TB Paru
Penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis
merupakan diagnosis utama
Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji
kepekaan penunjang diagnosis
TB extra Paru
Gejala dan keluhan b/ pd organ yg terkena mis: kaku
kuduk pd meningitis TB, nyeri dada pd TB pleura, dll
Diagnosis pasti ditegakkan dgn pemeriksaan klinis,
bakteriologis/ histopatologi yg diambil dari jaringan tubuh
yg terkena
Pengobatan TB
Panduan OAT
Kategori I (pasien baru TB BTA (+); TB paru BTA (-)
fotothorak positif; pasien TB extra paru
PENGOBATAN
KATEGORI 1
TAHAP AWAL (intensif) -----
2-3 BLN MINUM OBAT
SETIAP HARI
Pengkajian: Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual
Breathing: batuk, pola nafas, sputum, suara nafas
Blood: nadi, denyut jantung, TD
Brain: Compos mentis, konjungtiva anemis, sianosis
perifer (pd gangguan perfusi berat)
Bladder: jumlah intake-output cairan, hati-hati oliguria
tanda syok, berikan edukasi terkait perubahan
warna urin efek samping obat
Bowel: mual, muntah, nafsu makan turun, BB
Bone: kelemahan, kelelahan,
Pengkajian
1. Riwayat masa lalu: riwayat TB Paru pada keluarga, riwayat pengobatan TB,
PMO, kebiasaan/ perilaku membuang dahak sembarangan, merokok
2. Riwayat saat ini: kaji adanya batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih,
batuk dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas (malaise), nafsu
makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, sulit tidur, demam/ meriang lebih dari satu bulan
3. Pemeriksaan fisik, meliputi:
a. Tanda vital: suhu badan, frekuensi pernafasan, pola pernafasan,
frekuensi nadi; berat badan (turun atau tetap dalam 6 bulan terakhir),
tekanan darah.
b. Fokus pemeriksaan fisik pada pasien TB
• Perkusi didapatkan suara redup
• Auskultasi suara nafas, suara nafas tambahan: ronki basah kasar
dan nyaring area paru
• Retraksi otot-otot interkostal
Pengkajian (lanjutan)
Manfaat ARV
• Menekan replikasi virus sedini mungkin dalam waktu yang lama
• Memperbaiki fungsi immun
• Dapat hidup bebas dari penyakit untuk waktu lama
• Resiko resistensi obat rendah dengan penekan virus sempurna
• Menurunnya kemungkinan resiko transmisi virus
Jenis Obat ARV yg ada di Indonesia
Kenali dan lakukan tatalaksana gejala dan keluhan yang sering dialami klien
mencakup: demam, nyeri, neuropsikologi, diare, mual/ muntah, sesak napas/
batuk, masalah kulit/ genitalia, lemah/ kelelahan dan Lakukan rujukan ke
pelayanan kesehatan jika timbul gejala infeksi berat
Pendidikan kesehatan pada keluarga yang berkaitan dengan HIV/ AIDS:
Tingkatkan perilaku hidup sehat (istirahat cukup, asupan nutrisi secara
adekuat/tinggi kalori dan tinggi protein, latihan secara teratur), menjaga
perilaku seksual yang aman (menggunakan kondom)
Materi edukasi mencakup materi pencegahan, pengobatan, dan perawatan
antara lain: HIV/ AIDS, pencegahan infeksi, infeksi opportunistik dan cara
penanganannya, tanda-tanda bahaya, kebutuhan nutrisi, cara perawatan
Lakukan upaya pencegahan terhadap penularan infeksi HIV yaitu melakukan
upaya universal precaution antara lain dengan (cuci tangan, pembuangan
limbah, perawatan luka), menghindari luka akibat penggunaan suntikan
bekas klien
Prinsip penatalaksanaan klien HIV/ AIDS (3)
Tuberkulosis
Pneumonia (Pneumocystis carinii)
Kandidiasis: Infeksi jamur berulang di kulit, mulut dan
tenggorokan
Infeksi gastrointestinal (Cryptosporidiosis)
Diare kronis dengan penurunan berat badan
Infeksi neurologik (Cryptococcal), atau meningitis
Keganasan: Sarkoma kaposi, NHL
Kelainan neurologis
Herpes simplex, Condiloma acuminata
Herpes genitalia, Kandidiasis vaginalis
Askep Keluarga pd klien HIV AIDS
Pengkajian
Riwayat kesehatan
Riwayat masa lalu:
Kaji hasil test HIV positif/negatif
Perilaku berisiko (perilaku seksual, pengguna obat)
Riwayat tranfusi
Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
Penampilan umum: tingkat kesadaran, berat badan, tanda-tanda vital
Kelenjar limpa: pembesaran kelenjar limpa, lokasi
Kulit: mudah pecah, ulserasi, infeksi
Mata: bintik putih, infiltrat, perdarahan retina
Rongga mulut: ulkus, lesi putih, radang gusi, radang jaringan penyangga gigi,
radang sudut bibir
Paru-paru: ronchi, nafas pendek, dyspnoe
Jantung: murmur
Abdomen: pembesaran hepar, pembesaran limfa
Genetalia: ulkus/ luka, kutil
Anus : ulkus/ luka, kutil
Sistem neurologi: disorientasi, daya ingat menurun, kemampuan berhitung
menurun, apatis
Pemeriksaan Lab
Pengkajian psikososial
Kaji sistem pendukung termasuk keluarga, orang yang
berarti dan teman; aktivitas kehidupan sehari-hari termasuk
perubahan yang terjadi; status pekerjaan, aktivitas sosial,
hobi, dan sumber finansial. Kaji tingkat kecemasan,
suasana hati/mood, kemampuan kognitif, perubahan harga
diri, citra tubuh, peran, dan strategi koping.
Tugas:
1. Identifikasi data-data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait kasus diatas
2. Rumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan analisa data
3. Buatlah rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang ada
4. Lakukan role play 10 menit di depan kelas
Diskusi Kasus 2
Deskripsi Kasus:
Keluarga Bp.R (50 tahun) dan Ibu H (47 tahun) memiliki anak L berusia
16 tahun, telah dinyatakan positif mengidap HIV. Anak L mengatakan
tidak mengalami gejala-gejala tertentu, hanya sering merasa lelah
selama 4 minggu terakhir dan BB turun 4 kg. Klien terlihat kurus, tidak
nafsu makan, TB: 160 cm dan BB 50 kg, Tekanan Darah 110/80 mmHg,
pernapasan 24 x/menit. Anak L belum minum obat ARV kecuali
multivitamin. Riwayat keluarga ada yang menderita TB paru.
Tugas:
Identifikasi data-data yang perlu dikaji lebih lanjut terkait kasus diatas
Rumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan analisa data
Buatlah rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang ada
Lakukan role play askep di depan kelas selama 10 menit
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat