8.1 Pengkajian
a. Pengkajian di fokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi
yang mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung, dan
status kesadaran
b. Riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan berapa lama diketahui setelah
keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang
ditimbulkan dan kapan terjadinya.
c. Keluhan utamanya biasanya mual terus menerus seperti hendak muntah namun tidak
dapat memuntahkan isi perutnya. Nyeri kepala di kedua sisi kepala seperti tertindih
benda berat terus menerus yang tidak dipengaruhi perubahan posisi tubuh, nafsu
makan menurun.
8.2 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Kesadaran bisanya menurun, kelemahan, keletihan
b. Pernafasan : Nadi lemah (hipovolemia), takikardi, hipotensi (pada kasus berat),
aritmia jantung, pucat, sianosis, keringat banyak, dispnea
c. Pencernaan/eliminasi : Mual, muntah, nyeri perut, dan perdarahan saluran
pencernaan, perubahan warna urin, anoreksia, diare
d. Kardiovaskuler : Hipertensi, nadi aritmia
e. Integumen : Berkeringat, akral dingin
f. Persyarafan : Kejang, miosis, vasikulasi, penurunan kesadaran, kelemahan, paralise,
disorientasi, delirium, kejang sampai koma, sakit kepala
g. Muskuloskeletal : Kelelahan, kelemahan
h. Integrasi Ego : Gelisah, ansietas
i. Selaput lendir : Hipersaliva
j. Sensori : Mata mengecil/membesar, pupil miosis
k. Gangguan metabolisme karbohidrat: ekresi asam organik, dalam jumlah besar,
hipogligemi dan ketoasis.
l. Gangguan koagulasi: gangguan aggregasi trombosit, dan trombositopenia.
m. Gangguan elektrolit: hiponatremia, hipokalsemia, dan hipokalsemia
(Mansjoer Arif,2009)
8.3 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan
lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N,
kreatinin, glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi
untuk kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif (Mansjoer Arif,2009).
8.4 Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada miokard
c. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan
8.5 Rencana Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
Tujuan : mempertahankan keefektifan pola nafas
Intervensi Rasional
Pantau tingkat irama pernapasan dan Efek alkohol yang mungkin dapat
suara napas serta pola pernapasan mengakibatkan hilangnya kepatenan
aliran udara atau depresi pernapasan,
pengkajian yang berulang sangat penting
karena kadar toksisitas mungkin
berubah-ubah secara drastis
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Muchlis Achsan Udji Sofro dan Dito Anurogo, 5 Menit Memahami 55 Problematika
Kesehatan, (Yogyakarta: D-Medika, 2013), hlm. 20.