Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN IMUNOSEROLOGI

“PEMERIKSAAN ANTI STREPTOLISIN O (ASTO)”

OLEH

KELOMPOK 3

Ni Kadek Meiriana Sari P07134015020

Dyah Devianti P07134015032

Putu Amrita Paramahita P07134014056

Komang Dinda Rahayu Cahyaningtias P07134014057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
I. DASAR TEORI

Pemeriksaan anti streptolisin O merupakan suatu uji laboratorium


(rapid) untuk menentukan ada atau tidaknya antibodi streptolisin O dalam
serum baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Anti streptolisin O
merupakan antibody terhadap antigen streptolisin O yang dihasilkan oleh
bakteri streptokokus β hemolitikus grup A. Kuman ini sering didapatkan
pada tonsillitis kronis. streptolisin O ini marupakan salah satu eksotoksin
yang dilepaskan oleh bakteri yang merangsang pembentukan antibodi
streptolisin O Anti streptolisin titer O (ASTO) merupakan tes darah yang
dilakukan untuk mengukur antibodi terhadap streptolisin O yang
dihasilkan oleh bakteri streptokokus. Kadar ASTO lebih dari 160 – 200
todd/ unit dianggap sangat tinggi dan menunjukan adanya infeksi
streptokokus yang baru terjadi atau sedang terjadi atau adanya kadar
antibodi yang tinggi akibat respon imun yang berlebihan terhadap pajanan
sebelumnya. (Matthew, 2007. Jawetz .2008).

Anti-streptolisin O (ASO) adalah respon antibodi yang paling sering


diperiksa dalam tes serologi untuk mengkonfirmasi infeksi streptokokus
dan membantu dalam diagnosis demam rematik (Cunningham, 2000).
ASO tetap menjadi berguna dalam diagnosis infeksi streptokokus dan
komplikasinya, pemeriksaan tindak lanjut, serta dalam mengevaluasi
efektivitas pengobatan (Periwal, et al, 2006;. Danchin dan Kelpie, 2007).

Tes ASO adalah suspensi buffer stabil dari partikel lateks polistirena
yang telah dilapisi dengan streptolisin O. Ketika reagen latex dicampur
dengan serum yang mengandung ASO, aglutinasi akan terjadi. Sensitivitas
reagen latex telah disesuaikan untuk menghasilkan aglutinasi ketika
tingkat ASO lebih besar dari 200 IU / ml. Tingkat tersebut menjadi
indikasi penyakit dengan studi epidemiologi dan klinis (Ella, 2015).

Sebaiknya serum yang digunakan adalah serum dari darah yang


segar, dan tidak boleh menunjukan adanya fibrin. Pada suhu 2-8o C masih
dapat stabil selama 48 jam dan jika ditunda dalam waktu yang lama
sebaiknya disimpan pada suhu -20o (Ilker Uc¸kay, 2009).
Sebuah tes positif ditunjukkan dengan adanya aglutinasi dalam
sampel serum, dalam waktu 2 menit dari menambahkan reagen lateks.
Sensitivitas lateks reagen telah disesuaikan untuk menghasilkan aglutinasi
ketika tingkat ASO lebih besar dari 200 IU / ml (Sharma, 2016).

II. TUJUAN DIAGNOSIS DAN TUJUAN KLINIS

Anti-streptolisin O (ASO) adalah respon antibodi yang paling sering


diperiksa dalam tes serologi untuk menentukan adanya antibodi ASO di
dalam serum dan mengkonfirmasi infeksi streptokokus, juga membantu
dalam diagnosis demam rematik (Ella, 2015).

III. PRINSIP

Berdasarkan reaksi aglutinasi antara Streptolisin O sebagai antigen


yang terikat pada partikel latex polisterene dengan Anti Streptolisin O
(ASO) yang terdapat dalam serum sebagai antibody.

IV. METODE

Metode yang digunakan adalah metode rapid test agglutination

V. PRA ANALITIK

 Kesiapan Pasien
Pasien tidak memerlukan persiapan khusus
 Sampel Yang Digunakan
Digunakan sampel serum yang jelas atau plasma Heparin
 Syarat Sampel
1. Jangan gunakan EDTA atau Citrate plasma.
2. Hindari sampel lipemic, icteric atau hemolyzed yang terlalu banyak.
Sampel berwarna akan mengganggu warna reaksi dan berakibat pada
3. Sampel serum harus disimpan pada suhu 2 - 8 ° C atau beku (≤-18 °
C), jika tidak segera digunakan

VI. ALAT DAN BAHAN

a. Alat
1. Mikropipet 100 µL
2. Mikropipet 50 µL
3. Tip
4. Petak slide warna hitam
5. Tabung serologi
6. Tusuk gigi

b. Bahan
1. Sampel serum
Bila sampel serum tidak diperiksa dalam waktu 24 jam sampel
serum dapat disimpan dalam pendingin bersuhu 2 - 8°C dalam
waktu 48 jam dan pada suhu -20°C.
2. ASO Latex Test Kit
Reagen yang digunakan merupakan reagen yang dibuat oleh pabrik
Plasmatec. Reagen merk ini dapat disimpan pada pendingin yang
memiliki suhu 2 - 8°C. Adapun komponen dari kit ini antara lain :
- Reagen Latex ASO
- Kontrol Positif ASO
- Kontrol Negatif ASO
- Test Slide
- Pengaduk
- Lembar cara kerja/prosedur test
3. Larutan Buffer Saline
Pada praktikum larutan buffer saline yang digunakan pada
pengenceran dalam prosedur kerja uji semi kuantitatif adalah
larutan NaCl dengan konsentrasi 0,9%.

VII. PROSEDUR KERJA

a. Uji Kualitatif
1. Alat dan bahan yang akan digunakan dibiarkan pada suhu
ruang.
2. Sampel serum dipipet sebanyak 50 µL dan dimasukkan pada
petak slide.
3. Dimasukkan reagen latex 1 tetes disamping sampel.
4. Diaduk selama 5 detik dan digoyangkan selama 2 menit.
5. Diamati hasilnya dan dibandingkan dengan kontrol positif dan
kontrol negatif.

b. Uji Semi Kuantitatif

Pengenceran 1/2 1/4 1/8


Serum 100µL
Buffer Saline 100µL 100µL 100µL
→ 100µL
→ 100µL

Volume sampel 50µL 50µL 50µL
200x titer 200x2 200x4 200x8
Iu/µL 400 800 1600

- Setelah dibuat pengenceran, letakkan sampel sebanyak 50µL dari


masing-masing pengenceran pada petak slide.
- Pada campuran 1 diteteskan reagen ASO latex. Jika hasil positif
maka diteteskan reagen ASO latex ke campuran 2, 3, dan 4.
- Diamati hasil positif pada pengenceran tertinggi dan tentukan
titernya.
VIII. NTEPRETASI HASIL

 Hasil Positif = Bila terjadi aglutinasi yang


menunjukkan tingkat ASO ≥ 200 IU/ml

 Hasil Negatif = Tidak terjadi aglutinasi < 200


IU/ml yang menunjukkan tingkat ASO

IX. DAPUS

Matthew, 2007. Jawetz .2008. THE USE OF ALFALFA ROOT


INSTEAD OF STREPTOLYSIN O IN ASO DIAGNOSTIC TEST.
Department of Microbiology, School of allied medicine, Iran
University of Medical Sciences, Tehran, Iran.

Ilker Uc¸kay, Tristan Ferry, 2009. USE OF SERUM


ANTISTREPTOLYSIN O TITERS IN THE MICROBIAL
DIAGNOSIS OF ORTHOPEDIC INFECTIONS. Service of
Infectious Diseases, University Hospital of Geneva, Geneva,
Switzerland.

Ella, 2015. ANTI -STREPTOLYSIN O TITRE IN COMPARISM TO


POSITIVE BLOOD CULTURE IN DETERMINING THE
PREVALENCE OF GROUP A STREPTOCOCCUS INFECTION
IN SELECTED PATIENTS IN ZARIA, NIGERIA.

Periwal KL, Gupta BK, Panwar RB, Khatri PC, Raja S. and Gupta R.
(2007). Prevalence of rheumatic heart disease in school children in
Bikaner: an echocardiographic study. Assoc Physicians India.
54:279-82.

Sharma, Aakanksha., dkk. 2016. SEROPREVALENCE OF


ANTISTREPTOLYSIN O ANTIBODIES IN A TERTIARY
HEALTH CARE CENTRE IN HARYANA, INDIA: a three year
retrospective study Department of Microbiology, PGIMS, Rohtak,
Haryana, India.

Anda mungkin juga menyukai