TUBERKULOSIS
PRODI ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
Definisi TBC
.
Etiologi TB
Penularan dan
PatofisiologiTB
Faktor penularan
jumlah organisme yang keluar ketika batuk atau bersin,
konsentrasi organisme di udara yang ditentukan oleh volume
ruangan dan ventilasi,
lama waktu seseorang menghirup udara yang tercemar,
daya tahan tubuh individu yang terpapar.
Meningkatnya penularan saat ini, banyak dihubungkan dengan
beberapa keadaan, antara lain:
memburuknya kondisi sosial ekonomi,
belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat,
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai
tempat tinggal, dan adanya epidemi dari infeksi HIV.
Penularan
Tujuan :
Mencegah penyebaran TB
Melakukan investigasi pada daerah
endemic TB
Meningkatkan kondisi pasien menjadi lebih
sehat
Penanganan non-farmakologi
Terapi Farmakologi
TBC
1. Tujuan Pengobatan TBC
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Dosis untuk panduan OAT-KDT
BB kg Kategori I Kategori II
Tahap Tahap lanjutan Tahap intensif tiap hari Tahap lanjutan 3
intensif (56 3 x seminggu RHZE(150/75/400/275) kali seminggu RH
hari)RHZE (16 minggu +S (150-50)+E(275)
(150/75/400/2 RH9150/150
56 hari 28 hari
75)
30-37 2 tablet 4 2 tablet 2 KDT 2 tab.4KDT 2 tab. 4 2tab.2KDT+2tab E
KDT +500mg Sinj KDT
38-54 3 tablet 4 3 tablet 2 KDT 3 tab.4KDT 3 tab. 4 3tab.2KDT+3tab E
KDT +750mg Sinj KDT
55-70 4 tablet 4 4 tablet 2 KDT 4 tab.4KDT 4 tab. 4 4tab.2KDT+4tab E
KDT +1g Sinj KDT
≥ 71 5 tablet 4 5 tablet 2 KDT 5 tab.4KDT 5 tab. 4 5tab.2KDT+5tab E
KDT +1g Sinj KDT
6. Mekanisme Kerja OAT
Nama obat Mekanisme kerja
Sesuai
dengan 5
komponen
DOTS WHO
Komitmen
pemerintah untuk
menjalankan
program TB nasional
7. DOTS
(Direct Observed Therapy Short-
Course)
Fokus utama:
Penemuan dan
penyembuhan
pasien
• Memutuskan penularan
• Menurunkan insidensi
TB
8. Efek samping OAT-TB
Penyebab Efek samping Penanggulangan
Rifampisin Tidak ada naafsu makan, mual, sakit Semua OAT diminum malam sebelum
perut, diare,flu tidur
Warna kemerahan pada urin/air Penjelasan kepada pasien
seni/keringat/air liur
Purpura, hemolitik akut, gagal ginjal, Hentikan segera rifampisin
dan renjatan (syok)
Pirazinamid Nyeri sendi Beri aspirin
INH Kesemutan sampai rasa terbakar di kaki Beri piridoksin (vit. B6) 100mg/hari
atau vit.B kompleks
Streptomisin Tuli Hentikan streptomisin
Gangguan keseimbangan Streptomisin diganti dengan
Ethambutol
Ethambutol Gangguan penglihatan Hentikan Ethambutol
Semua jenis OAT Gatal dan kemerahan kulit Singkirkan penyebab lain, beri
antihistamin, teruskan OAT dengan
pengawasan ketat
Hampir semua Ikterus imbas obat Hentikan OAT sampai ikterus hilang
OAT (INH, Bingung, mubtah-muntah (permulaan Hentikan OAT, lakukan tes fungsi hati
rifampisin ikterus karena obat)
Resistensi TB
PENGERTIAN
PASIEN TB
Pengobatan gagal
Kekambuhan
MDR-TB
Resistenpada rifampisin dan INH dengan atau
tanpa obat anti TB lain
Macam:
Resistensi primer
Resistensi inisial
Resistensi sekunder
PENYEBAB
Obat monoterapi
Paduan obat tidak memadai jenis obatnya kurang
Lingkungan resistensi yang tinggi terhadap obat yang digunakan
Obat bermutu rendah
Pemberian obat tidak teratur
Fenomena addition syndrome
Obat kombinasi yang tidak baik ketersediaan hayati terganggu
Obat tidak reguler atau tidak berkelanjutan
Pemakaian obat anti TB lama pasien bosan tidak dilanjutkan
Regimen pengobatan tidak memadai
Pengetahuan pasien tentang TB kurang
KONDISI DICURIGAI RESISTENSI
Pasien yang sudah mendapat terapi TB sebelumnya
Pasien dari area dengan prevalensi resistensi tinggi
(termasuk Asia tenggara)
Pasien tunawisma, penyalahguna obat iv, atau terinfeksi HIV
Pasien BTA-positif pada sputum setelah 1-2 bulan terapi
Pasien dengan kultur positif setelah 2-4 bulan terapi
Pasien yang gagal diobati atau kambuh
Pasien telah pernah mengalami resistensi
PENGOBATAN MDR-TB
Standar terapi tidak ada
Perlu dokter spesialis TB
Pemilihan obat
Riwayat penyakit
Riwayat penggunaan obat
Data terbaru kepekaan pasien pada
obat
Umumnya obat lini kedua
PENGOBATAN MDR-TB
Kelompok obat untuk MDR-TB (WHO, 2010)
Grup Obat
Grup 1 Pirazinamid, Etambutol, Rifabutin
Obat oral lini pertama
Grup 2 Kanamisin , Amikasin , kapreomisin,
Obat suntik streptomisin
Grup 3 Levofloksasin, moksifloksasin,
Fluorkinolon ofloksasin
Grup 4 Asam p-amino salisilat (PAS),
Bakterostatik oral lini sikloserin, terizidon, etionamid,
kedua protionamid
Grup 5 Klofamizin, linezolid, amoksisiln /
Obat yang perannya klavulanat, tioasetazon, imipenem /
dalam MDR-TB belum silastatin, INH dosis tinggi,
jelas klaritromisin
Pengobatan MDR-TB
Prinsip umum desain regimen obat
Minimal 4 obat yang pasti efektif
Obat yang kemungkinan resistensi
silang tidak digunakan
Mengeliminasi obat tidak aman
Menyertakan obat dari grup 1-5
hirarki potensi obat
PENGOBATAN MDR-TB
Lama
Obat yang pengobatan
Regimen yang disarankan
resisten minimal
(bulan)
INH RIF, PZA, EMB, FQN 6
RIF INH, PZA, EMB, FQN 9
INH, RIF PZA, EMB, FQN, AMK, PAS 18
c) TB pada Anak
2HRZ/4HR
(dosis → sesuaikan dg BB)
.
KONDISI KHUSUS
Titer CD4
normal =500-
1500
OAT → 2RHEZ/RH diberikan sampai 6-9 bulan
ART →
TB + HIV + TB + HIV -
Reaksi hipersensitivitas terhadap HR → reaksi hipersensitivitas terhadap
tidak dapat dilakukan desensitisasi, HR → dapat dilakukan
menyebabkan keracunan yang berat desensitisasi.
karena toksik pada hati.
Karbamazepin Toksisitas INH naik akibat penguraian menjadi metabollit toksik meningkat
akibat induksi enzim oleh karbaazepin dan toksisitas karbamazepin
Isoniazid meningkat akibat penguraian karbamazepin menurun akibat inhibisi enzin
oleh INH. Monitor fungsi hati dan penyesuaian dosis.
Hidantoin Kadar serum hidantoin dapat menurun karena rifampisisn meningkatkan enzim
metabolisme hepatik. Monitor kadar serum hidantoin dan amati pasien.
Analgetik Pasien dapat mengalami reaksi putus obat. Rifampisin menstimulasi metabolisme
narkotik metadon.
Nifedipin Efek terapik niedipin dapat menurun. Monitor tekanan darah dan gejala angina.
Sesuaikan dosis nifedipin atau gunakan antihipertensi lain.
INTERAKSI OBAT ANTI TB
Obat A Obat B Interaksi/Deskripsi
Rifampisin Derivat kinin Rifampisin meningkatkan klirens hepatik derivat kinin. Untuk memperoleh
efek yang diinginkan harus ditingkatkan dosis derivat kinin. Penghentian
rifampisin dapat mengakibatkan tercapainya toksisitas derivat kinin. Monitor
kadar serum derivat kinin dan EKG.
Teofilin Penambahan rifampisin dapat menurunkan kadar teofilin dan muncul gangguan
napas. Monitor kadar teofilin.
Sulfonilurea Rifampisisn dapat menurunkan waktu paruh dan kadar serum akibat
peningkatan klirens tolbutamid dan kloropropamid kemungkinan
mengakibatkan hiperglisemia. Monitor ketat kadar glokosa darah dan jika
diperlukan dosis sulfonilurea ditingkatkan.
Aminoglikosi
da parenteral Sefalosporin Nefrotoksisitas dapat meningkat jika diberikan bersamaan; monitoring fungsi
ginjal dengan ketat
Inhibitor
INTERAKSI OBAT ANTI TB
Obat A Obat B Interaksi/Deskripsi
PAS menurunkan efek rifampisin; gunakan interval 8-12 jam untuk tiap
Rifampisin
obat
PAS pada dosis 12 g menurunkan asetilasi INH 20%; terutama pada
Isoniazid/INH
asetilator cepat
PAS dapat menurunkan absorpsi oral digoksin jika diberikan bersama;
Digoksin
monitor serum digoksin
Asam p-amino PAS melemahkan absorpsi vitamin B12; teramati pada pemberian PAS > 1
Vitamin B12
salisilat (PAS) bulan
Kapreomisin Pemberian kapreomisin bersamaan dengan amimoglikosida meningkatkan
paralisin pernapasan dan disfungsi renal.
Test Urin Pirazinamid mempengaruhi acetest dan ketostick test pada urin.
Pirazinamid Membentuk warna merah muda coklat
INTERAKSI OBAT ANTI TB
Obat A Obat B Interaksi/Deskripsi
Rifampisin mempercepat metabolisme fluorkinolon; perlu pengaturan
Rifampisin
dosis fluorkinolon