Anda di halaman 1dari 5

FARMAKOTERAPI TERAPAN (SEMESTER GANJIL/GENAP 2020/2021)

STUDI KASUS : INFEKSI GASTROINTESTINAL

NAMA KELOMPOK :
Nani Aridah
Muhammad Arifandi
Rutbatul Ulya
Anis Nur Salsabila

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
KASUS:
Seorang wanita berusia 65 tahun datang ke UGD dengan kondisi hematochezia selama 48 jam. Pasien
mengeluhkan nyeri perut dan peningkatan frekuensi BAB serta. Berdasarkan penggalian informasi yang
dilakukan pasien menyatakan bahwa pasien tidak ada melakukan perjalanan keluar kota, tidak
mengkonsumsi makanan mentah atau berkontak dengan orang yang sakit. Pasien menginformasikan
bahwa 3 hari sebelum gejala muncul ada mengunjungi acara perkawinan dan saat itu memakan snack
yang disediakan, dan menurut pasien 3 temannya yang datang ke sana juga mengalami hal yang sama
(diare berdarah). Pasien mengaku tidak merasakan demam, menggigil, batuk, sesak nafas, nyeri dada
dan mual muntah. Berdasarkan hasil gambaran CT menunjukkan kodisi pan-colitis dan terminal iletis.
Pasien diberikan antibiotik ciprofloxacin dan metronidazole. Dilakukan uji pada feses pasien dan
menunjukkan hasil leukosit feses negative, kultur feses menunjukkan positif Stx dann kultur akhir
menunjukkan positif Escherichia coli O157:H7.

PEMBAHASAN KASUS
A. DATABASE PASIEN
1. Umur Pasien : 65 Tahun
2. Jenis Kelamin : Wanita
B. SUBYEKTIF
1. Nyeri perut
2. Peningkatan frekuensi BAB
3. Diare berdarah (hemtochezia)
C. OBYEKTIF
1. Hasil CT scan : Panco-litis dan terminal iletis
2. Hasil Kultur : Positif Stx dan Positif Escherichia coli O157:H7
D. FIR (Further Information Required)
Pertanyaan Alasan
1. Siapa nama pasien? Untuk mengetahui identitas pasien
2. Berat badan pasien? Untuk mengitung dosis obat yang tepat
diberikan kepada pasien
3. Berapa kali sehari frekuensi BAB pasien? Untuk mengetahui apakah pasien diare
ringan/sedang/berat
4. Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan Untuk menyetahui skala nyeri pasien
pasien?
5. Apakah pasien mengalami dehidrasi? Untuk mengetahui tingkatan dehidrasi yang
dialami pasien
6. Apakah ada terapi obat lain yang sedang Untuk menentukan pemilihan terapi yang tepat
dikonsumsi? agar tidak menimbulkan interaksi obat.
7. Apakah pasien memiliki riwayat Untuk menentukan pemilihan terapi yang tepat
penyakit? agar tidak menimbulkan kontraindikasi terhadap
riwayat penyakit pasien.
8. Apakah pasien memiliki riwayat alergi Untuk menentukan terapi yang tepat agar tidak
obat atau makanan? memunculkan kemungkinan alergi.

E. ASSESMENT
PROBLEM MEDIK TERAPI DRP PLAN
Infeksi Gastrointestinal - Ada indikasi tidak ada Berikan terapi cairan
(EHEC O157:H7) obat intravena
Ciprofloxacin Ada obat tidak ada
Metronidazole Terapi dihentikan
indikasi
IBD (Inflammatory - Ada indikasi, tidak ada Berikan terapi
Bowel Disease) / obat. Hasil CT scan Sulfasalazin dosis
Radang Usus pasien menyatakan 500mg-1g/hari secara
adanya pan-colitis oral.
atau disebut juga
kolon ulseratif (radang
usus besar)

F. PENJELASAN MASING-MASING PLAN YANG DIRENCANAKAN (BERDASARKAN PUSTAKA) EBM,


MONITORING YANG AKAN DILAKUKAN DAN KONSELING
1. Planning
- Pemberian terapi cairan intravena yang diberikan pada awal penyakit telah terbukti
mengurangi resiko pengembangan HUS (Goldwater & Bettelheim, 2012).
- Terapi Ciprofloxacin dan metronidazole dihentikan karena dapat memperbanyak Shiga
toxin yang dihasilkan sehingga dapat memperparah kondisi HUS.
- Pengobatan utama untuk infeksi EHEC adalah suportif. Antibiotik belum terbukti dapat
meredakan gejala, mengurangi perkembangan organisme, atau mencegah sindrom uremik
hemolitik. Fluoroquinolones diduga meningkatkan pelepasan enterotoksin dan risiko
sindrom uremik hemolitik (Larry & Maria, 2020).
- Diberikan penambahan terapi Sulfasalazine dosis 500 mg/hari peroral, karena sulfasalazine
merupakan terapi lini pertama yang digunakan untuk penyakit kolon ulseratif atau radang
usus besar ringan-sedang. Selain itu, komponen aktif sulfasalazine adalah mesalamine yang
diindikasikan sebagai antiinflamasi lokal yang mempengaruhi usus (ISO Farmakoterapi,
2013).
2. Monitoring
- Monitoring nyeri
- Monitoring frekuensi BAB
3. Konseling
- Konseling kepada pasien untuk menghindari makanan pedas, berlemak dan memakan
makanan yang sudah matang dan terjamin kebersihannya untuk menghindari terjadinya
pemicu inflamasi pada usus dan menghindari kontaminasi dari bakteri.
- Hindari stress
- Minum air putih agar terhindar dari dehidrasi
G. PUSTAKA
Goldwater, P. N., & Bettelheim, K. A. (2012). Treatment of enterohemorrhagic Escherichia coli
(EHEC) infection and hemolytic uremic syndrome (HUS). BMC medicine, 10(1), 1-8.
Sukandar, E. Y., R. Andrajati, J. I. Sigit, I. K. Adnyana, A. A. P. Setiadi, & Kusnandar. 2013. ISO
Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
Wells, B. G., Joseph T.D., Terry, L. S., & Cecily, V.D. 2012. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition.
McGraw-Hill Education, New York

Anda mungkin juga menyukai