Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENATALAKSANAAN PEMBERIAN

PSIKOFARMA

DOSEN PEMBIMBING
Sri Anik R, S.H., S.Kep., Ns., M.Kes.

NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Riska Utama
(151.0047)
Rizky Novitasari S
(151.0048)
Selvia Kumala D
(151.0049)
Sherley Ajeng
(151.0051)
Tiara Novyanti U(151.0052)
Tyas Solit Naomiyah
(151.0053)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2015/2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang mana telah memberikan kita
taufig dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapanmenuju jalan yang terang
benderang.
Di dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu
Sri Anik R, S.H., S.Kep., Ns., M.Kes. selaku dosen pembimbing kami beserta semua pihak
yang telah membantu didalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari didalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan,
Oleh karena itu dengan kerendahan hati kami harapkan saran dan kritik yang membangun.
Dan kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.

Surabaya, 16 November 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif
pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap
taraf kualitas hidup pasien.
Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya: antipsikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti
obsesif-kompulsif.

Pembagian

lainnya

dari

obat

psikotropik

antara

lain:

transquilizer, neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika.


2.2 Obat-Obat Psikofarmaka
a. Obat Anti-Psikosis
Anti-psikosis disebut juga neuroleptic, dahulu dinamakan major transquilizer.
Salah satunya adalah chloropromazine (CPZ), yang diperkenalkan pertama kali tahun
1951 sebagai premedikasi dalam anatesi akibat efeknya yang membuat relaksasi
tingkat kewaspadaan seseorang. CPZ segera dicobakan pada penderita skizofrenia
dan ternyata berefek mengurangi delusi dan halusinasi tanpa efek sedatif yang
berlebihan.

No

Golongan

Obat

Sediaan

Dosis Anjuran

.
1.

Fenotiazin

Chlorpromazi

Tablet 25 dan 100 mg,

150-600 mg/hari

n
Injeksi 25 mg/ml

2.

Butirofenon

Thioridazin

Tablet 50 dan 100 mg

150-600 mg/hari

Trifluoperazin

Tablet 1 mg dan 5 mg

10-15 mg/hari

Perfenazin

Tablet 2, 4, 8 mg

12-24 mg/hari

Flufenazin

Tablet 2,5 mg, 5 mg

10-15 mg/hari

Halloperidol

Tablet 0,5 mg 1,5 mg, 5-15 mg/hari


5 mg
Injeksi 5 mg/ml

4.

Difenilbutil

Droperidol

Amp 2.5 mg/ml

7,5 15 mg/hari

Pimozide

Tablet 1 dan 4 mg

1-4 mg/hari

Risperidon

Tablet 1, 2, 3 mg

2-6 mg/hari

piperidin
5.

Atypical

Mekanisme Kerja
Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam memblokade
reseptor dopamin dan juga dapt memblokade reseptor kolinergik, adrenergik dan
histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak
terlalu selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor
dopamine D2, Anti-psikosis atypical memblokade reseptor dopamine dan juga

serotonin 5HT2 dan beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamin sistem
limbic, terutama pada striatum.
Cara Penggunaan
Umumnya dikonsumsi secara oral, yang melewati first-pass metabolism di
hepar. Beberapa diantaranya dapat diberikan lewat injeksi short-acting Intra
Muscular (IM) atau Intra Venous (IV). Untuk beberapa obat anti-psikosis (seperti
haloperidol dan flupenthixol), bisa diberikan larutan ester bersama vegetable oil
dalam bentuk depot IM yang diinjeksikan setiap 1-4 minggu. Obat-obatan depot
lebih mudah untuk dimonitor.
Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan dengan dosis
ekivalennya. Apabila obat psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam
dosis optimal setelah jangka waktu memadai, dapat diganti denganobat anti-psikosis
lainnya. Jika obat anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek
sampingnya dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian
sekarang.
Dalam pemberian dosis, perlu dipertimbangkan:

Onset efek primer (efek klinis)


: sekitar 2-4 minggu
Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam
Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)
Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping,
sehingga tidak mengganggu kualitas hidup pasien.
Mulailah dosis awal dengan dosis anjuran

hingga dosis efektif (sindroma psikosis reda)


perlu dinaikkan

dievaluasi setiap 2 minggu dan bila

dosis optimal dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi)

diturunkan setiap 2 minggu

dosis maintenance

2 tahun(diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu)


tiap 2-4 minggu)

dinaikkan setiap 2-3 hari

dipertahankan selama 6 bulan


tapering off (dosis diturunkan

stop

Obat anti-psikosi tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun
diberikan dalam jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan sangat kecil.
Jika dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound,yaitu: gangguan

lambung, mual, muntah, diare, pusing, gemetar dan lain-lain dan akan mereda jika
diberikan anticholinergic agents (injeksi sulfas atropine 0,25 mg IM dan tablet
trihexylfenidil 3x2 mg/hari).
Obat anti-psikosis parenteral berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit
teratur makan obat atau tidak efektif dengan medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5
cc setiap bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan
terhadap skizofrenia.
Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu
merubah posisi tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi non-adrenalin (effortil IM).
Haloperidol juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet
trihexylfenidil 3-4x2 mg/hari.

