Anda di halaman 1dari 37

dr. Sukara S. Kusuma Jaya, MARS, Sp.

P
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/index1.html
EPIDEMIOLOGI

GLOBAL TUBERCULOSIS REPORT 2016


DEFINISI

 Penyakit yg disebabkan oleh infeksi


Mycobacterium tuberculosis

lebar 0,3 -0,6 μm


panjang 1-4 μm

Struktur dinding sel


kompleks  bakteri
M. tuberculosis
bersifat tahan asam
GEJALA
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Sputum BTA3 kali


(Sewaktu/ Pagi/Sewaktu=SPS)
 atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
 kultur & resistensi dahak
 Foto toraks,
 MGIT
 Xpert MTB/RIF dll
TERAPI

1. Jenis obat utama


(lini 1):
 INH (H)
 Rifampisin (R)
 Pirazinamid (Z)
 Etambutol (E)
 Streptomisin (S)
Terapi
2. Jenis obat tambahan (lini 2)
• Kanamisin
• Amikasin
• Kuinolon
 makrolid dan amoksilin + asam klavulanat
 Kapreomisin, Sikloserin
 PAS, Thioamides (ethionamide dan
prothionamide)
PADUAN OAT

1. Pasien Baru : 2 RHZE/4RH (setiap


hari), program DOTS : 2 RHZE/ 4H3R3
2. Riw. Kat I : 2 HRZES/HRZE/5HRE,
sambil menunggu hasil kultur
3. TB ekstraparu :
 Meningitis TB : 9-12 bulan ( E ganti S)
 TB tulang : 9 bulan (namun sulit
dinilai)
 Limfadenitis TB : minimal 9 bulan
Treatmen succes rate
TUJUAN PENGOBATAN TB

1. Menyembuhkan pasien & mengembalikan


kualitas hidup/produktivitas
2. Mencegah kematian karena TB aktif atau
efek lanjutan
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan transmisi/penularan kepada
orang lain
5. Mencegah resistensi obat serta
penularannya
EVALUASI PENGOBATAN

 Evaluasi bakteriologi (0 - 2 - 6 /9
bulan)
 Evaluasi radiologi (0 - 2 – 6/9 bulan )
 Evaluasi efek samping secara klinis
 Evalusi keteraturan berobat
Kriteria Sembuh

 BTA negatif 2 X (pada akhir fase intensif


dan akhir pengobatan) & telah
mendapatkan pengobatan yang adekuat
 Pada foto toraks, gambaran radiologi
serial tetap sama/ perbaikan
 Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria
ditambah biakan negatif
Evaluasi pasien yang telah sembuh

 minimal dalam 2 tahun pertama setelah


sembuh
 BTA dahak 3,6,12 dan 24 bulan
foto toraks 6, 12, 24 bulan
Pengobatan suportif

1. Diit TKTP + (Zn, vitamin D, A, C, Fe), Vit


A, E, B6, C saat infeksi berikan 6xsehari,
min. susu 500-750 cc (vi D & Ca), sayur
dan buah2an min. 5-6 porsi, Vit B6,
hindari alkohol, asupan cairan adekuat
dan TIDAK ADA pantangan.
2. TB rawat inap : hemoptisis massif, KU
buruk, pneumotoraks, empiema, efusi
pleura massif/bilateral, sesak napas berat,
TB mengancam jiwa (TB milier dan TB
meningitis)
Pengobatan suportif

3. Pembedahan :
 Mutlak (hemoptisis gagal dengan terapi
konservatif, fistula bronkopleura dan
empiema gagal terapi konsevatif)
 Relatif (dahak (-) dengan hemoptisis
berulang, rusak 1 paru atau lobus dengan
keluhan dan sisa kavitas yang menetap
4. Tindakan invasive berupa :
Bronkoskopi, punksi pleura dan
pemasangan WSD
RESISTEN GANDA (MULTI DRUG
RESISTANCE/ MDR)

 Definisi:
Kuman M.Tb resisten terhadap Rifampisin
dan INH dengan atau tanpa OAT lainnya

XDR: TB-MDR + resisten thd kuinolon dan


salah satu obat suntik lini ke-2 (kapreo,
kana, ami)

TDR: total drug resisten


PENYEBAB
 Pemakaian obat tunggal dlm
pengobatan TB
 Penggunaan paduan obat yg tidak
adekuat
 Pemberian obat yg tidak teratur
 Fenomena “ addition syndrome” yaitu
suatu obat ditambahkan dalam suatu
paduan pengobatan yang tidak berhasil.
 Penggunaan obat kombinasi yang
pencampurannya tidak dilakukan secara
baik, sehingga mengganggu
bioavailabiliti obat
 Penyediaan obat yang tidak reguler,
 Pemakaian obat antituberkulosis cukup
lama,
 Pengetahuan pasien kurang tentang
penyakit TB
SUSPEK TB MDR
1. Kasus gagal kategori 2
2. Pasien TB tidak konversi sisipan kategori 2
3. Pasien TB yang tidak pernah diobati, termasuk
pemakaian OAT lini kedua seperti kuinolon dan
kanamisin.
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB dengan hasil pemeriksaan dahak tetap
positif setelah pemberian OAT sisipan (kategori 1)
6. Pasien TB kambuh
7. Pasien TB yang kembali setelah lalai / default (setelah
pengobatan kategori 1 dan atau kategori 2)
8. Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB MDR,
termasuk petugas kesehatan yang merawat pasien TB
MDR
9. Koinfeksi TB-HIV
 Pengobatan terhadap tuberkulosis
resisten ganda sangat sulit dan
memerlukan waktu yang lama yaitu
minimal 18 bulan

Z-(E)-Kn-Cs-Eto-Lfx/Z-(E)-Cs-Eto-Lfx
 Fase awal dgn suntikan min. 6 bulan
atau 4 bulan setelah kultur negatif
TB HIV
 HIV daya tahan tubuh rendah
rentan infeksi pernapasan.
Pengobatan OAT pada TB-HIV:

 Pada dasarnya pengobatannya sama


dengan pengobatan TB tanpa HIV/AIDS
 menggunakan kombinasi beberapa jenis
obat dalam jumlah cukup dan dosis serta
jangka waktu yang tepat
 Injeksi streptomisin hanya boleh diberikan
jika tersedia alat suntik sekali pakai yang
steril.
 Desensitisasi obat (INH, rifampisin) tidak
boleh dilakukan karena mengakibatkan
toksik yang serius pada hati.

Anda mungkin juga menyukai