Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat adalah hak asasi setiap manusia. Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, sebab
dengan kesehatan segalanya akan tampak indah serta tanpa kesehatan segalanya akan sia-sia. Kondisi
sehat dapat dicapai bila mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.
Pada 27th United Nations General Assembly Special Session negara-negara peserta menegaskan kembali
dan mendeklarasikan komitmen terhadap kesejahteraan anak. Komitmen tersebut dikenal sebagai “A
World Fit for Children” (WFC). Selain berisi pernyataan tentang tekad berbagai negara untuk terus
memperjuangkan kesejahteraan dan kemaslahatan anak, dokumen tersebut juga berisi hasil telaah
terhadap kemajuan yang telah dicapai dan rencana aksi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sebagai persetujuan komitmen terhadap deklarasi WFC tahun 2001, setiap negara yang terlibat dan
meratifikasinya perlu menyusun suatu program nasional bagi anak. Dokumen tentang program nasional
tersebut sangat diperlukan sebagai pedoman bagi berbagai pihak yang berkepentingan dan terlibat
dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada 4 bidang pokok yang mendapat perhatian
khusus dalam deklarasi WFC tahun 2001, yaitu promosi hidup sehat (promoting healthy lives),
penyediaan pendidikan yang berkualitas (providing quality education), perlindungan terhadap perlakuan
salah (abuse), eksploitasi, dan kekerasan (protecting against abuse, exploitation and violence), dan
penanggulangan HIV/AIDS (combating HIV/AIDS). Dokumen ini berisi tentang Program Nasional bagi
Anak Indonesia (PNBAI), yang mencakup keempat bidang tersebut, dan dengan masa pelaksanaan
hingga tahun 2015.
Kesehatan Indonesia diarahkan untuk mencapai visi Indonesia sehat 2010 yaitu masa depan di mana
bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku bersih dan sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Perilaku sehat adalah perilaku
proaktif. Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah faktor resiko, terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat
(Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, 2002:1).
Perilaku hidup bersih dan sehat juga perlu diterapkan sedini mungkin khususnya terhadap pelajar
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP), karena pelajar merupakan generasi penerus harapan bangsa.
Seperti yang kita ketahui, bahwa penerapan pola hidup bersih dan sehat di kalangan pelajar sangatlah
sulit, terkadang walaupun mereka tahu apa itu arti dari sebuah hidup bersih dan sehat, tetapi mereka
tetap mengabaikannya, dan seolah-olah mereka tidak tahu tentang arti hidup bersih dan sehat, misalkan
: walaupun tersedia tempat sampah disekolah tetapi kebanyakan pelajar remaja selalu membuang
sampah dimana saja, walaupun mereka tahu jajanan yang menurut kriteria bersih tetapi mereka tetap
membeli jajanan sembarang selagi mereka anggap bahwa jajanan itu enak untuk dimakan.
Jika kita ketahui bahwa perilaku sangatlah dipengaruhi oleh pengetahuan (Kognitif) seberapa jauh
pengetahuan pelajar remaja mengenai pola hidup bersih dan sehat, sikap (Afektif) bagaimana mereka
memandang pola hidup bersih dan sehat bila dikaitkan dengan aktivitas sehari-hari mereka, serta praktik
(Psikomotor) bagaimana cara mereka menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan
sekolahnya.
Sementara pada kenyataannya bahwa perilaku seseorang khususnya dikalangan remaja termasuk
kategori sulit untuk merubahnya, sebagaimana kita ketahui bahwa perilaku individu tersebut tergantung
pada bagaimana mereka bergaul, dan disanalah mereka membentuk perilaku mereka dengan baik
ataupun buruk. Begitupun perilaku yang dimiliki siswa/siswi SMPN yang tidak peduli akan penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat. Selain PHBS berkaitan dengan perilaku seseorang, PHBS juga sangat
erat kaitannya dengan lingkungan yang dihuninya.
Adapun alasan dipilihnya SMPN adalah karena meskipun SMPN merupakan sekolah yang memenuhi
kriteria sehat, namun pada kenyataannya ketika kita melihat lebih dekat terdapat permasalahan
mengenai kebersihan dan kesehatan diantaranya jamban yang kotor, terdapat sungai yang tercemar
sebagai pusat pembuangan limbah warga sekitar, dan terdapat halaman yang dulunya merupakan
tempat pembuangan sampah. Selain itu banyak pedagang yang kurang memperhatikan kebersihan,
terutama pada dagangan yang dikonsumsi (seperti makanan, cemilan, minuman, dll.).
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Remaja Usia 12-15 Tahun di SMPN Kota Sukabumi ”.

1.2 Perumusan Masalah

Sebagaimana latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah yaitu :
Bagaimana gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN Kota
Sukabumi.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN
Kota Sukabumi.

2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan (kognitif) remaja terhadap PHBS.
2. Mengetahui bagaimana gambaran sikap (afektif) remaja terhadap PHBS.
3. Mengetahui bagaimana gambaran tindakan (psikomotor) remaja terhadap PHBS.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan serta acuan terhadap orang tua, guru atau
selaku pengasuh anak dalam menerapkan pentingnya perilaku hidup bersih sehat pada anak usia
sekolah (12-15) sedini mungkin agar terhindar dari penyakit.

Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut.
Profesi Perawat
Hasil penelitian ini akan berguna bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dalam proses
pembelajaran dalam masa perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai