Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOSEROLOGI
“Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin-O)”

Disusun Oleh: Kelompok 1


1. Nabila Azzahrah B1D122051
2. Aswin Syaputra B1D122052
3. Anjela Arwalembun B1D122053
4. Anjelika Riones Rikumahu B1D122054
5. Justika Septiana B1D122055
6. Marni Toding B1D122057

Kelas: B, 2022

PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Prinsip
B. Pra Analitik
C. Analitik
D. Pasca Analitik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Streptococcus B hemoiyticus grup A menyekresi enzim Yang disebut
bsebagai anti streptolisin O yang melisiskan sel darah merah. Anti Streptolisin
O bertindak sebagai antigen dan menstimulasi sistem imun untuk membentuk
antibodi streptolisin O (Aso). kadar titer Aso yang tinggi Menunjukkan bahwa
streptococus memang ada dan dapat menyebabkan deman rematik atau
glomerulonephritis akut. Peningkatan kadar Aso serum dapat dapat juga
menunjukkan terjadinya Infeksi Streptokokus yang baru saja dialami.
Antibodi Aso Muncul Kira-kira 1 sampai 2 minggu setelah infeksi
Streptococus akut, memuncak 3 sampai 4 minggu setelah awetan dan tetap
tinggi selama berbulan bulan berburan bulan. Banyak anak usia sekolah tinggi
dari Mailiki lada anak Antigen Streptococus lam kadar fiter Aso Yang Leben
usia Prasekdah atau Dewasa. Anti Streptolisin titer O (ASTO) Merupakan tes
darah yang dilakukan untuk mengukur antibody terhadap Streptolisin O. Yang
di hasikan oleh bakteri streptokokos. Kadar Asto lebih dari 160 – 200 tood/
unit dianggap sangat tinggi dan adanya kadar antibody Menunjukkan adanya
kadar antibodi yang tinggi akibat respon imum yang berlebihan terhadap
pajanan sebelumnya.
Pemeriksaan Aso (Anti-Streptolisin o) Metode Kualitatış. Aso (Anti
Streptolisin O) merupakan antibody yang paling dikenal dan paling sering
digunakan untuk indicator terdapatnya infeksi streptococcus kurang lebih
80% penderita demam rematik akut menunjukkan kenalnya titer Aso ini, bila
dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap peninggian atau lebih antibody
terhadap streptococcus.
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui adanya Ab stptolisin dalam serum.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan antibodi streptokokus mendeteksi adanya antibodi terhadap


berbagai antigen yang dihasilkan oleh streptokokus grup A. Pemeriksaan ini terdiri
atas pemeriksaan kadar anti streptolisin O (ASO), kadar antideoksiribonuklease-B
(anti DnaseB) dan streptozyme test. Penetapan kadar antistreptolisin O merupakan
pemeriksaan utama untuk menentukan apakah sebelumnya pernah terinfeksi oleh
streptokokus grup A yang menyebabkan komplikasi penyakit post streptokokus.
Tonsilitis adalah inflamasi pada tensil palantina yang disebabkan oleh
infeksi virus atau bakteri. Saat baktri dan virus masuk kedalam tubuh melalui
hidung atau mulu, tensil berfungsi sebagai filter atau penyaring menyelimuti
organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan memici
sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi yang akan
datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus
tersebut maka akan timbul tonsilitas. Tonsilitas terbagi menjadi dua yaitu tonsilitas
akut dan tonsilitas kronik, keduanya memiliki perbedaan yaitu tonsilitas akut lebih
sering disebabkan oleh kuman grup A streptococus Bhemolyticus poeumococus,
streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, sedangkan tansilitas kronik
kuman penyebabkan sama dengan tensilitas akut tetapi kadang-kadang pada kuman
berubah menjadi kuman dari golongan gram negatif. (Aprilianti, Sri, dkk. 2019).
Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin Titer O) dapat dilakukan pada pasien
proriasis gutata. Pemeriksaan darah ini berguna untuk mengukur kadar antibodi
terhadap streptolisin O, yang merupakan zat kimia yang dihasikan oleh bakteri
streptococus grup A yang menginfeksi tubuh. Infeksi streptococus grup A sering
dihubungkan dengan terjadinya psoriasis gutata. Mekanisme terjadinya belum
diketahui secara jelas, Namun ada teori mengatakan bahwa eksotoksin yang
dihasilkan bakteri tersebut berlaku sebagai superantigen yang imunofluresensi
indirek juga dapat dilakukan dengan menggunakan serum pasien ASTO tetap
berguna dalam diagnosis infeksi dan komplikasi streptococus sebagai tindak lanjut
dalam mengevaluasi evektifitas perawatan. ASTO brguna ketika teknik kultur
tengorokan tidak efektif atau ketika pasien sudah meminum antibotik. Streptolisin
O dihasilkan oleh antigen yang dapat menghasikan berbagai produk
ekstraseluleryang mampu merangsang antibodi. Antibodi itu tidak merusak kuman
dan tidak mempunyai dampak perlindungan tetapi adanya antibodiitu dalam serum
menunjukkkan bahwa didalam tubuh baru saja terdapat streptococus yang aktif.
Antibodi yang dibentuk adalah anti streptolisin O (ASTO). Bakteri streptococus
akan melakukan adherence (Perlengketan) didaerah yang akan dijangkit dan
merangsang pengeluaran antibodi. Antibodi yang dihasilkan akan mengikat kuman
streptococusdan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar keseluruhan
tubuh terutama jantung. (Fasvita, Angriani dan Susanti. 2017).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prinsip
Partikel latex polystyrene anti streptolisin O sebagai Ag akan bereaksi
secara imunologis dengan Ab anti streptolisin O yang terdapat dalam serum
sampel. Reaksi ini ditunjukkan dengan adanya aglutinasi dari partikel latex.