Indikasi
Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni,
untuk mengurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga efektif
dalam mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif dalam menangani
mania, Tourettes syndrome, perilaku kekerasan dan agitasi akibat bingung dan
demensia. Juga dapat dikombinasikan dengan anti-depresan dalam penanganan
depresi delusional.
Efek samping
1. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism,akatisia, dikinesia tardiv
2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea
3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia
Bila terjadi gejala tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan. Bisa
diberikan obat reserpin 2,5 mg/hari.obat pengganti yang paling baik adalah klozapin
50-100 mg/hari.
Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia darah, fotosensitivitas,
jaundice,

dan

Neuroleptic

Malignant

Syndrome

(NSM).

NSM

berupa

hiperpireksia,rigiditas, inkontinensia urin, dan perubahan status mental dan kesadaran.


Bila terjadi NSM, hentikan pemakaian obat, perawatan suportif dan berikan agonis
dopamin (brimokriptin 3x 7,5 sampai 60 mg/hari, L-Dope 2x100 mg atau amantidin
200 mg/hari)
Kontraindikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang tinggi,
ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran.
b. Obat Antidepresan
Sinonim antidepressan adalah thimoleptika atau psikik energizer. Umumnya
yang digunakan sekarang adalah golongan trisklik misalnya imipramin, amitriptilin,
dan kofepramin )

No

Golongan

Obat

Sediaan

Dosis Anjuran

Trisiklik

Amitriptilin

Tablet 25mg

75-150mg/hari

(TCA)

Imipramin

Tablet 25mg

75-150mg/hari

SSRI

Sentralin

Tablet 50mg

50-150mg/hari

Flovoxamin

Tablet 50mg

50-100mg/hari

Fluoxetin

Kapsul 20mg

20-40mg/hari

.
1.

2.

Kapsul 20mg
Paroxetin

Tablet 20mg

20-40mg/hari

3.

MAOI

Moclobemide

Tab. 150mg

300-600mg/hari

4.

Arypical

Mianserin

Tablet 10,30mg

30-60mg/hari

Trazodon

Tab. 50mg,100mg

75-150mg/hari

Maprotilin

Tab. 10,25,50,75mg

75-150mg/hari

Mekanisme Kerja
Trisklik(TCA) memblokade reuptake dari nodadrenalin dan serotonin yang
menuju neuro persinaps. SSRI hanya memblokade reuptake dari serotonin. MAOI
menghambat pengrusakan serotonin pada sinaps. Mianseria dan mirtazapin
memblokade reseptor alfa 2 presinaps. Setiap mekanisme kerja dari antidepressan
melihatkan modulasi pre atau post sinaps atau disebut respon elektrofisisologis.
Cara Penggunaan
Umumnya bersifat oral, sebagian besar bisa diberikan sekali sehari dan
mengalami proses first-pass metabolism di hepar. Respon anti-depressan jarang
timbul dalam waktu kurang dari 2-6minggu.
Untuk sindroma depresi ringan dan sedng, pemilihan obat sebaiknya mengikuti
urutan:
Langkah 1 : golongan SSRI ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
Langkah 2 :golongan tretrasiklik (TCA)
Langkah 3 : golongan tetrasiklik,atypical,MAOI ( Mono Amin Oxydase Inhibitor)
reversible.
Indikasi :
Obat anti deperesan diberikan kepada penderita depresi dan kadang juga
berguna untuk penderita ansietas fobia, obsesif kompulsif, dan mencegah
kekambuhan depresi.
Efek samping :
Trisklik dan MAOI : antikolinergik ( mulut kering, retensi urin, penglihatan
kabur, kostipasi, sinus takikardi.) dan antiadrenergik ( perubahan EKG, hipertesi )
SSRI : nausea, sakit kepala.
MAOI : interaksi tiramin

