Menyembuhkan pasien,
Mencegah kematian,
Mencegah kekambuhan,
Memutuskan rantai penularan,
Mencegah terjadinya kekebalan terhadap OAT dan
Mengurangi dampak sosial dan ekonomi.
Prinsip Pengobatan
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah
cukup dan dosi stepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hindari penggunaan
monoterapi. Pemakaian OAT – Kombinasi Dosis Tetap (KDT) akan lebih
menguntungkan dan dianjurkan.
Untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menelan obat, pengobatan dilakukan
dengan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang
Pengawas Menelan Obat (PMO).
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal dan lanjutan.
Tahap awal
o Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
o Bila pengobatan tahap awal tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
o Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2
bulan.
Tahaplanjutan
O Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit , namun dalam jangka
waktu yang lebih lama.
2
Catatan:
** Rifampisin tidak boleh diracik dalam satu puyer dengan OAT lain karena dapat
mengganggu bioavailabilitas rifampisin.
Rifampisin diabsorpsi dengan baik melalui sistem gastrointestinal pada saat perut kosong
(1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).
5
Masing-masing obat memiliki singkatan seperti ditulis pada tabel diatas. Paduan
pengobatan TB terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Paduan pengobatan
TB mempunyai kode standar yang menunjukkan:
Tahappengobatan,
Lama pengobatan,
Jenis OAT,
Cara pemberian (harianatau 3 x seminggu) dan
Paduan OAT, misalnya: Kategori 1 KDT: 2 (HRZE)/4 (HR)3
o Garis miring menunjukkan pemisahan tahapan pengobatan
o Angka 2 dan 4 menunjukkan lama tahap dalam bulan.
o Huruf dalam tanda kurung menunjukkan OAT-Kombinasi Dosis Tetap (KDT)
o Jika tanpa tanda kurung berarti OAT lepas atau kombipak.
o Angka setelah huruf atau tanda kurung menunjukkan jumlah dosis obat per
minggu.
o Jika tidak ada angka setelah huruf atau tanda kurung menunjukkan pengobatan
dilakukan setiap hari.
6
Kasus gagal d
TB paru BTA negatif kasus 4H3R3 atau
baru (selain kategori 1) 2 HRZE e 4 HR
III
TB ekstraparu ringan atau 6 H3E3
atau 6 HE c
Kasus kronik atau MDR
(BTA masih positif setelah
IV
pengobatan ulang yang
diawasi) f
Catatan:
a. Pemakaian OAT harian pada tahap awal dan 3 x seminggu atau harian pada tahap
lanjutan disesuaikan dengan kebijakan pada masing masing negara.
b. Streptomisin dapat diberikan bersamaan dengan Etambutol. Pada Meningitis TB,
Etambutol diganti dg Streptomisin.
c. Bagi pasien yang gagal dan kambuh setelah pengobatan selama 6 bulan, disarankan
melanjutkan pengobatannya dengan KDT sesuai yg direkomdasikan.
7
d. Jika memungkinkan, dapat dilakukan uji kepekaan obat sebelum memulai pengobatan
Kategori 2 terutama pada kasus gagal, bila hasilnya terbukti MDR TB disarankan pada
pasien tersebut menggunakan pengobatan Katagori 4.
e. Etambutol dapat diabaikan selama pengobatan tahap awal untuk pasien tanpa kavitas,
pasien TB paru BTA negatif yang HIV negatif, pasien TB bukan pasien MDR, dan
anak-anak dengan TB primer.
f. Semua kontak dengan MDR TB dianjurkan untuk melakukan biakan dan uji kepekaan.
PaketKombipak.
Terdiri dari obat lepas yang dikemas dalam satu blister harian, yaitu Isoniasid,
Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol. Paduan OAT ini masih disediakan program
untuk mengatasi pasien yang mengalami efek samping OAT KDT.
Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan
pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai.
Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.
Catatan:
*Pada TB anak yang berat, misalnya TB milier, meningitis, spondilitis dan lainnya,
ditambahkan Etambutol dan/atau Streptomisin pada tahap awal. Tahap lanjutan diteruskan
sampai 9-12 bulan.
8
OAT KDT
OAT KDT adalah obat dalam bentuk kaplet dan tablet yang isinya terdiri dari kombinasi
beberapa jenis obat dengan dosis tertentu. Dibandingkan dengan bentuk obat yang tidak
dikombinasi atau bentuk lepas, OAT KDT mempunyai beberapa keuntungan dalam
pengobatan TB, yaitu:
1. Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin efektifitas obat
dan mengurangi efek samping.
2. Mencegah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan risiko terjadi resistensi obat
ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep.
3. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi
sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien.
Jenis OAT KDT
Jenis-jenis OAT KDT untuk dewasa:
o 75 mg Isoniasid,
o 150 mg Rifampisin,
o 400 mg Pirazinamiddan
o 275 mg Etambutol.
Kaplet ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap awal dan untuk
sisipan.
o 150 mg Isoniasid,
o 150 mg Rifampisin.
Tablet inidigunakanuntukpengobatantahaplanjutan yang diberikan 3 kali seminggu
(tidaksesuaiuntukdigunakansebagaidosisharian).Jumlah tablet yang
digunakandisesuaikandenganberatbadanpasienpadaawalpengobatan.
9
Pasienkambuh,
Pasiengagaldan
Pasiendenganpengobatansetelahdefault (terputus).
10
Tabel-5:DosisKategori 2 KDT
Catatan:
Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin
adalah 500mg.
30 – 37 kg 2 kaplet 4KDT
38 – 54 kg 3 kaplet 4KDT
55 – 70 kg 4 kaplet 4KDT
≥ 71 kg 5 kaplet 4KDT
Penggunaan OAT lini kedua misalnya golongan Amikasin (misalnya Kanamisin) dan
golongan fluorokinolon tidak dianjurkan kepada pasien baru tanpa indikasi yang jelas
karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada OAT lini pertama. Di samping
itu dapat juga meningkatkan terjadinya risiko resistensi pada OAT lini kedua.
BB BB BB
Jenis Obat
< 10 kg 10 - 19 kg 20 - 33 kg
Catatan
Bila BB >33 kg, dosis disesuaikan dengan Tabel-2 di atas (perhatikan dosis
maksimal).
Bila BB <5 kg, tidak menggunakan OAT KDT Anak, tetapi menggunakan obat
lepas dengan dosis dihitung berdasarkan BB.
OAT Anak KDT tidak boleh diberikan setengah dosis tablet.
Perhitungan pemberian tablet di atas sudah memperhatikan kesesuaian dosis per
kg BB.
13
dievaluasi
Setelah pemberian obat selama 6 bulan, OAT dihentikan dengan melakukan evaluasi baik
klinis maupun pemeriksaan penunjang lain. Bila dijumpai perbaikan klinis yang nyata
walaupun gambaran radiologis tidak menunjukkan perubahan yang berarti, maka pengobatan
dihentikan.
Pada semua anak, terutama balita yang tinggal serumah atau kontak erat dengan pasien
TB BTA positif, perlu dilakukan pemeriksaan:
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN CIAMIS