Anda di halaman 1dari 7

Laporan

Imunoserologi I

Judul Praktikum : Pemeriksaan Aso dengan Metode Kualitatif


Hari / Tanggal : Rabu 16 Oktober 2019
Nama Praktikan : Muh Yusril
Nim : PO714203181017
Nama Dosen :
1. H. Kalma, S.pd.,M.si
2. Yaumil Fachi Tandjungbulu, S.ST.,M.Kes
3. Nurdin, S.Si., M.Kes
4. Alfin Resya Virgiawan, S.ST., M.Si
A. Tujuan Praktikum

Untuk menentukan Anti-SLO dalam serum secara vitro

B. Metode Pemeriksaan

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan semikuantitatif


C. Prinsip Pemeriksaan

Reagen AS Direct Lateks adalah sebuah suspensi partikel latex


pilystirene yang telah disensitiasi dengan streptolisin-O. Ketika reagen
dicampur dengan serum yang mengandung Antibodi Anti-streptolisin-O, terjadi
sebuah reaksi Ag=Ab yang dapat dilihat secara visual karena timbulnya
aglutinasi
D. Dasar teori
Pemeriksaan ASTO adalah tata cara pemeriksaan laboratorium
untuk menentukan kadar Anti streptolisin O secara kualitatif / semi
kuantitatif. ASTO ( anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling
dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi
streptococcus. Penyakit demam rematik diawali dengan infeksi bakteri
Streptococcus beta-hemolyticus golongan A pada kerongkoAntibodi yang

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (PEMERIKSAAN ASO) 29


dihasilkan akan mengikat kuman Streptococcus dan membentuk suatu
kompleks imun dan akan menyebar ke seluruh tubuh, terutama ke jantung,
sendi, dan susunan saraf. Antibodi yang dihasilkan akan mengikat kuman
Streptococcus dan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar ke
seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf. (Agnes Sri
Harti, Dyah Yuliana, 2007).
Titer anti Streptolisin O (ASO/ASTO) merupakan pemeriksaan
diagnostik standar untuk demam rheumatik, sebagai salah satu bukti yang
mendukung adanya infeksi Streptococcus .Titer ASTO di anggap meningkat
apabila mencapai 250 unit Tood pada orang dewasa atau 333 unit Todd pada
anak-anak diatas usia5 tahun, dan dapat dijumpai pada sekitar 70 % sampai 80
% kasus “demam rheumatik akut “.Sebagian besar dari strain-strain serologik
dari Streptococcus Group A menghasilkan dua enzim hemolitik yaitu
Streptolisin O dan S.Di dalam tubuh penderita, Streptolisin O akan merangsang
pembentukan antibodi yang spesifik yaitu anti streptolisin O (ASTO)
sedangkan yang dibentuk Streptolisin S tidak spesifik. (Aletaha D, dkk. 2010).
Level yang dapat dideteksi dari 200 IU/ml antibodi ASO biasanya
dipandang sebagai batas atas yang normal karena kurang 15 – 20% dari
orang-orang sehat menunjukkan titer yang lebih tinggi dari 200 IU/ml saat
serum mereka diujikan. Dalam kasus bayi-bayi yang baru dilahirkan pada
awalnya mereka memiliki titer di atas level di atas ibunya karena IgG yang
didapat saat kelahiran, namun level ini akan menurun drastis selama
mingguminggu awal sejak kelahiran. (Agnes Sri Harti, Dyah Yuliana, 2007).
Level ASO normal pada balita biasnya kurang dari 100 IU/ml namun
level ini meningkat seiring dengan usia, meningkat saat usia sekolah dan
menurun saat usia dewasa. Peningkatan titer ASO umumnya terjadi pada 1 –
4 minggu setelah permulaan infeksi denganβ-hemolytic streptococci Group
A. Saat infeksi mulai menghilang, titer akan menurun dan kembali ke level
normal dalam 6 bulan. Jika titer tidak menurun, mungkin ada infeksi kronis
yang muncul kembali. (Agnes Sri Harti, Dyah Yuliana, 2007).

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (PEMERIKSAAN ASO) 30


Titer ASO yang telah ditinggikan bisa diasosiasikan dengan ankylosing
spondylitis glomerulonephritis , scarlet fever, dan tonsillitis.Level ASO yang
ditinggikan umumnya tidak ditemukan dalam serum pasien dengan arthritis
reumatik kecuali dalam kasus yang akut. Level ASO dalam kadar yang
sangat rendah juga diobservasi dalam sampel darah dari pasien
denan nephritic syndromr dan pada sindrom kekurangan antibodi. (Aletaha
D, dkk. 2010).

E. Alat dan Bahan

• Alat :

1. Black Slide Test


2. Mikropipet 50µl
3. Yellow tip
4. Timer/stopwatch
5. Batang pengaduk disposible
• Bahan :

1. Sampel serum

2. Tissus

3. Kontrol serum posifik

4. Kontrol serum negative

5. Reagen latex

F. Prosedur kerja

 Semi Kuantitatif
1. Semua alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan.
2. Reagen dan sampel serum dikondisikan pada suhu ruang.
3. Reagen ASO latex dihomogenkan
4. Reagen ASO latex ditambahkan sebanyak satu tetes pada lingkaran
slide test menggunakan pipet yang tersedia (lingkaran 1- 3)

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (PEMERIKSAAN ASO) 31


5. Sebanyak satu tetes control serum positif, control srum negative,
dan sample serum diteteskan secara berurutan pada lingkaran slide
test.
6. Serum dan reagen dihomogenkan.
7. Slide test digoyangkan selama 2 menit. Interpretasi hasil segera
setelah 2 menit.
8. Agglutinin yang berlebihan terbentuk diinterpretasikan,
dibandingkan terhadap control serum positif dan negative.
9. Hasil aglutinasi yang positif ( hasil positif ) dilanjutkan pada
pemeriksan semi-kuantitatif untuk mengetahui kadar ASO dalam
sampel serum yang diuji.
10. Pada akhir pengerjaan metode kualitatif, slide test terbilas dengan
air suling, dikeringkan lalu disimpan.

G. Interpretasi Hasil

 Metode Semikuantitatif
No. Pengenceran Titer IU/mL

1. ½ 400

2. ¼ 800

3. 1/8 1,600

Nilai normal : dewasa 200 IU/mL

Jika terjadi aglutinasi mengindikasikan bahwa serum sampel terdapat


kadar ASO melebihi dari 200 IU/mL
H. Hasil

• Identitas sampel :

Nama :Nurul Syafika

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : perempuan

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (PEMERIKSAAN ASO) 32


Jenis sampel : Serum

• Hasil pemeriksaan
Jenis pemeriksaan : Deteksi Antistreptolisin-O (ASO)

Hasil : Negatif ( tidak terjadi aglutinasi)


 Gambar

I. Pembahasan

Pada pratikum kali ini dilakukan pemeriksaan ASO menggunakan


metode tes aglutinasi. Reagen AS Direct Lateks adalah sebuah suspensi
partikel latex pilystirene yang telah disensitiasi dengan streptolisin-O.
Ketika reagen dicampur dengan serum yang mengandung Antibodi Anti-
streptolisin-O, terjadi sebuah reaksi Ag=Ab yang dapat dilihat secara visual
karena timbulnya aglutinasi

Reagen ASO lateks termasuk dalam metode yang sensitive dan


telah terstandarisasi, dibuat dengan fraksi IgG manusia yang telah
dimurnikan dan lateks polystyrene yang telah diseleksi. Ketika reagen yang
tercampur dengan serum yang mengandung Antistreptolisin-O pada level
lebih dari 200 IU/ml maka terjadi aglutinasi. Keberadaan atau ketiadaan
aglutinasi yang tampak mengindikasikan keberadaan atau ketiadaan
Antistreptolisin-O dalam sampel yang diuji.

Pemeriksaan dengan metode ini menggunakan agglutination slide


test menggunakan latar hitam. Sedangkan sampel yang digunakan berupa
sampel serum. Dalam pemeriksaan Antistreptolisin-O dengan menggunakan

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (PEMERIKSAAN ASO) 33


aglutinasi tes dilakukan dengan dua tahap, yaitu uji kualitatif dan uji semi
kuantitatif.

Uji kualitatif merupakan uji skrining atau tahap awal yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya Antistreptolisin-O. Apabila didaptkan hasil
yang negatif maka pemeriksaan dihentikan. Namun apabila hasil
menunjukkan hasil positif maka pemeriksaan dilanjutkan ke uji semi
kuantitatif. Uji semi kuantitatif dilakukan untuk mengetahui titer atau kadar
ASO yang terkandung dalam sampel serum dengan teknik pengenceran
mulai dari ½, ¼, 1/8, 1/16.

Pada uji kualitatif dilakukan dengan menggunakan ASO Lateks


yang diteteskan pada slide card hitam. Serum yang sudah dikondisikan
sebelumnya diteteskan pada slide card hitam yang berisi ASO lateks, namun
jangan sampai kedua cairan tersebut (ASO lateks dan serum) tercampur
karena dapat bereaksi lebih dahulu dan dipastikan kedua cairan terpisah.
Kemudian ASO lateks dan serum yang sudah diteteskan terpisah diaduk
secara perlahan. Slide card hitam lalu digoyangkan selama 2 menit secara
perlahan agar ASO lateks dan serum bereaksi secacara sempurna dan merata
diseluruh sisi. Jika sudah perhatikan reaksi yang terjadi, hasil positif
ditandai dengan adanya aglutinasi, jika hasil negatif ditandai dengan tidak
adanya aglutinasi.

J. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil pemeriksaan ASO


dengan metode kualitatif pada responden (pasien) atas nama Nurul Syafika
(18 tahun, perempuan) diperoleh hasil negatif (tidak terjadi aglutinasi).
maka dari itu, kadar Antistreptolisin_O dari pasien yaitu normal < 200
IU/mL.

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (PEMERIKSAAN ASO) 34


K. Daftar Pustaka

Agnes Sri Harti, Dyah Yuliana Pemeriksaan Rheumatoid Faktor Pada


Penderita Tersangka Rheumatoid Arthritis. Jurnal STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Aletaha D, Neogi T, Silman A J, Funovits J, Felson DT, Bingham CO,
Rheumatoid Arthritis Classification Criteria. American College of
Rheumatology.
Arthritis Rheum. 2010;62(9): J Indon Med Assoc, Jusak Nugraha, dkk
Diagnostic Value of Anti-Mutated Citrullinate Vimentin and
Rheumatoid Factor

Immunochromatographic Method in Early Rheumatoid Arthritis Patients.


Artikel

Penelitian. Dep.Clinical Pathology, Medical Faculty Airlangga


University/Dr. Soetomo Hospital, Surabaya Kushariyadi Asuhan
Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika : Jakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I (PEMERIKSAAN ASO) 35

Anda mungkin juga menyukai