ANTIDEPRESAN
Oleh :
NIM.
Penguji :
BANJARMASIN
April 2021
BAB 21.2
ANTIDEPRESAN
golongan ini lebih banyak dipilih karena tidak menimbulkan efek samping dari
orang.
Farmakokinetik
Obat-obatan golongan SSRI memiliki waktu paruh dalam serum yang berbeda.
Fluoxetin memiliki waktu paruh yang paling lama dibandingkan obat lain (4-6
hari); dan metabolit aktifnya memiliki waktu waktu paruh selama 7-9 hari.
golongan SSRI diabsorbsi dengan baik dan menunjukan puncak efeknya selama
3-8 jam kemudian. Sertralin, fluoxetin, dan paroxetin memiliki kemampuan untuk
berikatan dengan protein plasma lebih baik dibandingkan dengan obat lain. Semua
obat golongan SSRI dimetabolisme di hepar oleh enzim CYP450. Obat obatan
Farmakodinamik
2
Mekanisme kerja obat golongan SSRI sehingga dapat memberikan efek terapeutik
yaitu melalui inhibisi reuptake serotonin. Peningkatan dosis tidak akan menambah
efek terapeutik tetap hanya akan meningkatkan risiko efek samping. Citalopram
dan escitalopram merupakan obat anggota golongan SSRI yang paling selektif
terhadap serotonin dan memiliki efek yang sedikit pada norepinefrin dan dopamin.
serotonin.
Indikasi terapeutik
Depresi. Obat-obatan golongan SSRI merupakan terapi lini pertama untuk depresi
karena relatif lebih aman, efek samping yang lebih sedikit, serta bersifat broad
spectrum. Derajat keparah depresi pada semua kelompok usia akan membaik
maupun upaya bunuh diri. SSRI diberikan pada wanita yang mengalami depresi
postpartum yang telah berlangsung selama lebih dari beberapa minggu atau pasien
jumlah yang sedikit, tetapi tidak ada efek yang membahayakan bagi bayi yang
SSRI aman dan dapat ditoleransi dengan baik ketika diberikan pada pasien
lansia dan pasien yang memiliki penyakit medis. Meskipun penggunaan SSRI
pada anak dan remaja dipandang kontroversial, tetapi beberapa anak dan remaja
menunjukkan respon yang baik pada pemberian SSRI untuk mengobati depresi
3
Gangguan cemas. Fluvoxamin, paroxetin, sertralin, dan fluoxetin diindikasikan
pada pasien dengan OCD dengan usia >18 tahun. Dosis SSRI sebagai terapi OCD
lebih tinggi dibandingkan dosis yang digunakan sebagai terapi depresi. Beberapa
dismorphic disorder.
panik dengan atau tanpa agoraphobia. SSRI efektif untuk fobia sosial dan
gangguan cemas sosial dengan mengurangi gejala dan hendaya. Selain itu, SSRI
juga memiliki efek terapeutik pada penggunaan jangka panjang untuk PTSD, fobia
terapi bulimia selain psikoterapi, dengan dosis efektif 60 mg per hari. Pemberian
obat ini untuk anorexia nervosa berperan dalam mengendalikan gangguan mood
untuk menurunkan berat badan jika disertai dengan perubahan perilaku, meskipun
disforik premenstrual.
Penggunaan lain. Obat-obatan SSRI juga dapat diberikan untuk kondisi lain
meskipun bukan merupakan pilihan terapi, misalnya pada kasus ejakulasi dini,
Efek samping paling sering yang disebabkan oleh semua obat SSRI adalah
4
Beberapa efek samping lain yang pernah dilaporkan berupa gangguan pencernaan,
fungsi agregasi platelet sehingga pasien mudah lebam dan mengalami perdarahan
berlebih, gangguan glukosa dan elektrolik, reaksi endokrin dan alergi, dan
sindrom serotonin yang terdiri dari diare, diaforesis, tremor, ataxia, myoklonus,
Meskipun obat golongan SSRI relatif aman dibandingkan golongan lain, suatu
fluvoxamin secara tiba tiba dapat menimbulkan gejala putus obat berupa pusing,
lemah, mual, nyeri kepala, depresi rebound, cemas, insomnia, konsentrasi yang
Interaksi obat.
SSRI jarang berinteraksi dengan obat-obatan lain, tetapi sindrom serotonin dapat
terjadi pada pemberian SSRI dengan MAOI, L-triptofan, litium, atau obat
antidepresan lain yang menghambat reuptake serotonin. Beberapa obat SSRI dapat
Fluoxetin. Fluoxetin tersedia dalam sediaan kapsul 10-20 mg, tablet 10 mg,
kapsul salu enteric 90 mg untuk penggunaan sekali seminggu, dan sediaan sirup
20 mg/5 ml. Sebagai terapi depresi, dosis awal yang diberikan adalah 10 atau 20
5
mg per oral sekali sehari yang biasanya diberikan pada pagi hari karena memiliki
meminimalisir efek samping mual. Dosis ini telah terbukti efektif untuk
Sertraline. Sertraline tersedia dalam sediaan tabley 15, 50, dan 100 mg, sirup
20mg/1 ml. Untuk terapi awal depresi, dosis yang diberikan sebesar 50 mg sehari
dengan dosis maksimal 200 mg per hari. Sertraline boleh diberikan saat pagi
maupun malam hari. Jika digunakan untuk terapi serangan panik, maka sertralin
Paroxetin. Paroxetin lepas cepat tersedia dalam sediaan tablet 10, 20, 30, dan 40
mg, dan sirup rasa jeruk dengan sediaan 10mg/5 ml. Pasien untuk terapi depresi
diberikan dengan dosis awal 10 atau 20 mg sekali sehari dan dapat ditingkatkan
dengan titrasi 10 mg selang satu minggu jika belum terlihat efek terapeutik setelah
pemberian 1-3 minggu. Paroxetin diminum satu kali pada malam hari, dan pada
pemberian dosis yang lebih tinggi dapat dibagi menjadi dua kali sehari. Paroxetin
sediaan lepas lambat tersedia dalam tablet 12.5, 25, dan 37.5 mg dengan dosis
awal sebesar 12.5 mg per hari untuk depresi dan 12.5 per hari untuk gangguan
panik.
Fluvoxamin. Fluvoxamin merupakan satu satunya obat SSRI yang tidak disetujui
oleh FDA. Obat ini diindikasikan untuk terapi OCD dan tersedia dalam sediaan
tablet 25, 50, dan 100 mg. Dosis efektif 50-300 mg per hari, dengan dosis awal
biasanya 50 mg per hari diberikan sebelum tidur pada minggu pertama. Pemberian
dosis di atas 100 mg dapat terbagi menjadi pemberian dua kali sehari. Fluvoxamin
6
harus ditelan bersama makanan tanpa dikunyah.
Citalopram. Citalopram tersedia dalam sediaan tablet 20 dan 40 mg, dan sirup 10
mg/5 ml. Dosis awal 20 mg per hari pada minggu pertama dan kemudian
ditingkatkan menjadi 40 mg per hari. Obat boleh diminum saat pagi maupun
malam.
Vilazodon. Vilazodon tersedia dalam sediaan tablet 10, 20, dan 40 mg. Dosis
dosis awal 10 mg/hari selama 7 hari kemudian diikuti oleh 20 mg/hari selama 7
Vortioxetin. Vortioxetin tersedia dalam sediaan tablet 5, 10, 15, dan 20 mg.
profil farmakologi yang lebih kompleks dibandingkan dengan SSRI lain. Dosis
menjadi 20 mg/hari. Dosis 5 mg/hari dapat diberikan pada pasien yang tidak bisa
SNRI diambil dari efek terapeutik obat-obatan golongan ini yang dicapai melalui
blockade transporter uptake serotonin dan norepinefrin. SNRI juga disebut sebagai
inhibitor reuptake dual, yag memiliki cara kerja lebih luas dibandingkan obat-
social, dan gangguan panik. Indikasi lain yaitu OCD, agoraphobia, social fobia,
obatan golongan SSRI, dengan efek samping tersering yaitu rasa mual. Efek
samping lain berupa penurunan libido dan lambat orgasme/ejakulasi, nyeri kepala,
tekanan darah. Penghentian kedua obat ini juga dapat menyebabkan sindrom putus
anorexia, berkeringat, diare, dan gangguan sensori, sehingga harus di taper off
pasien yang diberikan terapi MAOI karena risiko interaksi farmakodinamik seperti
sindrom serotonin.
Venlafaxin tersedia dalam sediaan tablet 15, 37.5, 50, 75, dan 100 mg serta
kapsul ER 37.5, 75, dan 150 mg. Dosis inisial yang direkomendasikan adalah 75
mg sekali sehari, tetapi kebanyakan pasien dimulai dengan 37.5 mg/hari pada 4-7
hari pertama untuk mengurangi efek samping. Penghentian obat ini harus di taper
off terlebih dahulu selama 2-4 minggu untuk menghindari gejala putus obat. DVS
tersedia dalam sediaan tablet ER 50 mg dan 100 mg, dengan dosis terapeutik yang
8
mengurangi efek samping mual. Duloxetin dimetabolisme oleh enzim CYP2D6
dan CYP1A2 di hepar. Duloxetin dapat diberikan sebagai terapi depresi, dan nyeri
neuropatik yang berkaitan dengan diabetes, serta inkontinensia urin stress, Efek
samping yang dari duloxetine meliputi mual (yang paling umum), mulut kering,
pusing, konstipasi, rasa lelah, penurunan nafsu makan, anorexia, somnolen, dan
mengkonsumsi alcohol, memiliki gangguan hepar, dan penyakit ginjal kronik atau
pasien dengan glaucoma sudut sempit yang tidak terkontrol. Penghentian tiba tiba
Pemberian duloxetine pada wanita hamil dan menyusui harus dihindari. Duloxetin
Duloxetin tersedia dalam sediaan tablet 20, 30, dan 60 mg. Dosis rekomendasi
terapeutik dan dosis maksimal obat ini adalah 60 mg/hari. Dosis 20 atau 30 mg
dapat digunakan sebagai dosis inisial atau dalam dosis terbagi dua kali sehari.
tersedia dalam sediaan tablet 12.5, 25, dan 50 mg. Rekomendasi pemberian
milnacipran sebagai berikut: 12.5 mg sekali sehari pada hari pertama, 12.5 mg dua
kali sehari pada hari kedua dan ketiga, 7.25 mg dua kali sehari pada hari keempat
sampai keenam, dan 50 mg dua kali sehari pada hari ketujuh dan seterusnya.
9
mayor pada pasien dewasa, dengan dosis 40, 80 mg, atau 120 mg dua kali sehari.
3. BUPROPION
dan dopamine. Obat ini tidak bekerja terhadap system serotonin seperti SSRI
maupun SNRI sehingga memiliki risiko efek samping disfungsi seksual dan sedasi
yang lebih rendah. Obat ini juga tidak menyebabkan gejala putus obat. Meskipun
terapi tambahan dari obat antidepresan lain terutama golongan SSRI. Bupropion
tersedia dalam tiga bentuk sediaan, immediate release (diminum tiga kali sehari),
sustained release (diminum dua kali sehari), dan extended release (diminum satu
kali sehari). Ketiga bentuk sediaan ini memiliki kandungan aktif yang sama tetapi
kokain, dan gangguan gairah seksual hipoaktif. Efek samping yang paling umum
dari penggunaan bupropion adalah nyeri kepala, insomnia, mulut kering, tremor,
dan mual. Efek samping lain yang dapat terjadi juga berupa gelisah, agitasi, dan
iritabilitas, dan risiko kejang yag berkaitan dengan dosis. Pasien dengan ansietas
yang berat atau gangguan panic tidak boleh diberikan bupropion. Karena memiliki
10
venlafaxine (SNRI), penggunaan bersama fluoxetine pernah dilaporkan dapat
jarang dapat menyebabkan toksisitas SSP termasuk kejang. Bupropion juga tidak
Bupropion IR tersedia dalam sediaan tablet 75, 100, dan 150 mg. Bupropion
SR tersedia dalam sediaan tablet 100, 150, 200, dan 300 mg. Bupropion ER
tersedia dalam sediaan tablet 150 dan 300 mg. Dosis inisial untuk bupropion IR
pada pasien dewasa dengan depresi adalah 75 mg dua kali sehari, dan pada hari
keempat dapat ditingkatkan menjadi 100 mg tiga kali sehari. Dosis yang
direkomendasikan adalah 300 mg/hari, dengan dosis maksimal 450 mg/hari yang
pemberian dua kali sehari, dengan dosisi inisial 100 mg sekali sehari. Dosis untuk
hari sebelum berhenti merokok. Pada hari keempat dosis dinaikan menjadi 150
4. MIRTAZAPIN
Mirtazapin merupakan obat yang unik diantara antidepresan yang lain yang
trisiklik dan SSRI) atau melalui inhibisi monoamine oksidase (seperti MAOI).
Mirtazapin mampu mengurangi gejala mual dan diare melalui efek terhadap
presinaptik alfa adrenergic sentral dan blockade reseptor post sinaptik 5HT2 dan
11
5HT3. Mirtazapin juga merupakan antagonis poten terhadap reseptor histamine
Mirtazapin efektif sebagai terapi depresi, dan dengan efek sedasinya cocok
untuk pasien dengan insomnia yang berat. Mirtazapin terutama diberikan pada
pasien usia lanjut dengan depresi, dan populasi pasien depresi yang menjalani
venlafaxine untuk mengurangi efek samping mual, agitasi, dan insomnia. Efek
harus hati hati jika diberikan pada pasien yang akan mengemudi atau
mengoperasikan mesin mesin berbahaya, sehingga. Untuk alasan yang sama pula,
peningkatan berat badan, pusing, myalgia, dan mimpi buruk. Mirtazapin dapat
Mirtazapin tersedia dalam sediaan tablet 15, 30, dan 45 mg. Jika pasien tidak
Nefazodon dan trazodon merupakan kedua obat yang strukturnya berkaitan dan
dapat digunakan sebagai terapi depresi. Nefazodon memiliki waktu paruh 2-4 jam.
12
antagonis terhadap reseptor serotonin 5HTA. Nefazodon juga merupakan
antagonis lemah terhadap reseptor alfa1 adrenergik dan inhibisi terhadap reuptake
norepinefrin. Nefazodon efektif dalam dosis 300-600 mg per hari dan memiliki
risiko yang lebih rendah untuk menyebabkan inhibisi orgasme dan disfungsi
terapi OCD. Nefazodon juga diberikan pada pasien dengan PTSD dan sindrom
fatig kronik. Obat ini dapat menjadi pilihan bagi pasien yang resisten pada
pemberian antidepresan lain. Efek samping yang tidak diinginkan pada pemberian
haloperiodol, sehingga dosis kedua obat ini harus diturunkan jika diminum
Nefazodon tersedia dalam sediaan tablet 50, 100, 150, 200, dan 250 mg.
Dosis awal yang direkomendasikan yaitu 100 mg dua keali sehari, tetapi dosis 50
mg dua kali sehari juga dapat ditoleransi terutama pada pasien lanjut usia. Dosis
hari sekali saat malam hari sebelum tidur. Sama seperti antidepresan lain, efek
terapeutik nefazodon baru terlihat setelah pengobatan selama 2-4 minggu. Pasien
Trazodon memiliki waktu paruh 5-9 jam, dimetabolisme di hepar, dan 75%
13
reuptake serotonin dan antagonis yang poten terhadap reseptor serotonin 5HT2A
cemas, dan penurunan berat badan. Indikasi utama pemberian trazodon adalah
sebagai terapi depresi mayor dan merupakan terapi lini pertama untuk mengatasi
diberikan sebagai terapi gangguan ereksi. Indikasi lain dapat digunakan untuk
perkembangan dan pasien lansia dengan demensi dalam dosis rendah (50
mg/hari), gangguan cemas menyeluruh pada dosis 250 mg/hari, dan mengatasi
Efek samping paling umum pada pemberian trazodon adalah efek sedasi,
hipotensi ortostatik yang dialami 4-6 jam setelah meminum obat, pusing, nyeri
kepala, dan mual. Beberapa pasien mengeluhkan efek samping mulut kering atau
menyusui, dan harus diberikan secara hati hati pada pasien dengan ganggual hepar
dan ginjal. Trazodon meningkatkan potensi efek depresan SSP dari obat obatan
lain, dan dapat meningkatkan kadar digoxin dan fenitoin. Trazodon tersedia dalam
sediaan tablet 50, 100, 150, dan 300 mg, dengan dosis awal 50 mg/hari sebelum
tidur dan dinaikkan 50 mg setiap 3 hari jika tidak ada gangguan terkait sedasi dan
dosis terbagi, dan dosis 300-600 mg merupakan rentang dosis terpeutik maksimal.
14
amoxapin, doxepin, maprotilin, dan klomipramin. Imipramin, obat golongan
tidak disukai, efek antidepresan kedua golongan obat ini masih dinilai unggul
TCA memiliki waktu paruh yang bervariasi, berkisar antara 10-70 jam, dengan
kadar puncak plasma selama 2-8 jam. TCA dimetabolisme di hepar dengan
system enzim CYP450 dan interaksi dengan obat lain umumnya terjadi. TCA
TCA berupa antagonism terhadap asetil kolin muskarinik, histamine H1, dan
Indikasi Terapeutik
Indikasi pemberian TCA mirip dengan SSRI, sehingga TCA banyak digantikan
oleh TCA, tetapi TCA dapat menjadi pilihan terapi pada beberapa pasien yang
tidak bisa mentolerir efek samping SSRI. Indikasi tersebut meliputi depresi
nyeri neuropatik kronis dan profilaksis nyeri kepala migraine. Imipramin dapat
digunakan untuk terapi enuresis pada anak anak, doxepin dapat diberikan untuk
dapat digunakan untuk mengobati ejakulasi dini, gangguan gerak, dan perialku
kompulsif pada anak dengan autism. Tetapi karena penggunaan TCA dilaporkan
penggunaan TCA pada anak dan remaj asudah tidak lagi direkomendasikan.
15
Indikasi lain seperti narkolepsi, mimpi buruk, PTSD, GPPH, gangguan tidur
Efek samping TCA meliputi gangguan psikiatri yang dapat memicu mania dan
delirium terutama terjadi pada pasien lansia, mulut kering, konstipasi, penglihatan
kabur, dan retensi urin, takikardia, pemanjangan interval QT, flattened gelombang
T, dan depresi segmen ST, sedasi, efek neurologis seperti tremor, parestesi,
berlebih, palpitasi, dan peningkatan tekanan darah. Penggunaan TCA pada ibu
hamil dapat menimbulkan gejala putus obat pada neonatus karena TCA melewati
Interaksi Obat
TCA tidak boleh diberikan bersamaan dengan MAOI. TCA menghambat efek
terapeutik dari obat anti hipertensi, sedangkan jika diberikan bersamaan dengan
TCA juga berinteraksi dengan antagonis reseptor dopamine, depressan SSP, agen
16
Dosis dan Pedoman Klinis
Pasien yang akan memulai pengobatan dengan TCA harus melakukan pemeriksan
dikonttraindikasikan pada pasien dengan QTc yang lebih dari 450 ms. Terapi
TCA harus dimulai dengan dosis yang rendah kemudian dinaikkan secara gradual.
Pasien pada kelompok usia lanjut dan anak-anak lebih rentan mengalami efek
harus diawasi dengan ketat. Semua obat TCA harus dimulai dengan dosis awal 25
mg/hari kecuali protriptilin (15 mg). Dosis teraputik bervariasi tergantung masing
masing obat dengan kisaran 50-400 mg dengan dosis rata rata 150 mg/hari.
meskipun disarankan untuk diminum sebelum tidur jika obat yang digunakan
adalah obat dengan potensi sedasi yang kuat seperti amitriptilin. Penghentian TCA
harus dilakukan dengan taper off secara perlahan untuk menghindari hipomania
dan sindrom rebound kolinergik dengan gejala mual, nyeri perut, berkeringat,
nyeri kepala, nyeri leher, dan muntah. Pemeriksaan untuk menentukan kadar
17
konsentrasi plasma harus dilakukan setelah pengobatan selama 5-7 hari untuk
Overdosis TCA dapat berakibat fatal, sehingga tidak boleh diresepkan untuk
penggunaan lebih dari 1 minggu terutama pada pasien dengan risiko bunuh diri.
kematian jika terjadi overdosis. Gejala overdosis TCA meliputi agitasi, delirium,
kejang, reflex hiperaktif, paralisis bowel dan bladder, disregulasi tekanan darah
dan suhu, dan midriasis. Pasien kemudian berlanjut menjadi koma hingga depresi
efektif sebagai antidepresan, tetapi efek letal hipertensi dan keharusan restriktif
diet menyebabkan obat golongan ini tidak lagi dijadikan sebagai terapi lini
pertama. Saat ini MAOI hanya diberikan pada kasus-kasus yang resisten terhadap
pengobatan dengan agen lain. MAOI yang tersedia saat ini adalah fenelzin,
paruhnya di plasma selama 2-3 jam, waktu paruh di jaringan jauh lebih lama
hingga 2 minggu pada agen MAOI yang irreversible. MAOI reversible (RIMA)
seperti moklobemid memiliki waktu paruh 0.5-3.5 jam dan tidak bertahan lama
cerna. Terdapat dua jenis MAO, yaitu MAO A dan MAO B, dimana MAO A
Indikasi Terapeutik
dibandingkan TCA untuk terapi gangguan bipolar. Pasien dengan gangguan panik,
fobia social, bulimia nervosa, PTSD, nyeri angina, nyeri wajah atipikal, migraine,
GPPH, hipotensi ortostatik idiopatik, dan depresi yang terkait dengan cedera
Efek samping yang paling umum dari penggunaan MAOI adalah hipotensi
Parestesia, myoclonus, dan nyeri otot juga dilaporkan terjadi pada pasien yang
diobati dengan MAOI. Pemberian MAOI harus diperhatikan pada pasien dengan
krisis hipertensi yang diinduksi oleh tiramin. Makanan yang mengandung tiramin
seperti keju, ikan, minuman beralkohol harus dihindari sampai 2 minggu setelah
dosis terakhir yang diminum. Penghentian MAOI harus ditaper off secara
perlahan selama beberapa minggu untuk mencegah gejala putus obat. Overdosis
MAOI ditandai dengan agitasi yang berlanjut kepada koma dengan hipertemi,
hipertensi, takipneu, takikardi, midriasis, dan reflex hiperaktif. Gejala ini muncul
19
Interaksi obat
Obat-obatan golongan MAOI dapat berinteraksi dengan banyak obat lain dan tidak
boelh diberikan bersamaan dengan obat antidepresan lain terutama obat obatan
serotonergik karena dapat memicu sindrom serotonin. Reaksi fatal dapat terjadi
jika MAOI diminum dengan meperidin atau fentanyl. Jika akan mengubah jenis
obat antidepresan dari MAOI, maka pasien tersebut harus menunggu setidaknya
golongan lain untuk menghindari interaksi obat. Obat obatan MAOI memiliki
dosis terapeutik yang bervariasi dari 0.5-60 mg/hari untuk MAOI irreversible dan
Preparat hormon tiroid seperti levotiroksin dan liotironin dapat digunakan sebagai
hormon tiroid sebagai agen antidepresan masih belum diketahui dengan jelas,
tetapi diduga karena hormon tiroid berikatan dengan reseptor intraselular yang
Preparat hormon tiroid digunakan sebagai terapi adjuvant dan bukan merupakan
terapi lini pertama untuk depresi. Dosis liotironin yang direkomendasikan adalah
preparat hormon tiroid adalah nyeri kepala transien, penurunan berat badan,
tekanan darah, tremor, dan insomnia. Osteoporosis dapat terjadi pada penggunaan
20
terkontrol. Preparat hormon tiroid aman diberikan pada wanita hamil dan
menyusui.
ketamine, dan maprotilin. Liotironin tersedia dalam sediaan tablet 5, 25, dan 50
mikrogram. Levotrioksin tersedia dalam sediaan tablet 12.5-, 25-, 50-, 75-, 88-,
100-, 112-, 125-, 150-, 175-, 200-, dan 300-μg, serta tersedia dalam sediaan
parenteral 200 dan 500 mikrogram. Jika pemberian liotironin sukses, maka
diteruskan selama 2 bulan dan kemudian di taper off 12.5 mikrogram per hari
Terdapat beberapa agen antidepresan baru yang telah disetujui untuk digunakan,
(brexanolon). Ketamin merupakan agen anestetik yang jika diberikan pada dosis
merupakan obat baru yang disetujui di AS pasa tahun 2019 yang terutama
ketamine, obat ini dapat menimbulkan efek antideoresif segera, biasanya 2-3 hari
setelah pemberian. Kekurangan dari obat ini, adapun, adalah penggunaan jangka
21