Anda di halaman 1dari 9

TUBERKULOSIS

Gejala utama TB : Batuk berdahak selama 2 minggu / > (tambahan: batuk darah, sesak nafas,
badan lemas, nafsu makan menurun, BB menurun, berkeringat malam hari, demam meriang >1
bulan)

Pemeriksaan dahak
1. Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung => SPS
 Sewaktu : saat pd TB dating pertama kali
 Pagi : saat pagi hari kedua (bsk harinya), segera setelah bangun tidur
 Sewaktu : saat ps dtg ke fasyankes hari kedua
 Ditetapkan sbg ps TB bila min 1 hasilnya (+)
 Hasil BTA (-)  tidak menyingkirkan diagnosis TB
2. Pemeriksaan biakan  u/ menegakkan diagnosis pasti TB pada ps : TB ekstra paru, TB
anak, dan TB dgn hasil pemeriksaan dahak mikroskopis langsung BTA (-)

Alur Diagnosis TB Paru


Definisi Pasien TB

1. Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan bakteriologis: seorang pasien TB


yang dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan contoh uji biologinya dengan
pemeriksaan mikroskopis langsung, biakan atau tes diagnostik cepat. Termasuk dalam
kelompok pasien ini adalah :
a) Pasien TB paru BTA positif
b) Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
c) Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
d) Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan
maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
e) TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.

2. Pasien TB terdiagnosa secara klinis: ps tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara


bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai ps TB aktif oleh dokter dan diputuskan untuk
diberikan pengobatan TB. Termasuk dlm kelompok ps ini adalah:
a) Pasien TB paru BTA (-) dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB
b) Pasien TB ekstraparu yg terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan
histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis
c) TB anak yg terdiagnosis dgn sistem skoring

Klasifikasi Pasien TB
 Lokasi anatomi
o TB paru  pasien yg menderita TB paru sekaligus TB ekstra paru dan TB milier
diklasifikasikan sebagai TB paru
o TB ekstraparu
 Riwayat pengobatan sebelumnya
o Pasien baru TB  belum pernah atau sudah pernah namun <1 bln (<28 dosis)
o Pasien yg pernah diobati TB  pernah konsumsi OAT selama 1 bln/> (≥ 28 dosis)
 Pasien kambuh : pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap
 Pasien yg diobati kembali setelah gagal
 Pasien yg diobati kembali setelah putus berobat (loss to follow up) : tdk
meneruskan OAT selama > 2 bulan beruturut-turut
o Pasien yang Riwayat pengobatan sebelumnya tdk diketahui
 Hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
o TB MR (mono resistan) : 1 jenis OAT lini pertama
o TB PR (poli) : >1 jenis OAT lini pertama selain H dan R secara bersamaan
o TB MDR (multidrug) : resisten terhadap H dan R secara bersamaan
o TB XDR (extensive) : TB MDR + 1 Gol. Fluorokuinolon + 1 OAT lini kedua jenis
suntikan (Kanamisin, Kapreomisin, Amikasin)
o TB RR (resistan rifampisin)
 Status HIV
Tahapan Pengobatan TB
1. Fase Awal / Intensif  setiap hari selama 2 bulan (tujuan: u/ menurunkan jumlah
kuman dan menurunkan daya penularan)
2. Fase Lanjutan  u/ bunuh sisa kuman khususnya yg persisten
OAT

Panduan OAT
1. Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3
o Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis / terdiagnosis klinis
o Pasien TB ekstraparu

2. Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
o Pasien BTA (+) yg pernah diobati sebelumnya (pasien kambuh, gagal pengobatan
dgn paduan OAT kategori 1, putus berobat)

*KDT (Kombinasi Dosis Tetap) // FDC (Fixed Dose Combination) : kombinasi 2 atau 4 jenis obat
dlm 1 tablet
**Kombipak : paket obat lepas yg terdiri dr HRZE yg dikemas dlm bentuk blister
*** Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest
sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml (1ml = 250mg)
Pemantauan kemajuan pengobatan TB
 Pemeriksaan 2 contoh uji dahak (sewaktu dan pagi)
o Keduanya negatif  BTA negatif
o Salah satu / keduanya positif  BTA positif
 Pemeriksaan pd akhir tahap awal (-)  berikan dosis pengobatan tahap lanjutan +
periksa ulang dahak pada bulan ke 5 dan akhir pengobatan (bulan ke 6 atau 8)
 Pemeriksaan pd akhir tahap awal (+) lanjutin dan periksa ulang dahak pada bulan ke 5
 Pd bulan ke 5 / > hasilnya (-)  lanjutin pengobatan
 Pd bulan ke 5 / > hasilnya (+)  dinyatakan gagal dan terduga TB MDR
Hasil Pengobatan TB
 Sembuh: hasil pemeriksaan bakteriologis pd akhir pengobatan (-)
 Pengobatan lengkap: salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya (-),
namun tdk ada bukti hasil pada akhir pengobatan
 Gagal: hasil tetap (+) atau menjadi (+) pd bulan ke 5, hasil lab menunjukkan resistensi
OAT
 Meninggal
 Putus berobat: teputus selama 2 bulan terus menerus / lebih
 Tidak dievaluasi: tidak diketahui hasil akhir pengobatannya

Pengobatan TB pada Keadaan Khusus


1. Kehamilan
o Hindari gol Aminoglikosida (streptomisin, kanamisin)  efek ototoksik
o Berikan Piridoksin 50mg/hari
o Berikan Vit K 10mg/hari bila menggunakan Rifampisin pada TM 3
2. Pengguna Kontrasepsi
o Rifampisin interaksi dgn kontrasepsi hormonal  gunakan yg non hormonal
3. Kelainan Hepar
o Hepatitis Akut  tunda hingga sembuh
o Hepatitis Kronis  cek fungsi hati dan bila >3x normal pertimbangkan
penggunaan
sedikit OAT yg hepatotoksik
 2 obat yg hepatotoksik : 2HRSE/6HR atau 9HRE
 1 obat yg hepatotoksik : 2HES/10HE
 Tanpa obat yg hepatotoksik : 18-24 SE + 1 Gol Fluorokuinolon
4. Gangguan Fungsi Ginjal  2HRZE/4HR
o H dan R diekskresi melalui empedu
o Z dan E diekskresi melalui ginjal  shg dosis perlu disesuaikan

5. DM
o GD hrs terkontrol, bila tdk maka pengobatan hrs dilanjutkan sampai dgn 9 bln
o Rifampisin dpt mengurangi efektivitas obat sulfonil urea
6. Penambahan Kortikosteroid  diberikan pd keadaan spt meningitis TB, TB milier, efusi
pleura, laryngitis dgn obstruksi, hipersensitivitas berat, IRIS, dll
o Dewasa: Prednisolone 30-60mg (1x sehari pd pagi hari)
o Anak: Prednisolone 2 mg/kgBB (1x sehari pd pagi hari)

Efek Samping OAT


 Bila muncul gejala neuropati perifer: kebas dan rasa terbakar pada kaki atau tangan 
berikan piridoksin 25 mg/hari
 Efek samping minor  berikan terapi simtomatik
 Efek samping mayor  OAT penyebab sebaiknya dihentikan

Anda mungkin juga menyukai