Anda di halaman 1dari 19

ASO LATEX TEST

KIT

Kelompok 4
 Rahayu Sukmini
 Rika Ferawaty
 Rosita Budiawanty

D III Teknologi Laboratorium Medik


TUJUAN

Kit uji lateks ASO digunakan untuk penentuan secara kualitatif dan semi
kuantitatif antibodi anti-streptolysin O (ASO) pada serum manusia.

PRINSIP

Tes ASO adalah salah satu prosedur (pemeriksaan) slide aglutinasi cepat.
Partikel lateks dilapisi dengan streptolysin O, yang bila dicampur dengan
sampel yang mengandung antibodi ASO menunjukkan pola aglutinasi.
MAKNA KLINIS

Titer serum yang meningkat (tinggi) dari ASO dihasilkan sebagai respons
terhadap infeksi bakteri oleh Streptococcus Beta-Haemolitik pada kelompok A, C
dan G.
Streptolysin O adalah protein ekstra seluler beracun dengan karakter enzimatik
dan sifat antigenik yang kuat. Penentuan antibodi ini untuk metabolit
streptococcus yang memberikan informasi berharga dalam penegakan diagnosis
demam Rheaumatoid, glomerulonefritis akut dan infeksi streptococcus.

PERINGATAN & PERHATIAN

Hanya untuk diagnosis in vitro, untuk penggunaan profesional saja


PERINGATAN KESEHATAN &
KESELAMATAN

 Semua sampel pasien dan reagen harus diperlakukan dianggap potensial


menular (berbahaya dan dapat menular) dan pengguna harus memakai
sarung tangan pelindung, pelindung mata dan jas laboratorium saat
melakukan tes (uji).
 Peralatan non disposable setelah digunakan harus disterilkan dengan metode
yang tepat.
 Peralatan sekali pakai harus diperlakukan sebagai limbah biohazard (limbah
berbahaya) dan diautoklaf atau diinsinerasi.
 Tumpahan bahan berpotensi menular harus diserap dan dibuang. Tempat
yang terkena tumpahan harus disterilkan dengan desinfektan atau alkohol
70%.
PERINGATAN KESEHATAN &
KESELAMATAN

 Jangan melakukan pemipetan dengan atau menggunakan mulut.


 Reagen kontrol mengandung serum manusia. Serum manusia yang
digunakan telah diuji dan terbukti negatif untuk HIV, HCV dan HbsAg.
 Meskipun demikian reagen harus diperlakukan sebagai berpotensi
menular dan tindakan pencegahan yang tepat harus dilakukan saat
penanganan dan pembuangan. Produk ini juga mengandung garam
penyangga berair termasuk sodium azide sebagai pengawet - lihat lembar
data keamanan bahan.
TAHAP ANALITIK

Hal yang harus dilakukan, yaitu:


1. Jangan memodifikasi atau mengganti prosedur.
2. Semua reagen harus siap digunakan. Jangan terlalu encer dan atau
memodifikasi reagen dengan cara apapun.
3. Biarkan semua sampel dan reagen mencapai suhu kamar (18 − 30℃)
sebelum digunakan.
4. Jangan mencampur reagen dari berbagai kemasan kit.
KOMPOSISI

Isi Kit Standar : mungkin berbeda tergantung format yang disediakan


1. Reagen Latex : cukup untuk 50/100 tes slide. Reagen latex harus
diguncang dengan baik sebelum digunakan untuk memastikan
homogenitas.
2. Kontrol Positif : serum ini adalah serum manusia positif ASO. Serum ini
siap untuk digunakan dan akan memberikan hasil positif saat dilakukan
tes dengan reagen ASO latex.
3. Kontrol Negatif : kontrol ini adalah serum kontrol negatif ASO. Reagen
ini siap untuk digunakan dan akan memberikan hasil negatif saat
dilakukan tes dengan reagen ASO latex.
4. Pipet/Pengaduk/Slide aglutinasi yang dapat digunakan kembali.
5. Pack insert.
PENYIMPANAN

 Simpan reagen tegak lurus pada suhu 2 − 8℃


 JANGAN MEMBEKUKAN REAGEN LATEX
 Jangann menggunakan reagen setelah tanggal kadaluwarsa
 Buang reagen jika terkontaminasi atau tidak menunjukkan reaksi yang
benar dengan kontrol
 SEMUA REAGEN HARUS SIAP DIGUNAKAN
BAHAN & ALAT YANG DIBUTUHKAN PERSIAPAN SPESIMEN &
TETAPI TIDAK TERSEDIA SAMPEL

 Tabung reaksi kaca atau plastik Gunakan serum segar yang


ukuran kecil diperoleh dengan sentrifugasi
 Pipet Serologi (50 dan 100 µL) gumpalan darah (darah tanpa anti-
 Larutan Buffer koagulan). Sampel dapat disimpan
pada suhu 2 − 8℃ selama 48 jam
 Rotator sebelum melakukan tes. Untuk
 Timer jangka waktu yang lebih lama serum
harus dibekukan. Serum haematik,
lipaemik, atau terkontaminasi harus
dibuang.
PROSEDUR KERJA

METODE KUALITATIF
1. Biarkan setiap komponen mencapai suhu kamar.
2. Goyangkan dengan lembut reagen latex untuk menyebarkan partikel.
3. Tempatkan 1 tetes serum yang tidak diencerkan pada lingkaran slide uji.
4. Tambahkan 1 tetes reagen latex di samping serum.
5. Ratakan reagen dan sampel serum ke seluruh area lingkaran uji
menggunakan pengaduk berbeda untuk setiap sampel.
6. Perlahan miringkan slide uji ke belakang dan ke depan kira-kira setiap dua
detik selama dua menit. Kontrol positif dan negatif harus disertakan
secara berkala. Keduanyasudah siap digunakan dan tidak memerlukan
pengenceran lebih lanjut. Di akhir tes, bilas slide uji dengan air suling dan
keringkan. Tindakan pencegahan normal laboratorium harus dijaga ketika
penanganan sampel pasien.
PROSEDUR KERJA

METODE SEMI KUANTITATIF


Uji semi kuantitatif dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti uji
kuantitatif menggunakan pengenceran serum dengan garam, garam buffer
fosfat, atau garam glisin, sebagai berikut:
METODE SEMI KUANTITATIF

Pengenceran 1/2 1/4 1/8 1/16


Sampel 100 µL
(serum)
Buffer 100 µL 100 µL 100 µL 100 µL
 100 µL
 100 µL
 100 µL
Volume 50 µL 50 µL 50 µL 50 µL
sampel
200 x No. 200 x 2 200 x 4 200 x 8 200 x 16
Pengenceran
I.U./ml 400 800 1600 3200

Nilai normal: Dewasa < 200 I.U./ml


PERHITUNGAN

Dalam uji semi kuantitatif, titer dinyatakan sebagai timbal balik dari
pengenceran tertinggi yang menunjukkan aglutinasi makroskopik : misal jika
ini terjadi pada pengenceran ketiga, titernya adalah 1600.

INTERPRETASI HASIL

 Aglutinasi : indikasi ASO dalam sampel sama atau > 200 I.U./mL.
 Tidak ada Aglutinasi : indikasi ASO dalam sampel < 200 I.U./mL.
 Hasil Positif : dapat menjadi indikasi adanya infeksi Stertococcus akut, di
mana tes harus diulangi pada interval mingguan untuk mengetahui
perkembangan infeksi.
NILAI YANG DIHARAPKAN

 95% orang dewasa sehat memiliki titer ASO < 200 I.U./mL
 Remaja mungkin memiliki titer ASO setinggi 250 I.U./mL
 Penentuan ASO tunggal tidak memberikan banyak informasi tentang
keadaan sebenarnya dari penyakit. Titrasi pada interval 2 minggu selama 4
atau 6 minggu dianjurkan untuk mengikuti evolusi (perkembangan)
penyakit. Diagnosis klinis tiak boleh dilakukan pada temuan hasil tes
tunggal, namun harus mengintegrasikan data klinisi dan laboratorium.
KARAKTERISTIK KINERJA

 Sensitivitas analitik: 200 (+50) IU/mL.


 Efek prozone: tidak ada efek prozone yang terdeteksi sampai 1500 IU/mL.
 Sensitivitas diagnostik: 98%.
 Kekhususan diagnostik: 97%.

PEMBATASAN METODE

Hasil positif palsu dapat diperoleh pada kondisi seperti periode awal dan akut
rheumatoid arthritis, demam berdarah, tonsillitis, beberapa infeksi Streptococcus
dan kesehatan pembawa.
Infeksi dini dan anak-anak dari 6 bulan sampai 2 tahun mungkin dapat
menyebabkan hasil negatif palsu.
SUBSTANSI PENGGANGGU

Hemoglobin (<10 g/L), Bilirubin (<20 mg/dL), Lipemia (<10 g/L) tidak
menganggu hasil tes. Zat lain yang tidak teruji mungkin dapat mengganggu
hasil tes.v

CATATAN

 Sensitivitas tes dapat berkurang pada suhu rendah.


 Keterlambatan dalam pembacaan hasil dapat menyebabkan penilaian akhir
titer dan antibodi.
 Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan metode lainnya di pasaran.
 Kontaminasi kontrol, reagen atau spesimen dapat menyebabkan hasil yang
salah.
 Jejak detergen pada kartu uji dapat menyebabkan hasil yang salah. Cuci dan
bilaslah kartu uji hanya dalam air suling (aquadest) dan biarkan mengering
di udara. Jangan gunakan jenis pelarut apapun.
PEMANTAUAN MUTU INTERNAL

Kontrol sera harus digunakan setiap hari untuk memverifikasi hasil tes.
Standar internasional tersedia secara komersial.

Anda mungkin juga menyukai