Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAKTERIOLOGI

PEMERIKSAAN TOTAL PLATE COUNT

DOSEN MATA KULIAH

Hj. Maria Tuntun Siregar, S.Pd., M.Biomed

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Putri Oman 5. Ela Safila Resti
2. Ega Maya Azeva 6. Jeni Herawati
3. Qonita Rizka H 7. Dewi Kumalasari
4. Rizki Septia 8. Ajeng Rizkia H. P

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2018 / 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini,
Alhamdulillah selesai tepat pada waktunya dan diberi judul “RUMPLE LEEDE”

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun,
selalu diharapkan untuk perbaikannya makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan
makalah ini terutama untuk Dosen Mata Kuliah Bakteriologi Ibu Hj. Maria Tuntun
Siregar S,Pd., M.Biomed
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Amin.

Bandar Lampung, 3 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

2.1 Pengertian dari Total Plate Count................................................ 4


2.2 Alat dan Bahan serta Cara Kerja Pemeriksaan Total Plate
Count ........................................................................................... 6
2.3 Cara Perhitungan Koloni Bakteri .............................................. 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan ................................................................................ 15


3.2 Saran .......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobia dapat dinggal dimana-mana atau yang kita kenal dengan
istilah kosmopolitan (tanah, air dan sebagai simbiosis dari organisme lain),
serta mikrobia bersifat mikroskopis, yang hanya bisa dilihat dengan
menggunakan mikroskop, salah satunya adalah bakteri. Mikrobia dapat
tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat di alam. Bakteri merupakan
makhluk hidup yang sering ditumbuhkan dalam medium untuk tujuan suatu
penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan mikrobia berbentuk koloni-koloni
yang sulit dihitung jumlah bakterinya. Setelah mempelajari bagaimana
menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentunya kita harus mengetahui kuantitas
dan kualitas dari bakteri tersebut. Kualitas suatu bakteri dapat diketahui dengan
melihat sifat-sifat bakteri baik yang menguntungkan maupun merugikan.
Sedangkan, untuk menentukan kuantitas bakteri dapat dengan berbagai cara
perhitungan jumlah bakteri, antara lain dengan cara perhitungan mikroskopis
langsung (direct microscopis count) dan metode hitungan tak langsung
(indirect count) yang menggunakan metode hitung pada cawan (spread plate
maupun pour plate).
Dalam percobaan kali ini akan dipraktikan cara penghitungan langsung
bakteri menggunakan mikroskop dengan metode counting chamber
(haemocytometer) dan cara penghitungan tak langsung bakteri menggunakan
teknik plate count dengan metode hitung pada spread plate pada medium NA.
Penghitungan jumlah bakteri biasanya bertujuan untuk mengetahui banyaknya
jumlah bakteri yang mungkin ada pada suatu bahan (khususnya bahan
makanan) yang disimpan dengan waktu tertentu sehingga kualitas bahan
tersebut dapat diketahui atau diketahui masa dimana bahan makanan tidak
boleh di konsumsi lagi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Total Plate Count?
2. Bagaimana cara kerja pemeriksaan Total Plate Count?
3. Bagaimana cara perhitungan Koloni Bakteri?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Total Plate Count.
2. Mengetahui cara kerja pemeriksaan Total Plate Count.
3. Mengetahui cara perhitungan Koloni Bakteri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Total Plate Count

Enumerasi bakteri adalah teknik perhitungan jumlah mikroba dalam


suatu media tanpa mengidentifikasi jenis mikroba (bakteri, jamur, yeast) yang
bertujuan untuk menentukan jumlah sel dari suatu kultur bakteri secara
kuantitatif (Jutono, 1980). Penetapan jumlah bakteri dilakukan dengan
menghitung jumlah sel bakteri yang mampu membentuk koloni di dalam media
biakan atau membentuk suspense dalam larutan biak (Dwidjoseputro, 1990).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan ini penting dilakukan
untuk mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses pengawetan
yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut (Fardiaz, 1993).

Menurut Jannasch dan Jones (1959), indek aktivitas dan nilai biomassa
mikroorganisme dapat ditunjukkan dengan mengetahui jumlah
mikroorganisme dalam perairan tersebut. Untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme dalam suatu perairan ada dua cara dasar yaitu:
a. Perhitungan mikroorganisme secara langsung (direct count)
b. Perhitungan bakteri secara tidak langsung (indirect count).

Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan


langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat
mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada saat
tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah
orgnisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus
memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan
secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain, adalah
dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau
tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan
perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam
pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu: perhitungan pada cawan petri (total
plate count/ TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), dan calorimeter (cara kekeruhan atau
turbidimetri) (Carrol, 1964).

Analisa kwantitatif makanan dan minuman secara bakteriologis dengan


metode ALT (Angka Lempeng Total) atau TPC (Total Plate Count) adalah
suatu cara menghitung jumlah kuman yang hidup secara langsung pada sampel
per ml jumlah kuman per gram. Angka Lempeng Total adalah perhitungan
jumlah bakteri yang tidak berdasarkan jens bakteri dengan ditentukan
berdasarkan penanaman sampel dalam jumlah dan pengenceran tertetntu ke
dalam media yang umum yaitu Plate Count Agar. (Aminah, Siti, 2019:7)

Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri dapat dilakukan


dengan menggunakan tiga metode yaitu metode penuangan, penyebaran dan
penetesan dalam cawan. Dalam metode penuangan, 1,0 ml contoh yang sudah
diencerkan dipindahkan ke dasar cawan petri dan dituangkan diatasnya 15 – 20
ml media agara yang telah didinginkan sampai 45-50̊C dan dicampur serata
mungkin. Setelah diiunkubasi, koloni yang tumbuh didalam agara atau
permukaannya dihitung (Buckle, 2009:50)

Setelah melalui masa inkubasi pada suhu 37̊C selama 2 x 24 jam


perhitungan koloni dilakukan pada lempengan agar tersebut. Perhitungan dapat
dilakukan secara manual dengan memberi tanda titik dengan spidol pada cawan
petri untuk koloni yang sudah dihitung atau dapat pula menggunakan colony
counter. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus pada
plate yang mengandung 30 -–300 koloni. (Soemarno, 2000:103)
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut:
1. Cawan yang dihitung atau dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni
antara 30-300 koloni
2. Satu koloni dihitung 1 koloni.
3. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
4. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
5. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2
koloni.
6. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidah
dihitung
7. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

Kelemahan metode Total Plate Count:

1. Jumlah sel yang terhitung adalah sel yang hidup, tetapi hasil
perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena
beberapa sel bisa tumbuh saling berdekatan dan bergabung
membentuk satu koloni
2. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan bahan dan
alat , serta waktu inkubasi relatif lama sampai koloni dapat dihitung.

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC)
adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar,
sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk
menentukan jumlah mikroorganisme.Dengan metode ini, kita dapat
menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis mikroba yang tumbuh
dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni
mikroba tersebut.

Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus


dikuasai.Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu
dilakukan pengenceran sampel menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari
pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam
sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme
secara spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.Pengenceran
memudahkan dalam perhitungan koloni (Fardiaz, 1993). Menurut Waluyo
(2005), tahapan pengenceran dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak
10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan
tersebut diambil sebanyak 1 ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis
sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari pengenceran 10-2 diambil lagi 1
ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis
sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai
pengenceran yang kita harapkan.

2.2 Alat dan Bahan serta Cara Kerja Pemeriksaan Total Plate Count
 Alat Dan Bahan
1. Alat
a. Cawan Petri
b. Tabung reaksi
c. Pipet volume 1 ml
d. Bunsen
e. Korek api
f. Incubator
g. Timbangan analitik
h. Mortar
i. Pinset

2. Bahan
a. Na-Fis
b. Sampel (ikan busuk)
c. PCA
 Prosedur Kerja
Secara keseluruhan, tahap pengenceran dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Teknik pengenceran Sampel

Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman


pada media lempeng agar. Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing
cawan diamati dan dihitung. Koloni merupakan sekumpulan
mikroorganisme yang memiliki kesamaan sifat seperti bentuk, susunan,
permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni
yang tumbuh di permukaan medium adalah sebagai berikut:

 Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun
ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
 Bentuk. Ada koloni yang bulat dan memanjang. Ada yang tepinya rata
dan tidak rata.
 Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan
medium, ada pula yang timbul diatas permukaan medium.
 Halus kasarnya pemukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada
yang permukaannya kasar dan tidak rata.
 Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat da nada
yang permukaannya suram.
 Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau
kekuningan.
 Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lender, ada yang keras dan
kering.

Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan


jumlah koloni bakteri antara 30-300. Perhitungan Total Plate Count
dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan
faktor pengencer.
Keuntungan dari metode TPC adalah dapat mengetahui jumlah
mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya
mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.
Adapun kelemahan dari metode TPC adalah:

 Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel


mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok
sel.
 Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang
sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat
tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan
oksigen selama masa inkubasi.
 Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di
seluruh permukaan media,sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini
akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.
 Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi
mikrobanya antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari
30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara
statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang
sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
 Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi
yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.

Uji Total Plate Count menggunakan media padat dengan hasil


akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung.
Sebelum diuji di media padat, sampel terlebih dahulu harus diencerkan.
Pengenceran sampel dilakukan terhadap sediaan yang akan
didentifikasi kemudian ditanam pada media lempeng agar. Jumlah
koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah
inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.Perhitungan dilakukan
terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.Total Plate
Countdinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengencer.

Teknik pengenceran sampel dilakukan pada metode


cawantuang (pour plate). Pada metode tuang, sejumlah sampel dari
hasil pengenceran sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam cawan petri,
kemudian ditambahkan media yang telah disterilkan sebanyak 15-20
ml. Kemudian cawan petri digoyang agar media dan sampel tercampur
rata dan biarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri
tidak hanya pada permukaan media yang kaya oksigen, tetapi ada pula
yang tumbuh didalam media yang tidak begitu banyak mengandung
oksigen. Secara keseluruhan tahap dalam metode cawan tuang (pour
plate) ini dijelaskan pada gambar berikut.
Proses inokulasi bakteri, penuangan media dan penghomogenan larutan

2.3 Cara Perhitungan Koloni Bakteri

Untuk melaporkan analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut


“Standard Plate Count” yang menjelaskam cara menghitung koloni pada cawan
serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalam suatu
contoh. Cara menghitung koloni pada cawan harus memperhatikan hal-hal
berikut ini :

 Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni
antara 25 sampai 250.
 Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan
koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung
sebagai satu koloni.
 Suatu deretan atau rantai koloni yang terlihat seperti suatu garis tebal
dihitung sebagai satu koloni.

Sedangkan data yang dilaporkan sebagai Standard Plate Count (SPC) harus
mengikuti peraturan sebagai berikut (SNI 01-2897-1992):

 Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni
antara 25-250 koloni.
Contoh:

Pengenceran Cawan I Cawan II Keterangan


10-2 150 350 Yang memenuhi syarat
perhitungan adalah
cawan 1
10-3 20 35 Yang memenuhi
syarat perhitungan adalah
cawan II
Jumlah koloni rata-rata àJumlahkedua cawan yang memenuhi syarat dikalikan
dengan faktor pengencerannya.

Perhitungan Total Plate Count adalah :

(150 x 1/10-2) + (25 x 1/10-3) =(150 x 102) + (25 x 103)


2 2
= 15.000 + 25.000 =20.000
2
Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 20.000 cfu/ml

 Bila salah satu dari cawan petri menunjukkan jumlah koloni ≤25 atau ≥250
maka hitunglah jumlah rata-rata koloni, kemudian dikalikan dengan faktor
pengencerannya .

