Anda di halaman 1dari 5

TUTORIAL KLINIK

Obat Antidepresan

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Grhasia

Disusun Oleh:
Chintia Dyah Ayuning Putri
20150310033

Pembimbing:
dr. Sawitri, M.Sc, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN JIWA RSJ GRHASIA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
A. Definisi

Obat antidepresan adalah obat-obatan yang mampu memperbaiki suasana


jiwa (mood) dengan meringankan gejala keadaan murung. Pemberian obat
antidepresan merupakan salah satu aspek dalam menangani penderita depresi,
obat diharapkan dapat menghilangkan atau menurunkan emosi-emosi negatif dan
memperbaiki mood bagi penderita depresi.

B. Golongan Obat

Antidepresan yang tersedia saat ini terdiri dari beragam tipe kimiawi.
Perbedaan ini menjadi dasar untuk membedakan beberapa subgolongan yaitu
Trisiklik-Tetrasiklik (TCA), Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI),
Serotonin–Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRI), dan Inhibitor Monoamin
Oksidase (MAOI).

1) Trisiklik-Tetrasiklik (TCA)
Mekanisme kerja obat golongan ini adalah dengan menghambat ambilan
dari norephinefrin dan serotonin, menghambat adrenergik, kolinergik, dan
reseptor histaminergik. Obat golongan ini efektif untuk depresi, tetapi
penggunaanya telah berkurang karena telah tersedia obat yang mempunyai
efektivitas terapi yang sama tetapi mempunyai dosis yang lebih aman dan
lebih toleransi. Efek samping dari TCA adalah xerostomia (mulut kering),
penglihatan kabur, retensi urin, konstipasi, dan hipotensi. Macam obat
golongan ini adalah :
 Amitriptilin
Sediaan : tablet 25 mg.
Dosis : 25 mg dengan dosis maksimum 150-300 mg/hari.
Kontra indikasi : Gangguan hati.
 Imipramin
Sediaan : tablet 25 mg.
Dosis : 25-50 mg 3x sehari dengan dosis maksimum 250-300 mg/hari.
Kontra indikasi : infark miokard akut.
 Klomipramin
Sediaan : tablet 25 mg.
Dosis : 10 mg dengan dosis maksimum 250 mg/hari.
Kontra indikasi : infark miokard, gagal jantung, gangguan hati yang berat,
glaukoma.
 Mianserin
Sediaan : tablet 10 mg.
Dosis : 30-40 mg malam hari dengan dosis maksimum 90 mg/ hari.
Kontra indikasi : mania, gangguan fungsi hati.

2) Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)


Mekanisme kerja dari SSRI adalah menghambat pengambilan serotonin
ke dalam neuron presinaptik. Sering digunakan sebagai lini pertama karena
efek samping yang cenderung aman. Obat jenis ini memiliki afinitas tinggi
terhadap reseptor monoamine tetapi tidak memiliki afinitas terhadap
adrenoreseptor α, histamin, muskarinik atau asetilkolin yang terdapat juga
pada obat antidepresan trisiklik. Efek samping dari SSRI adalah sakit kepala,
insomnia, kelelahan, kecemasan, disfungsi seksual, peningkatan berat badan.
Macam obat golongan ini adalah :
 Fluoxetin
Sediaan : kapsul 20 mg.
Dosis lazim : 20 mg/hari pada pagi hari, dengan dosis maksimum 80
mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi.
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap fluoxetin, gagal ginjal yang berat,
penggunaan bersama MAO.
 Sertralin
Sediaan : tablet 50 mg.
Dosis lazim : 50 mg/hari bila perlu dinaikkan hingga dosis maksimum 200
mg/hari.
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap sertralin.
 Citalopram
Sediaan : tablet 20 mg.
Dosis : 20 mg/hari, dengan dosis maksimum 60 mg/hari.
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap citalopram.
 Fluvoxamine
Sediaan : tablet 50 mg.
Dosis : 50-100 mg/hari.
Kontra indikasi : kehamilan, laktasi, hipersensitif terhadap fluvoxamine.
 Paroxetine
Sediaan : tablet 20 mg.
Dosis : 20-40 mg/hari.
Kontra indikasi : riwayat kejang, penyakit ginjal berat, gangguan fungsi
hati.

3) Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRI)

SNRI bekerja dengan melakukan pengangkutan serotonin dan


norepinedrin. Pengangkutan norepinefrin secara struktur mirip dengan
pengangkutan serotonin. Pengangkutan norepinefrin memiliki afinitas ringan
terhadap dopamine. Afinitas sebagian besar SNRI cenderung lebih besar untuk
pengangkut serotonin daripada norepinedrin. Macam obat golongan ini
adalah :

 Venlafaxine
Sediaan : kapsul 75 mg.
Dosis : 75 mg/hari dengan dosis maksimum 150-250 mg/hari.
Kontra indikasi : kehamilan, laktasi, anak <18 tahun.
 Duloxetine
Sediaan : kapsul 30 mg, 60 mg.
Dosis : dosis awal 30 mg/hari dengan dosis maksimum 120 mg/hari.
Kontra indikasi : kehamilan, laktasi, hipersensitif terhadap duloxetine,
penggunaan bersama MAOI.
 Milnacipran
Sediaan : tablet 25 mg, 50 mg.
Dosis : 25-100 mg/hari.
Kontra indikasi : kehamilan, laktasi, hipertensi, gagal ginjal kronis,
penggunaan bersama MAOI, anak <15 tahun.

4) Inhibitor Monoamin Oksidase (MAOI)


Bekerja dengan mekanisme meningkatkan konsentrasi norepinefrin,
serotonin, dan dopamine dalam neuron sinaps melalui penghambatan sistem
enzim monoamine oxidase (MAO). Terbentuknya suatu kompleks antara
MAOI dan MAO mengakibatkan peningkatan kadar epinefrin, norepinefrin,
dan serotonin. MAOI tidak hanya menghambat MAO, tetapi menghambat
juga enzim lain yang mengakibatkan terganggunya metabolisme obat di hati.
Penggunaan obat golongan MAOI sudah sangat jarang dikarenakan efek
toksik. Macam obat golongan ini adalah :
 Meclobemid
Sediaan : tablet 150 mg.
Dosis : 300 mg/hari terbagi dalam 2-3 dosis dan dapat dinaikkan sampai
dengan 600 mg/hari.
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap meclobemid.

C. Daftar Pustaka

1) Katzung, B.G. 2003. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi Kedelapan.


Jakarta: Salemba Medika.

2) Elvira, Sylvia D & Hadisukanto, Gitayanti. 2013. Buku Ajar Psikiatri


Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

3) Sadock, B. J. & Sadock, V. A. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi


Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai