Anda di halaman 1dari 44

Antidepresan dan Mood Stabilizer

Disusun Oleh :
Azura Syahadati (1102014056)
Causa Alina (1102016045)
Dadi Satrio Wibisono Rachmat (1102013067)
Danti Fadhila (1102016046)
Deshe Karunia Astuti (1102016049)

Pembimbing Ilmu :
dr. Citra Fitri Agustina Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI


PERIODE 30 NOVEMBER – 13 DESEMBER 2020
PENDAHULUAN
Psikotropik adalah obat yang mempengaruhi fungsi perilaku, emosi, dan pikiran
yang biasa digunakan dalam bidang psikiatri. Berdasarkan penggunaan klinik,
psikotropik dapat dibedakan menjadi 4 golongan yaitu antipsikosis, antiansietas,
antidepresi, dan antimania.
Antidepresi adalah obat untuk mengatasi atau mencegah depresi mental. Depresi
didefinisikan sebagai gangguan mental dengan penurunan mood, kehilangan
minatatau perasaan senang, adanya perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan
tidur atau penurunan selera makan, sulit konsentrasi atau kelemahan fisik (WHO,
2006).
Antimania atau mood stabilizer adalah obat yang kerjanya terutama mencegah
naikturunnya mood pada pasien gangguan bipolar(sindrom manik-depresi). Litium
karbonat merupakan prototip obat golongan ini.
ANTI DEPRESAN
KLASIFIKASI ANTI DEPRESAN
Generasi pertama : antidepresi trisiklik
MAOI (Monoamine Oksidase Inhibitor)

Generasi kedua : golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor)


golongan SNRI (serotonin norepinephrine reuptake inhibitor)
GOLONGAN TRISIKLIK
 Imipramin suatu derivat dibenzazepin, dan amitriptilin derivat
dibenzosikloheptadin, merupakan antidepresi klasik yang karena
struktur kimianya disebut sebagai antidepresi trisiklik.
 Derivat dibenzazepin telah dibuktikan dapat mengurangi
keadaan depresi, terutama depresi endogen. Perbaikan berwujud
sebagi perbaikan suasana perasaan (mood), bertambahnya
aktivitas fisik, kewaspadaan mental, perbaikan nafsu makan, dan
pola tidur serta berkurangnya pikiran morbid.
 Golongan obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali
neurotransmitter di otak.
amitriptilin
trisiklik

AMITRIPTILIN
BSO : Efek Samping :
Tablet : 10 mg dan 25 mg
Mulut kering, sedasi, pandangan kabur, konstipasi,
Larutan Injeksi : 100 mg/ 10 mL mual, sulit BAK, efek pada kardiovaskular
(aritmia, hipotensi postural, takikardi, sinkop
Dosis Obat : (terutama pada dosis tinggi), berkeringat, tremor,
ruam, gangguan perilaku (terutama anak),
Dosis permulaan 75 mg/hari, dosis ini hipomania, bingung (terutama lansia), gangguan
kemudian ditinggikan sampai timbul fungsi seksual, perubahan gula darah
terapeutik biasanya antara 150-300
mg/hari
trisiklik

IMIPRAMIN
BSO: Efek Samping:
Tablet Berlapis Gula -> 10 mg dan 25 mg anti kolinergik,
Larutan Injeksi -> 25 mg/2mL gangguan fungsi hati,
gangguan kardiovaskular
Dosis Obat:

75-100 mg/hari terbagi dalam beberapa


kali pemberian selama 2 hari pertama,

kemudian 50 mg setiap hari sampai dicapai


dosis total harian 200-250 mg
MAO INHIBITOR
• Golongan penghambat monoamine-oksidase (MOAI) ini
lebih jarang digunakan dibanding golongan trisiklik dan
antidepresan terkait ataupun SSRI dan anitidepresan
terkait karena faktor interaksinya yang besar.

• MAOI digunakan pada pasien yang sulit diatasi dengan


antidepresan lain.
MAOI

FARMAKODINAMIK
MAOI menghambat sistem enzim monoamine oksidase yang berperan dalam
penghancuran aminergic neurotransmitter (norepinefrin, epinefrin, dopamine,
serotonin).

FARMAKOKINETIK
• MAOI dapat terabsorpsi baik setelah pemberian oral.
• Kadar puncak tranilsipromin dan fenelzin mencapai kadar puncaknya masing-
masing dalam 2 dan 3 jam.
• Metabolisme/ekskresi – metabolisme MAOI dari kelompok hidrazin (fenelzin,
isokarboksazid) diperkirakan menghasilkan metabolit aktif.
MAOI

PILIHAN OBAT MAOI & RESPON PENGOBATAN

• Obat pilihan adalah fenelzin atau isokarboksazid di mana efek


stimulannya lebih kecil dan lebih aman.
• Moklobemid diindikasikan untuk depresi major dan fobia sosial;
dilaporkan memiliki aksi penghambatan reversibel dari monoamin
oksidase tipe A. Obat Ini sebaiknya digunakan sebagai terapi lini ke
dua.
• Tranilsipromin merupakan MAOI yang paling berbahaya karena
efek stimulannya

Respon terhadap obat muncul setelah 3 minggu atau lebih dan


waktu pengobatan dapat ditambah 1 atau 2 minggu untuk
memberikan hasil maksimal.
MAOI

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN

• MAOI menghambat monoamin-oksidase yang akan


menyebabkan akumulasi dari neurotransmiter amin.
• Efek penekanan dari tiramin (terdapat dalam beberapa makanan
seperti keju matang, ikan baring yang diawetkan, kacang polong,
daging-dagingan, ekstrak ragi atau ekstrak kedelai yang
difermentasi) dapat juga dipotensiasi → peningkatan tekanan
darah yang berbahaya.
MAOI

DOSIS EFEK SAMPING


Moklobemid • Penumpukkan tiamin
• Gangguan tidur
• Dosis awal 300 mg/hari,
terbagi dalam 2-3 dosis
• Pusing
dapat dinaikkan sampai • Gelisah, agitasi, bingung
dengan 600 mg/ hari, • Kenaikan enzim hati (jarang)
sesudah makan, sesuaikan • Kemungkinan hiponatremia.
dengan respons. • Ruam, pruritus, urtikaria.
GOLONGAN SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE INHIBITOR (SSRI)
 Mekanisme kerja dari obat ini adalah menghambat pengambilan serotonin kedalam neuron
presinaptik.
 Obat yang termasuk golongan ini adalah fluoksetin, paroksetin, sertralin, fluvoksamin,
sitalopram dan S-sitalopram.
 Memiliki masa kerja yang panjang antara 15-24 jam, fluoksetin paling panjang 24-96 jam
 Efek sampig dari obat ini adalah mual, sakit kepala, insomnia, kelelahan, kecemasan,
disfungsi seksual, peningkatan berat badan
 Interaksi yang berbahaya akan terjadi bila SSRI dikombinasikan dengan MAOinhibitor,
yaitu menyebabkan sindrom serotonin dengan gejala hipertermia, kekakuan otot, kejang,
kolaps kardiovaskular, gangguan perilaku dan gangguan tanda vital
SSRI

1.) FLUOKSETIN
 Obat ini merupakan golongan SSRI yang paling luas digunakan,
karena kurang menyebabkan antikolinergik, hampir tidak
menimbulkann sedasi dan cukup diberikan satu kali sehari.

 Dosis awal dewasa 20 mg/hari setiap pagi, bila tidak diperoleh


efek terapi setelah beberapa minggu, dosis dapat ditingkatkan
hingga 30 mg/hari
SSRI

2.) SERTRALIN
 Serupa fluoksetin, tetapi Lebih selektif terhadap SERT (transporter serotonin)
dan kurang selektif terhadap DAT (transporten dopamin).
 Dapat meningkatkan kadar benzodiazepin, klozapin dan warfarin.
 Depresi & Post traumatic stress disorder, dosis awal 50mg/hari, naikkan dosis
jika perlu sebesar 50mg dalam beberapa minggu hingga maksimum
200mg/hari. Anak-anak dan remaja <18thn tidak direkomensdasikan
 Obsessive-compulsive disorder, dosis awal dewasa dan remaja >13thn
50mg/hari, dosis awal anak umur 6-12 tahun 25mg/hari. Naikkan dosis jika
perlu secara bertahap sebesar 50mg hingga maksimum 200mg/hari.
SSRI

3.) FLUVOKSAMIN

 Cenderung meningkatkan metabolit oksidatif benzodiazepin, klozapin,


teofilin dan warfarin karena menghambat CYP 1A2, CYP 2C19 dan CYP
3A3/4

 Efek sedasi dan efek antimuskarinik kurang dari fluoksetin

 Dosis awal 100mg/hari. Maksimal 300mg/hari, dosis terbagi. Pemberian


pada anak tidak dianjurkan.
SSRI

4.) PAROKSETIN
 Dimetabolisme oleh CYP 2D6, masa paruh 22 jam
 Dapat meningkatkan kadar klozapin, teofilin dan warfarin
 Dapat terjadi iritabilitas jika obat dihentikan mendadak.
 Dosis 20mg/hari diberikan diberikan pada pagi hari. Bila perlu naikkan
dosis dengan bertahap sebesar 10mg sampai maksimum 50mg/hari (lansia
40mg/hari). Tidak dianjurkan pada anak
SSRI

5.) SITALOPRAM

 Selektivitas terhadap SERT (transporter serotonin) paling tinggi


 Dapat meningkatkan kadar klozapin, teofilin dan warfarin
 Metabolismenya oleh CYP 3A4 dan CYP 2C19
 Depresi, dosis 20 mg/hari. Ditingkatkan bila perlu hingga maksimal
60mg/hari (lansia 40mg/hari). Anak <18 tahun tidak direkomendasikan.
 Gangguan panik, dosis awal 10mg/hari. Ditingkatkan maksimal
60mg/hari (lansia 40mg/hari). Anak <18 tahun tidak direkomendasikan.
GOLONGAN SEROTONIN NOREPINEPHRINE REUPTAKE
INHIBITOR (SNRI)
1. Venlafaxine
2. Mirtazapine
3. Duloxetine
SNRI

VENLAFAXINE
Cara Kerja Dosis & Waktu Paruh Efek samping
SNRI bekerja dengan
melakukan pengangkutan
serotonin dan norepinefrin.
Pengangkuatan norepinefrin
secara struktur mirip dengan • Dosis : 75 mg/hari bila
pengangkutan serotonin. perlu dapat
Pengangkutan norepinefrin • Mual
ditingkatkan menjadi
memiliki afinitas ringan • Disfungsi seksual
terhadap dopamine. Afinitas 150-250 mg 1x/hari
sebagian besar SNRI • Waktu Paruh : 5 jam
cenderung lbih besar untuk
pengangkutan serotonin
daripada norepinefrin (Tjay &
Rahardja, 2010).
SNRI

VENLAFAXINE
Indikasi Kontraindikasi

• Gangguan depresi mayor • Penyakit Jantung


• Gangguan kecemasan • Gangguan elektrolit
umum • Hipertensi
• Social phobia • Gangguan fungsi ginjal
• Gangguan panik atau hati yang berat
SNRI

MIRTAZAPINE
GOLONGAN NASA (NORADRENALINE AND SEROTONIN ANTIDEPRESSANTS)
Cara Kerja Dosis Efek Samping

• Meningkatkan nafsu
makan
• Edema
• Obat-obat ini tidak
• Sedasi
berkhasiat selektif,
• 15-45mg/hari menjelang • Kurang umum terjadi :
menghambat re-uptake
tidur pusing, sakit kepala
dari serotonin dan
• Anak-anak dan Remaja • Jarang : hoptensi postural,
noradrenaline. Terdapat
<18 tahun, tidak mania perilaku ingin
beberapa indikasi bahwa
direkomendasikan bunuh diri, tremor,
obat-obat ini lebih efektif
mioklonik, artralgia, ruam
daripada SSRI.
kulit
• Sangat jarang : glaukoma
sudut sempit
SNRI

MIRTAZAPINE
GOLONGAN NASA (NORADRENALINE AND SEROTONIN ANTIDEPRESSANTS)

Indikasi

• Depresi Mayor
SNRI

DULOXETINE
Cara Kerja Dosis & Waktu Paruh Efek Samping

• Diare
• Memblok monoamine
• Dosis Awal : 60 mg • Mulut kering
dengan selektif. Memiliki
sekali/hari tidak • mual, muntah,
aksi ganda dari efikasi
berkenaan dengan makan • Konstipasi
yang lebih baik
• Dosis Maksimum : 120 • Nafsu makan berkurang
dibandingkan dengan SSRI
mg 2x/hari • Berat badan berkurang
dan TCA dalam mengatasi
• Waktu Paruh : 12 jam • Pusing, sakit kepala
remisi pada depresi berat.
• Tremor
SNRI

DULOXETINE
Indikasi Kontraindikasi

• Hipersensitivitas terhadap
duloksetin HCL
• MAO irreversibel
• Pasien dengan penyakit hati
• Untuk pengobatan major • Fluvoksamin
depressive episodes • Siprofloksasin (ex: inhibitor
CYPP1A2)
• Pasien dengan kerusakan
ginjal yang parah (Klirens
kreatinin, 30 mL/menit
MOOD STABILIZER
MOOD STABILIZER
1. Lithium
2. Asam Valporat
3. Karbamazepin
4. Lamotrigin
DEFINISI
Mood stabilizer merupakan obat yang digunakan untuk
pasien dengan gangguan bipolar afektif dan gangguan
skizofrenia yang berfungsi untuk mengurangi frekuensi dari episode
manik, hipomanik dan depresif. Pemeriksaan penunjang yang
diperlukan sebelum memulai terapi di antaranya adalah tes darah
rutin serta elektrokardiografi apabila pasien tersebut memiliki
penyakit kardiovaskuler.
Mood Stabilizer

LITHIUM
Cara Kerja Dosis Efek samping
• Memblokir
manifestasi tingkah
• Gang. Saluran cerna,
laku dalam
• Tremor halus,
perkembangan
• Poliuria & Polidipsia
terhadap
• BB meningkat dan
supersensitifitas 250-500 mg/hari
edema (dapat
reseptor DA
memberikan respons
(dopamine)
pada pengurangan
• Meningkatkan
dosis
aktivitas muskaranik
kolinergik.
Mood Stabilizer

LITHIUM
Indikasi Kontraindikasi

• Gangguan bipolar
terutama pada fase manik
dan untuk profilaksis manik
• Dapat berpotensi
pasien dengan episode akut
nefrotoksik/ gangguan
bipolar dengan depresi
ginjal, pada kehamilan
yang bekerja untuk
dapat menyebabkan
mencegah bunuh diri.
anomali ebstein.
• Pada fase agresif, berguna
untuk menangani agresifitas
pada skizofrenia.
Mood Stabilizer

ASAM VALPROAT
Obat yang digunakan untuk mengobati epilepsy dan gangguan bipolar serta
untuk mencegah sakit kepala migrain.
FARMAKOKINETIK

 Asam valproat sangat terikat dengan protein, terutama dengan albumin.


 Valproate cepat diserap; dengan konsentrasi plasma puncak diperoleh
pada 3-4 jam setelah pemberian oral.
 Waktu paruh plasma valproate adalah 10 sampai 16 jam.
 Bagian valproate yang tidak terikat dianggap aktif secara farmakologis
dan dapat melewati sawar darah-otak.
 Valproate dimetabolisme terutama oleh glukuronidasi hati dan
mitokondria β-oksidasi
Mood Stabilizer

ASAM VALPROAT
Farmakodinamik
• Farmakodinamik spesifik dari mekanisme kerja valproate dalam menstabilkan mood
masih tidak diketahui.
• Efek antikonvulsan asam valproat onsetnya terbilang cepat, sedangkan efek
antimanik dan antidepresan lebih lambat.
• Asam valproat kemungkinan memberikan efek terapi sebagai mood stabilozer
melalui modulasi neurotransmitter dopaminergik dan serotonergik, antagonisme dari
aktivitas NMDA glutamat, peningkatan sintesis dan degradasi GABA, dan
penyumbatan tegangan sensitif saluran Na + mengubah sinyal intraseluler melalui
aksi pada sistem messenger kedua.
Mood Stabilizer

ASAM VALPROAT
Indikasi Kontraindikasi:
• Asam valrpoat adalah salah satu obat utama yang
digunakan untuk mengobati epilepsi, bipolar disorder dan • Gangguan fungsi hati
untuk mencegah sakit kepala migrain.
• Gangguan fungsi ginjal
• Efektifmenangani bipolar disorder siklus cepat dan
episode campuran dibandingkan lithium. • Penyakit koagulasi
• Memiliki keefektifan pengobatan lebih tinggi daripada • Pankreatitis akut
lithium dalam mengobati gangguan skizoafektif dan terapi
augmentasi untuk pasien skizofrenia yang tidak • Kehamilan
merespons obat antipsikotik.
• Untuk pencegahan kejang absans, kejang parsial, dan
kejang umum.
Mood Stabilizer

ASAM VALPROAT
•Kejang akibat epilepsy
Anak-anak usia di atas 10 tahun hingga dewasa:Dosis awal: 10-15mg/kgBB
Efek Samping
per hari, dibagi menjadi 2-4 kali konsumsi. Dosis ditingkatkan sebanyak 5- • Mengantuk
10mg/kgBB per minggu. Dosis maksimal: 60mg/kgBB per hari. • Mual
•Fase mania akut pada penderita gangguan bipolar • Muntah
Dewasa:Dosis awal yang diberikan 750 mg per hari, dibagi ke dalam • Tremor
beberapa dosis. Dosis bisa ditingkatkan secara cepat jika memungkinkan,
untuk meraih respons obat yang optimal. Dosis maksimal: 60 mg/kgBB per
• Cacat lahir (spina bifida)
hari.
•Gangguan bipolar
Dewasa:600-1800 mg per hari, yang dibagi menjadi dua kali konsumsi.
•Pencegahan Migrain
Dewasa:Dosis awal: 250 mg, dua kali sehari. Dosis maksimal: 1 g per hari.
Mood Stabilizer

KARBAMAZEPIN

Digunakan sebagai alternatif terapi gangguan bipolar


Obat ini juga sering dikombinasi dengan litium.
Dosis yang digunakan sebagai mood stabilizer seperti dosis untuk
antikonvulsan.
Mood Stabilizer

KARBAMAZEPIN
FARMAKOKINETIK
Pengikatan protein plasma karbamazepin mencapai 70-80% dan eliminasi hampir
seluruhnya bergantung pada biotransformasi hati.
Waktu paruh eliminasi sekitar 15 jam.
FARMAKODINAMIK
Karbamazepin dikaitkan dengan regulasi reseptor GABA di hipokampus sebagai
agonis reseptor GABA, Mekanisme ini dapat berkontribusi pada efikasi
karbamazepin dalam mengatasi nyeri neuropatik dan gangguan bipolar.
Kadar dopamin dilaporkan meningkat di korteks prefrontal setelah pemberian
karbamazepin jangka panjang. Dopamin adalah neurotransmiter utama yang
terlibat dalam mekanisme patofisiologis gangguan bipolar.
Mood Stabilizer

KARBAMAZEPIN
Indikasi Kondisi: Epilepsi
Epilepsi (semua jenis kecuali petit mal) Dewasa
Neuralgia trigeminus
•Dosis awal: 100–200 mg, 1–2 kali sehari,
Profilaksis pada manik depresif dosis dapat ditingkatkan secara bertahap
sebesar 200 mg per hari, tiap minggu
Kontraindikasi •Dosis perawatan: 800–1.200 mg per hari,
Riwayat masalah sumsum tulang yang dapat dibagi dalam beberapa jadwal
konsumsi
Disfungsi hati yang parah
•Dosis maksimal: 2.000 mg per hari.
Disfungsi ginjal berat
Porfiria intermiten akut
Kehamilan
KARBAMAZEPIN
Kondisi: Gangguan bipolar Kondisi: Neuralgia trigeminus
Dewasa Dewasa
•Dosis awal: 400 mg per hari yang •Dosis awal: 100–200 mg 2 kali sehari,
dibagi dalam beberapa jadwal dosis dapat ditingkatkan secara
konsumsi, dosis dapat ditingkatkan bertahap sesuai dengan kondisi pasien
secara bertahap sesuai dengan kondisi
pasien •Dosis perawatan: 400–800 mg perhari
yang dibagi dalam beberapa jadwal
•Dosis perawatan: 400–600 mg perhari konsumsi
yang dibagi dalam beberapa jadwal
konsumsi •Dosis maksimal: 1.200 mg per hari

•Dosis maksimal: 1.600 mg per hari


KARBAMAZEPIN

Efek Samping
Mual, Muntah, Diare, kehilangan nafsu
makan, Pusing, Kegelisahan, Blok jantung
atrioventrikular, Bradikardia
Mood Stabilizer

LAMOTRIGIN
Indikasi :
Terapi tambahan atau monoterapi pada epilepsi parsial dan epilepsi total, termasuk
serangan tonik-klonik, pencegahan episode mood pada pasien dengan gangguan bipolar,
utamanya untuk mencegah gejala depresi.
Dosis :
 Dosis awal: 25 mg/hari
 Dosis yang biasa digunakan: 50-400 mg/hari dalam dosis terbagi. Dosis harus
ditingkatkan perlahan (contoh: 25 mg/hari selama 2 minggu, kemudian ditingkatkan 50
mg/hari dalam interval mingguan hingga 200 mg/hari)
Mood Stabilizer

Farmakokinetik Farmakodinamik

• Inaktivasi kanal Na+ dan Ca+ • Efek stabilisasi suasana hati


• Pengikatan protein plasma lamotrigin terkait dengan
lamotrigine sebesar 55% dan penghambatan saluran natrium
memiliki eliminasi paruh 24 jam dan kalsium di neuron presinaptik
• Dimetabolisme oleh glukoronidase dan selanjutnya stabilisasi
menjadi 2-N-glukoronida dan membran saraf.
diekskresi melalui urin • Lamotrigin telah terbukti efektif
sebagai penstabil mood, terutama
jika depresi mendominasi.
Mood Stabilizer

Efek samping Kontraindikasi Interaksi

• ruam, sakit kepala, • Disfungsi hati • Asam valproat


somnolens, ataksia, berat dapat
pusing, mual, • Disfungsi ginjal meningkatkan
muntah, diplopia, berat waktu paruh
penglihatan kabur lamotrigin
• Lamotrigin juga
meningkatkan
dosis
karbamazepin
KESIMPULAN
Antidepresi adalah obat untuk mengatasi atau mencegah depresi
mental yang diklasifikasikan menjadi generasi pertama yaitu trisiklik, MAOI
dan generasi kedua yaitu SSRI dan SNRI. Obat golongan SSRI merupakan
obat yang paling luas digunakan, karena kurang menyebabkan
antikolinergik, hampir tidak menimbulkann sedasi dan cukup diberikan satu
kali sehari.
Mood stabilizer merupakan obat yang digunakan untuk pasien dengan
gangguan bipolar afektif dan gangguan skizofrenia yang berfungsi untuk
mengurangi frekuensi dari episode manik, hipomanik dan depresif. Yang
terdiri dari Lithium, Asam Valporat, Karbamazepin, Lamotrigin.
DAFTAR PUSTAKA
Ayano G. Bipolar Disorders and Valproate: Pharmacokinetics, Pharmacodynamics, Therapeutic Effects and Indications of
Valproate: Review of Articels. Bipolar Disord. 2016;2(2):1-5
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/venlafaksin
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/mirtazapine
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/duloksetin-hidroklorida
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/penghambat monoamine oksidase(MAO)
Boon, G. Mood stabilizers. Medicine. 2016. 44(12), 753- 755. doi : 10.1016/j.mpmed.2016.09.002
Farmakologi dan terapi. Edisi ke 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2016
Gan S, Setiabudy R. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2016
Himmerich, H. and Hamilton, A. (2020) ‘Mood Stabilizers: Side Effects, Contraindications, and Interactions’,
NeuroPsychopharmacotherapy, pp. 1–21. doi: 10.1007/978-3-319-56015-1_40-1.
Zannah U, Puspitasari IM dan Sinuraya RK. Review: Farmakoterapi Gangguan Bipolar. Farmaka. 2018;16(1):263-77

Anda mungkin juga menyukai