Jawaban:
1. Dalam pengobatan TB, tujuan pengobatan TB adalah:
1) Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas hidup.
2) Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk selanjutnya.
3) Mencegah terjadinya kekambuhan TB.
4) Menurunkan risiko penularan TB.
5) Mencegah terjadinya dan penularan TB resistan obat
Sedangkan prinsip pengobatan TB, mengacu pada Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang
adalah komponen terpenting dalam pengobatan TB. Pengobatan TB merupakan salah
satu upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut kuman TB.
Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip:
1) Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung
minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi.
2) Diberikan dalam dosis yang tepat.
3) Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas
Menelan Obat) sampai selesai pengobatan.
4) Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup, terbagi dalam dua (2)
tahap yaitu tahap awal serta tahap lanjutan, sebagai pengobatan yang adekuat
untuk mencegah kekambuhan
Tahapan pengobatan TB mencakup pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan dengan
maksud:
1) Tahap Awal:
Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap ini adalah
dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam
tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil kuman yang
mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan.
Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2
bulan. Pada umumnya dengan pengobatan secara teratur dan tanpa adanya
penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah pengobatan selama 2
minggu pertama.
2) Tahap Lanjutan:
Pengobatan tahap lanjutan bertujuan membunuh sisa sisa kuman yang masih
ada dalam tubuh, khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh
dan mencegah terjadinya kekambuhan
Sedangkan obat obatan pada TB adalah sebagai berikut: Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z), Streptomisin (S), dan Etambutol (E). Dosisnya adalah sebagai berikut:
Dosis Paduan OAT KDT Kategori 1 dan 3 : 2(HRZE)/4(HR)3
2. Kategori Pengobatan TB
Terdapat dua kategori pada pengobatan TB:
Kategori 1 : 2(RHZE)/4(RH)3. Diberikan untuk pasien TB paru kasus baru, yang
terkonfirmasi secara bakteriologis, klinis, maupun ekstraparu.
Kategori 2 : 2(RHZE)S/RHZE/5(RH)3E3. Diberikan untuk pasien BTA positif
yang pernah diobati sebelumnya, lalu: kambuh; gagal dengan OAT kategori 1;
atau diobati kembali setelah putus obat (lost to follow up).
Kategori Anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S)/4-10HR.
Paduan OAT untuk pasien TB Resistan Obat: terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu
Kanamisin, Kapreomisin, Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin, Moksifloksasin,
PAS, Bedaquilin, Clofazimin, Linezolid, Delamanid dan obat TB baru lainnya
serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid and etambutol.
Paduan ini diindikasikan untuk pasien yang diperkirakan tidak resistan terhadap
fluorokuinolon dan obat injeksi lini kedua berdasarkan riwayat pengobatan dan atau
hasil uji kepekaan obat baik molekuler maupun fenotipik. Pasien yang terbukti resistan
atau kemungkinan resistan terhadap FQ dan/atau obat injeksi lini kedua atau memiliki
kontraindikasi penggunaan paduan pengobatan 9 bulan akan diberikan paduan
pengobatan sesuai dengan tipe resistensinya. Pasien akan mendapatkan terapi selama
9–11 bulan, tergantung durasi fase intensif dan selanjutnya dimonitor selama minimal
12 bulan.
c. Paduan pengobatan TB RO individual
Sementara ini ketersediaan OAT grup-5 yaitu Bedaquilin, Linezolid dan Klofazimin
khusus diperuntukkan bagi:
5. Penggolongan kerja obat golongan 1: bakterisidal dan bakteriostatik
6. Cara Kerja TCM
GeneXpert MTB/RIF adalah suatu alat uji yang menggunakan catridge
berdasarkan Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) secara automatis untuk
mendeteksi kasus TB dan resistensi rifampisin. Sistem GeneXpret MTB/RIF adalah
sistem real-time PCR otomatis yang mendeteksi DNA kompleks MTB pada sputum
dengan hasil mikroskopis BTA positif dan negatif. Secara bersamaan mengidentifikasi
mutasi pada gen rpoB yang berhubungan dengan resistensi terhadap rifampicin.
Kelebihan dalam pemeriksaan dahak dengan alat GeneXpert yang mempunyai
kegunaan untuk mendeteksi pro B gen yang bertanggung jawab pada timbulnya sifat
resistensi MTB terhadap Rifampicin, dan untuk pemeriksaan spesimen sputum pasien
yang secara klinis didiagnosis tersangka TB. Cara kerja GeneXpert ini jauh lebih akurat
daripada metode konvensional dengan memeriksa sputum di bawah mikroskop karena
mesin GeneXpert langsung meneliti dan mengurai DNA bakteri dan menggunakan
ultrasonik untuk menghancurkan sel bakteri secara cepat.
Hasil uji diagnostik dengan GeneXpert untuk mendiagnosis TB paru BTA negatif
didapatkan sensitivitas 83.33%, spesifisitas 95.46%, nilai prediksi positif 93.75%, nilai
prediksi negatif 87.5%, akurasi 90% dan hasil uji kappa didapatkan 0.796. Disimpulkan
GeneXpert memiliki sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif
dan akurasi yang tinggi pada TB paru BTA negatif.