga
ponpes dan
masyarakat sekitar
Melakukan skrining gejala
berkala bagi warga ponpes

Menciptakan lingkungan yang


Melakukan survei batuk bebas stigma dan diskriminasi
dan Investigasi kontak bagi orang TBC
KADER SEBAGAI AGENT OF
CHANGE DALAM PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN TBC DI
Aktivitas PESANTREN
pemberdayaan warga pesantren dalam penanggulangan TBC menjadi salah satu elemen
strategi baru WHO untuk menghentikan TBC. Pemberdayaan dilakukan melalui pembentukan dan

Survei
pelatihan kader TBC yang memiliki tugas-tugas berikut:

Skrining Batuk
Pengawas
Investigasi Menelan Obat
Kontak (PMO)
Skrining

Skrining dilakukan secara


langsung (tatap muka)
dengan melakukan
pengelompokan ada tidaknya
gejala batuk yang menjadi
gejala utama TBC

Jenis skrining TBC yang dapat


dilakukan di pesantren:
1. Skrining santri baru
2. Skrining berkala
3. Skrining massal
4. Survei Batuk
5. Investigasi Kontak
SKRINING SANTRI BARU

Skrining hanya diikuti oleh


santri yang baru masuk
pesantren

Skrining dilakukan untuk


menemukan terduga TBC
sekaligus memutus mata
rantai penularan TBC yang
diperoleh dari luar
lingkungan pesantren
FORMULIR
SKRINING TBC
SANTRI BARU
SKRINING
BERKALA

Skrining diikuti oleh semua


warga tanpa terkecuali

Skrining dilakukan secara


terjadwal minimal 1 kali
setiap tahun  tahun ajaran
baru
SKRINING
MASSAL
B C

Skrining diikuti oleh semua


warga pesantren

Skrining dilakukan dalam rangka


memperingati hari besar nasional

Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
A. Diagnosis
SURVEI BATUK
DI PESANTREN
FORMULIR
PENDATAAN
SURVEI BATUK
DI PESANTREN
INVESTIGASI KONTAK
DI PESANTREN

Investigasi Kontak merupakan


kegiatan pelacakan dan
investigasi yang ditujukan pada
orang-orang yang kontak dengan
pasien TBC untuk menemukan
terduga TBC.
SURAT PENGANTAR
PEMERIKSAAN TBC
KADER SEBAGAI PENGAWAS
MENELAN OBAT
(PMO)
Definisi: Tugas PMO:
Seseorang yang secara sukarela membantu 1. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan
sejak awal pengobatan sampai sembuh.
pasien TBC dalam masa pengobatan hingga
2. Mendampingi dan memberikan dukungan
sembuh moral kepada pasien agar dapat menjalani
pengobatan secara lengkap dan teratur.
Kriteria PMO:
3. Mengingatkan pasien TBC untuk mengambil
1. Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca
obat dan periksa ulang dahak sesuai jadwal.
tulis
4. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek
2. Bersedia membantu pasien dengan
samping OAT dan merujuk ke Sarana
sukarela
Pelayanan Kesehatan.
3. Tinggal dekat dengan pasien
5. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai
4. Dikenal, dipercaya dan disegani oleh
petunjuk (petunjuk terdapat di sudut bawah
pasien
kartu kontrol).
5. Disetujui oleh pasien dan petugas
6. Memberikan penyuluhan tentang TBC kepada
kesehatan
keluarga pasien atau orang yang tinggal
6. Bersedia dilatih dan atau mendapat
serumah
penyuluhan bersama-sama dengan pasien
KADER SEBAGAI
PEMBERI KIE TBC
Tujuan:
 Membangun suasana dan
memotivasi masyarakat pesantren
untuk menerapkan PHBS
pencegahan TBC.
 Meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat pesantren dalam
kegiatan pencegahan dan
pengendalian TBC.
 Menurunkan risiko terjadinya
penularan TBC di Pesantren
MEDIA KIE TBC dapat diunduh di link
MEDIA SOSIAL
bit.ly/KIETBINDONESIA
TERIMA KASIH Instagram : @tbc.indonesia
Facebook : TBIndonesia
Petunjuk Teknis dan Formulir Kegiatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Twitter : @TBIndonesia
Pencegahan & Penanggulangan TBC di Subtansi Tuberkulosis
Pesantren dapat diunduh di link YouTube : TB Indonesia
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Website Subdit TB : tbindonesia.or.id
bit.ly/TBCPesantren
Selatan

Anda mungkin juga menyukai