Jika pemberian telah mencapai dosis toksik timbul atropine basic syndrome dengan
gejala aksitasi SSP, hiperpireksia, hipertensi, konvulsi, delirium, confusion dan
disorientasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya :
Gastric Lavage
Diazepam 10mg IM untuk mengatasi konvulsi
Postigmin 0,5-1mg IM untuk mengatasi efek antikolinergik.dapat diulangi setelah
30-40 menit hingga gejala mereda
Monitoring EKG
Kontraindikasi :
Penyakit Jantung koroner
Glaucoma,retensi urin,hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsi.
C. Obat Antimania
Obat antimania mempunyai beberapa sinonim seperti mood modulators, mood
stabilizer,dan antimanik.Dalam membicarakan obat antimania yang menjadi acuan
adalah litium karbonat.
No.

Nama Generik

1.

Litium karbonat

2.

Haloperidol

Sediaan

Dosis Anjuran
250-500mg

Tab 0,5 mg ,2mg,5mg

4,5-15mg

Liq 2mg/hr
Injk 5mg/ml
3.

Karbamazepin

Tab 200mg

400-600mg/hr
2-3/hr

Cara Penggunaan Obat


Pada mania akut diberikan halopedirol IM atau tablet litium karbonat. Pada
gangguan afektif bipolar dengan serangan

episodik mania depresi diberi litium

karbonat sebagai profilaks. Dapat mengurangi frekuensi,berat,dan lamanya suatu


kekambuhan.

Bila penggunaan obat litium karbonat tidak dapat memungkinkan dapat


digunakan karbemezin. Obat ini terbukti ampuh untuk meredakan sindroma mania
akut dan profilaks srerangan sindroma mania pada gangguan efektif bipolar.
Pada gangguan afektif unipolar, pencegahan kekambuhan dapat juga dengan
obat antidepressi SSRI yang lebih ampuh daripada litium karbonat. Dosis awal harus
lebih rendah pada pasien usia lanjut atau pasien gangguan fisik yang mempengaruhi
fungsi ginjal. Pengukuran serum dilakukan dengan mengambil sampel darah pagi
hari, yaitu sebelum makan obat dan sekitar12 jam setelah dosis petang.

Mekanisme Kerja
Efek

antimania

litium

disebabkan

oleh

kemampuannya

mengurangi

dopaminereseptor supersensitivitymeningkatkan cholinergik muscarinic activiy


dan menghambat cyclic AMI adenosine monophospat)
Efek Samping
1. Efek samping litium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien
2. Gejala efek samping pada pengobatan jangka panjang :
Mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual,muntah,diare, feses lunak ),
kelemahan otot, poliuria, tremor halus ( fine tremor, lebih nyata pada pasien usia
lanjut dan penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan antidepressan)
Tidak ada efek sedasi dan gangguan akstrapiramidal
3. Efek samping lain : hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan fungsi
tiroid, edema pada tungkai metalic taste, leukositosis, gangguan daya ingat dan
konsentrasi pikiran.
4. Gejala inrtroksikasi
- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, konsetraasi

pikiran

menurun, bucara sulit pengucapan kata tidak jelas, berjalan tidak stabil.
- Dengan semakin beratnya introsikasi terdapat gejala : kesadaran menurun, oliguria,
kejang-kejang
- Penting sekali pengawasan kadar litium dalam darah
5. Faktor Predisposisi :
- Demam ( berkeringat berlebihan)
- Diet rendah garam
- Diare dan muntah-muntah
- Diet untuk menurunkan berat badan
- Pemakaian bersama diuretik, antireumatik, obat anti inflamasi non steroid

6. Tindakan mengatasi intoksikasi lithium


-

Mengurangi faktor predisposisi


Diuresis paksa dengan garam fisiologis NaCl diberikan secara IV sebanyak 10 ml
7. Tindakan pencegahan intoksikasi lithium dengan edukasi tentang faktor
predisposisi,
minum secukupnya, bila berkeringat dan diuresis banyak harus diimbangi dengan
minum
lebih banyak, mengenali gejala dan intoksikasi dan kontrol rutin
Kontra Indikasi
Wanita hamil
d. Anti-Ansietas
Obat Anti-ansietas mempunyai beberapa sinonim, antara lain psikoleptik, transquilizer
minor dan anksioliktik. Dalam membicarakan obat antiansietas yang menjadi obat
racun adalah diazepam atau klordiazepoksid
No

Nama Generik

Golongan

Sediaan

Dosis aniuran

Diazepam

Benzodiazepin

Tab 2-5 mg

Peroral

10-30

mg/hr,2-3x/hari
Penteral IV/IM
2-10
2

Klordiazepoks

mg/kali,

Benzodiazepin

Tab 5 mg

setiap 3-4 jam


15-30 mg/hari

oid
3

Lorazepam

Benzodiazepin

Kap 5 mg
Tab 0,5-2 mg

2-3x/sehari
2-3 x 1 mg/hr

Clobazam

Benzodiazepin

Tab 10 mg

2-3 x 10 mg/hr

Brumazepin

Benzodiazepin

Tab 1,5 3-6 3 x 1,5 mg/hr

Benzodiazepin

mg
Tab 10 mg

Oksazolom

2-3 x 10 mg/hr

7
8

Klorazepat

Benzodiazepin

Cap 5 10 mg

2-3 x 5 mg/hr

Alprazolam

Benzodiazepin

Tab 0,25 0,5 1 mg

0,25
0,5
9

Prazepam

Benzodiazepin

Tab 5 mg

mg/hr
23x
5

1 Sulpirid
0
1 Buspiron
1

NonBenzodiaz

Cap 50 mg

mg/hr
100

epin

200

NonBenzodiaz

mg/hr
15

epin

Tab 10 mg

30
mg/hr

Mekanisme kerja
Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitas dari system limbic yang terdiri
dari dopaminergic, nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan oleh GABA
ergic yang merupakan suatu inhibitory neurotransmitter. Obat antiansietas
benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya yang akan meng-inforce

the

inhibitory action of GABA neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda .


Cara penggunaan

Klobazam untuk pasien dewasa dan pada usia lanjut yang ingin tetap aktif
Lorazepam untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal
Alprazolam efektif untuk ansietas antosipatorik, mula kerja lebih cepat dan

mempunyai komponen efek antidepresan.


Sulpirid 50 efektif meredakan gejaa somatic dari sindroma ansietas dan paling
kecil resiko ketergantungan obat.
Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) kemudian dinaikkan dosis setiap 3-5
hari sampai mencapai dosis optimal. Dosis ini dipertahankan 2-3 minggu. Kemudian
diturunkan 1/8 x dosis awal setiap 2-4 minggu sehingga tercapai dosis pemeliharan.
Bila kambuh dinaikkan lagi dan tetap efektif pertahankan 4-8 minggu. Terakhir

lakukan tapering off. Pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan pada sindroma
ansietas yang disebabkan faktor eksternal.
Efek samping
Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerka psikomotor menurun,
kemampuan kognitif melemah)
Relaksasi otot ( rasa lemas, cepat lelah dan lain-lain)
Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah dari narkotika
Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat
dipertahankan setelah dosis terakhir berlangsung sangat singkat.
Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat, pasien
menjadi iritabel, bingung, gelisah, insomania, tremor, palpitasi, keringat dingin ,
konvulsi.
Kontra indikasi
Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma, miastania
gravis, insufisiensi paru kronik, penyakit ginjal dan penyakit hati kronik pada pasien
usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxal reaction)
berupa kegelisahan , iritabilitas, disinhibisi, spasitas oto meningkat dan gangguan
tidur. Ketergantungan relatif sering terjadi pada individu dengan riwayat peminum
alkohol, penyalagunaan obat atau unstable personalities. Untuk mengurangi resiko
ketergantungan obat , maksimum lama pemberian 3 bulan dalam rentang dosis
terapeutik.
e. Anti-Insomnia
Sinonimnya adalah hipnotik, somnifacient, atau hipnotika. Obat acuannya
adalah fenobarbital.
No
1

Nama Generik
Nitrazepam

Triazolam

Golongan
Benzodiazepin

Benzodiazepin

Sediaan
Tab 5 mg

Dosis aniuran
Dewasa 2 tab

Tab 0,125 mg

Lansia 1 tab
Dewasa 2 tab

Lansia 1 tab
Tab 0,250 mg

Dewasa 2 tab
Lansia 1 tab
1-2 mg/malam

Estazolam

Benzodiazepin

Tab 1 mg

Chloral

Non-

Tab 2 mg
Soft cap 500 1-2 cap, 15-30

hydrate

Benzodiazepin

mg

menit sebelum
tidur

Mekanisme Kerja
Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ di susunan saraf pusat yang
berperan dalam memperantarai proses tidur.
Cara Penggunaan
1. Dosis anjuran untuk pemberian tanggal 15-30 menit sebelum tidur.
2. Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan
sampai 1-2 minggu kemudian secepatnya tapering off untuk mencegah timbulnya
rebound dan toleransi obat.
3. Pada usia lanjut dosis harus lebih kecil dan meningkatkan dosis lebih perlahanlahan untuk menghindari over dosis dan intoksikasi.
4. Lama pemberian tidak lebih dari 2 minggu agar resiko ketergantungan kecil.
Efek samping
1. Supresi SSP pada saat tidur
2. Rebound penomen
3. Disinhibiting efek yang menyebabkan perilaku penyerangan dan ganas pada

1.
2.
3.
4.

penggunaan golongan Benzodiazepine dalam waktu yang lama.


Kontra indikasi
Sleep Apnea Syndrome
Congestive heart vailure
Pronik respiratori disiasi
Wanita hamil dan menyusui
f. Obat Anti Obsesif-Kompulsif
Dalam membicarakan obat anti obsesif kompulsif yang menjadi acuan
adalah klomipramim.

Obat anti Obsesif Kompulsif dapat digolongkan menjadi


1. Obat anti Obsesif-Kompulsif trisiklik, contoh Klomipramim.
2. Obat anti Obsesi-Kompulsi SSRJ, cntoh Sentralin, Paroksin, Flofokamin,
Fluoksetin.
No

Nama Generik

Sediaan

Dosis Anjuran

.
1.

Lompramine

Tab 25 mg

75-200 mg/hr

2.

Lofuamine

Tab 50 mg

100-200 mg/hr

3.

Seftaline

Tab 50 mg

50-150 mg/hr

4.

Fluxsetine

Cap 20 mg,

20-80 mg/hr

caplet 20 mg
5.

Paroxetine

Tab 20 mg

40-60 mg/hr

Mekanisme kerja
Menghambat re-uptake neurotransmitter serotin sehingga gejala mereda.
Cara penggunaan
Sampai sekarang obat pilihan untuk gangguan obsesi kompulsi adalah
klomipramin. Terhadap mereka yang peka dapat dialihkan ke golongan SSRI
dimana efek samping relatif aman. Obat dimulai dengan dosis rendah klomprain
mulaidengan 25-50 mg/hari (dosis tunggal malam hari), dinakkan secara bertahap
dengan penambahan 25 mg/hari sampai tercapai dosis efektif (biasanya 200-300
mg/hari).
Dosis pemeliharaan umumnya agak tinggi meskipun bersifat individual,
klomipramin sekitar 100-200 mg/hari dan setralin 100 mg/hari. Sebelum
dihentikan lakukan pengurangan dosis secara tappering off. Meskipun respon dapat
terlihat dalam 1-2 minggu, untuk mendapatkan hasil yang memadai setidaknya
diperlukan waktu 2-3 bulan dengan dosis antara 75-225 mh/hari.
g. Obat Anti Panik
Dalam membicarakan anti panik yang menjadi obat acuan adalah imipramin
No.

Nama Generik

Sediaan

Dosis Anjuran

1.
2.
3.

Imipramin
Clomipramin
Alprazol

Tab 25 mg
Tab 25 mg
Tab 0,25 mg.

75-15- mg/hr
75-150 mg/hr
2-4 mg/hr

4.
5.
6.

Moclobemid
Setralin
Fluoxetin

0,5 mg. 1 mg
Tab 150 mg
Tab 50 mg
Cap
dan

300-600 mg/hr
50-100 mg/hr
20-40 mg/hr

7.
8.

Parocetin
Flufoxamine

Caplet 20 mg
Tab 20 mg
Tab 50 mg

20-40 mg/hr
50-100 mg/hr

Mekanisme Kerja
Sindrom panik berkaitan dengan hipersensitivitas dari serotonic reseptor di
SSP. Mekanisme kerja obat antipanik adalah menghambat reuptake serotonin pada
celah sinaptik antar neuron.
Cara Penggunaan Obat
1. Golongan SSRI mempunyai efek samping yang lebih ringan.
2. Alprozolam merupakan obat yang paling kurang toksiknya dan onset kerjanya
lebih cepat.
Efek Samping Obat
1.
2.
3.
4.

Mengantuk
Sedasi
Kewaspadaan berkurang
Neurotoksik
Lama Pemberian Obat
1. Lamanya pemberian obat tergantung dari individual, umumnya selama 6-12 bulan,
kemudian dihentikan secara bertahap selama 3 bulan bila kondisi penderita sudah
memungkinkan.
2. Dalam waktu 3 bulan bebas obat 75% penderita menunjukkan gejala kambuh.
Dalam keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis semula diulangi selama 2
tahun. Setelah itu dihentikan secara bertahap selam 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai