Anda di halaman 1dari 4

VI.

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Radiologi

Secara keseluruhan, sekitar 80% penderita TB milier memperlihatkan


gambaran foto thorak milier, yaitu berupa nodul-nodul kecil dan halus dengan
diameter < 2 mm yang tersebar merata di kedua lapangan paru. Namun demikian,
karena nodul-nodul yang terjadi terlalu kecil untuk di lihat, kadang-kadang kesan foto
torak seperti normal

b. Pemeriksaan Laboratorium

Pada darah dapat ditemukan jumlah leukosit yang sedikit meningkat dengan
pergeseran ke kiri pada hitung jenis disertai peningkatan laju endap darah (LED).
Pada TB hati mungkin ditemukan gangguan fungsi hati yang ringan seperti retensi
BSP (50% kasus), peninggian alkali fosfatase (33%) dan peninggian ringan SGOT
(90%).

c. Test Tuberkulin

Test Tuberkulin dilakukan dengan teknik Mantoux dengan menyuntikan 0,1 cc


tuberkulin ‘protein purified derivate’ (PPD) yang mengandung 5 TU secara intra
dermal pada permukaan volar atau dorsal lengan dan hasil test di baca 48-72 jam
kemudian dengan mengukur diameter indurasi kemerahan dalam milimeter. Test
Tuberkulin dikatakan positif apabila :

a. Diameter indurasi > 10 mm.


b. Diameter indurasi. 5 mm, pada :
a) Penderita dengan seporatif HIV atau resiko tinggi terinfeksi HIV.
b) Terdapat riwayat kontak dengan kasus TB aktif.
c) Bekas penderita TB.

d. Mikrobiologi

Umumnya identifikasi Mikrobiologi Tuberkulosis dapat dilakukan dengan


menggunakan mikroskopik biasa, mikroskopik fluoreresen atau biakan. Pemeriksaan
secara mikroskopik dilakukan dengan metode hapusan langsung atau memakai
metode konsentrasi dengan sterilisasi memakai desinfektan clorax atau autoklaf.

Pemeriksaan mikros kopik dilakukan terhadap sputum atau sekret tubuh,


jaringan yang terinfeksi yang di dapat secara langsung atau melalui induksi.
Sebaiknya di ambil sputum pagi (early morning) dan di periksa sedikitnya 3 hari
berturut-turut. Diagnosa BTA positif secara mikroskopik apabila ditemukan paling
sedikit 2 kali positif dari 3 pemeriksaan yang berbeda. Pemeriksaan kultur BTA
biasanya memerlukan waktu 4-8 minggu. Bila setelah 8 minggu tidak tumbuh koloni
maka kultur dinyatakan negatif.

Oleh karena pemeriksaan di atas efektifitasnya di nilai masih rendah dan


sering memerlukan waktu lama, pada saat ini telah dikembangkan metoda-metoda
diagnosis baru, seperti tes-tes serologi untuk mendeteksi anti gen / anti bodi kuman
tuberkulosis (imunodifusa, anti bodi fluoresensi, aglutinasi partikel lateks dan ELISA)
atau dengan langsung mendeteksi DNA kuman tuberkulosis melalui amplifikasi DNA
dengan pemeriksaan ‘Polymerase Chain Reaction’ (PCR).

VII. Penatalaksanaan

Salah satu hal yang terpenting dalam pengobatan TB adalah kemoterapi dengan
anti tuberkulosis oral (OAT). Pemberian OAT ini didasarkan kepada 5 prinsip, yaitu
terapi sedini mungkin, paduan beberapa obat, diberikan secara teratur, dosis cukup dan
pemberian lengkap sesuai jangka waktu seharusnya.

WHO membuat 3 kategori paduan obat berdasarkan prioritas terapi, yaitu:

a. Kategori I TB berat, meliputi TBP yang luas, TBP milier, TBP diseminata, TBP
dengan DM dan TBE.
b. Kategori II meliputi TB paru dengan kegagalan terapi atau kambuh.
c. Kategori III TBP tersangka aktif.

Tabel 1. Paduan OAT yang


Di anjurkan WHO

Fase Kategor Kategor Kategor


Terapi i i II i III
I
Intens 2R7H 2 R7H7Z72
if/Inis 7Z7E7 E7S7 R7H7Z7
ial 1 2
R7H7Z7E7 R3H3Z3
(3 bulan)
Lanjuta 4 5 2 R7H7
n/kontin R&H& R7H7E7 2 R3H3
yu 4 R3H3 5
R3H3E3

Pengobatan medikamentosa TB milier adalah pemberian 4-5 macam obat anti-TB


selama 2 bulan pertama, dilanjutkan dengan Isoniazid dan Rifampicin selama 4-6 bulan
sesuai dengan perkembangan klinis. Kortikosteroid (Prednisone) diberikan pada TB milier,
Prednisone biasanya diberikan dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari selama 4-8 minggu kemudian
diturunkan perlahan-lahan hingga 2-6 minggu kemudian.
Dengan pengobatan yang tepat, perbaikan TB milier biasanya berjalan lambat.
Respons keberhasilan terapi antara lain adalah hilangnya demam setelah 2-3 minggu
pengobatan, peningkatan nafsu makan, perbaikan kualitas hidup sehari-hari, dan peningkatan
berta badan.

Nama Obat Dosis harian Dosis maksimal Efek samping


(mg/kgBB/hari) (mg/hari)
Isoniazid 5-15 300 Hepatitis, neuritis
perifer
Rifampicin 10-20 600 Hepatitis
Pirazinamid 15-30 2000 Hepatotoksik,
artralgia
Etambutol 15-20 1250 Neuritis optik
Strepomicin 15-40 1000 Ototoksik, nefroto

VIII. Komplikasi

Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita TB Milier stadium lanjut :

1. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat


mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau terseumbatnya jalan napas
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3. Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan
ikat pada proses pemulihan atau reakitf pada paru.
4. Pneumothoraks (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan, kolaps spontan
karena kerusakan jaringan paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang persendian, ginjal dan
sebagainya.
6. Insuffisiensi kardio pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency)

Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit.

IX. Pencegahan

Pencegahan infeksi TB meliputi :

1. Terhadap infeksi TB.


Pencegahan sputum yang infeksius ; case finding (Foto thoraks, Mantoux
Test), isolasi dan pengobatan penderita, perbaiki lingkungan (ventilasi harus baik,
sinar matahari, kepadatan penduduk dikurangi).
2. Meningkatkan daya tahan tubuh.
Memperbaiki standar hidup (makanan 4 sehat 5 sempurna, perumahan dengan
ventilasi cukup, istirahat cukup dan teratur, olahraga), peningkatan kekebalan
tubuh dengan vaksinasi BCG.
3. Pencegahan dengan mengobati penderita yang sakit dengan obat anti TB.
X. Cara Penularan

Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif. Pada waktu batuk atau
bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan
dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam. Orang dapat tertular bila droplet itu terhirup ke dalam saluran
pernapasan.

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman


yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat
kuman), maka penderita itu dianggap tidak menular.

Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet


dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut

Sumber :

Syamsuri, Wizhar dan Zulkarnain Arsyad.(1998). Tuberkulosis Mulier. Majalah Kedokteran


Andalas, Vol. 22, No.2, hlm. 72-83

TMC.(2010, 18 Desember).TB Milier. Diperoleh : 14 September 2017, dari


http://calvariatmc.blogspot.co.id/2010/12/tb-milier.html

Anda mungkin juga menyukai