Anda di halaman 1dari 24

Imuno-Serologi

Macam – macam metode imunoserologi


(AGLUTINASI)
Kelompok 11
Dinda Andini Febrianti P
Rizki Septia
Dona Haryana
Fadhil Nadrian Hanif
Pengertian Imuno Serologi

Imunologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sel dan


molekul yang terlibat dalam mekanisme pertahanan inang serta proses
terganggunya mekanisme tersebut hingga menyebabkan penyakit (Nankervis et
al,2012). Ilmu ini dijadikan dasar berbagai pemeriksaan di laboratorium.
Sebelum memahami berbagai metode pemeriksaan yang berbasis imunologi
diperlukan pemahaman mengenai antigen dan antibodi.
Metode Pemeriksaan Imuno Serologi
Immunoassay
Immunoassay berasal dari dua suku kata, yaitu immuno dan assay. Kata immuno
memiliki arti respon imun yang menyebabkan tubuh menghasilkan antibodi
sedangkan kata assay artinya metode pengujian. Berdasarkan gabungan dua kata
tersebut maka immunoassay diartikan sebagai metode pengujian keberadaan
antigen atau antibodi yang memanfaatkan interaksi antara antibodi dengan
antigen (Murphy, 2012). Immunoassay terdiri dari banyak jenis, seperti RIA, IFA, fiksasi
komplemen, presipitasi, aglutinasi, imunokromatografi, ELISA, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Immunoassay
Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi immunoassay terbagi menjadi dua, yaitu reaksi primer
dan sekunder.
Jenis-jenis immunoassay yang termasuk dalam reaksi primer:
• Radioimmunoassay (RIA)
• Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
• Immunofluorescence Assays (IFA)
Jenis-jenis immunoassay yang termasuk dalam reaksi sekunder:
• Aglutinasi
• PresipitasI
• Fiksasi Komplemen
Aglutinasi
Reaksi aglutinasi dapat terjadi antara antigen yang terlarut (soluble)
dengan antibodi yang tidak terlarut (insoluble) atau sebaliknya. Antigen atau
antibodi dapat dibuat menjadi tidak terlarut dengan cara mengikatkannya pada
permukaan carier seperti partikel latex (Koivunen and Krogsrud, 2006). Penggumpalan
terjadi jika molekul antigen memiliki berbagai macam epitop yang menyebabkan ikatan
silang.
Reaksi Aglutinasi

Reaksi aglutinasi adalah reaksi antara antigen yang tidak larut dengan
antibody yang larut. Dapat juga antigen yang bereaksi adalah antigen larut,
tetapi diikat oleh suatu pembawa (carrier) yang tidak larut, misalnya: sel darah
merah, butiran latex dll.
Menurut sifat partikelnya aglutinasi dibagi menjadi 2 :
1. Aglutinasi langsung (Direct agglutination)
Antigen yang digunakan adalah antigen yang dalam bentuk aslinya berupa
partikel, misalnya suspensi bakteri.
2. Aglutinasi pasif (Indirect agglutination)
Antigen dilekatkan pada suatu pembawa (carrier) berupa partikel (partikel
inert), seperti: latex, gelatin, silikat dll., agar hasil reaksi dapat terlihat
dengan mata.
Aglutinasi pasif (Indirect agglutination)

Reaksi aglutinasi :
1. Uji Comb
Untuk membedakan ada tidaknya antibody dalam serum. Test Comb dibedakan menjadi 2 :
a. Indirect coombs test ( tidak langsung ) : untuk mencegah terjadinya ketidak cocokan
golongan darah dalam tranfusi.
b. Direct coombs test ( langsung ) : untuk mendiagnosis auto imun heolitic anemia.
2. Test Widal
Untuk mendiagnosis enyakit typhus yang disebabkan oleh kuman Salmonella thyposa.
3. Uji Kehamilan
Untuk mengetahui adanya hormon hcg yang diproduksi oleh trophoblast janin. Terdapat 2
metode yaitu :
a. Metode biologi : Menggunakan katak jantan buffo vulgris. HCG dapat merangsang
pengeluaran spermatozoa pada katak jantan sehingga katak jantan akan mengeluarkan
sperma dalam waktu 2 jam.
b. Metode Imunologi
- Metode aglutinasi direct : menggunakan satu reagen anti hcg lateks.
- Metode aglutinasi indirect : menggunakan dua reagen anti hcg.
4. Uji ASO / ASTO
ASO ( Anti Streptolisin O ) adalah antibody yang dibentuk oleh tubuh terhadap suatu
enzim proteolitik streptolisin O yang diproduksi oleh Streptococcus beta hemoliticus yang
mempunyai sifat sel darah serta menyebabkan hemolysis.
Macam – Macam Pemeriksaan Aglutinasi
1. UJI COMB
Direct Coombs Test
Direct Coombs test merupakan tes antibodi terhadap eritrosit secara langsung.
Normalnya, antibodi akan mengikat benda asing seperti bakteri dan virus dan
menghancurkannya sehingga menyebabkan destruksi eritrosit (hemolisis)
Tujuan : Untuk mendeteksi incomplete antibody yang melapisi eritrosit penderita in vivo
Cara :
• Eritrosit penderita dicuci dengan salin untuk menghilangkan globulin plasma
yang tidak bersifat antibodi spesifik
• Campur dengan serum Coombs tambahkan pada antibodi spesifik “incomplete“
yang diabsorbsi/melapisi eritrosit in vivo
Indirect Coombs Test
Tes ini dilakukan pada sampel dari bagian cair dari darah (serum). Tes ini akan mendeteksi
antibodi yang ada dalam aliran darah dan dapat mengikat eritrosit tertentu yang memicu
terjadinya masalah bila terjadi percampuran darah. Tes ini biasanya dilakukan untuk
menemukan antibodi pada darah donor atau resipien sebelum dilakukan transfusi.
Tujuan : Untuk mendeteksi incomplete antibody IgG incomplete yang terdapat didalam serum penderita
Cara :
• Eritrosit normal dari golongan darah yg sama atau gol darah O disuspensikan ke dalam
serum penderita dan diinkubasikan pada 370 C
• Sesudah dicuci dengan salin, tambahkan serum Coombs, disentrifus 1 menit pada 1000 rpm
agglutinasi berarti serum penderita mengandung antibodi tsb sehingga hasilnya positif.
2. REAKSI WIDAL
Untuk menentukan type penyakit typhus aglutinasi berupa suspensi salmonella +
serum penderita S.typhi H2O. H flagell , O badan bakteri. Badan suspensi eritrosit ,
suspensi kuman bentuk latek Bontenik dan paliserin.
Tujuan :
mendeteksi antibody terhadap salmonella typhus , parathyphi A,B,C
Prinsip :
Terjadi reaksi aglutinasi antara antigen salmonella dengan antibody spesifikasi yang
terdapat dalam serum penderita demam thypoid dan parathypoid.
Cara kerja :
1. Tiap lubang diisi dengan serum 20ul
2. Lalu isi dengan antigen 20ul
3. Goyang selama 1 menit
4. Baca hasil
Hasil : terjadi aglutinasi +
Tidak terjadi aglutinasi –
Bila + kwalitatif
1. Isi 4 lubang dengan NaCl 0,9% 20ul
2. Lubang no 1 isi serum lalu pindahkan ke lubang no2 s/d no 4
3. Lalu masukkan antigen tiap lubang , baca titer1/20, 1/40, 1/80, 1/160, 1/320.
3. PEMERIKSAAN RPR (Rapid Plasma Reagin)
Tujuan :
Mengetahui adanya antibody non Treponema (reagin) dalam serum sampel.
Prinsip :
Antibody reagin dalam serum penderita bereaksi dengan antigen reagin yang
mengandung mikropartikel karbon membentuk komplek yang dapat dilihat
berupa flokulasi.
Cara kerja : Bila + lanjutkan dengan pengenceran
1. 1 Tetes reagen antigen pada slide 1. Tiap lubang (kertas RPL) diisi dengan NaCl
2. + 1 tetes serum penderita 0,9%
2. Tambahkan serum pada lubang 1
3. Lalu di rotator selama 5-8’
3. Lalu pindahkan ke lubang no2 s/d no 10
4. Baca hasil
4. Tiap lubang di tambahkan 1 tetes antigen RPR
Hasil : 5. Lalu rotator selama 4-6’
+ terjadi flokulasi 6. Baca hasil dimana terjadi + yang paling lemah
– Tidak terjadi flokulasi Pengenceran slide
1/2, ¼, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, dst
4. PEMERIKSAAN TPHA (Treponema Palidum Haem Aglutinasi)
Tujuan :
Mendeteksi adanya antibody terhadap treponema palidum haem aglutinasi.
Prinsip :
Antibody treponema palidum dalam serum penderita bereaksi dengan
antigen treponema palidum yang melapisi sel darah merah membentuk
kompleks yang dapat dilihat berupa adanya haem aglutinasi.
Cara kerja :
1. Siapkan microplate:
A B C
2. Lubang pertama 1, 2, 3 diisi dengan diluent sebanyak 190ml
3. Lubang no 1. Isi serum 10ul
2. isi kontrol + 10ul
3. isi kontrol – 10ul
4. tabung no 1. Pindahkan 25ul ke tabung no 2-3
2. pindahkan 25ul ke tabung no 2-3
3. pindahkan 25ul ke tabung no 2-3
5. tambahkan kontrol sel pada tabung B ke bawah 25ul
6. tambahkan test sel pada tabung C ke bawah sebanyak 25ul,
7. kocok, tunggu 1 jam. Baca hasil
5. ASTO/ASO, ASL/ ANTI STREPTHOLISIN
Tujuan :
Untuk mendeteksi penyakit streptococcus yang patogen terutama antibody
dalam bentuk streptholisin O.
Prinsip :
Serum penderita + lateks yang sudah dicoated dengan anti streptholisin O
yang akan terjadi aglutinasi.
Cara kerja :
1. Teteskan 50ul serum pada lingkaran slide.
2. Tambahkan 50ul Ag ASO, homogenkan
3. Lalu gayang selama 1-2’.
4. Kemudian amati hasil reaksi.
Interprestasi hasil :
+ aglutinasi
– Tidak terjadi agutinasi
6. Hepatitis [Pemeriksaan RPHA (Reserve Passive Haem Aglutinasi)]
Tujuan :
Menentukan adanya antigen hepstitis B dalam serum penderita dengan menggunakan metode reserve passive
haem aglutinasi.
Cara keja :
Bila jumlah sampel banyak dianjurkan test skrening (kwalitatif)
A serum
B kontrol + seluruhnya diisi
C kontrol – dengan buffer 25ul

pada A1 tambahkan serum penderita 25ul, lalu pindahkan dari A1 s/d A4 ,begitu juga B dan C.
Lalu tambahkan RPHA sel sebanyak 50 ul pada semua tabung/12 tabung , lalu homogenkan dan diamkan
selama 1 jam pada suhu kamar.
Kemudian cek pada standar penilaian hasil hepatitis.
7. PEMERIKSAAN RF (Rheumatoid Faktor)
Tujuan :
Untuk mendeteksi adanya faktor Rheumatoid pada serum penderita.
Prinsip :
Partikel lateks dilapisi dengan gamma globulin manusia, kemudian
penambahan serum yang mengandung RF akan menghasilkan aglutinasi.
Cara kerja :
1. Teteskan 50 ul spesimen/serum pada lingkaran slide.
2. Tambahkan 50 ul Ag RF, homogenkan
3. Lalu goyang selama 2’.
4. Kemudian amati hasil reaksi.
Interprestasi hasil :
+ aglutinasi
– Tidak terjadi aglutinasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai