Pendahuluan Tuberculosis adl penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB Myc. Tuberculosis) Tb anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun Kuman Tb ini sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ lainnya Besaran masalah Tb anak Tuberkulosis anak merupakan faktor penting karena jumlah anak berusia dibawah 15 tahun 40-50% dari jumlah populasi Cara Penularan Sumber penularan: pasien TB paru BTA positif Anak yang terkena Tb tidak selalu menularkan pada orang sekitar kecuali anak tsb BTA positif Faktor risiko penularan Tb anak tergantung dari tingkat penularan, lama pajanan dan daya tahan tubuh anak Pasien TB dg BTA POSITIF risiko menular lebih tinggi dibandingkan dg TB dg BTA negatif Tb dengan BTA negatif masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB DIAGNOSIS TB ANAK PENEMUAN PASIEN TB ANAK: 1. anak yang kontak erat dengan pasien Tb menular kontak erat: anak yang tinggal serumah atau sering bertemu dengan pasien TB menular 2. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinis yang sesuai dengan TB anak Gejala sistemik/umum Tb anak: BB turun tanpa sebab yang jelas atau BB tidak naik dengan adekuat, atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik Demam lama >_ 2 minggu, dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas ( bukan ISK, tifoid, malaria dll). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam bukan merupakan gejala yang khas Batuk lama >_ 3 minggu, bersifat non remitting ( tidak pernah reda, atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan- bedakan dg batuk alergi Gejala sistemik/ umum Tb anak Nafsu makan tidak ada atau berkurang disertai gagal tumbuh Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain Diare persisten/ menetap lebih dr 2 minggu yang tdk sembuh dengan pengobatan baku diare Gejala spesifik terkait organ Tuberkulosis kelenjar(paling banyak di regio colli): Multipel, lebih dari 1 KGB, diameter >_ 1 cm, kenyal, tidak nyeri, dan kadang saling melekat/konfluens Tuberkulosis Otak dan selaput otak Tuberkulosis sistem skeletal Tuberkulosis mata Skrofuloderma: ditandai oleh ulkus disertai jembatan kulit antar tepi ulkus (skin bridge) Pemeriksaan Penunjang untuk Diagnosis TB anak Pemeriksaan mikrobiologi sering sulit mendapatkan spesimen: sputum, induksi sputum dan bilas lambung Pemeriksaan patologi anatomi Uji Tuberkulin/ manthoux test Foto thorax Parameter 0 1 2 3 skor
Kontak tb Tidak - Laporan keluarga, BTA +
jelas BTA(-)/BTA tidak tahu/tdk jelas Uji Negatif - Positif>_10 mm manthoux />_5 mm imunokompromai s
BB/gizi - BB/TB<90% atau Klinis gizi buruk -
BB/U <80% BB/TB<70% atau BB/U<60%
Demam - >_ 2 minggu - -
Batuk kronik - >_ 3 minggu - -
Pembesaran - >_1 cm,lbh dari 1 - -
KGB KGB, nyeri(-) Pembengkak Ada - - an tulang pembengkakan Foto thorax normal Sugestif TB - - Diagnosis TB anak dengan Sistem Skoring Dapat dikerjakan apabila di jumpai keterbatasan sarana diagnostik yang tersedia Mempermudah penegakan diagnosis Tb anak terutama di fasilitas pelayanan kesehatan dasar sehingga dapat mengurangi over/underdiagnosis TB SKOR >_ 6 beri OAT 2 bulan terapi EVALUASI, apabila respon (+) terapi TB dilanjutkan EVALUASI, apabila respon (-) rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut Kapan dirujuk ke RS Foto thorax ditemukan: kavitas, efusi pleura, milier Adanya gibbus, koksitis Tanda bahaya: kejang, kaku kuduk, penurunan kesadaran, sesak napas PENEGAKAN DIAGNOSIS Ditegakkan oleh dokter Apabila tidak ada dokterpelimpahan wewenang terbatas kepada petugas kesehatan terlatih strategi DOTS Diagnosis TB anak jika jumlah skor >_ 6 Anak dengan skor 6( KONTAK dg BTA + dan hasil uji tuberkulin +, tetapi tanpa gejala klinisobservasi+diberikan terapi profilaksis INH Pasien usia balita yang skor 5, gejala klinis meragukan rujuk Anak skor 5 (kontak BTA + DAN 2 gejala klinis lain, tdk tersedia uji tuberkulin) diagnosis TB anak, pantau 2 bulan klinis membaik, lanjut OAT sampai 6 bulan Bayi dengan reaksi cepat (< 2 minggu) saat imunisasi BCG, dicurigai infeksi TB evaluasi dg sistem skoring Jika ditemukan scrofulodermadiagnosis TB Pada daerah dg fasilitas terbatas, uji tuberkulin dan foto thorax tidak ada, evaluasi tetap dengan sistem skoring Evaluasi 2 bulan:tidak ada perbaikan klinis rujuk ke RS untuk mencari penyebab lain ( kesalahan diagnosis, penyakit penyerta, gizi buruk, TB MDR, kepatuhan pasien) PENGOBATAN TB ANAK Tata laksana medikamentosa TB anak ADA 2 JENIS:
A. TERAPI anak yang sakit
B. PROFILAKSIS primer (anak yang kontak TB) DAN sekunder (anak yang terinfeksi tanpa sakit TB) PRINSIP PANDUAN OAT Kombinasi minimal 3 obat Waktu 6-12 bulan Dibagi dalam 2 tahap: Diberikan SETIAP HARI A. Intensifselama 2 bulan, minimal 3 obat, tergantung hasil px bakteriologis dan berat ringan penyakit B. Lanjutanselama 4-10 bulan Dosis kombinasi pada Tb anak BERAT BADAN 2 bulan RHZ (75/50/150) 4 bulan RH( 75/50) 5-7 1 tablet 1 tablet 8-11 2 tablet 2 tablet 12-16 3 tablet 3 tablet 17-22 4 tablet 4 tablet 23-30 5 tablet 5 tablet Keterangan BB> 30 kg diberikan 6 tablet/ KDT dewasa Bayi dibawah 5 kgOAT dibuat terpisah, bukan KDT, sebaiknya rujuk Apabila ada kenaikan BB dosis menyesuaikan BB saat itu Anak obesitas dosis KDT menggunakan BB ideal( sesuai umur) Obat KDT HARUS diberikan secara utuh ( tidak boleh dibelah/digerus!) Obat dapat diberikan secara ditelan utuh, dikunyak/dikulum, atau dimasukkan air dalam sendok( dispersable) Obat diberikan saat perut kosong, paling cepat 1 jam setelah makan Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer semua obat tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam 1 puyer Pemantauan pengobatan TB anak Fase intensif: kontrol tiap minggu kepatuhan, toleransi dan efek samping obat Fase lanjutan : kontrol tiap bulan Setelah pemberian OAT 2 bulan evaluasi respon pengobatan( gejala klinis berkurang,nafsu makan meningkat, BB bertambah, demam menghilang,batuk berkurang) Setelah 6 bulan: evaluasi klinis dan penunjang/ ronsen thorax meski ronsen belum membaik, tp klinis membaikSELESAI Efek samping: neuritis perifer/kesemutan dan asupan piridoksin kurang diberikan B6 10 mg Tata laksana berobat tidak teratur Jika anak tidak minum obat>2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase lanjutan dan menunjukkan gejala TB, BERI pengobatan dari awal
Jika anak tidak minum obat < 2 minggu di fase intesif
atau < 2 bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan gejala TBLANJUTKAN sisa pengobatan sp selese Pengobatan Ulang TB anak Jika anak pernah mendapat terapi TBdatang dg keluhan gejala TB, evaluasi secara teliti dg pemeriksaan dahak atau sistem skoring Evaluasi sist skoring dilakukan di Rs rujukan Apabila dahak positif TbKASUS KAMBUH Pada anak yang pernah mendapat pengobatan TB , tidak dianjurkan uji tuberkulin ulang Interpretasi hasil uji tuberkulin PEMBACAAN INDURASI PENAFSIRAN NEGATIF 0-4 Tidak ada infeksi Sedang dalam inkubasi Anergi POSITIF MERAGUKAN 5-9 Infeksi M atipik BCG Infeksi TB alamiah Kesalahan teknis POSITIF 10-14 Infeksi TB alamiah BCG Infeksi M atipik
>_ 15 Sangat mungkin infeksi
TB alamiah TERIMA KASIH Bu Prisna Pkm Melati ANAK BERAT badan 32 kg diberikan 6 tablet FDC anak. Anak tidak bisa minum obat sekaligus 6, namun terlanjur digerus. Bagaimana sebaiknya memisahkan rifampisinnya ? Jawab : FDC tidak boleh dibelah dan digerus. Anak agar diukur status gizinya dulu. Jika obesitas, dosis agar disesuaikan dengan berat ideal (bukan dengan berat obesitasnya). Jika dipuyer, tidak boleh masing-2 obat H, R, Z, dijadikan satu. Harus dipisah masing- masing. Dikunyah boleh, ditelan boleh Puskesmas Tamban Catur : apakah di RS untuk diagnosa pakai skoring ? Jawab : ya pakai skoring, Danau Rawah kenapa tidak boleh digerus atau dibelah ? Mengapa pada anak tidak boleh pakai Etambutol ? Jawab : karena bentuk sediaan yang berubah akan mengganggu bioavailabilitas obat di dalam tubuh. Etambutol digunakan pada anak pada kasus TB anak yang berat, yang tentunya tidak dilaksanakan di Puskesmas. Misal sudah terjadi infeksi di otak, efusi pleura. Puskesmas Timpah : jika anak diimunisasi BCG, seberapa besar peluangnya untuk sakit TB, dibandingkan anak yang tidak diimunisasi sama sekali ? Jawab : hanya 60% anak yang sudah diimunisasi BCG yang akan terlindungi dari TBC. Anggapan selama ini jika sudah timbul scar pasca vaksinasi, maka tidak akan sakit TB. Ini tidak benar, masih ada 40% kemungkinan. Jika tidak timbul scara, TIDAK BOLEH DIULANGI LAGI imunisasi BCGnya. Bisa timbul tuberkel di bawah aksila (ketiak). Puskesmas Jangkang : kemungkinan suspek TB anak di sana cukup tinggi, geografis sulit, ekonomi kurang. Bbrp lalu merujuk 5 psien anak. Ada anak yang putus berobat, hanya 2 bulan minum obat dan sudah 1 tahun tidak minum obat. Apakah bisa dilanjutkan di puskesmas ? Jawab : anak tsb harus dievaluasi ulang dengan sistem skoring. Jika ketemu 1 TB dewasa, cerilah di sekitarnya termasuk anak-2. kalau belum sakit, kasih profilaksis, jika sakit, kasih OAT Puskesmas Tamban Baru : bapak positif TB sudah terapi 1 bulan. Bagaimana anaknya ? Apakah dilaporkan TB jika dapat profilaksis ? Jawab : anak agar dievaluasi dulu dg skoring. Jika sakit TB kasih terapi. Jika tidak sakit, kasih profilakssis. RSUD : apakah TB anak menular ke sesama mereka ? Anak tb image-nya kurus, padahal kan tidak selalu. Puskesmas Barimba : pasien 11 th BB 32 kg anak ini selalu batuk, sudah dirujuk ke RSUD. Tahun 2010 kakeknya pernah pengobatan TB. Bagaimana perkembangan anak ini di RSUD ? Efek samping obat TB agar diberitahukan ke pasien. Agar pasien paham. Rifampisin mual, hepatitis, cairan tubuh oranye, dll. Pirazinamid toksisitis hepar, 1 dari 1000 bisa Reye Syndrom, terjadi karena Rifam dan umumnya di bulan ke 5. jika ada mual muntah, kuning, segera rujuk ke RSUD dan obat dihentikan. Bagaimana dengan alergi gatal-2 setelah menemukan obat TB ?