Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN ANTI STREPTOLISIN

O (ASO)
• ASTO (Anti Streptolisin O) merupakan antibodi yang sering digunakan
untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus.
• Lebih kurang 80 % penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik
akut menunjukkan kenaikkan titer ASO
• 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung reumatik didapatkan
peninggian atau lebih antibodi terhadap Streptococcus.
• Anti Streptolisin O (ASO) merupakan antibodi yang dibentuk akibat adanya streptolisin O yang
dihasilkan oleh bakteri Streptococcus beta hemolik.
• Kadar ASO yang meningkat (> 200 IU/ml) merupakan indikasi adanya infeksi bakteri misal pada
Rheumatoid Fever dan GNA (Glomerolus Nefritis Akut).
• Penentuan Titer ASO mempunyai interaksi imunologis antara organisme dengan eksoensim
Streptococcus.
• Hal ini tergantung dari umur penderita, daerah geografis dan frekuensi infeksi streptococcus.
• Kadar ASO pada orang dewasa < 200 IU/ml dan kadar ASO pada anak-anak pra sekolah <100
IU/ml.
• Struktur sel streptokokus terdiri dari kapsul asam
hialuronidat, dinding sel, fimbriae, dan membran
sitoplasma.
• Kapsul asam hialuronat diperlukan untuk resistensi
terhadap pagositosis dan perlekatan bakteri pada sel epitel.
• Dinding sel mengandung protein spesifik terdiri dari kelas
mayor yaitu protein M dan protein T serta kelas minor
yaitu protein F, protein R, dan M-like protein.
• Fimbriae pada permukaan dinding sel tersusun protein M
spesifik dan asam lipoteikoat (polifosfogliserol dan asam
lemak) yang memediasi adesi Streptococcus pyogenes ke
fibronektin pada sel epitel pejamu.
• Membran sitoplasma dibentuk dari lipoprotein
• Streptococcus merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk
coccus, tersusun seperti rantai.
• Bakteri ini memfermentasi karbohidrat, nonmotil, tidak membentuk
spora, dan bersifat katalase-negatif.
• Pada umumnya Streptococcus merupakan bakteri fakultatif anaerob
yang membutuhkan medium agar darah untuk berkembang biak
• Manusia termasuk salah satu mahluk yang paling rentan terhadap infeksi Streptokokus
dan tidak ada alat tubuh atau jaringan dalam tubuhnya yang betul-betul kebal.
• Kuman ini dapat menyebabkan penyakit epidemik seperti scarlet fever, erisipelas, radang
tenggorokan, febris purpuralis, rheumatic fever
• Streptococcus beta-hemolyticus Group A merupakan bakteri komensal pada tenggorokan
manusia.
• Prevalensi Streptococcus beta hemolyticus Group A di saluran nafas atas pada anak-anak
sekolah yang sehat adalah sebesar 10-35%, dan paling tinggi pada anak usia 3-15 tahun.
• Anti streptolisin O merupakan antibodi yang di bentuk oleh tubuh terhadap suatu enzim
proteolitik.
• Streptolisin O yang diproduksi oleh β-hemolitik Streptococcus A group A
• mempunyai aktivitas biologik merusak dinding sel darah merah serta mengakibakan terjadinya
hemolisis.
• racun sel yang berpotensi mempegaruhi banyak tipe sel termasuk netrofil, platelets dan organel sel,
menyebabkan respon imun dan penemuan antibodinya.

• Anti-Streptolisin O bisa digunakan secara klinis untuk menegaskan infeksi yang baru
saja.
• Penentuan tes ASTO di gunakan untuk membantu menegakkan diagnosa
penyakit demam rheumatic dan glomerulonefritis serta meramalkan
kemungkinan terjadinya kambuh pada kasus demam rhuematik.
• Pembagian spesies Streptococcus berdasarkan sifat hemolitiknya :
Hemolisa α
Kebanyakan terdiri dari kumpulan “viridans“ yaitu Streptococcus. hemolisis α tanpa
kapsul.
Hemolisa β
Paling penting sebab sebagian besar pathogen manusia.
Hemolisa γ
Beberapa Zat Antigen Yang Ditemukan Di Dalam Streptococcus :

• Antigen dinding sel spesifik-golongan


Terdapat dalam dinding sel pada banyak Streptococcus dan merupakan dasar penggolongan
serologik. Spesifik serologik dari karbohidrat spesifik golongan ditentukan oleh gula
amino.
• Protein M
Zat ini adalah faktor virulensi utama dari Streptococcus pyogenes golongan A. Protein ini
juga memudahkan perlekatan sel pada epitel-epitel inang. Protein ini nampak sebagai
bentuk yang mirip rambut pada dinding sel Streptococcus.
• Zat T
Antigen ini tidak mempunyai hubungan dengan virulensi Streptococcus. Zat ini diperoleh
dari Streptococcus melalui pencernaan proteolitik yang cepat merusak protin M. Zat ini
TOKSIN YANG DI HASILKAN OLEH STREPTOCOCCUS
1. Hemolisin
Zat beracun yang melewati saringan kuman ada 2 macam yaitu :
a. Streptolisin O, yang tidak tahan terhadap oksigen dan pemanasan,antigen kuat, penting dalam menentukan
virulensi.
b. Streptolisin S, tahan terhadap oksigen, tidak bersifat antigenic, terdiri dari serum lipoprotein tidak khas dan
mungkin bersifat nefrotoksik.

2. Toksin Enterogenik
Dapat melewati saringan dan tahan terhadap pemanasan.
Jika disuntikkan pada orang yang peka secara intradermal dalam dosis yang kecil akan
menyebabkan kemerahan pada kulit.
Pemberian dosis yang lebih basar akan kemerahan menyeluruh, demam dan kelesuan.Toksin ini
berkaitan dengan patogenesis demam skarlet.
TOKSIN YANG DI HASILKAN OLEH STREPTOCOCCUS

3. Streptokinase (Fibrinolisin)
Dibuat oleh sebagian besar jenis kelompok A, C dan G. Bersifat tahan pemanasan
dan antigenik. Dapat menyebabkan kehancuran gumpalan fibrin manusia dengan
mengaktifkan precursor plasma. Tampaknya fibrinolisin memiliki peran pada
infeksi Sterptococcus dengan memecahkan penghalang fibrin di sekeliling lesi dan
menyebarkan infeksi.
4.Deoksiribinuklease (Streptodornase)
Menyebabkan terjadinya depolimerisasi DNA. Zat ini menolong mencairkan nanah
kental. Ada 4 Streptodornase, A, B, C, dan D yang telah di temukan. Jenis O lebih
bersifat antigenic pada manusia.
TOKSIN YANG DI HASILKAN OLEH
STREPTOCOCCUS
5. Hialuronidase
Merupakan faktor penyebar yang ada pada filtrate biakan Streptococcus pyogenes. Zat ini memecahkan
asam hialuronat jaringan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penyebaran infeksi sepanjang rongga
antara sel.
6. Protease
Enzim intraselular yang di buat pada pH asam di dalam perbenihan yang di biakkan pada suhu 37º C.
Zat ini menghancurkan protein khas jenis M dan juga menghambat produksi fibrin dan hialuronidase.
Zat ini di buat di daerah peradangan. Kepentingan biologis dari enzim ini tidak diketahui dengan jelas.
7. Disfosfopirisin nukleotidase ( DPN ase )
Bersifat antigenic dan di netralkan secara khas oleh antibody yang ada di dalam serum konvalesent. Di
duga bersifat leukotoksik. Zat ini bekerja pada koenzim DPN dan melepaskan nikotinamida dari
molekul DPN.
PRINSIP DASAR PENETUAN ASO,
1. Netralisas/penghambat hemolisis
Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah,akan tetapi bila Streptolisin O tersebut di
campur lebih dahulu dengan serum penderita yang mengandung cukup anti streptolisin O sebelum di
tambahkan pada sel darah merah, maka streptolisin O tersebut akan di netralkan oleh ASO sehingga tidak
dapat menibulkan hemolisis lagi.
Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan di tambahkan sejumlah streptolisin O yang tetap
(Streptolisin O di awetkan dengan sodium thioglycolate).
Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis akan terjadi pada pengenceran serum di
mana kadar/titer dari ASO tidak cukup untuk menghambat hemolisis tidak terjadi pada pengencaran serum
yang mengandung titer ASO yang tinggi.
PRINSIP DASAR PENETUAN ASO,
2. Aglutinasi pasif

• Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat menyebabkan aglutinasi dengan ASO. Maka
Streptolisin O perlu di salutkan pada partikel-partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel lateks.
Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di tabahkan pada serum penderita
sehingga terjadi ikatan Streptolisin O – anti Strepolisin O (SO – ASO).

• Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa ASO yang tidak terikat oleh
Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari streptolisin O yang disalurkan pada partikel – partikel latex .

• Bila kadar ASO dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO bebas yang dapat
menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel – partikel latex.

• Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik ,sedangkan tes aglutinasi latex memiliki
sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml.
Prinsip
Terbentuknya aglutinasi sebagai hasil reaksi antara serum yang mengandung antibody
ASTO dengan suspensi latex yang mengandung partikel yang dilapis dengan streptolysin
O yang dimurnikan dan distabilkan.

Metode
Metode yang di gunakan dalam praktikum ini adalah aglutinasi pasif menggunakan
lateks (slide).
Alat
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah:
Slide test dasar hitam
Micropipet dan yellow tip
Pipet tetes
Batang pengaduk
Tabung reaksi
Rotator
Sentrifuge
Reagen
• Reagen ASTO lateks
• Reagen control positif ASTO
Cara Kerja
a. Kualitatif
1. Sample dan reagen Di biarkan pada suhu kamar.
2. Sample 50 μl Di ambil, ditaruh di slide berlatar belakang hitam.
3. Lateks di campur hingga homogen, kemudian ditaruh satu tetes ke dalam sample.
4. Di campur hingga homogen.
5. Di rotator pada kecepatan 100 rpm selama 2 menit.

b. Semi Kuantitatif
1. Hasil pemeriksaan positif dilanjutkan dengan pengenceran.
2. Diambil NaCl 0,85 % sebanyak 50 μl pada 6 tanda lingkaran slide.
3. Pada lingkaran pertama, di tambah 50 μl serum, lalu campur (2x)
4. Lalu ambil 50 μl, ditambahkan pada lingkaran kedua, lalu campur (4x)
5. Lalu ambil 50 μl, ditambahkan pada lingkaran ketiga, lalu campur (8x)
6. Lalu ambil 50 μl, ditambahkan pada lingkaran keempat, lalu campur (16x) dan seterusnya.
7. Masing-masing ditambah 1 tetes reagen lateks, di campur dan di rotator 100 rpm selama 2 menit.
INTERPRETASI HASIL
• Adapun interpretasi hasil yang dapat terjadi pada
pemeriksaan ini adalah: Positif (+) Negatif (-)
1. Control Positif ASTO berisi > 200 IU/ ml
2. Control Negatif ASTO berisi < 200 IU/ ml
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai