PSIKOFARMA
DOSEN PEMBIMBING
Sri Anik R, S.H., S.Kep., Ns., M.Kes.
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Riska Utama
(151.0047)
Rizky Novitasari S
(151.0048)
Selvia Kumala D
(151.0049)
Sherley Ajeng
(151.0051)
Tiara Novyanti U(151.0052)
Tyas Solit Naomiyah
(151.0053)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang mana telah memberikan kita
taufig dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapanmenuju jalan yang terang
benderang.
Di dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu
Sri Anik R, S.H., S.Kep., Ns., M.Kes. selaku dosen pembimbing kami beserta semua pihak
yang telah membantu didalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari didalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan,
Oleh karena itu dengan kerendahan hati kami harapkan saran dan kritik yang membangun.
Dan kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif
pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap
taraf kualitas hidup pasien.
Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya: antipsikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti
obsesif-kompulsif.
Pembagian
lainnya
dari
obat
psikotropik
antara
lain:
No
Golongan
Obat
Sediaan
Dosis Anjuran
.
1.
Fenotiazin
Chlorpromazi
150-600 mg/hari
n
Injeksi 25 mg/ml
2.
Butirofenon
Thioridazin
150-600 mg/hari
Trifluoperazin
Tablet 1 mg dan 5 mg
10-15 mg/hari
Perfenazin
Tablet 2, 4, 8 mg
12-24 mg/hari
Flufenazin
10-15 mg/hari
Halloperidol
4.
Difenilbutil
Droperidol
7,5 15 mg/hari
Pimozide
Tablet 1 dan 4 mg
1-4 mg/hari
Risperidon
Tablet 1, 2, 3 mg
2-6 mg/hari
piperidin
5.
Atypical
Mekanisme Kerja
Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam memblokade
reseptor dopamin dan juga dapt memblokade reseptor kolinergik, adrenergik dan
histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak
terlalu selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor
dopamine D2, Anti-psikosis atypical memblokade reseptor dopamine dan juga
serotonin 5HT2 dan beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamin sistem
limbic, terutama pada striatum.
Cara Penggunaan
Umumnya dikonsumsi secara oral, yang melewati first-pass metabolism di
hepar. Beberapa diantaranya dapat diberikan lewat injeksi short-acting Intra
Muscular (IM) atau Intra Venous (IV). Untuk beberapa obat anti-psikosis (seperti
haloperidol dan flupenthixol), bisa diberikan larutan ester bersama vegetable oil
dalam bentuk depot IM yang diinjeksikan setiap 1-4 minggu. Obat-obatan depot
lebih mudah untuk dimonitor.
Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan dengan dosis
ekivalennya. Apabila obat psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam
dosis optimal setelah jangka waktu memadai, dapat diganti denganobat anti-psikosis
lainnya. Jika obat anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek
sampingnya dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian
sekarang.
Dalam pemberian dosis, perlu dipertimbangkan:
dosis maintenance
stop
Obat anti-psikosi tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun
diberikan dalam jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan sangat kecil.
Jika dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound,yaitu: gangguan
lambung, mual, muntah, diare, pusing, gemetar dan lain-lain dan akan mereda jika
diberikan anticholinergic agents (injeksi sulfas atropine 0,25 mg IM dan tablet
trihexylfenidil 3x2 mg/hari).
Obat anti-psikosis parenteral berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit
teratur makan obat atau tidak efektif dengan medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5
cc setiap bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan
terhadap skizofrenia.
Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu
merubah posisi tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi non-adrenalin (effortil IM).
Haloperidol juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet
trihexylfenidil 3-4x2 mg/hari.
Indikasi
Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni,
untuk mengurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga efektif
dalam mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif dalam menangani
mania, Tourettes syndrome, perilaku kekerasan dan agitasi akibat bingung dan
demensia. Juga dapat dikombinasikan dengan anti-depresan dalam penanganan
depresi delusional.
Efek samping
1. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism,akatisia, dikinesia tardiv
2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea
3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia
Bila terjadi gejala tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan. Bisa
diberikan obat reserpin 2,5 mg/hari.obat pengganti yang paling baik adalah klozapin
50-100 mg/hari.
Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia darah, fotosensitivitas,
jaundice,
dan
Neuroleptic
Malignant
Syndrome
(NSM).
NSM
berupa
No
Golongan
Obat
Sediaan
Dosis Anjuran
Trisiklik
Amitriptilin
Tablet 25mg
75-150mg/hari
(TCA)
Imipramin
Tablet 25mg
75-150mg/hari
SSRI
Sentralin
Tablet 50mg
50-150mg/hari
Flovoxamin
Tablet 50mg
50-100mg/hari
Fluoxetin
Kapsul 20mg
20-40mg/hari
.
1.
2.
Kapsul 20mg
Paroxetin
Tablet 20mg
20-40mg/hari
3.
MAOI
Moclobemide
Tab. 150mg
300-600mg/hari
4.
Arypical
Mianserin
Tablet 10,30mg
30-60mg/hari
Trazodon
Tab. 50mg,100mg
75-150mg/hari
Maprotilin
Tab. 10,25,50,75mg
75-150mg/hari
Mekanisme Kerja
Trisklik(TCA) memblokade reuptake dari nodadrenalin dan serotonin yang
menuju neuro persinaps. SSRI hanya memblokade reuptake dari serotonin. MAOI
menghambat pengrusakan serotonin pada sinaps. Mianseria dan mirtazapin
memblokade reseptor alfa 2 presinaps. Setiap mekanisme kerja dari antidepressan
melihatkan modulasi pre atau post sinaps atau disebut respon elektrofisisologis.
Cara Penggunaan
Umumnya bersifat oral, sebagian besar bisa diberikan sekali sehari dan
mengalami proses first-pass metabolism di hepar. Respon anti-depressan jarang
timbul dalam waktu kurang dari 2-6minggu.
Untuk sindroma depresi ringan dan sedng, pemilihan obat sebaiknya mengikuti
urutan:
Langkah 1 : golongan SSRI ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
Langkah 2 :golongan tretrasiklik (TCA)
Langkah 3 : golongan tetrasiklik,atypical,MAOI ( Mono Amin Oxydase Inhibitor)
reversible.
Indikasi :
Obat anti deperesan diberikan kepada penderita depresi dan kadang juga
berguna untuk penderita ansietas fobia, obsesif kompulsif, dan mencegah
kekambuhan depresi.
Efek samping :
Trisklik dan MAOI : antikolinergik ( mulut kering, retensi urin, penglihatan
kabur, kostipasi, sinus takikardi.) dan antiadrenergik ( perubahan EKG, hipertesi )
SSRI : nausea, sakit kepala.
MAOI : interaksi tiramin
Jika pemberian telah mencapai dosis toksik timbul atropine basic syndrome dengan
gejala aksitasi SSP, hiperpireksia, hipertensi, konvulsi, delirium, confusion dan
disorientasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya :
Gastric Lavage
Diazepam 10mg IM untuk mengatasi konvulsi
Postigmin 0,5-1mg IM untuk mengatasi efek antikolinergik.dapat diulangi setelah
30-40 menit hingga gejala mereda
Monitoring EKG
Kontraindikasi :
Penyakit Jantung koroner
Glaucoma,retensi urin,hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsi.
C. Obat Antimania
Obat antimania mempunyai beberapa sinonim seperti mood modulators, mood
stabilizer,dan antimanik.Dalam membicarakan obat antimania yang menjadi acuan
adalah litium karbonat.
No.
Nama Generik
1.
Litium karbonat
2.
Haloperidol
Sediaan
Dosis Anjuran
250-500mg
4,5-15mg
Liq 2mg/hr
Injk 5mg/ml
3.
Karbamazepin
Tab 200mg
400-600mg/hr
2-3/hr
Mekanisme Kerja
Efek
antimania
litium
disebabkan
oleh
kemampuannya
mengurangi
pikiran
menurun, bucara sulit pengucapan kata tidak jelas, berjalan tidak stabil.
- Dengan semakin beratnya introsikasi terdapat gejala : kesadaran menurun, oliguria,
kejang-kejang
- Penting sekali pengawasan kadar litium dalam darah
5. Faktor Predisposisi :
- Demam ( berkeringat berlebihan)
- Diet rendah garam
- Diare dan muntah-muntah
- Diet untuk menurunkan berat badan
- Pemakaian bersama diuretik, antireumatik, obat anti inflamasi non steroid
Nama Generik
Golongan
Sediaan
Dosis aniuran
Diazepam
Benzodiazepin
Tab 2-5 mg
Peroral
10-30
mg/hr,2-3x/hari
Penteral IV/IM
2-10
2
Klordiazepoks
mg/kali,
Benzodiazepin
Tab 5 mg
oid
3
Lorazepam
Benzodiazepin
Kap 5 mg
Tab 0,5-2 mg
2-3x/sehari
2-3 x 1 mg/hr
Clobazam
Benzodiazepin
Tab 10 mg
2-3 x 10 mg/hr
Brumazepin
Benzodiazepin
Benzodiazepin
mg
Tab 10 mg
Oksazolom
2-3 x 10 mg/hr
7
8
Klorazepat
Benzodiazepin
Cap 5 10 mg
2-3 x 5 mg/hr
Alprazolam
Benzodiazepin
0,25
0,5
9
Prazepam
Benzodiazepin
Tab 5 mg
mg/hr
23x
5
1 Sulpirid
0
1 Buspiron
1
NonBenzodiaz
Cap 50 mg
mg/hr
100
epin
200
NonBenzodiaz
mg/hr
15
epin
Tab 10 mg
30
mg/hr
Mekanisme kerja
Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitas dari system limbic yang terdiri
dari dopaminergic, nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan oleh GABA
ergic yang merupakan suatu inhibitory neurotransmitter. Obat antiansietas
benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya yang akan meng-inforce
the
Klobazam untuk pasien dewasa dan pada usia lanjut yang ingin tetap aktif
Lorazepam untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal
Alprazolam efektif untuk ansietas antosipatorik, mula kerja lebih cepat dan
lakukan tapering off. Pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan pada sindroma
ansietas yang disebabkan faktor eksternal.
Efek samping
Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerka psikomotor menurun,
kemampuan kognitif melemah)
Relaksasi otot ( rasa lemas, cepat lelah dan lain-lain)
Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah dari narkotika
Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat
dipertahankan setelah dosis terakhir berlangsung sangat singkat.
Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat, pasien
menjadi iritabel, bingung, gelisah, insomania, tremor, palpitasi, keringat dingin ,
konvulsi.
Kontra indikasi
Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma, miastania
gravis, insufisiensi paru kronik, penyakit ginjal dan penyakit hati kronik pada pasien
usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxal reaction)
berupa kegelisahan , iritabilitas, disinhibisi, spasitas oto meningkat dan gangguan
tidur. Ketergantungan relatif sering terjadi pada individu dengan riwayat peminum
alkohol, penyalagunaan obat atau unstable personalities. Untuk mengurangi resiko
ketergantungan obat , maksimum lama pemberian 3 bulan dalam rentang dosis
terapeutik.
e. Anti-Insomnia
Sinonimnya adalah hipnotik, somnifacient, atau hipnotika. Obat acuannya
adalah fenobarbital.
No
1
Nama Generik
Nitrazepam
Triazolam
Golongan
Benzodiazepin
Benzodiazepin
Sediaan
Tab 5 mg
Dosis aniuran
Dewasa 2 tab
Tab 0,125 mg
Lansia 1 tab
Dewasa 2 tab
Lansia 1 tab
Tab 0,250 mg
Dewasa 2 tab
Lansia 1 tab
1-2 mg/malam
Estazolam
Benzodiazepin
Tab 1 mg
Chloral
Non-
Tab 2 mg
Soft cap 500 1-2 cap, 15-30
hydrate
Benzodiazepin
mg
menit sebelum
tidur
Mekanisme Kerja
Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ di susunan saraf pusat yang
berperan dalam memperantarai proses tidur.
Cara Penggunaan
1. Dosis anjuran untuk pemberian tanggal 15-30 menit sebelum tidur.
2. Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan
sampai 1-2 minggu kemudian secepatnya tapering off untuk mencegah timbulnya
rebound dan toleransi obat.
3. Pada usia lanjut dosis harus lebih kecil dan meningkatkan dosis lebih perlahanlahan untuk menghindari over dosis dan intoksikasi.
4. Lama pemberian tidak lebih dari 2 minggu agar resiko ketergantungan kecil.
Efek samping
1. Supresi SSP pada saat tidur
2. Rebound penomen
3. Disinhibiting efek yang menyebabkan perilaku penyerangan dan ganas pada
1.
2.
3.
4.
Nama Generik
Sediaan
Dosis Anjuran
.
1.
Lompramine
Tab 25 mg
75-200 mg/hr
2.
Lofuamine
Tab 50 mg
100-200 mg/hr
3.
Seftaline
Tab 50 mg
50-150 mg/hr
4.
Fluxsetine
Cap 20 mg,
20-80 mg/hr
caplet 20 mg
5.
Paroxetine
Tab 20 mg
40-60 mg/hr
Mekanisme kerja
Menghambat re-uptake neurotransmitter serotin sehingga gejala mereda.
Cara penggunaan
Sampai sekarang obat pilihan untuk gangguan obsesi kompulsi adalah
klomipramin. Terhadap mereka yang peka dapat dialihkan ke golongan SSRI
dimana efek samping relatif aman. Obat dimulai dengan dosis rendah klomprain
mulaidengan 25-50 mg/hari (dosis tunggal malam hari), dinakkan secara bertahap
dengan penambahan 25 mg/hari sampai tercapai dosis efektif (biasanya 200-300
mg/hari).
Dosis pemeliharaan umumnya agak tinggi meskipun bersifat individual,
klomipramin sekitar 100-200 mg/hari dan setralin 100 mg/hari. Sebelum
dihentikan lakukan pengurangan dosis secara tappering off. Meskipun respon dapat
terlihat dalam 1-2 minggu, untuk mendapatkan hasil yang memadai setidaknya
diperlukan waktu 2-3 bulan dengan dosis antara 75-225 mh/hari.
g. Obat Anti Panik
Dalam membicarakan anti panik yang menjadi obat acuan adalah imipramin
No.
Nama Generik
Sediaan
Dosis Anjuran
1.
2.
3.
Imipramin
Clomipramin
Alprazol
Tab 25 mg
Tab 25 mg
Tab 0,25 mg.
75-15- mg/hr
75-150 mg/hr
2-4 mg/hr
4.
5.
6.
Moclobemid
Setralin
Fluoxetin
0,5 mg. 1 mg
Tab 150 mg
Tab 50 mg
Cap
dan
300-600 mg/hr
50-100 mg/hr
20-40 mg/hr
7.
8.
Parocetin
Flufoxamine
Caplet 20 mg
Tab 20 mg
Tab 50 mg
20-40 mg/hr
50-100 mg/hr
Mekanisme Kerja
Sindrom panik berkaitan dengan hipersensitivitas dari serotonic reseptor di
SSP. Mekanisme kerja obat antipanik adalah menghambat reuptake serotonin pada
celah sinaptik antar neuron.
Cara Penggunaan Obat
1. Golongan SSRI mempunyai efek samping yang lebih ringan.
2. Alprozolam merupakan obat yang paling kurang toksiknya dan onset kerjanya
lebih cepat.
Efek Samping Obat
1.
2.
3.
4.
Mengantuk
Sedasi
Kewaspadaan berkurang
Neurotoksik
Lama Pemberian Obat
1. Lamanya pemberian obat tergantung dari individual, umumnya selama 6-12 bulan,
kemudian dihentikan secara bertahap selama 3 bulan bila kondisi penderita sudah
memungkinkan.
2. Dalam waktu 3 bulan bebas obat 75% penderita menunjukkan gejala kambuh.
Dalam keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis semula diulangi selama 2
tahun. Setelah itu dihentikan secara bertahap selam 3 bulan.