Contoh :

Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-Rata


10-2 200 300 =(200 + 300) x 10-2
2
= 250 x 10-2
10-3 15 25 = (15 + 25) x 10-3
2
= 20 x 10-3
Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (250 x 1/10-2) + (20 x 1/10-3) = (250 x 102) + (20 x 103)


2 2
= 25.000 + 20.000
2
= 22.500

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 22.500 cfu/ml

 Bila cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan


menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 à hitunglah jumlah koloni dari
masing-masing tingkat pengenceran, dikalikan dengan faktor
pengencerannya dan rata-rata jumlah koloni dari kedua pengenceran
tersebut.

Contoh:

Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-rata


10-2 215 225 = (215 + 225) x 10-2
2
= 220 x 10-2
10-3 55 45 = (55 + 45) x 10-3
2
= 50 x 10-3
PerhitunganTotal Plate Countadalah :

= (220 x 1/10-2) + (50 x 1/10-3) = (220 x 102) + (50 x 103)


2 2
= 22.000 + 50.000
2
= 36.000

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 36.000 cfu/ml


 Bila hasil perhitungan diatas, pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi
diperoleh jumlah koloni rata-rata ≥2kali jumlah koloni rata-rata
pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran yang lebih
rendah.

 Bila tidak satupun koloni tumbuh dalam cawan, maka Total Plate Count
dinyatakan sebagai <1 dikalikan faktor pengenceran terendah.

 Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni ≥250, dipilih cawan dari
tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa bagian
atau sector (2,4, atau 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu sektor

Selanjutnya ,Total Plate Count didapatkan dari hasil jumlah koloni dikalikan
dengan jumlah sektor, kemudian dihitung rata-rata dari kedua cawan dan
dikalikan dengan faktor pengenceran .

Contoh:
Jumlah sektor : 4
Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni
Rata-rata
10-2 Jumlah koloni à Jumlah koloni à 150 500 x 102
100 x 4= 400 x 4 = 600

10-3 Jumlah koloni à Jumlah koloni à 200 750 x 103


175 x 4 = 700 x 4 = 800

PerhitunganTotal Plate Countadalah :

= (500 x 1/10-2) + (750 x 1/10-3) = (500 x 102) + (750 x 103)


2 2
= 50.000 + 750.000
2
= 400.000 = 40 x 104

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 40 x 104cfu/ml

Cara Menghitung dan Membulatkan Angka

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya


2 angka penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua.
Pembulatan angka keatas dengan cara menaikkan angka kedua menjadi angka
yang lebih tinggi jika angka ketika adalah 6,7,8,atau 9. Gunakanlah angka 0
pada masing-masing angka pada digit berikutnya. Pembulatan angka kebawah
bila angka ketiga adalah 1,2,3, atau 4. Bila angka ketiga adalah angka 5, maka
bulatkanlah keatas jika angka kedua merupakan bilangan ganjil atau bulatkan
kebawah bila angka kedua merupakan bilangan genap
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Buckle. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.


Carol, B., Freund, M. 1964. Factors Affecting Haemocytometer Counts of Sperm
Concentration in Human Semen. The Journal of the Society for
Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikirobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama,
Jannasch, H.W., dan G.E., Jones. (1959). Bacterial Population in Sea Water as
Determined by Different Methods of Enumeration. Limnal. Oceanogr. 4:128-
139.
Jutono, J., Soedarsono, S., Hartadi, S., Kabirun, S., Suhadi, D., Soesanto. 1980.
Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi
Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.
Soemarno, 2000. Isolasi dan Identifikasi Bacteri Klinik. Departemen Kesehatan
RI : Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta
Aminah, Siti. 2019. Penuntun Praktikum Bakteriologi III. Bandar Lampung :
Poltekkes Tanjungkarang

Anda mungkin juga menyukai