Anda di halaman 1dari 80

PERTEMUAN IX

CLEARANCE
CREATININ
RUMUS PERHITUNGAN ClCr

Laki-laki
(140 - umur) x kgBB / (72 x serum kreatinin)

Perempuan
(140 - umur) x kgBB x 0,85 / (72 x serum kreatinin
ANTI TUBERCULOSIS
(OAT)
OBAT OAT
JENIS SIFAT ESO

Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan


fungsi hati, kejang
Rifampisin (R ) Bakterisidal Flu syndrome, GI, urine berwarna merah,
gangguan fungsi hati, trombositopenia, demam,
ruam kulit, sesak nafas, anemia hemolitik
Pyrazinamide (Z) Bakterisidal GI, gangguan fungsi hati, gout arthritis

Streptomycin (S) Bakterisidal Nyeri di tempat suntikan, gangguan


(bentuknya keseimbangan dan pendengaran, syok
injeksi) anafilaksis, anemia, agranulositosis,
trombositopenia
Ethambutol (E ) Bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis
perifer
PANDUAN TERAPI
KATEGORI 1 2HRZE + 4H3R3

KATEGORI 2 2HRZES+1HRZE+5(HR)3E3
 Streptomisin dipakai jika resisten etambutol
 1HRZE : regimen sisipan menunggu hasil kultur resistensi.
 Kanamisin digunakan jika alergi streptomisin

OAT KDT ANAK  2(RHZ)/4(RH)

RESISTENSI MDR- Grup 1 (Injeksi) Streptomycin


XDR Amikacin
Capreomycin Kanamycin

Grup 2 (FluorQ) Ofloxacin Levofloxacin Moxifloxacin


PANDUAN TERAPI
KASUS BARU 2HRZE + 4H3R3 Sputum Smear
(Pemeriksaan dahak)
pada bulan kedua,
kelima dan keenam
KAMBUHAN 2HRZE+1HRZE+5H3R3E3 Sputum Smear pada
 Streptomisin dipakai jika resisten etambutol bulan ketiga, kelima
 1HRZE : regimen sisipan menunggu hasil kultur dan kedelapan
resistensi.
 Kanamisin digunakan jika alergi streptomisin
RESISTENSI Grup 1 (Injeksi) Streptomycin
MDR-XDR Amikacin 15-20 mg/kg
Capreomycin Kanamycin 15-20 mg/kg
15-20 mg/kg
15-20 mg/kg
Grup 2 (FluorQ) Ofloxacin Levofloxacin Moxifloxacin
750-1000 mg qd
750-1000 mg qd
400 mg qd
Panduan pengobatan TB Resisten obat standar konvensional
(20-26 bulan) :
Kanamisin – Levofloksasin – Etionamid – Sikloserin – Pirazinamid –
Etambutol – Isoniazid atau
Levofloksasin – Etionamid – Sikloserin – Pirazinamid – Etambutol –
Isoniazid
ATURAN PENGGUNAAN REGIMEN TB
KETERANGAN WAKTU TATALAKSANA

LALAI BEROBAT/ < 2 minggu Lanjutkan pengobatan sesuai jadwal


TIDAK PATUH/
MENGHENTIKAN TERAPI > 2 minggu ≥ 4 bulan : (BTA, Klinik -) Stop
pengobatan
≥ 4 bulan : (BTA +) Gunakan
regimen kambuhan
< 4 bulan : (BTA +) Ulangi
pengobatan dari awal dengan
regimen yang sama
(2-4minggu) < 4 bulan: (BTA -)
pengobatan dilanjutkan sesuai jadwal
KONDISI KHUSUS
KONDISI KHUSUS TATALAKSANA KETERANGAN
Wanita hamil Sama seperti biasa (S) Menyebabkan
KI: Streptomisin ototoksik permanen
pada bayi
Ibu Menyusui Sama seperti biasa
Pengobatan pencegahan
dengan INH diberikan pada
bayi sesuai dengan BB nya
Pengguna Kontrasepsi Gunakan kontrasepsi mekanik Interaksi Rifampicin
(kondom, spiral) atau Estrogen terhadap obat
dosis tinggi hormonal →
Kegagalan Obat
Kontrasepsi
KONDISI KHUSUS
KONDISI KHUSUS TATALAKSANA KETERANGAN
HIV Terapi TB selama 2-8 minggu, Rekomendasi
kemudian dilanjutkan bersama Pemberian INH
terapi HIV seumur hidup
Hepatitis Akut Terapi Hepatitis hingga Jika darurat
perbaikan hepar terlebih gunakan regimen
dahulu. 3SE/6RH
Hepatitis Kronis KI: Pyrazinamide Rekomendasi:
2HRES/6RH (2 obat
heapotoksik) atau
2HES/10HE (1 obat
hepatotoksik)
KONDISI KHUSUS

KONDISI KHUSUS TATALAKSANA KETERANGAN


Ginjal Waspada penggunaan : Rekomendasi:
Etambutol dan Streptomisin 2RHZ/6HR
DM Sama seperti biasa.
IO: Rifampisin – Sulfonilurea Dosis sulfonilureaa
Waspada penggunaan ditingkatkan
Etambutol: mengalami
komplikasi kelainan pada mata
PENATALAKSANAAN ESO
CARA PENGAMBILAN SAMPEL DAHAK POSITIF
3 KALI PENGAMBILAN DAHAK :
SEWAKTU : diambil sewaktu ke dokter pertama kali
PAGI : pagi hari keesokan harinya
SEWAKTU : diambil sewaktu mengantarkan dahak kedua ke rumah
sakit
PMK NOMOR 67 TAHUN 2016
TENTANG
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS

1. Pelaporan pasien TB dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan


Tingkat Lanjutan disampaikan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat
2. Dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan kompilasi pelaporan
dan melakukan analisis untuk pengambilan kebijakan dan tindak
lanjut serta melaporkannya ke dinas kesehatan provinsi.
3. (Dinas kesehatan provinsi melakukan kompilasi pelaporan dan
melakukan analisis untuk pengambilan rencana tindak lanjut serta
melaporkannya kepada Menteri dengan tembusan Direktur Jenderal
yang memiliki tugas dan fungsi di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit.
4. Pelaporan disampaikan setiap 3 (tiga) bulan.
SOAL

Seorang pasien TBC datang ke rumah sakit setelah 1 bulan lalai berobat. Dokter menyarankan
untuk pasien tersebut mengecek BTA terlebih dahulu. Hasil BTA pasien tersebut negatif.
Rekomendasi pengobatan untuk kondisi pasien adalah …
A. Mengulangi terapi dari awal dengan regimen yang sama
B. Stop pengobatan
C. Menggunakan regimen kambuhan
D. Dilanjutkan sesuai jadwal
E. Mengulangi terapi dari awal dengan regimen berbeda

Jawaban: D. Dilanjutkan sesuai jadwal


FARMAKOTERAPI
HIV
ORANG RISIKO TERINFEKSI VIRUS HIV

1) Ibu hamil
2) Pasien TBC
3) Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS)
4) Penjaja seks
5) Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), ataupun orientasi
seksual (heteroseksual, homoseksual atau biseksual)
6) Transgender/Waria
7) Pengguna napza suntik (penasun)
8) Warga Binaan Pemasyarakatan
HIV
FIRST LINE: 2NRTI + 1NNRTI
TDF : tenofovir
AZT : zidovudin
3TC :
Lamivudin EFV
: Efaviren FTC
: Emtricitabin
ANTIVIRAL
TERAPI ANTIRETROVIRAL PADA KEHAMILAN
Tujuan : Untuk mencegah terjadinya transmisi vertikal dari ibu kepada anak dan juga
untuk mengoptimalkan pengobatan yang diterima ibu.
1. Efavirenz (memiliki efek teratogenik)
2. Kombinasi stavudin/didanosine (asidosis laktat).
3. Nevirapine digunakan selama kehamilan harus dengan pemantauan fungsi hati
harus dilakukan, terutama selama 18 minggu pertama pengobatan.
Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)

Nama Obat Efek samping


Abacavir Hipersensitivitas
Didanosine Neuropati perifer, pankreatitis
emtricitabine Pigmentasi
lamivudine Sakit kepala, pankreatitis
tenofovir Toksisitas ginjal
zidovudine Anemia, neutropenia, miopati
Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI)

Nama Obat Efek samping


Delavirdine Ruam, peningkatan hasil tes hati
efevirenz Gangguan SSP, teratogen
etravirine Ruam, mual
nevirapine Potensial ruam, hepatotoksik
Protease Inhibitors (PI)

Nama Obat Efek samping


Atazanavir Ruam
indinavir Nefrolitiasis
lopinavir Hiperlipidemia, intoleransi GI
Ritonavir Intoleransi GI
Saquinavir Mual, kembung
nelfinavir diare
SOAL
Pasien HIV mendapatkan pengobatan ARV. Setelah 6 minggu pertama, pasien
mengalami udema, gangguan hepar, ruam merah di kulit. Hal ini merupakan efek
samping dari mengonsumsi obat:
A. Indinavir
B. Zidovudin
C. Efavirenz
D. Lamivudin
E. Nevirapin

Jawaban: E. Nevirapin
- Indinavir: nefrolitiasis, mual, hiperbilirubinemia
- Zidovudin: anemia, granulositopenia, diare, sakit kepala
-Efavirenz: meningkatnya kadar kolesterol dalam plasma, gangguan psikis
-Lamivudin: neuropati perifer, ISPA, mual, muntah, nyeri perut
-Nevirapin: ruam, hepatotoksik, hepatitis fatal
SOAL
Di bawah ini bukan termasuk obat HIV golongan NRTI adalah …
A. Efavirenz
B. Zidovudine
C. Lamivudine
D. Tenofovir
E. Semua benar

Jawaban: A. Efavirenz
Obat golongan NRTI adalah zidovudine, stavudine, tenofovir,lamivudine, abacavir,
emtricitabin.
Obat golongan NNRTI adalah nevirapin, efavirenz.
Obat golongan Protease Inhibitor adalah ritonavir, indinavir, ritonavir, dan saquinavir.
SOAL

Obat HIV yang bekerja dengan cara berikatan secara reversibel dengan situs aktif HIV-
Protease adalah obat golongan protease inhibitor. Obat yang termasuk protease
inhibitor adalah …
A. Tenofavir
B. Indinavir
C. A dan B
D. Saquinavir
E. B dan D

Jawaban: E. B dan D
Obat golongan NRTI adalah zidovudine, stavudine, tenofovir,lamivudine, abacavir,
emtricitabin.
Obat golongan NNRTI adalah nevirapin, efavirenz.
Obat golongan Protease Inhibitor adalah ritonavir, indinavir, ritonavir, dan saquinavir.
SOAL
Obat HIV sebaiknya diminum malam hari karena memiliki efek samping mengganggu sistem saraf pusat
adalah …
A. Tenofavir
B. Indinavir
C. Efavirens
D. Saquinavir
E. Lamivudine

Jawaban: C. Efavirenz
SOAL
Pelayanan kesehatan orang dengan risiko infeksi HIV diberikan kepada orang dengan
kriteria, yaitu …
A. Pegawai rumah sakit
B. Pegawai rehabilitasi narkoba
C. Ibu hamil
D. Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien TB
E. Warga yang tinggal sekitar pegguna napza

Jawaban: C. ibu hamil


Pelayanan Kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai standar adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien TB, pasien infeksi menular seksual
(IMS), waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan,
dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangannya dan diberikan di FKTP
(Puskesmas dan Jaringannya) dan FKTL baik pemerintah maupun swasta serta di
lapas/rutan narkotika.
GANGGUAN TIROID
GANGGUAN TIROID
Berdasarkan bentuk:
Difus: Pembesaran kelenjar merata
Nodul: benjolan seperti bola, dapat berupa tumor jinak/ganas

