Anda di halaman 1dari 14

Obat Antituberkulosis

Tri Yudha Nugraha


110170067

Pendahuluan
Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.
Kuman ini menyebar melalui inhalasi droplet nuklei.
Gejala :
I. Lokal (respiratorik) : batuk 2 minggu,
hemoptisis, sesak napas dan nyeri dada.
II. Sistemik : demam, malaise, keringat malam tanpa
sebab, anoreksia, dan berat badan menurun

Paduan OAT (Obat Antituberkulosis)


Kategori 1
Pasien baru dengan BTA positif
Pasien TB paru BTA (-), gambaran radiologi (+)
Pasien TB ekstra paru
Kategori 2
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien default

Regimen Pengobatan
Kategori

Kasus

Fase intensif
tiap hari

Kasus baru BTA positif; BTA


negatif/rontgen positif dengan kelainan
parenkim luas; Kasus TB ekstra paru
berat
Relaps BTA positif; gagal BTA
positif; Pengobatan terputus

2HRZE

II
III

Kasus baru BTA negatif/rontgen positif


sakit ringan; TB ekstra paru ringan

Sisipan

Bila pada ahir fase intensif, pengobatan


pasien baru BTA positif dengan kategori
1 atau pasien BTA positif pengobatan
ulang dengan kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif.

2HRZES
1HRZE
2 HRZ
1 HRZE

Fase
lanjutan
3x
seminggu
4H3R3

5H3R3E3
4H3R3

Penggolongan OAT
OAT Lini Pertama
Jenis
Sifat
lsoniazid
bakterisidal
(H)
Rifampisin bakterisidal
(R)

Efek samping
Neuropati perifer, psikosis toksik,
gangguan fungsi hati, kejang
Flu syndrome, gangguan
gastrointestinal, urine berwarna merah,
gangguan fungsi hati, trombositopeni,
demam, skin rash, sesak nafas, anemia
hemolitik
Pirazinami bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan
d (Z)
fungsi hati, gout artritis
Streptomis bakterisidal Nyeri ditempat suntikan, gangguan
in (S)
keseimbangan dan pendengaran,
renjatan anafilaktik, anemia,
agranulositosis, trombositopeni
Etambutol bakteriosta Gangguan penglihatan, buta warna,
(E)
tik
neuritis perifer

Dosis

3 x I minggu
Harian

OAT
Kisaran dosis
(mg/kg BB)
Isoniazid

Rifampisin
Pirazinamid
Etambutol

Streptomisin

Maksimum
(mg)

5 (4-6)

300

10 (8-12)
25 (20-30)
15 (15-20)

15(12-18)

Kisaran dosis
(mg/kg BB)
10(8-12)

600
-

Maksimum/h
ari
(mg)
900

10(8-12)
35 ( 30 - 40)
30 ( 25- 35)

600

15(12-18)

1000

Jenis
Golongan 1: OAT lini
pertama oral
Pirazinamid (Z)
Etambutol (E)

Sifat

bakterisidal
bakteriostatik

OAT lini kedua

Golongan 2 : OAT suntikan bakterisidal


bakterisidal
Kanamycin (Km)
bakterisidal
Amikacin (Am)
Capreomycin (Cm)

Golongan 3:

Fluorokuinolon
bakterisidal
Levofloksasin (Lfx)
bakterisidal
Moksifloksasin (Mfx)

Golongan 4: OAT lini

kedua oral
Bakteriostatik
Para-aminosalicylic acid
(PAS)
Cycloserine (Cs)

Efek samping

bakteriostatik

gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout


artritis gangguan penglihatan, buta warna, neuritis perifer

Km, Am, Cm memberikan efek samping yang serupa seperti


pada penggunaan
Streptomisin

mual, muntah, sakit kepala, pusing, sulit tidur, ruptur


tendon
(jaranq)
mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, nyeri sendi,
ruptur tendon (jaranq)

gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati dan


pembekuan darah (jaranq), hipotiroidisme yang reversible
gangguan sistem saraf pusat : sulit konsentrasi dan
lemah,
depresi, bunuh diri, psikosis. Gangguan lain adalah
neuropati perifer, Stevens Johnson syndrome

Kategori 1: 2HRZE / 4(HR)3


Berat badan
(dalam kg)

30-37

Tahap intensif tiap hari


selama 56 hari
RHZE (150 / 75 / 400 /
275)
2 tablet 4KDT

Tahap lanjutan
3 kali seminggu selama 16
minggu
RH (150 / 150)
2 tablet 2KDT

38-54

3 tablet 4KDT

3 tablet 2KDT

55-70

4 tablet 4KDT

4 tablet 2KDT

71

5 tablet 4KDT

5 tablet 2KDT

Kategori 2: 2(HRZE)S / (HRZE) /


5(HR)3E3
Berat badan
(dalam kg)

30-37
38-54
55-70
71

Tahap intensif tiap hari


RHZE (150 / 75 / 400 / 275) + S

Tahap lanjutan 3 kali


seminggu
RH (150 / 150) + E(400)
Selama 20 minggu

Selama 56 hari

Selama 28 hari

2 tablet 4KDT + 500


mg streptomisin
injeksi
3 tablet 4KDT + 750
mg streptomisin
injeksi
4 tablet 4KDT+
1000 mg
streptomisin injeksi
5 tablet 4KDT+
1000 mg
streptomisin injeksi

2 tablet 4KDT

2 tablet 2KDT + 2
tablet etambutol

3 tablet 4KDT

3 tablet 2KDT + 3
tablet etambutol

4 tablet 4KDT

4 tablet 2KDT + 4
tablet etambutol

5 tablet 4KDT

5 tablet 2KDT + 5
tablet etambutol

Efek samping

Kemungkinan penyebab

Penanganan

Minor

Teruskan obat, periksa

Anoreksia, mual, sakit perut

Rifampisin

Nyeri sendi
Rasa panas di kaki
Urin kemerahan

Pirazinamid
INH
Rifampisin

Berikan obat pada malam hari


sesudah makanan
Aspirin
Piridoksin 50-75 mg/hari
Terangkan kepada pasien

Mayor

Hentikan obat penyebab

Gatal-gatal, kemerahan di kulit

Tiasetazon

Hentikan obat

Ketulian

Streptomisin

Pusing, vertigo. nistagmus

Streptomisin

Ikterus (tanpa sebab lain)

Berbagai antiTB

Hentikan streptomisin, ganti


dengan etambutol
Hentikan streptomisin, ganti
dengan etambutol
Hentikan antiTB

Muntah, bingung (kecurigaan


gagal hati)
Gangguan penglihatan

Berbagai antiTB
Etambutol

Hentikan obat, segera periksa


fungsi hati dan waktu protrombin
Hentikan etambutol

Syok, purpura, gagal ginjal akut

Rifampisin

Hentikan rifampisin

Pengobatan TB pada Keadaan


khusus
1. Kehamilan
Hampir semua OAT aman kecuali golongan aminoglikosida seperti
streptomisin dan kanamisin karena menyebabkan ototoksik.
Pemberian piridoksin 50 mg/hari dan pemberian vit K 10 mg/hari
dianjurkan apabila rifampisin digunakan pada trimester 3 kehamilan
menjelang partus
2. Ibu menyusui dan bayinya
pengobatan pencegahan dengan diberikan INH pada bayi tersebut
3. Pasien TB pengguna kontrasepsi
menggunakan kontrasepsi non hormonal

4. Pasien TB dengan kelainan hati


pemberian OAT ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami
penyembuhan
5. Hepatitis kronis
pemeriksaan fungsi hati harus dilakukan sebelum pengobatan.
Apabila hasil pemeriksaan fungsi hati >3x normal :
.2 obat hepatotoksik: 2 HRSE/ 6 HR atau 9 HRE
.1 obat yang hepatotoksik: 2 HES/ 10 HE
.Tanpa obat yang hepatotoksik: 18-24 SE + salah satu
golongan fluorokuinolon

6. Pasien TB dengan gangguan fungsi ginjal


2 HRZE/4HR
dosis pemberian 3x/seminggu bagi Z: 25mg/kgbb dan E: 15mg/kgbb. Hindari
pemberian streptomisin, apabila harus diberikan dosis yang diberikan
maksimum dosis 1gr.
7. Pasien TB dengan DM
perlu diperhatikan komplikasi dari OAT dan harus rutin memeriksakan gula
darah.
8. Pasien TB dengan pemberian kortikosteroid
keadaan khusus yang membahayakan jiwa. Prednisolon oral anak 2mg/kgbb,
sekali sehari pada pagi hari, dewasa 30-60 mg/kgbb, sekali sehari pada pagi
hari

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai