Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anggi Julieta Sari

Nim : 223001020121

Mata kuliah : Patosiologi & Farmakoterapi III Sistem Saraf Dan Kesehatan Jiwa

JK Farmasi

Definisi migraine
Migrain adalah penyakit neurologis kronis paroksismal yang ditandai dengan serangan
nyeri kepala sedang atau berat disertai dengan gejala neurologis dan sistemik reversibel. Gejala
yang sering tampak pada migrain antara lain fotofobia, fonofobia, dan gejala gastrointestinal
seperti mual dan muntah. Istilah migrain refrakter digunakan untuk mendefinisikan nyeri kepala
persisten yang sulit ditangani atau tidak berespon dengan pemberian terapi standar dan/atau
agresif.

Migrain adalah suatu kondisi kronik dengan serangan yang bersifat episodic tanpa adanya
ancaman kehidupan. Tetapi keadaan ini dapat mempengaruhi fungsi dan kesehatan sebagai
akibat langsung dari serangan. Pengobatan mograin secara holistic dapat membantu mengurangi
rasa sakit dan kekambuhan.

Migrain atau sakit kepala sebelah sebenarnya belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Namun, diperkirakan jenis sakit kepala ini disebabkan karena adanya hiperaktifitas impuls listrik
otak yang meningkatkan aliran darah di otak sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah otak
serta proses inflamasi (luka radang). Seringkali migrain terlihat sepele bagi sebagian orang,
namun sesungguhnya menyimpan suatu potensi yang mengancam bagi penderitanya antara lain
berisiko terkena stroke, penyakit kardiovaskular, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol
tinggi. Migrain bukan lagi penyakit yang terisolasi dan merupakan gejala tunggal, namun berefek
domino pada penyakit lainnya.

Terapi farmakologi migraine


(Menggunakan obat herbal)

Hindari faktor pencetus yaitu mengubah gaya hidup agar lebih sehat. Konsumsi
makanan/minuman yang mengandung banyak :

 Vitamin B2 (riboflavin) : hati, daging ayam, salmon, telur, kacang-kacangan, sayur hijau
 Koenzim : hati, jantung, ginjal, daging sapi, ayam, ikan kembung/makarel, sarden tuna,
salmon, bayam, kembang kol, brokoli, jeruk, stroberi
 Magnesium : alpukat, dark choco, kacang polong, gandum utuh, pisang, sayuran hijau,
ikan kembung, biji – bijian

Untuk migrain ringan sampai sedang (tidak sampai mengganggu aktivitas), tidak dianjurkan
menggunakan obat – obatan kimia, sebaliknya untuk menggunakan ramuan herbal.
Resep 1

Bahan :

 Jahe 1 ibu jari


 Gula merah 1 sendok makan
 Air 1 gelas

Cara pembuatan dan penggunaan

Jahe dibakar sebentar, kemudian dikupas dan dimemarkan, masukkan ke air mendidih 1 gelas.
Kemudian diberi gula merah lalu diaduk. Diminum hangat – hangat.

Resep 2

Bahan :

 Daun pegagan segenggam


 Jintan ¼ sendok
 Air 1 gelas

Cara pembuatan dan penggunaan

Daun pegagan dan jintan direbus dengan 1 gelas air sampai mendidih, hingga menjadi
setengah gelas. Diminum dengan madu satu sendok teh.

Resep 3

Bahan :

 Daun pegagan segenggam


 Temu lawak 7 iris
 Air 3 gelas

Cara pembuatan dan penggunaan

Temu lawak direbus sampai mendidih, masukkan pegagan. Ditunggu hingga tersisa 2
gelas. Diminum pagi dan sore.

Resep 4

Bahan :

 Daun pegagan ½ genggam


 Bawang putih 1 siung
 Air 2 gelas

Cara pembuatan dan penggunaan


Bawang putih dimemarkan, rebus dengan daun pegagan dalam air sampai mendidih (10-
15 menit) dengan api kecil. Diminum pagi dan sore.

Untuk migrain sedang hingga berat (hingga tidak dapat melakukan aktivitas biasanya),
dianjurkan menggunakan obat – obatan kimia dengan ketentuan atau anjuran dokter yang
bertugas.

(Menggunakan obat kimia)

Tata laksana akut atau abortif bertujuan untuk menghentikan progresivitas gejala dan
mengurangi intensitas nyeri kepala dengan cepat. Beberapa pilihan terapi akut atau abortif yang
dapat diberikan adalah kombinasi analgesik, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
triptan, ergotamine, dan antiemetic.
Kombinasi Analgesik Paracetamol, Aspirin, dan Kafein

Food and Drug Administration (FDA) dan American Headache Society menyatakan


bahwa kombinasi paracetamol, aspirin, dan kafein telah terbukti aman dan efektif dalam
mengobati nyeri kepala akut, terutama migraine.

Kombinasi analgesik paracetamol, aspirin, dan kafein ini tersedia dalam berbagai dosis,
misalnya 194 mg/227 mg/33 mg, 250 mg/250 mg/65 mg, 260mg/520 mg/32,5 mg, atau 325
mg/500 mg/65 mg. Kombinasi ini dapat menjadi pilihan terapi lini pertama pada migraine akut
dengan dosis 1–2 tablet atau kapsul setiap 6 jam. Namun, obat tidak boleh melebihi 8 tablet per
hari.

Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)

OAINS dapat digunakan sebagai terapi abortif pada migraine derajat ringan sampai sedang
tanpa mual atau muntah. Beberapa pilihan terapi OAINS adalah:

 Ibuprofen 200–800 mg peroral tiap 6–8 jam, tidak melebihi 2400 gram/hari


 Naproxen 250–500 mg peroral tiap 12 jam, tidak melebihi 1000 gram/hari
Serotonin 5-HT-Receptor Agonist (Triptan)

FDA telah menyetujui penggunaan tujuh triptan sebagai terapi abortif yang dianggap spesifik
pada migraine akut. Golongan triptan bekerja dengan menghambat pelepasan peptida vasoaktif,
meningkatkan vasokonstriksi, memblokir jalur nyeri di batang otak, serta mengurangi transmisi
nyeri di jalur trigeminal. Beberapa pilihan triptan yang dapat digunakan adalah:

 Almotriptan 6,25–12,5 mg peroral, dapat diulang dalam 2 jam, tidak melebihi 25 mg/hari

 Eletriptan 20–40 mg peroral, dapat diulang dalam >2 jam, tidak melebihi 80 mg/hari
 Frovatriptan 2,5 mg peroral, dapat diulang dalam 2 jam, tidak melebihi 7,5 mg/hari

 Naratriptan 1–2,5 mg peroral, dapat diulang dalam 2 jam, tidak melebihi 5 mg/hari

 Rizatriptan 5–10 mg peroral, dapat diulang dalam 2 jam, tidak melebihi 30 mg/hari

 Sumatriptan 25–100 mg peroral, dapat diulang dalam 2 jam, tidak melebihi 200 mg/hari.
Sumatriptan dapat diberikan juga secara intranasal (5–20 mg, dapat diulang dalam 2 jam,
tidak melebihi 40 mg/hari) atau secara subkutan (4–6 mg, dapat diulang dalam 1 jam, tidak
melebihi 12 mg/hari)
 Zolmitriptan 1,25–2,5 mg peroral, dapat diulang dalam 2 jam, tidak melebihi 10 mg/hari dan
secara intranasal 5 mg, dapat diulang dalam 2 jam, tidak melebihi 7,5 mg/hari

Antihipertensi golongan beta-blockers terutama metoprolol, propranolol, dan timolol


diketahui efektif bekerja sebagai terapi profilaksis migraine. Dosis beta-blockers yang
direkomendasikan antara lain:
 Metoprolol 50–200 mg/hari peroral dalam dua dosis terbagi

 Propranolol dosis immediate release 80–240 mg/hari peroral dibagi tiap 6–8 jam atau


dosis long-acting release 80–240 mg/hari peroral
 Timolol 20–30 mg/hari peroral
 Nadolol 40–240 mg/hari peroral

 Atenolol 50–200 mg/hari peroral


 Bisoprolol 2,5–10 mg/hari peroral.

Anda mungkin juga menyukai