B. Pra Analitik
1. Alat: a. Centrifuge e. Troniquet
b. Mikropipet f. Holder
c. Jarum vacutainer g. Tabung reaksi
d. Batang pengaduk h. Rak tabung

2. Bahan a. Slide test e. Plester


b. Reagen latex ASO f. Tip kuning
c. Control positif dan negatif g. Alkohol swab
d. Sampel serum h. NaCl

C. Analitik
1. Metode Kualitatif
a) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b) Dilakukan teknik sampling flebotomi.
c) Diinkubasi sampel beeberpa menit, kemudian dicentrifuge sampel
darah dengan kecepatan 3000rpm selama 3 menit.
d) Dipindahkan serum kedalam tabung reaksi dengan mikropipet.
e) Diteteskan 1 tetes/ 50µ sampel serum, control positiv, dan control
negatif pada masing-masing bulatan slide test.
f) Diteteskan juga 1 tetes/ 50µ reagen ASO latex pada bulatan slide test.
g) Dihomogenkan dengan batang pengaduk.
h) Diinterpretasikan hasil yang muncul pada strip.
2. Metode Semi Kuantitatif
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Diteteskan 1 tetes/50µ NaCl pada 4 bulatan slide test.
c) Diteteskan 1 tetes/50µ sampel serum pada bulatan pertama, kemudian
dihomogenkan dengan cara dihisap dan dikeluarkan kembali,
kemudian dipipet 50µ sampel dibulatan pertama dan pindahkan ke
bulatan kedua dihomogenkan kembali, dipipet lagi 50µ dari bulatan
kedua dan pindahkan ke bulatan ketiga dan homogenkan lagi,
selanjutnya dipipet 50µ dari bulatan ketiga dan pindahkan ke bulatan
ke enpat terus di homogenkan, terakhir pipet 50µ pada bulatan keempat
dan buang.
d) Diteteskan 1 tetes/50µ reagen latex pada 4 bulatan slide test, dan
homogenkan.
e) Diamatai reaksi yang terjadii dan bacakan hasil beserta titer.
D. Pasca Analitik
 Interpretasi hasil
1. Hasil negatif: Tidak terjadi aglutinasi.
2. Hasil positif: Terjadi aglutinasi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini, yaitu pada metode
kualitatif didapatkan hasil positif karena terjadi aglutinasi, dan dilanjutkan ke
metode semi kuantitatif hasilnya negatif karena tidak terjadi aglutinasi.
Metode kualitatif Metode semi kuantitatif

Hasil positif (+) Hasil negatif (-)

B. Pembahasan
Adapun percobaan kali ini yang berjudul pemetiksaan Anti streotolisin O
(ASO), yang dilaksanakan pada tanggal 30 November 2023 pukul 08.00 –
Selesai, yang bertempat dilabolatorium sitostologi D-IV lantai 2 gedung
Universitas megarezky makassar. Anti streptolisin O (ASO) merupakan
antibody yang dapat menghasilkan berbagai produk ekstraseluler yang mampu
merangsang antigen antibodi ini tidak merusak kuman dan tidak mempunyai
dampak perlindugan namun adanya antibodi pada serum menunjukkan bahwa
di dalam tubuh terinfeksi streptococus yang aktif.
Pemeriksaan ASO adalah tata cara pemeriksaan labolatorium untuk
menentukan kadar anti streptolisin O secara kualitatif atau semi kuantitatif.
AS0 (Anti streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling
sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococus. Lebih
kurang 80% penderita demam rematik akut menunjukkan kenalnya titer Aso
ini, bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap peninggian atau lebih
antibody terhadap streptococcus. Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin Titer
O) dapat dilakukan pada pasien proriasis gutata. Pemeriksaan darah ini berguna
untuk mengukur kadar antibodi terhadap streptolisin O, yang merupakan zat
kimia yang dihasikan oleh bakteri streptococus grup A yang menginfeksi
tubuh. Infeksi streptococus grup A sering dihubungkan dengan terjadinya
psoriasis gutata. Mekanisme terjadinya belum diketahui secara jelas, Namun
ada teori mengatakan bahwa eksotoksin yang dihasilkan bakteri tersebut
berlaku sebagai superantigen yang imunofluresensi indirek juga dapat
dilakukan dengan menggunakan serum pasien ASTO tetap berguna dalam
diagnosis infeksi dan komplikasi streptococus sebagai tindak lanjut dalam
mengevaluasi evektifitas perawatan.
ASTO berguna ketika teknik kultur tenggorokan tidak efektif atau ketika
pasien sudah meminum antibotik. Streptolisin O dihasilkan oleh antigen yang
dapat menghasikan berbagai produk ekstraseluleryang mampu merangsang
antibodi. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak mempunyai dampak
perlindungan tetapi adanya antibodiitu dalam serum menunjukkkan bahwa
didalam tubuh baru saja terdapat streptococus yang aktif. Antibodi yang
dibentuk adalah anti streptolisin O (ASTO). Bakteri streptococus akan
melakukan adherence (Perlengketan) didaerah yang akan dijangkit dan
merangsang pengeluaran antibodi. Antibodi yang dihasilkan akan mengikat
kuman streptococusdan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar
keseluruhan tubuh terutama jantung.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini, yaitu didapatkan hasil positif
pada metode semi kualitatif karena terjadi aglutinasi, dan metode semi
kuantitatif didapatkan hasil negatif karena tidak terjadi aglutinasi.
B. Saran
Adapun saran pada prakikum ini yaitu, diharapkan untuk praktikum
kedepannya praktikan dapat selalu selalu memelihara ketertiban pada saat
prktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilianti, Sri. Dkk. 2019. Pemeriksaan Anti Streptolisin O (AST) Sebagai Penanda Infeksi
Streptococus B Hematoliticus Di RSUD Dikota Kendari dan RSUD
Bahterimas. Jurnal Medika Udayana. Vol 8 No 12.

Fusvita, Angriani dan Susanti. 2017. Gambaran Pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASO)
Pada penderita Penyakit Jantung DiRSUD Kata Kendari. ISSN : 2460-7967.
Vol 11 No 2.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

 Metode kualitatif

Teknik sampling
Alat dan bahan flebotomi
dicentriuge

Teteskan 50µ Teteskan 50µ control Teteskan 50µ sampel


control positif negatif

Teteskan 50µ reagen dihomogenkan


latex Hasil positif (+)
 Metode semi kuantitatif

Teteskan NaCl
Pemindahan ke bulatan-bulatan lain

Hasil negatif (-)

Teteskan latex dan homogenkan

Anda mungkin juga menyukai