Berdasarkan kelainan fungsi:


Hipertiroid: Tirotoksisitas, kelebihan hormon tiroid
Hipotiroid: kekurangan atau berhentinya hormon tiroid
Eutiroid: bentuk kelenjar tidak normal, tapi fungsi normal
GANGGUAN
TIROID
TATALAKSANA
Kondisi Gejala Tatalaksana
Hipotiroid Kelemahan, bradikardi, mudah Levotiroksin, Liothironin
mengantuk, goiter,
metabolisme menurun
Hipertiroid 1= radioaktif iodin
Gugup, cemas, takikardi, tremor 2= antitiroid : methimazole,
(gejala tirotoksikosis), kelemahan PTU3= betabloker
otot, turun berat badan (tappering off) untuk gejala
tremor dan takikardi
4= kortikosteroid (tappering
off) untuk sindrom graves
5= surgery (tiroidoktomi)
Keterangan: ibu hamil aman menggunakan methimazol
Radioaktif iodin tatalaksana yang di prioritaskan untuk pasien dengan sindrom
graves dantoxic nodular goiter.
OBAT PENCERNAAN
Kondisi Gejala Tata Laksana
Asam lambung Rasa panas di Pengontrolan Asam Lambung
naik ke dada, 1st : antasida, H2 blocker dosis rendah
esofagus dan muntah/regurgita 2nd : supresi produk asam dengan h2 blocker/ PPI
menyebabkan si dan susah 3rd : pembedahan/ surgery
iritasi menelan Pengosongan lambung
Gunakan metoklopramid, Domperidone
Perlindungan mukosa
Gunakan sukralfat

Keterangan : Jika dalam rentang waktu 2 minggu gejala tidak berkurang segera ke dokter
Pilihan terapi kondisi pediatri : antasida (suspensi), ranitidin, sukralfat
Pilihan terapi kondisi hamil dan menyusui : antasida, ranitidin (perhatian untuk
menyusui), sukralfat
Dyspesia: sekumpulan gejala terkait GI
seperti rasa perih, mual, nyeri ulu hati, rasa panas, kembung dengan penyebab yang belum diketahui

Ulkus peptic: suatu keadaan dimana kondisi dyspepsia telah mengarah pada perlukaan jaringan lambung.
Patofisiologi ulkus peptic: peningkatan aktivitas dan sekrese asam dan pepsi serta penurunan ketahanan mukosa

Tatalaksana:
• Dyspepsia
Nyeri awal, karena telat makan, tidak kambuh, belum diterapi -> Antasida
Nyeri berlangsung lama, hilang timbul, sudah diterapi masih hilang muncul, karena tekanan
stress -> H2 Blocker
• Ulkus Peptik
Menetralisir asam, pada keadaan nyeri -> Antasida
Maintanance: H2 Blocker atau PPI menurunkan produksi Asam, memberikan kesempatan
penyembuhan
Perlindungan mukosa: sukralfat
ESO obat saluran Cerna:
• Simetidin: Ginekomasti, agranulositosis
• Ranitidine: Aritmia (IV)
• H2 Blocker: Diare, cemas
• PPI: Hipergastrin, resiko Ca gaster
• Bismuth: Ensefalopati, Ginjal
• Sukralfat: Konstipasi, Ginjal

Interaksi dan pemberian:


• Antasida diberikan paling awal
• Sukralfat tidak boleh bersamaan antasida, terjadi ikatan ion dari antasida
dengan komplek sukralfat
• Sukralfat butuh suasana asam untuk aktif
Kondisi Tatalaksana

Kondisi ringan Antasida/ Prometazin

Hipertensi, Gol.Antihistamin/antikolinergik(dimenhidrinat,difenhidramin,

glaukoma, asma skopolamin)

Vertigo/Motion sick Dimenhydrinate,Skopolamin

Pasca kemo/ Gol.Kortikosteroid(deksametason)+ondansetron

operasi
GERD/ tukak Lambung Gol.H2blocker(simetidin,ranitidin)

Diabetes Metoklopramid

Hamil Piridoksin (first line) Doxylamin, Dymenhydrinate Ondansetron (Pilihan akhir)

Anak Kortikosteroid/ondansetron/domperidon(suspensi)

Keterangan :
Obatmualdisesuaikan dengankondisidanpenyebabterjadinya
Gol. Antiemetik Mekanisme kerja Contoh Tipe muntah Aturan penggunaan ESO

Antagonis reseptor Blokade reseptor perifer 5-HT3 Ondansetron, Muntah akibat 30-60 menit sebelum Sakit kepala, rasa dingin,
5-HT3 pada syaraf aferen spinal granisetr sitostatika tindakan kemoterapi nyeri dada,takikardia
dan saraf vagus on,
palonose
tron
Antagonis reseptor Menghambat reseptor Metoklopramid, Muntah akibat 30 menit sebelum Ekstrapiramidal
dopamin dopaminergik di CTZ, Domperid obat makan (terutama pada
kerja meningkatkan tonus sfingter one, sitostatika, anak- anak)
sentral pada esofagus bagian bawah Droperido gangguan
dan meningkatkan motilitas l GERD
usus halus dan lambung
Antagonis reseptor Menghambat reseptor H1 dan Prometazin, Vestibula (mabuk Sedasi, mulut kering,
H1 histamin mengubah rangsangan difenhidra perjalanan) pusing, retensi urin,
vestibular ke pusat muntah min, gangguan
dimenhidri penglihatan
nat eksitasi, hipotensi
Antagonis reseptor Menghambat reseptor Hiosin (skopolamin) Mabuk perjalanan
muskarinik muskarinik

Antagonis reseptor Antagonisme reseptordopamin Domperidon Emesis pasca


dopamin (D2) operasi
Substansi P Antagonis reseptor Neurokinin 1 Aprepitant PONV/CINV Konstipasi
Antagonis
Kondisi Gejala Tatalaksana
Tanpa infeksi Tidak disertai gejala tambahan 1. Elektrolit
(demam, feses berlendir, dsb) 2. Absorban (attapulgit, norit, kaolin)
3. Demulgen (pektin)
4. Penghambat motilitas (loperamid,
difenoksilat)
Dengan infeksi Disertai gejala tambahan seperti Menggunakan antibiotik dan terapi simtomatik
demam, feses berlendir, dsb
Keterangan
• Tatalaksana diare pada anak : rehidrasi dengan oralit dan Zn (10-14 hari) (<6 bulan diberikan 10 mg. >6
bulan
diberikan 20 mg), pemberian ASI
• Terapi utama : penggantian cairan tubuh, untuk mencegah dehidrasi
• Loperamide 1st line obat antimotilitas pada pasien dewasa, namun tidak untuk digunakan pada kasus
bloody
diarrhea atau inflammatory diarrhea
• Bismuth subsalicylate dapat dijadikan alternatif loperamid untuk menurunkan gejala mual, nyeri perut dan
traveler dhiarrhea
• Kaolin-pektin EBMnya terbatas. Penyerapan tidak efektif
• Terapi diare karena infeksi, dapat ditambahkan terapi empiris antimikroba
• Untuk kasus diare kronis yang parah, dapat digunakan opiat (1st line) octreotide (2nd line, diare pada kondisi
DEFINISI KONSTIPASI
Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan
evakuasi tinja secara sempurna yang tercermin dari
berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja
lebih keras, lebih besar dan nyeri dibandingkan
sebelumnya serta pada perabaan perut teraba massa
tinja (skibala). Secara umum definisi konstipasi
menurut the North American Society for Pediatric
Gastroenterology and Nutrition (NASPHGAN) adalah
kesulitan atau keterlambatan melakukan defekasi
selama dua minggu atau lebih, dan mampu
GOLONGAN OBAT
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai