dr.Ika Artini
Departemen Farmakologi
Universitas Malahayati
Bandar Lampung
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
• Rifampisin
• INH
• Pirazinamid
• Streptomisin
• Etambutol
rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275
mg dan
Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu
KRONIK
RHZES / SESUAI HASIL UJI
RESISTENSI (MINIMAL OAT YG
SENSITIF) + OBAT LINI 2
MINIMAL T/ 18 BLN
KATEGORI IV MDR TB
SESUAI UJI RESISTENSI + OAT
LINI 2 ATAU H SEUMUR HIDUP
Guideline of anti tb drugs
(tb control program in Indonesia,
based on WHO recommendation)
1 st Category : ( 2 HRZE/ 4 HR )
( 2 HRZE/ 4 H3R3 )
(New cases, AFB + ,
AFB –, Ro +, severe illness)
4 th Category : ( H long-life ? )
(Chronic tb)
THE PRINCIPAL ANTI TB DRUGS
H : ISONIAZID
R : RIFAMPICIN
E : ETHAMBUTOL
Z : PYRAZINAMIDE
S : STREPTOMYCIN
Isoniazid
Isoniazid bersifat bakterisid terhadap basil yang sedang tumbuh
pesat, aktif terhadap kuman yang berada intraseluler dalam
makrofag maupun diluar sel (ekstraseluler).
Mekanisme kerja
Dengan menghambat biosintesis asam mikolat ( micolic acid)
Mekanisme kerja
Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri RNA-
Efek samping
Hepatitis, thrombocytopenia, jaundice, g.i.t dis, febrile reaction, orange
staining of urine, tears & contact lenses
Farmakokinetik
Reabsorpsinya di usus sangat tinggi, distribusi ke jaringan dan cairan
tubuh juga baik. Plasma-t½ nya berkisar antara 1,5 sampai 5 jam.
Ekskresinya khusus melalui empedu, sedangkan melalui ginjal
berlangsung secara fakultatif.
Etambutol
Etambutol bersifat bakteriostatik. Obat ini tetap menekan
pertumbuhan kuman tuberculosis yang telah resisten terhadap
isoniazid dan streptomisin.
Mekanisme kerja
Etambutol bekerjanya menghambat sintesis metabolit sel sehingga
saluran cerna. Kadar puncak dari plasma di capai dalam waktu 2-4
jam setelah pemberian. Dosis tunggal 15 mg/kg BB menghasilkan
kadar plasma sekitar 5 ml pada 2-4 jam.
Pirazinamid
Pirazinamid bekerja bakterisid pada suasana asam atau
bakteriostatik, tergantung pada pH dan kadarnya di dalam darah.
Spektrum kerjanya sangat sempit dan hanya meliputi M.tuberculosis.
Mekanisme kerja
Berdasarkan pengubahannya menjadi asam pirazinat oleh enzim
Farmakokinetik
Reabsorpsinya baik (75-80%) , plasma-t½ nya 3-4
Gatal dan kemerahan pada kulit Semua jenis Beri anti histamin dan
OAT evaluasi ketat
Tuli Streptomisin Streptomisin stop
DOTS PLUS
• Merupakan strategi pengobatan dengan menggunakan 5
komponen DOTS
• Plus adalah menggunakan obat antituberkulosis lini 2
• DOTS Plus tidak mungkin dilakukan pada daerah yang tidak
menggunakan strategi DOTS
• Strategi DOTS Plus merupakan inovasi pada pengobatan MDRTB
Prinsip Resistensi
Multi Drug Resistance/ MDR
Definisi :
Rsistensi ganda menunjukkan M.tuberculosis resisten terhadap
rifampisin dan INH dengan atau tanpa OAT lainnya.
Secara umum resistensi terhadap obat tuberkulosis dibagi menjadi :
1. Resistensi primer ialah apabila penderita sebelumnya tidak pernah
mendapat pengobatan TB
2. Resistensi inisial ialah apabila kita tidak tahu pasti apakah
penderitanya sudah pernah ada riwayat pengobatan sebelumnya
atau tidak
3. Resistensi sekunder ialah apabila penderita telah punya riwayat
pengobatan sebelumnya.
Penyebab terjadinya resitensi terhadap obat tuberkulosis,
yaitu :
• Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan tuberkulosis
• Penggunaan paduan obat yang tidak adekuat
karena jenis obatnya yang tidak tepat misalnya
hanya memberikan INH dan etambutol pada awal
pengobatan
karena di lingkungan tersebut telah terdapat
resistensi yang tinggi terhadap obat yang digunakan,
misalnya memberikan rifampisin dan INH saja pada
daerah dengan resistensi terhadap kedua obat tersebut
sudah cukup tinggi.
Pemberian obat yang tidak teratur, misalnya hanya dimakan dua
atau tiga minggu lalu stop, setelah dua bulan berhenti kemudian
berpindah dokter dan mendapat obat kembali selama dua atau tiga
bulan lalu stop lagi, demikian seterusnya
Fenomena “ addition syndrome” (Crofton, 1987), yaitu suatu obat
ditambahkan dalam suatu paduan pengobatan yang tidak berhasil.
Bila kegagalan itu terjadi karena kuman TB telah resisten pada
paduan yang pertama, maka “penambahan” (addition) satu macam
obat hanya akan menambah panjang nya daftar obat yang resisten
Penggunaan obat kombinasi yang pencampurannya tidak dilakukan
secara baik, sehingga mengganggu bioavailabiliti obat
Penyediaan obat yang tidak reguler, kadang obat datang ke suat
daerah kadang terhenti pengirimannya sampai berbulan-bulan
Pengobatan Tuberkulosis Resisten Ganda (MDR)
Pengobatan MDR-TB hingga saat ini belum ada paduan pengobatan yang
distandarisasi untuk penderita MDR-TB.
Pemberian pengobatan pada dasarnya “tailor made”, bergantung
dari hasil uji resistensi dengan menggunakan minimal 2-3 OAT yang
masih sensitif dan obat tambahan lain yang dapat digunakan yaitu - -
golongan fluorokuinolon (ofloksasin 1x400mg dan siprofloksasin
2x500mg),
- aminoglikosida (amikasin, kanamisin dan kapreomisin),
- etionamid, sikloserin, klofazimin, amoksilin+ as.klavulanat.