Anda di halaman 1dari 19

UPAYA KURATIF TB

Strategi Penemuan kasus TB


1. Penemuan secara aktif dapat dilakukan:
a. Kelompok khusus yang rentan atau berisiko tinggi sakit
TB (HIV,DM, malnutrisi)
b. Kelompok rentan karena berada di lingkungan berisiko
tinggi terjadi penularan
c. Anak dibawah 5 tahun kontak dengan pasien TB
d. Kontak erat dengan pasien TB dan pasien TB resisten
obat
2. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring
mereka yang mempunyai gejala
Pemeriksaan dahak
1. Mikroskopis langsung
2. Pemeriksaan biakan -> mendiagnosis pasti TB pada
pasien tertentu:
a. Pasien TB ektrak paru
b. Pasien TB anak
c. Pasien Tb hasil pemeriksaan dahak mikros langsung
BTA negatif
Pemeriksaan uji kepekaan Obat

• bertujuan untuk menentukan ada tidaknya resistensi M.tb


terhadap ,harus dilakukan oleh laboratorium yang telah
tersertifikasi atau lulus uji pemantapan mutu/Quality
Assurance(QA) untuk memperkecil kesalahan dalam
menetapkan jenis resistensi OAT .Untuk memperluas
akses terhadap penemuan pasien TB dengan resistensi
OAT, Kemenkes RI telah menyediakan tes cepat yaitu
GeneXpert ke fasilitas kesehatan (laboratorium dan RS)
diseluruh provinsi.
Panduan OAT KDT
Kategori-1 : 2(HRZE) / 4(HR)3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
Pasien TB paru terdiagnosis klinis
Pasien TB ekstra paru
Kategori -2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif
yang pernah diobati sebelumnya
(pengobatan ulang):
Pasien kambuh
Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya
Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (
lost to follow-up)
Pendekatan Diagnosis TB anak
1. Investigasi anak yang kontak erat dengan pasien TB
menular/BTA positif
kontak erat  anak yang tinggal serumah atau sering
bertemu dengan pasien TB menular.
2. Investigasi nak dengan keluhan tanda dan gejala klinis
sesuai TB
Pemeriksaan Bakteriologis
3 Cara mendapatkan sampel
1. Ekspektorasi
• anak >5 tahun + gejala TB paru, dianjurkan untuk melakukan
pemerisaan dahak mikroskopis, terutama bagi anak yang mampu
mengeluarkan dahak. Kemungkinan mendapatkan hasil positif lebih
tinggi pada anak >5 tahun dan semua anak dengan gejala TB yang
lebih berat.
2. Aspirasi lambung
• dengan (sonde lambung) dilakukan pada anak yang tidak dapat
mengeluarkan dahak. Dianjurkan spesimen dikumpulkan selama 3
hari berturut-turut pada pagi hari.
3. Induksi sputum
• relatif mudah, aman dan efektif untuk dikerjakan pada anak semua
umur, dengan hasil yang lebih baik daripada aspirasi lambung,
terutama apabila menggunakan lebih dari 1 sampel. Pemeriksaan
sampel dari 1 induksi sputum menghasilkan 3 kali nilai positif yang
lebih tinggi daripada aspirasi lambung.
• Metode ini aman dan relatif mudah sehingga bisa dikerjakan pada
pasien rawat jalan. Untuk melakukannya diperlukan pelatihan dan
peralatan yang sederhana.
Pemeriksaan Histopatologi
menunjukkan gambaran granuloma dengan nekrosis
perkijuan di tengahnya dan dapat pula ditemukan
gambaran sel datia langhans dan atau kuman TB.

Pemeriksaan foto toraks


gambaran foto toraks pada TB tidak khas karena juga
dapat dijumpai pada penyakit lain.
Skoring Diagnosis TB
Panduan OAT Anak
1. OAT dalam bentuk kombinasi min 3 macam obat ->
cegah resistensi obat dan membunuh kuman
intraselular dan ektraselular
2. Waktu : 6-12 bulan -> mengurangi kemungkinan
kekambuhan
3. Pengobatan dalam 2 tahap : tahap awal ( selama 2
bulan pertama), tahap lanjutan (4-10 bulan). Diberikan
setiap hari -> mengurangi ketidakteraturan minum obat
4. Panduan OAT anak oleh program Nasional
Pengendalian Tb di Ind->2HRZ/4HR
5. Kasus TB tertentu -> 2HRZE(S)/4-10 HR
6. Dalam bentuk paket berupa obat Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT)
7. OAT kombipak ->bagi pasie yang mengalami efek
samping OAT-KDT
Pengobatan ulang

Anak yang pernah mendapat pengobatan TB dengan


keluhan gejala TB  evaluasi TB/bukan dengan
pemeriksaan dahak /sistem skoring
Pemeriksaan dahak (+)  TB kambuh
Tidak dianjurkan uji tuberkulin
• Respons terapi dan pemantauan:

Idealnya setiap anak dipantau setidaknya: tiap 2 minggu pada fase


intensif dan setiap 1 bulan pada fase lanjutan sampai terapi selesai
Penilaian meliputi: penilaian gejala, kepatuhan minum obat, efek
samping, dan pengukuran berat badan
Dosis obat mengikuti penambahan berat badan
Kepatuhan minum obat dicatat menggunakan kartu pemantauan
pengobatan
Pemantauan sputum harus dilakukan pada anak dengan BTA (+)
pada diagnosis awal, yaitu pada akhir bulan ke-2, ke-5 dan ke-6.
Foto rontgen tidak rutin dilakukan karena perbaikan radiologis
ditemukan dalam jangka waktu yang lama, kecuali pada TB milier
setelah pengobatan 1 bulan dan efusi pleura setelah pengobatan 2 –
4 minggu.
Anak yang tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi TB harus
dirujuk untuk penilaian dan terapi, anak mungkin mengalami resistensi
obat, komplikasi TB yang tidak biasa, penyebab paru lain atau masalah
dengan keteraturan (adherence) minum obat

Anda mungkin juga menyukai