TB Paru Dewasa
Destroyed Lung:
- Berdasarkan foto toraks sulit dinilai
keaktifannya
- Perlu pemeriksaan bakteriologik dan serial
foto
Indikasi foto toraks
1. Suspek TB dgn BTA ( )
Setelah diberi AB tak ada perubahan
ulang dahak SPS negatif
2. TB Paru BTA ( + )
a. diduga terdapat komplikasi
b. hemoptisis berat
c. dahak SPS hanya 1 yg positif
R
Diagnosis TB ekstra Paru
di Rumah Sakit
di Puskesmas
JENIS DAN DOSIS OAT
Harian Lanjutan
(intermiten)
Catatan :
(S) < 60 tahun : 0,75 gr/hari
> 60 tahun : 0,50 gr/hari
KATEGORI
- Kuinolon
- tionamid ( etionmid, protionmid )
- sikloserin
- PAS
- lain2
Tingkat akviti bakterisid obat
anti-tuberkulosis in vitro
Aktiviti bakterisid terhadap
Streptomisin +++ 0 0
INH ++ + +
Rifampisin ++ + +
Etambutol + + 0
Pirazinamid 0 ++ 0
Harian Lanjutan
(intermiten)
Catatan :
(S) < 60 tahun : 0,75 gr/hari
> 60 tahun : 0,50 gr/hari
PENULISAN OAT STANDAR
PENULISAN KODE PADUAN OBAT
Tahap pengobatan
Lama pengobatan
Jenis OAT
Cara pemberian (harian atau 3X/ minggu)
Paduan OAT Kategori I
KDT: 2(4KDT)/4(2KDT)
OAT lepas ; 2HRZE/4H3R3
Perbedaan dalam post-antibiotic
effect (lag phase)
Ketika obat di stop ada perpanjangan waktu
agar supaya bakteri tidak tumbuh kenbali
(PAE=lag phase) yang berbeda
Bila kuman tb kontak dgn OAT maka
pertumbuhan akan melemah dlm 2-3 hari (lag
phase) dan kemudian aktif kembali
Lag phase ini berbeda untuk tiap OAT
KATEGORI
Kategori I : - TB Paru BTA (+) kasus baru
- TB Paru BTA (-), kasus baru dgn
R (+) lesi luas
- TB berat + HIV atau TB ekstra paru
berat
Kategori II : - TB Paru kambuh
- TB Paru gagal
- TB Paru putus berobat
Kategori III : - TB Paru BTA (-) kasus baru ( selain
kategori I )
- TB ekstra paru ringan
Kategori IV : - Kasus kronik atau MDR
PAKET KOMBIPAK
Terdiri dari OAT lepas
Masih tetap ada terutama digunakan untuk pasien
yang mengalami efek samping OAT
Disediakan dalam bentuk paket tujuan
memudahkan pemberian obat dan menjamin
kelangsungan pengobatan sampai selesai
Satu paket untuk 1 pasien dalam 1 masa
pengobatan
KDT = KOMBINASI DOSIS
TETAP
1. Dosis sesuai BB menjamin efektifitas dan
mengurangi efek samping . BB sesuai BB pasien
pada awal pengobatan
2. Mencegah monoterapi menurunkan risiko
resistensi obat ganda dan kesalahan penulisan
resep
3. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit
sederhana dan kepatuhan tinggi
Dosis Kategori 1 KDT
1 . Pasien TB dengan DM
- Diabetes harus dikontrol
- Rifampisin menurunkan efektivitas
obat oral diabetes (Sulfonil Urea)
- Hati-hati dengan etambutol pada
diabetes sering terjadi retinonpati
memperberat.
PENGOBATAN TB PADA KEADAAN
KHUSUS
Jika setelah 2 bulan BTA (+) gagal pindah kategori II dari awal
Bila hasil BTA (+) pada akhir fase awal kemungkinan : - kekeliruan
Sembuh
Pengobatan lengkap
Meninggal
Pindah
Drop out atau defaulted
Gagal